Tokoh

Gubernur Sumatera Utara Letnan Jenderal Purnawirawan Edy Rahmayadi

Letnan Jenderal TNI (Purn) Edy Rahmayadi adalah sosok yang terpilih menjadi Gubernur Sumatera Utara dalam Pilkada Sumut yang digelar pada 27 Juni 2018. Sebelumnya, Edy menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Letnan Jenderal TNI (Purn) Edy Rahmayadi

Lahir
Sabang, Aceh, 10 Maret 1961

Almamater
Akademi Militer

Jabatan Terkini
Gubernur Sumatera Utara 2018–2023

Pilihan menjadi tentara bagi Edy Rahmayadi adalah semangat yang dimiliki dari ayahnya Abdul Rachman Ishaq yang diturunkan pada dirinya. Tak heran bila sejak kecil hidup Edy berpindah kota mengikuti karier sang ayah di militer. Karier militer pun Edy tempuh sejak lulus Akademi Militer tahun 1985, diawali dari komandan pleton di jajaran Kopassus kemudian menjadi komandan pleton di Kostrad.

Perjalanan karier militernya terus merangkak naik hingga didapuk menjadi Komandan Kodam I Bukit Barisan. Edy Rahmayadi mencapai karier tertingginya di militer menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal alias bintang tiga.

Menjelang usia pensiun, Edy  mengundurkan diri dari jabatan Pangkostrad setelah namanya masuk dalam bursa calon gubernur Sumatera Utara. Disokong oleh Partai Golkar dan Partai Gerindra serta empat partai lainnya, pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah maju dalam Pilkada Sumatera Utara 2018. Semangat yang gigih dalam mendapatkan dukungan masyarakat Sumatera Utara dan dukungan partai pengusung, Edy berhasil memenangkan Pilkada Sumatera Utara dan menjadi gubernur provinsi tersebut periode 2018–2023.

Keluarga tentara

Edy Rahmayadi yang lahir di Sabang, Aceh pada 10 Maret 1961 berasal dari keluarga tentara. Ayahnya yang bernama Abdul Rachman Ishaq merupakan anggota TNI berpangkat kapten yang menikah dengan perempuan berdarah Jawa. Sang ayah yang berdarah Melayu Deli harus hidup berpindah kota karena tugas seorang tentara. Edy lahir saat ayahnya bertugas di Sabang, Aceh.

Meski lahir di Aceh, masa kecil Edy dihabiskan di Madiun Jawa Timur karena sang ayah yang ditugaskan di Madiun. Di kota tersebut ia menempuh pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Slako Madiun pada tahun 1966 dan lulus enam tahun kemudian. Selang beberapa tahun kemudian sang ayah kembali bertugas di Kota Medan bahkan menetap di sana hingga masa pensiun dengan pangkat Kapten.

Edy pun melanjutkan pendidikan di SMP Angkasa Medan dan lulus 1975. Kemudian, ia melanjutkan ke SMA Negeri 1 Medan dan lulus tahun 1979. Di kota tersebut, ia seolah kembali pada identitas asalnya sebagai anak Medan keturunan Melayu Deli.

Setelah lulus SMA, Edi sempat kuliah di Universitas Islam Sumatera Utara. Saat kuliah di UISU tersebut Edy sempat berkenalan dengan Nawal Lubis yang kelak menjadi pendamping hidupnya. Hanya bertahan satu tahun di UISU, Edi kemudian melanjutkan mimpi sebagai tentara seperti ayahnya dengan masuk Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah tahun 1981.

Setelah lulus dari Akmil 1985 dan menyandang pangkat letnan dua, Edy kemudian bertugas di jajaran pasukan elite Kopassus. Selama berkarier di militer, ia tidak berhenti belajar dan mengikuti beragam pendidikan militer, seperti Kursus Dasar Kecabangan Infanteri 1985, Sekolah Perwira Infanteri I tahun 1992, dan Sekolah Perwira Infanteri II tahun 1995. Edy kemudian mengambil pendidikan di Seskoad, Sekolah Staff dan Komando Angkatan Darat 1997–1998, serta pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) tahun 2010–2011.

Karier

Sebagai alumni akademi militer, ketika lulus Edy ditempatkan barak militer dengan posisi yang diemban pertama kali adalah Komandan Pleton di jajaran  Kopassus tahun 1985. Tidak lama kemudian, dia berpindah menjadi Komandan Pleton 321 Kostrad saat masih berpangkat Letnan Dua.

Menjadi warga Kostrad cukup lama diemban Edy. Ia menjadi Komandan pleton Yonif 321 selama tiga tahun, kemudian naik posisi menjadi Dankipan Yonif tahun 1989–1993 dengan pangkat Kapten, dan tahun 1995 dia menjadi Kasie Ops & Bagsis di Kostrad.

Pada tahun 1998, ia kemudian ditempatkan di teritorial Kodam I Bukit Barisan yang mencakup wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau. Di sini Edy pernah menduduki jabatan yang cukup elit, yaitu Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara/Yonif Linud 100/Prajurit Setia yang bermarkas di Namu Sira-sira, Langkat, Sumatera Utara.

Pada tahun 2001, ia berpindah menjadi  Kasi Operasi 011/Liliwangsa di Kodam Iskandar Muda Aceh, lalu kembali lagi ke Kodam Bukit Barisan menjadi Komandan Kodim 0316/Batam tahun 2002. Edy kemudian dia diangkat menjadi Kepala Staff Korem 013/Wirabraja Kodam pada 2004.

Tahun 2007 ia sempat menjadi dosen di Seskoad dan kembali dipanggil bertugas ke Kodam Iskandar Muda pada 2008 sebagai Asisten Operasi Kasdam. Beragam pengalaman, baik infanteri maupun administrasi membawanya dipercaya menjadi Komandan Resimen Taruna di Akademi Militer tempatnya pernah belajar. Dua tahun kemudian Edy ditarik ke Mabes AD. Ia bertugas sebagai Komandan Korem di Waningap, Papua wilayah Kodam XVII Cendrawasih setahun setelahnya.

Edy, setahun berselang, kemudian diminta bertugas di Lembaga Ketahanan Nasional sebagai Direktur Pemantapan Semangat Bela Negara, Deputi Pemantapan Nilai Kebangsaan. Setelah dari Lemhanas, karir militernya semakin moncer hingga ia menduduki jabatan Panglima Divisi Infanteri I  tahun 2014.

Karier militernya semakin menanjak ketika ia menjadi Panglima Kodam Bukit Barisan. Setelah menjabat setahun sebagai Panglima Kodam Buki Barisan, Edy dipromosikan menduduki posisi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) TNI AD pada Juli 2015. Pangkatnya pun naik satu tingkat dari Mayor Jenderal saat menjabatdi panglima Kodam menjadi Letnan Jenderal saat menjabat Panglima Kostrad.

Setelah hampir tiga tahun menjabat Pangkostrad, pada 15 Januari 2018, Edy secara resmi mundur dari jabatan Pangkostrad dan digantikan oleh Letjen TNI Agus Kriswanto. Letjen TNI Edy Rahmayadi dilepas dalam upacara pelepasan resmi di Markas Besar Angkatan Darat /Mabesad dan Makostrad Jakarta Pusat pada hari yang sama saat ia mengundurkan diri dari militer.

Berselang beberapa hari kemudian, Edy Rahmayadi diusung Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai calon Gubernur Sumatera Utara dalam Pilkada Sumut 2018.

Golkar yang memiliki sejarah kemenangan di Sumatera Utara mengusulkan calon wakil gubernur dari kader Golkar, yaitu Musa Rajekshah, ketua PDP Sumatera Utara mendampingi Edy Rahmayadi. Saat pendaftaran di KPU Sumatera Utara pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah didukung koalisi partai PAN, PKS, GERINDRA, GOLKAR, NASDEM, HANURA dan PERINDO.

Pada masa kampanye, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah menjadi pasangan populer dalam pilkada Sumut, karena pasangan ini saling melengkapi. Edy tentara dan mewakili kelompok mapan, sementara Ijeck mewakili kelompok muda dan suskes. Edy mengungkapkan akan menggunakan mesin partai, kursi-kursi dan simpul massa, serta menggunakan kekuatan anak muda menjadi sukarelawan dalam kampanyenya.

Pada pemilihan kepala daerah Sumatera Utara yang digelar pada 20 Juni 1918, pasangan ini memenangkan pilkada Sumatera Utara dengan perolehan suara 3.291.137 (57,58 persen). Sedangkan Djarot Saiful Hidayat & Sihar P.H Sitorus yang diusung PDI Perjuangan, PPP dan PKPI memperoleh suara 2.424.960 (42,42 persen).

Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun kemudian menetapkan pasangan Edy Rahmayadi–Musa Rajekshah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara terpilih periode 2018–2023. Penetapan tersebut dilakukan melalui rapat pleno KPU yang diglar di Medan pada 24 Juli 2018.

Pada 5 September 2018 Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah pun dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Usai pelantikan, Edy menyampaikan beberapa poin penting yang menjadi prioritas. Pertama masalah ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan pertanian. Ditegaskannya pembanguan di 33 kabupaten/kota harus sejalan, se-iya sekata, serta tidak ada lagi pengkotak-kotakan.

Selain berkarier di militer, kepedulian pada sepak bola membuat Edy terlibat aktif di organisasi olah raga sepak bola. Ia pernah menjadi Ketua Umum Sepak Bola Angkatan Darat  tahun 2000–2005. Selain itu, saat bertugas di Kodam I Bukit Barisan, ia menjadi Pembina PSMS Medan pada 2014–2015.

Di tingkat nasional Edy kemudian mengikuti kongres pemilihan PSSI dan terpilih sebagai Ketua PSSI pada 10 November 2016 di Jakarta. Setelah ia terpilih sebagai gubernur muncul desakan agar ia mundur dari PSSI. Saat itu ia menolak dan bersikukuh akan mengakhiri jabatan hingga tahun 2020. Namun, Edy akhirnya mengundurkan diri beberapa bulan sebelum digelar Kongres PSSI 2019.

KOMPAS/NIKSON SINAGA

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi melakukan panen jagung dan pedet di Desa Purwobinangun, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Senin (1/4/2019). Pemerintah terus meningkatkan pelaksanaan inseminasi buatan terhadap sapi untuk meningkatkan populasi sapi.

Daftar penghargaan

  • Satyalancana Perintis Kemerdekaan
  • Satyalancana Bhakti Buana
  • Satyalancana Dharma Nusa
  • Satyalancana Seroja 1991
  • Satyalancana Kesetiaan VIII 1995
  • Satyalancana Dwija Sistha 1998
  • Satyalancana GOM VIII/Aceh  2000
  • Satyalancana Kesetiaan XVI 2009
  • Satyalancana Wira Dharma 2014
  • Bintang Kartika Eka Paksi Pratama 2015
  • Bintang Kartika Eka Paksi Nararya 2015
  • Satyalancana Dharma Bantala 2015
  • Satyalancana Kesetiaan XXIV 2015
  • Bintang Dharma  2016
  • Bintang Yudha Dharma  Pratama 2016
  • Bintang Yudha Dharma   Nararya 2016
  • Satyalancana Kebaktian Sosial 2016
  • Satyalancana Wira Nusa 2017

Penghargaan

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memperoleh penghargaan TOP Pembina BUMD Awards 2021 pada Juli 2021 karena dinilai berhasil membina BUMD milik Pemerintah Provinsi Sumut sehingga menjadi perusahaan yang sehat, berdaya saing serta berkontribusi terhadap perekonomian daerah.

Penghargaan itu melengkapi sejumlah penghargaan sebelumnya yang diperoleh Gubernur Edy Rahmayadi. Komisi Pengawas Persaingan Usaha Award diraihnya karena dianggap memiliki kontribusi terbaik terhadap dua peran utama KPPU, yakni sebagai pengawas persaingan usaha dan pengawas pelaksanaan kemitraan pada Desember 2020. Selain itu, Pemprov Sumut menerima Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik 2019 dan Provinsi Sumatera Utara mendapat penghargaan dalam kategori Penyediaan Akses Keuangan Terbaik dari OJK.

Selama aktif bertugas di militer, Edy Rahmayadi menerima penghargaan, antara lain, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Satyalancana Dharma Bantala, Satyalancana Kesetiaan XXIV, Bintang Yudha Dharma Pratama, Satyalancana Kebaktian Sosial, dan Satyalancana Wira Nusa 2017. Selain tanda jasa, sederet brevet telah disandangnya, mulai Brevet Cakra Kostrad, Brevet Jump Master, hingga Brevet Parachutist Thailand.

KOMPAS/NIKSON SINAGA

Ribuan anggota Koperasi Kredit (Credit Union) Persadaan Kelompok Ate Keleng Gereja Batak Karo Protestan bersama Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi merayakan ulang tahun ke-10 koperasi tersebut, di Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (30/8/2019). Koperasi kredit menjadi pendorong ekonomi kerakyatan di desa-desa.

“Ada tiga prinsip sederhana yang harus dihindarkan kepala daerah agar tidak terjebak dalam korupsi. Pertama, jangan memperkaya diri sendiri dengan mengambil suap dan meminta apa pun yang bukan haknya, jangan memperkaya orang lain, dan tidak merugikan uang negara. Selain itu, silakan Anda lakukan. Kalau salah, bisa dibenarin,” kata Edy Rahmayadi saat melantik delapan pasang kepala daerah di Kantor Gubernur Sumut. (Kompas.id 26/4/2021)

Membangun Sumut

Setelah dilantik sebagai Gubernur Sumut oleh Presiden Joko Widodo, Edy Rahmayadi menyampaikan beberapa poin penting yang menjadi prioritas, yakni masalah ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pertanian. Edy juga menegaskan pembanguan di 33 kabupaten/kota harus sejalan, se-iya sekata, serta tidak ada lagi pengkotak-kotakan.

Untuk merealisasi janjinya itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengubah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019–2023 untuk mempercepat melanjutkan transformasi sosial ekonomi untuk meningkatkan rantai produksi dan rantai nilai daerah. Hal itu dikatakan Gubernur Edy Rahmayadi dalam pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan Perubahan RPJMD tahun 2019–2023 Provinsi Sumut di Medan pada 3 Juni 2021.

Perubahan yang dilakukan, antara lain, prioritas pembangunan Provinsi Sumut yang sebelumnya berjumlah lima prioritas berubah menjadi delapan prioritas. Kedelapan prioritas itu, yakni peningkatan kesempatan kerja dan berusaha melalui penyediaan lapangan kerja, peningkatan dan pemenuhan akses pendidikan, serta pembangunan infrastruktur yang baik dan berwawasan lingkungan. Selanjutnya, prioritas terhadap penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas, peningkatan daya saing melalui sektor agraris, peningkatan daya saing melalui sektor pariwisata, peningkatan pelayanan sosial kemasyarakatan dan olahraga, serta peningkatan pelaksanaan reformasi dan birokrasi.

Peningkatan dan pemenuhan akses pendidikan yang menjadi salah satu prioritas pembangunan Sumut, menurut Edy, dilakukan melalui peningkatan kompetensi dan kualitas tenaga pendidik sekolah menengah vokasi, khususnya vokasi pertanian, perikanan, pariwisata, informasi teknologi, otomotif dan industri manufaktur dan industri kreatif pada 33 kabupaten/kota se-Sumut. Selain itu, akan dilakukan pembangunan unit sekolah baru menengah, kejuruan dan khusus sebanyak 14 unit (2022) dan 8 unit (2023); serta pembangunan kampung beasiswa atau wadah informasi untuk beasiswa.

Adapun terkait penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas, hingga 2023, Edy menargetkan akan menambah layanan rumah sakit bergerak atau mobil operasi lapangan sebanyak tujuh sampai delapan unit sehingga bisa menjangkau seluruh daerah yang terpencil.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi

Harta kekayaan

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)  yang dilaporkan Edy ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ia memiliki total kekayaan Rp15,4 miliar pada 2020. Setiap tahun Edy rutin menyerahkan LHKPN selama menjabat  Gubernur Sumatera Utara. LHKPN terakhir yang dilaporkan KPK pada 1 Februari 2021.

Menurut laporan itu, Edy tercatat memiliki 11 bidang tanah di beberapa wilayah, yaitu Deli Serdang, Kota Medan, Kota Binjai, Kampar, dan Bogor, jawa Barat dengan nilai mencapai Rp12,1 miliar. Rinciannya: lima bidang tanah di Deli Serdang; tiga bidang tanah dan bangunan di Kota Medan; satu bidang tanah dan bangunan di Kota Binjai dan Kota Bogor; serta satu bidang tanah di Kampar. Semua tanah dan bangunan itu tercatat atas hasil sendiri bukan dari warisan.

Selain itu, dalam LHKPN tersebut ia memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp193.700.000,00,  dengan kas dan harta setara kas sebesar Rp3,06 miliar. Edy tercatat tidak memiliki surat berharga dan utang. Dengan demikian total harta kekayaan yang dimiliki Edy Rahmayadi adalah Rp15,4 miliar. Jika dibandingkan dengan LHKPN sebelumnya, harta kekayaaannya menyusut miliaran rupiah. Dalam LHKPN tahun 2019, Edy melaporkan harta kekayaannya sebesar Rp16,7 miliar, sementara pada LHKPN 2018, hartanya tercatat Rp23,6 miliar.

Referensi

Arsip Kompas

Kompas, 02 Apr 2015, Halaman: 32, Nama & Peristiwa: Edy Rahmayadi – Ceplas-ceplos

Kompas, 11 Nov 2016, Halaman: 30, Ketua Umum PSSI: Edy – PSSI Harus Bermartabat!

Kompas, 09 Jan 2018, Halaman: 21, Edy-Musa Borong 6 Parpol

Kompas, 17 Mei 2018, Halaman: 05,  Pilgub Sumut, Replika Politik Nasional * Rumah Pilkada Sumatera Utara 2018

Situs web

http://badanpenghubung.sumutprov.go.id/category/penghargaan-gubernur/

https://sumut.kpu.go.id/wp-content/uploads/2019/11/MODEL-BB.2-KWK-EDY.pdf

https://diskominfo.sumutprov.go.id/artikel-4053-revisi-rpjmd-2019-%E2%80%93-2023-edy-rahmayadi-tambahprioritas-pembangunan.html

Biodata

Nama

Letnan Jenderal TNI (Purn) Edy Rahmayadi

Lahir

Sabang, Aceh 10 Maret 1961

Jabatan

Gubernur Sumatera Utara 2018–2023

Pendidikan

Pendidikan formal

  • SD Slako A. Madiun, Jawa Timur (1972)
  • SMP Angkasa Medan, Sumatera Utara (1975)
  • SMA Negeri 1 Medan, Sumatera Utara (1979)
  • Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah (1985)

Pendidikan khusus

  • Kursus Dasar Kecabangan Infanteri /Sucarbif 1985
  • Sekolah Lanjutan Perwira I Inf 1992
  • Sekolah Lanjutan Perwira II/Inf 1995
  • Sekolah Staff dan Komando Angkatan Darat/Seskoad  1997–1998
  • LEMHANAS  2010–2011

Karier

Militer

  • Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara, Kodam I Bukit Barisan 1988
  • Komandan Kodim, Kodam I Bukit Barisan 2002–2004
  • Dosen SESKOAD 2007
  • Komandan Resimen Taruna, Akademi Militer 2010
  • Pamen Denma, Mabes AD 2011
  • Komandan Korem 174, Kodam XVII Cendrawasih 2012
  • Pemantapan Semangat Bela Negara, Lemhanas RI 2013
  • Panglima Divisi Infanteri I, Kostrad 2014
  • Panglima Kodam, Kodam I Bukit Barisan 2015
  • Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Kostrad 2015–2017

Pemerintahan

  • Gubernur Sumatera Utara 2018–2023

Organisasi

  • Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Angkatan Darat (PSAD) 2000 – 2005
  • Pembina PSMS Medan 2014 – 2015
  • Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) 2016 – 2019

Penghargaan

  • Satyalancana Perintis Kemerdekaan
  • Satyalancana Bhakti Buana
  • Satyalancana Dharma Nusa
  • Satyalancana Seroja 1991
  • Satyalancana Kesetiaan VIII 1995
  • Satyalancana Dwija Sistha 1998
  • Satyalancana GOM VIII/Aceh  2000
  • Satyalancana Kesetiaan XVI 2009
  • Satyalancana Wira Dharma 2014
  • Bintang Kartika Eka Paksi Pratama 2015
  • Bintang Kartika Eka Paksi Nararya 2015
  • Bintang Dharma 2015
  • Satyalancana Dharma Bantala 2015
  • Satyalancana Kesetiaan XXIV 2015
  • Bintang Dharma  2016
  • Bintang Yudha Dharma Pratama 2016
  • Bintang Yudha Dharma Nararya 2016
  • Satyalancana Kebaktian Sosial 2016
  • Satyalancana Wira Nusa 2017

Karya

Buku

Keluarga

Istri

Nawal Lubis

Anak

  • Siti Andina Rahmayani
  • Siti Andira Rahmayana
  • Gilang Prasetya R.

Sumber
Litbang Kompas