KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Suasana Kota Padang Sidimpuan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2015), yang mulai menyediakan ruang terbuka untuk menambah kenyamanan.
Fakta Singkat
Hari Jadi
17 Oktober 2001
Dasar Hukum
Undang-Undang No.4/2001
Luas Wilayah
159,28 km2
Jumlah Penduduk
231.062 jiwa (2022)
Kepala Daerah
Wali Kota Irsan Efendi Nasution
Wakil Wali Kota Arwin Siregar
Instansi terkait
Pemerintah Kota Padang Sidimpuan
Kota Padang Sidimpuan atau disebut juga Padang Sidempuan adalah sebuah kota di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini terletak 432 km dari kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Posisinya memiliki akses darat yang memadai dan cukup strategis, karena berada pada jalur utama yang merupakan penghubung antara berbagai pusat pertumbuhan di wilayah Sumatera.
Padang Sidimpuan sebelumnya merupakan kota administratif berdasarkan PP 32/1982. Kemudian sejak tanggal 21 Juni 2001, Padang Sidimpuan ditetapkan sebagai daerah otonom berdasarkan UU 4/2001. Pada 17 Oktober 2001, oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden RI, Padang Sidimpuan diresmikan menjadi kota.
Padang Sidimpuan lebih dikenal sebagai kota transit yang menghubungkan wilayah Sumatera bagian utara dengan Sumatera bagian barat dan selatan.
Kota ini dikenal pula dengan julukan Kota Salak karena dikelilingi oleh perbukitan dan gunung yang menjadi kawasan perkebunan salak. Lalu buah salak tersebut dikirim dan dijual di Kota Padang Sidimpuan.
Buah salak yang berasal dari Padang Sidimpuan memang sudah cukup dikenal dengan rasanya yang manis. Buahnya besar-besar dan bijinya yang kecil merupakan ciri khas tersendiri serta kebanggaan bagi daerah beriklim tropis ini.
Untuk memperingati Kota Salak, pemerintah setempat telah membangun Tugu Salak atau Taman Kota Salak yang menjadi ikon dari Kota Padang Sidimpuan, tempat berkumpul di sore hingga malam, selamat datang sekaligus selamat jalan.
Selain dikenal Kota Salak, kota yang awalnya berupa dusun kecil lazim disebut ”Padang Na Dimpu” ini juga masih terbuka untuk dikembangkan sebagai pusat pendidikan dan kesehatan kawasan barat Sumut yang bersebelahan dengan Sumbar.
Visi Kota Padang Sidimpuan “Padangsidimpuan yang Berkarakter, Bersih, Aman, dan Sejahtera”. Untuk mewujudkan visi tersebut, ada tujuh misi yang akan dilaksanakan yaitu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), membuka lapangan kerja, menyediakan dan meningkatkan kuantitas dan kualitaas sarana infratruktur, menyediakan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana kesehatan.
Kemudian, meningkatkan pelayanan publik, meningkatkan peran serta pemuda dan perempuan dalam setiap gerak pembangunan, menyediakan dan meningkatkan sarana dan prasarana publik.
Sejarah pembentukan
Dalam buku Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe yang ditulis Zaenuddin HM dan dikutip dari website Pemerintah Kota Padang Sidimpuan, disebutkan nama Kota Padang Sidimpuan berasal dari “Padang na dimpu”.
Dalam bahasa Batak Angkola, “padang” artinya hamparan atau kawasan luas, “na” artinya yang, dan “dimpu” artinya tinggi. Jadi dapat diartikan “hamparan yang luas yang berada di tempat yang tinggi.”
Pada zaman dahulu daerah ini merupakan tempat persinggahan para pedagang dari berbagai daerah, pedagang ikan dan garam dari Sibolga – Padangsidimpuan -Panyabungan, Padang Bolak (paluta) – Padangsidimpuan-Sibolga.
Seiring perkembangan zaman, tempat persinggahan ini semakin ramai dan kemudian menjadi kota. Kota ini dibangun pertama kali sebagai benteng pada 1821 oleh pasukan Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Lelo. Benteng ini membentang dari Batang Ayumi sampai Aek Sibontar.
Sisa-sisa benteng peninggalan Perang Paderi saat ini masih ditemukan, walau sudah tidak terawat dengan baik. Pengaruh pasukan Paderi ini berdampak pada agama yang dianut oleh mayoritas penduduk kota ini beragama Islam.
Pada zaman penjajahan Belanda, Padang Sidimpuan dijadikan pusat pemerintahan oleh penjajah Belanda di daerah Tapanuli. Peninggalan bangunan Belanda di sana masih dapat dijumpai berupa kantor pos polisi pusat kota Padang Sidimpuan. Namun, dokumentasi sejarah Kota Padang Sidimpuan yang lebih lengkap tersimpan di sebuah museum di Leiden, Belanda.
Awalnya Padang Sidimpuan merupakan Kota Administratif berdasarkan PP 32/1982. Kemudian sejak tanggal 21 Juni 2001, berdasarkan UU 4/2001, Kota Padang Sidempuan ditetapkan sebagai Daerah Otonom dan merupakan hasil penggabungan dari Kecamatan Padang Sidempuan Utara, Kecamatan Padang Sidempuan Selatan, Kecamatan Padang Sidempuan Batunadua, Kecamatan Padang Sidempuan Hutaimbaru, dan Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara yang sebelumnya masuk wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Artikel Terkait
Geografis
Kota Padang Sidimpuan terletak antara 01018’07’’ — 01028’19’’ Lintang Utara dan antara 99018’53’’ — 99020’35’’ Bujur Timur. Secara geografis, Padang Sidimpuan dikelilingi wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan yang merupakan kabupaten induk. Kota ini merupakan persimpangan jalur darat menuju kota Medan, Sibolga, dan Padang (Sumatra Barat) di jalur lintas barat Sumatra.
Wilayah Kota Padang Sidimpuan seluas 159,28 km persegi yang dikelilingi oleh beberapa bukit serta dilalui oleh beberapa sungai dan anak sungai. Puncak tertinggi dari bukit dan gunung yang mengelilingi kota ini adalah Gunung Lubuk Raya dan Bukit (Tor) Sanggarudang yang terletak berdampingan di sebelah utara kota.
Salah satu puncak bukit yang terkenal di Padang Sidimpuan, yaitu Bukit (Tor) Simarsayang. Ada juga beberapa sungai yang melintasi kota ini, antara lain, sungai Batang Ayumi dan Aek Sangkumpal Bonang.
Topografi wilayahnya berupa lembah yang dikelilingi oleh Pegunungan Bukit Barisan. Kalau dilihat dari jauh, wilayah kota Padangsidimpuan tak ubahnya seperti cekungan menyerupai danau, mirip Kota Bandung.
Kota Padang Sidimpuan terletak dekat garis khatulistiwa sehingga daerah ini beriklim tropis. Pada tahun 2022, curah hujan Kota Padang Sidempuan masuk kriteria menengah dengan hari hujan paling banyak ada di Bulan November sebanyak 25 hari hujan.
KOMPAS/NIKSON SINAGA
Kayu hasil perambahan hutan menumpuk di lereng Gunung Sibualbuali, di Kecamatan Marancar, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Rabu (29/3/2017). Di kawasan hutan itu juga didirikan villa. Kerusakan hutan dinilai menjadi penyebab banjir bandang di Padang Sidimpuan, Minggu (26/3/2017).
Artikel Terkait
Pemerintahan
Sejak menjadi kota otonom 2001 silam, Kota Padang Sidimpuan telah dipimpin oleh tiga wali kota. Tercatat Zulkarnaen Nasution sebagai wali kota pertama Padang Sidimpuan. Zulkarnaen menjabat wali kota selama dua periode 2002–2007, 2007–2012.
Kepemimpinan di Padang Sidimpuan kemudian diteruskan oleh Andar Amin Harahap (2013–2018), dan Penjabat Wali Kota Sarmadan (12 Januari 2018 — 28 September 2018). Saat ini, Padang Sidimpuan dipimpin oleh Irsan Efendi Nasution 2018–2023.
Secara administratif, Kota Padang Sidempuan terdiri atas 6 kecamatan, 42 desa, dan 37 kelurahan serta 278 lingkungan/dusun. Adapun Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintahan Kota Padang Sidempuan tahun 2020 sebanyak 3.616 orang, yang terdiri dari 1.292 orang laki-laki dan 2.324 orang perempuan.
Jika dirinci menurut golongan, sebagian besar merupakan golongan III yaitu sebanyak 2.117 orang. Sedangkan golongan IV ada sebanyak 1.013 orang. Golongan II ada sebanyak 473 orang, serta golongan I ada sebanyak 13 orang.
Menurut tingkat pendidikan, PNS paling banyak berpendidikan sarjana yaitu sebanyak 2.511 orang, diikuti oleh SLTA sebanyak 570 orang, diploma sebanyak 496 orang, SLTP sebanyak 31 orang serta SD sebanyak 8 orang.
Artikel Terkait
Politik
Peta perpolitikan di Kota Padang Sidimpuan berlangsung dinamis. Hal itu terlihat dari perolehan kursi masing-masing partai politik dalam dua kali pemilihan umum legislatif. Dari 30 kursi yang tersedia, tidak ada partai politik yang mendominasi perolehan kursi di parlemen.
Pada Pemilu Legislatif 2009, terdapat sembilan partai dari 18 partai yang mengisi kursi DPRD Kota Padang Sidimpuan. Tercatat Demokrat mendapatkan empat kursi, lalu Golkar, PDI Perjuangan, dan PAN masing-masing dua kursi, serta PPP, PBSD, PBR, PKS, dan PDS masing-masing satu kursi. Sedangkan 9 partai lainnya yang mengisi DPRD adalah PDP, RepublikaN, Merdeka, PSI, Patriot, PKB, PKNU, dan PKPB dengan perolehan kursi masing-masing satu kursi sedangkan Hanura mendapat dua kursi.
Pada Pemilu Legislatif 2014, ada 11 partai yang menempatkan anggotanya di DPRD Kota Padang Sidimpuan. Dari 11 partai tersebut, tujuh partai merupakan partai yang juga mengisi DPRD pada periode sebelumnya. Mereka adalah PDI Perjuangan dan Hanura masing-masing lima kursi, Golkar, PAN, Demokrat dan PKB masing-masing tiga kursi sedangkan PPP satu Kursi. Kemudian PBB dua kursi, Gerindra tiga kursi, PKPI dan Nasdem masing-masing satu kursi.
Kemudian, pada Pemilu Legislatif 2019, anggota DPRD Kota Padang Sidempuan berasal dari 12 partai politik peserta pemilu. Dari 12 partai tersebut, 11 partai merupakan partai yang memiliki wakil di DPRD Kota Padang Sidempuan pada periode sebelumnya.
Pada Pemilu ini, Golkar berhasil meraih kursi terbanyak dengan enam kursi. Kemudian disusul PAN, dan Gerindra masing-masing sebanyak empat kursi. Selanjutnya PDI Perjuangan, Demokrat, dan Hanura sama-sama memperoleh tiga kursi, PKS dan PPP meraih dua kursi serta PKB, PBB, dan PKPI masing-masing satu kursi.
Artikel Terkait
Kependudukan
Penduduk Kota Padang Sidimpuan pada tahun 2022 tercatat sebanyak 231.062 jiwa. Rasio jenis kelamin sebesar 99,15 persen. Hal tersebut berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki sekitar 0,85 persen.
Dengan luas wilayah sebesar 159,28 km persegi, kepadatan penduduknya mencapai 1.451 jiwa/km persegi. Kecamatan Padang Sidempuan Utara tercatat tertinggi kepadatan penduduknya yang mencapai 4.464 jiwa/km persegi, disusul oleh Kecamatan Padang Sidempuan Selatan yang mencapai 3.652 jiwa/km persegi.
Sebagai kota terbesar di Tapanuli, Padang Sidimpuan merupakan kota pertemuan tiga etnis di Sumatra Utara, yakni Angkola, Mandailing, dan Batak Toba. Selain itu, terdapat pula etnis Jawa dan Minangkabau dalam jumlah besar. Orang-orang Jawa di Padangsidimpuan diperkirakan datang sejak 1970-an saat pembangunan Jalan Raya Lintas Sumatra.
Sementara, orang-orang Minang sudah merantau ke Padang Sidimpuan sejak masa Perang Paderi. Sebelum masa kemerdekaan, banyak ulama dan guru asal Minangkabau yang mengajar di kota ini. Mayoritas penduduk kota Padang sidimpuan beragama Islam (sekitar 89 persen), dan sebagian lagi beragama Kristen, Katolik, dan Buddha.
Di samping itu, masyarakat Padang Sidimpuan dikenal sangat menghargai adat istiadat dan kebudayaan tradisional peninggalan para leluhur. Salah satu warisan budaya tersebut adalah “Bagas Godang” atau rumah besar yang digunakan sebagai tempat bermusyawarah dan bermufakat dalam mencari solusi permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat. Bagas Godang juga merupakan simbol daerah Kabupaten Mandailing.
Indeks Pembangunan Manusia
76,05 (2022)
Angka Harapan Hidup
69,84 tahun (2022)
Harapan Lama Sekolah
14,58 tahun (2022)
Rata-rata Lama Sekolah
11,11 tahun (2022)
Pengeluaran per Kapita
Rp 11,337 juta (2022)
Tingkat Pengangguran Terbuka
7,76 persen (2022)
Tingkat Kemiskinan
6,89 persen (2022)
Kesejahteraan
Kota Padang Sidimpuan termasuk daerah yang pembangunan manusianya tergolong baik. Hal ini terlihat dari nilai IPM-nya yang tinggi. Angka IPM Padang Sidimpuan pada tahun 2022 tercatat mencapai 76,05 meningkat dibanding pencapaian pada tahun 2021 sebesar 75,48.
Dari komponen pembentuk IPM, tercatat umur harapan hidup selama 69,84 tahun pada 2022. Kemudian harapan lama sekolah mencapai 14,58 tahun dan rata-rata lama sekolah mencapai 11,11 tahun. Untuk pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan mencapai Rp 11,337 per kapita per tahun.
Di sisi kesejahteraan penduduknya, BPS Kota Padang Sidimpuan mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada 2022 sebesar 7,76 persen atau sebanyak 8.549 jiwa.
Sementara itu, jumlah penduduk miskin di Kota Padang Sidimpuan mencapai 6,89 persen atau sekitar 16,03 ribu jiwa pada 2022. Dibandingkan 2021, jumlah penduduk miskinnya berkurang sebanyak 1,25 ribu orang.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Rp 69,85 miliar (2022)
Dana Perimbangan
Rp 703,88 miliar (2022)
Lain-lain Pendapatan yang Sah
Rp 8,26 miliar (2022)
Pertumbuhan Ekonomi
4,77 persen (2022)
PDRB Harga Berlaku
Rp 7,38 triliun (2021)
PDRB per kapita
Rp 31,96 juta/tahun (2022)
Ekonomi
Produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Padang Sidimpuan pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp 7,38 triliun. Struktur perekonomiannya ditopang oleh Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, yakni sebesar 23,40 persen. Kemudian disusul sektor konstruksi sebesar 11,92 persen, serta sektor jasa pertanian 10,60 persen. Adapun kategori lainnya masing-masing memberikan kontribusi dibawah 5 persen.
Di sektor perdagangan, Padang Sidimpuan memiliki enam pasar yang dikelola oleh pemerintah Kota Padang Sidimpuan, yaitu Pasar Sangkumpal Bonang, Pasar Pajak Batu, Pasar Dalihan Natolu, Pasar Saroha Padang Matinggi, Pasar Tangsi Manunggang, dan Pasar Lubuk Raya.
Adapun pasar modern di Kota Padang Sidimpuan Tahun 2021 tercatat sebanyak 41 pasar yang tersebar di empat kecamatan yaitu di Padang Sidempuan Utara 24 Pasar, Padang Sidempuan Selatan sebanyak 9 Pasar, Kecamatan Padang Sidempuan Batunadua 3 Pasar, Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara 5 pasar.
Sementara itu, jumlah UMKM pada 2021 terdapat 10.044 UMKM. Jumlah itu naik sebanyak 939 UMKM jika dibandingkan tahun 2020 yang hanya sebanyak 10.983 UMKM.
Sebagai Kota Salak, terdapat sejumlah desa yang menjadi sentra penghasil salak. Setidaknya Desa Pesalakan, Panobasan, dan Siburui di Kecamatan Angkola Barat – tiga kota kelurahan arah menuju Sibolga – merupakan sentra penghasil salak. Kebun salak terhampar di lahan pinggir jalan, naik turun mengikuti kontur topografisnya, dan berkebun salak sebagai mata pencarian utama.
KOMPAS/ANDY RIZA HIDAYAT
Pedagang di Pasar Tolang, Kecamatan Padang Sidimpuan Tenggara, Tapanuli Selatan, berjualan sampai ke badan jalan lintas barat Sumatera.
Di bidang keuangan daerah, realisasi pendapatan pemerintah Kota Padang Sidimpuan sebesar Rp 782 miliar pada 2022. Terbesar masih ditopang oleh Dana Perimbangan sebesar Rp 703,88 miliar sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) berkontribusi sebesar Rp 69,85 miliar. Sedangkan Lain-Lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp 8,26b miliar.
Di sektor pariwisata, terdapat sejumlah tempat wisata di Kota Padang Sidimpuan. Salah satu destinasi wisatanya adalah Air Terjun Silima-lima. Ada pula Danau Tao, Puncak JB Padangsidimpuan, Kebun Bunga Matahari Batang Bahal, Perkebunan Buah Naga Pudun, Aek Sijorni dan masih banyak lagi.
Seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, Kota Padang Sidimpuan punya berbagai kuliner khas. Salah satunya adalah Holat yang mirip hidangan ikan bakar berkuah dengan rasa gurih yang dominan.
Ada Pakkat yang artinya adalah pucuk rotan yang dibakar. Pucuk rotan yang digunakan adalah pucuk rotan yang masih muda. Sesuai namanya, makanan ini tergolong ke dalam jenis makanan lalapan. Lalu ada Bule Gulung Dagung atau biasa juga disebut gulai daun ubi.
Makanan khas lainnya adalah Ikan Mas Bakar Madu, Gulai Ikan Mas, Anyang, Kue Talam, Lemang Padangsidimpuan, Telur Tebu, Sate Rajawali, Soto Dendeng, Keripik Sambal Padangsidimpuan, dan lain-lain.
Untuk menunjang beragam kegiatan, di kota ini terdapat 25 hotel, yang terdiri dari 3 hotel berbintang, dan 22 hotel melati. Hotel dan akomodasi lainnya ini tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Padang Sidimpuan Utara sebanyak 13, Padang Sidimpuan Selatan sebanyak 11 dan Kecamatan Padang Sidimpuan Batunadua sebanyak 1 hotel melati.
Artikel Terkait
Referensi
- “Tapanuli Selatan Tidak di Selatan Lagi *Otonomi”, Kompas, 12 Juli 2002, hlm. 08
- “Kabupaten Tapanuli Selatan: “Tanah yang Berada di Atas” *Otonomi”, Kompas, 12 Juli 2002, hlm. 08
- “Pilkada: Wali Kota dan Sekda Padang Sidempuan Tarung”, Kompas Sumbagut, 15 November 2007, hlm. 26
- “Kilas Medan : Padang Sidimpuan Kembangkan Salak”, Kompas, 14 Desember 2009, hlm. 26
- “Kota Padang Sidimpuan: Kenyamanan Masih di Angan * Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015”, Kompas, 07 Mei 2015, hlm. 22
- “Strategi Pemerintahan: Fokus ke Bidang Pendidikan * Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015”, Kompas, 07 Mei 2015, hlm. 22
- “Agroindustri: Mencecap Asamnya Salak Padang Sidimpuan”, Kompas, 27 Agustus 2015, hlm. 24
- Zaenuddin HM. 2013. Asal-Usul Kota-Kota di Indonesia Tempo Doeloe. Jakarta: Change
- Produk Domestik Regional Bruto Kota Padangsidimpuan Menurut Lapangan Usaha 2018-2022, BPS Kota Padang Sidempuan
- Kota Padang Sidempuan Dalam Angka 2023, BPS Kota Padang Sidempuan
- Statistik Daerah Kota Padang Sidempuan 2022, BPS Kota Padang Sidempuan
- Statistik Sektoral Kota Padang Sidempuan 2022, Pemerintah Kota Padang Sidimpuan
- UU 18/1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah
- UU 5/1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah
- UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah
- UU 4/2001 tentang Pembentukan Kota Padang Sidempuan
- PP 32/1982 tentang Pembentukan Kota Administratif Padang Sidempuan
Editor
Topan Yuniarto