Kronologi | Hari Raya Natal

Wajah Gereja Tua di Indonesia

Sejarah pembangunan gereja-gereja di Indonesia seiring dengan perkembangan dan penyebaran agama Kristen dan Katolik di tanah air.

KOMPAS/MULYAWAN KARIM

Bagian depan gereja Kirsten Protestan Imanuel di Jalan Merdeka Timur, Jakara Pusat, di depan Stasiun KA Gambir. Gereja bergaya klasisisme itu dulunya bernama Willemskerk. Diibangun atas dasar kesepakatan antara umat Reformasi dan Umat Lutheran di Batavia. Pembangunannya dimulai tahun 1834 dengan mengikuti hasil rancangan J.H. Horst. Pada 24 Agustus 1835, batu pertama diletakkan. Empat tahun kemudian, 24 Agustus 1839, pembangunan berhasil diselesaikan. Gereja yang saat ini termasuk bangunan tua di Jakarta itu, kini adalah bagian dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB), yang menganut sistem presbiterian sinodal.

Penyebaran agama Katolik dan Kristen terjadi pada masa kolonialisme bangsa-bangsa Eropa. Kedatangan bangsa Portugis ke Ternate, Maluku selain untuk mencari rempah-rempah juga membawa misi untuk menyebarkan ajaran Katolik. Pada tahun 1546 putra terbaik Serikat Yesuit, Fransiskus Xaverius dari Spanyol, tiba di Ambon dan memulai misi penyebaran agama Katolik.

Ajaran Katolik terus berkembang di seluruh wilayah tanah air. Kebutuhan akan rumah ibadah inilah yang mendorong dibangun pula gereja-gereja bagi jemaatnya. Hal ini berlanjut pada masa Hindia Belanda. Gereja-gereja dibangun oleh arsitek-arsitek Belanda. Ini bisa dilihat dari gaya arsitektur bangunan gereja yang sebagian besar bergaya Eropa. Namun, ada kalanya bangunan gereja juga bernuasa Hindu-Buddha-Jawa ataupun Eropa-Hindu-Jawa sebagai adaptasi budaya penduduk setempat di mana gereja itu akan dibangun. Karena keindahan dan keunikan arsitekturnya, beberapa gereja tua di Indonesia ditetapkan sebagai cagar budaya dan dijadikan destinasi wisata religi untuk berziarah dan berdoa.

Berikut beberapa bangunan gereja tua yang masih terawat dan berfungsi hingga saat ini yang dirangkum dari Arsip Kompas:

  • Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Sentrum Manado

Lokasi: Lawangirung, Wenang, Pinaesaan, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara

GMIM Sentrum Manado merupakan gereja pertama di Manado yang dibangun pada 1677 sebagai Groote Kerk alias Gereja Besar. Bangunan gereja  mulanya berbentuk persegi panjang dengan material kayu. Sebuah menara lonceng menjulang di atas atap seng berbentuk segitiga. Pada Perang Dunia II gereja ini hancur dan pada 1952 gereja dibangun kembali. Arsitektur yang awalnya bergaya Romanesque yang sangat sederhana berubah menjadi kolonial.

Langgam Gereja yang Senantiasa Berubah (Kompas, 21 Desember 2019 halaman C)

KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Gedung GMIM Sentrum Manado, Sulawesi Utara, ketika dikunjungi pada Rabu (11/12/2019) lalu. Gereja ini dibangun kembali pada 1952 setelah bangunan sebelumnya yang didirikan pada 1677 hancur akibat Perang Dunia II.

  • Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Jemaat Sion

Lokasi:  Jalan Pangeran Jayakarta, Tamansari, Jakarta Barat.

Gereja Sion dibangun pada 1693 oleh arsitek Ewout Verhagen merupakan gereja tertua di Jakarta. Gereja yang dikenal juga dengan nama Gereja Portugis di Luar Tembok Kota Batavia ini bernuansa Eropa yang memiliki ciri khas langgam Romanesque yang dapat dilihat dari pilar-pilar dengan busur melengkung di pintu masuk bangunan.

Mozaik: Gereja Sion – Warisan Eropa di Ibu Kota * Liputan Natal dan Tahun Baru 2018 (Kompas, 23 Desember 2017 halaman 2)

Gereja Sion, Gereja Tertua di Jakarta *Liputan Natal & Tahun Baru (Kompas, 23 Desember 2003 halaman 7)

KOMPAS/SATRIO PANGARSO WISANGGENI

Pekerja membersihkan fasade Gereja Sion pada Sabtu, (16/12/2017). Gereja Sion adalah salah satu gereja tertua di Indonesia. Gereja ini belum pernah dibangun ulang ataupun mengalami pengalihan fungsi sejak diresmikan pada 1695.

  • Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Immanuel

Lokasi: Jalan Pemuda, Depok, Jawa Barat.

Sejarah Gereja Immanuel berawal pada abad ke-17 di saat seorang tuan tanah Depok asal  Belanda bernama Cornelis Chastelein membebaskan budak yang dia beli dari pasar budak di Bali. Bekas budak tersebut   terdiri dari 12 nama keluarga, yang mendapat sebutan Kaum Depok. Kaum Depok pada awalnya tidak bisa baca tulis, sehingga Chastelein menyelenggarakan pengajaran baca tulis di sebuah bangunan yang akhirnya pada 28 Juni 1714 menjadi tempat ibadah umat Kristen. Gereja tersebut bernama De Protestanse Kerk. Adapun pendeta pertama yang diangkat Chastelein adalah Baprima Lukas yang berasal dari Bali. Selanjutnya, pada 31 Oktober 1948, gereja ini bergabung dalam GPIB.

KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUM

Gereja Immanuel di Jalan Pemuda, kawasan Depok Lama, Kota Depok, yang dibangun sekitar tahun 1700 merupakan gereja tertua di Depok yang hingga kini masih terus digunakan. Rabu (26/12/2018), bagian dalam gereja itu masih meriah dengan peringatan Hari Natal dan Tahun Baru. Gereja ini merupakan bagian sejarah komunitas Depok Lama atau yang dikenal dengan sebutan Belanda Depok yang turut membentuk Kota Depok.

  • Gereja Tugu atau GPIB Tugu

Lokasi: Kampung Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Gereja Tugu merupakan salah satu gereja tertua di Jakarta peninggalan Portugis yang berdiri di atas tanah pemberian tuan tanah Belanda, Justinus van der Vinck. Bergaya arsitektur Belanda-Portugis, gereja ini dibangun pada 1744-29 Juli 1747 dan diresmikan oleh Pendeta JM Mohr pada 27 Juli 1748. Di Gereja Tugu terdapat tradisi memainkan musik keroncong nenek moyang dari Portugis untuk mengiringi kebaktian Natal. Gereja ini menjadi salah satu cagar budaya yang dilindungi.

Gereja Tugu: Gereja Tua Khas Eropa (Kompas, 27 Desember 2017 halaman 2)

Menjaga Tradisi, Memelihara Iman (Kompas, 22 Desember 2011 halaman 3)

KOMPAS/JUMARTO YULIANUS

Gereja Tugu (GPIB Tugu) di Kampung Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (13/12/2017). Bangunan gereja berarsitektur khas Eropa itu dibangun pada 1744 dan selesai pada 1747, serta diresmikan pada 27 Juli 1748.

  • Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Immanuel (Gereja Blenduk)

Lokasi: Jalan Letjen Suprapto No 32, Kota Semarang Jawa Tengah

GPIB Immanuel dibangun pada tahun 1753 berarsitektur Jawa dengan atap tajuk menangkupi rumah panggung. Renovasi total pernah dilakukan pada 1787 sementara desain terakhir merupakan hasil pemugaran tahun 1894 oleh arsitek HPA de Wilde dan W Westmaas. Ciri arsitektur Eropa abad ke-17–19 yang bergaya pseudo Barouque tampak kuat memengaruhi bangunan kuno ini. Dua buah menara jam (lonceng) memberikan aksen bagi bangunan utama yang berbentuk octagonal (segi delapan beraturan) dengan atapnya yang mencembung. Bentuk atap cembung yang dalam bahasa Jawa disebut blenduk inilah yang membuat bangunan megah bercat putih ini lebih dikenal dengan sebutan Gereja Blenduk.

Gereja Blenduk (Kompas Siang, 16 April 2014 halaman 10)

KOMPAS/JULIAN SIHOMBING

Gereja Blenduk Semarang, adalah gereja Kristen tertua di Jawa Tengah, berbentuk heksagonal (persegi delapan) dibangun oleh masyarakat Belanda yang tinggal di kota itu pada tahun 1753. Sebenarnya gereja ini bernama Gereja GPIB Immanuel, di Jl Letjen Suprapto 32 Semarang.

  • Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kwitang

Lokasi: Jalan Kwitang No 28 Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Perkembangan jemaat kristen di Batavia ditandai dengan penginjilan awal yang dilakukan oleh Zendeling E Haan pada 19 Desember 1873. Pada 7 Agustus 1874, khotbah pertama digelar. Perkumpulan tersebut dikenal sebagai Christelijk Gereformeerde Kerk van Batavia. Pada 8 Juli 1875 diresmikan jemaat Kwitang, yang beranggotakan warga Batavia yang terdiri dari berbagai etnis seperti Eropa, Jawa, Ambon, dan Tionghoa. Setiap Jumat dilaksanakan persekutuan umat yang berbahasa Melayu di rumah milik Bapak Tuha Sela di Kwitang. Selanjutnya jemaat membeli sebuah rumah berdinding bambu yang dijadikan pastori. Gerejanya sendiri diresmikan pada 4 November 1876. Pada tahun 1886 Zendeling E Haan digantikan oleh Pendeta Ds Huysing yang selanjutnya membangun gereja secara permanen. Tahun 1924 bangunan gereja selesai direnovasi oleh arsitek J Abell, WF Pichel, dan FL Wiemans dengan arsitektur bergaya kubisme. Pada 11 Agustus 1929 jemaat Kwitang yang berbahasa Melayu diteguhkan menjadi Gereja Melayu Kwitang dan berstatus hukum gereja resmi pada 1 September 1930 sesuai SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Pendeta Isaac Siagian ditahbiskan sebagai pendeta pertama Gereja Melayu Kwitang pada 2 November 1930.

Gedung GKI Kwitang: Arti Kebinekaan dan Kesederhanaan * Riwayat Kota (Kompas, 19 Desember 2016 halaman 27)

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Tampak depan bangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kwitang, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2016). Mulai dibangun pada tahun 1876, bangunan gereja direnovasi pada tahun 1924 hingga bentuknya masih bertahan seperti saat ini. GKI Kwitang juga termasuk dalam salah satu bangunan cagar budaya.

  • Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Mojowarno 

Lokasi: Desa Mojowangi, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

GKJW Jemaat Mojowarno dibangun pada 24 Februari 1879. Kompleks bangunan gereja bercorak Eropa dengan gaya arsitektur gotik. Pada awalnya, Karolus Wiryoguno, seorang budayawan asal Madura keturunan Sultan Cakraadiningrat II atau Sultan Bangkalan II, mendirikan Mojowarno dengan membabat Hutan Kracil pada abad ke-19. Wiryoguno dikenal toleran dan selalu mengusung harmoni, gemar mempelajari kesaktian, kanuragan (ilmu bela diri supranatural), dan bertapa. Wiryoguno juga tertarik dengan kepercayaan Coenrad Laurens Coolen, seorang tuan tanah di Ngoro, Kabupaten Jombang. Ia pun kemudian belajar ajaran Kristiani dan mendapatkan pembaptisan dari J Emde di Surabaya pada 1844. Nama Raden Paing Wiryoguno pun menjadi Karolus Wiryoguno.

Jejak Peradaban Kristen Jawi Wetan (Kompas, 28 Desember 2019 halaman C)

KOMPAS/RYAN RINALDY

Pengendara motor melintasi Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Mojowarno di Desa Mojowangi, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (12/12/2016). Di desa itu, umat Kristiani selalu mengundang umat Islam untuk turut menikmati perayaan Natal.

  • Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga (Gereja Katedral)

Lokasi: Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Bangunan gereja ini sebenarnya adalah bekas kediaman Jenderal de Kock yang diberkati oleh Monseigneur Prinsen pada 6 November 1829. Pada 1859 bangunan direnovasi, akan tetapi pada 9 April 1890 bangunan gereja ambruk. Pembangunan kembali gereja dimulai pada tahun 1891 dengan arsitek Pastor Antonius Dijkmans SJ. Karena dana yang terbatas, Uskup Mgr E. S. Luypen, SJ, mengumpulkan dana di Belanda dan Insinyur MJ Hulswit memulai pembangunan lagi pada 1899. Setelah pembangunan selesai, gereja berarsitektur neogotik ini diresmikan dan diberkati oleh Mgr Edmundus Sybrandus Luypen, SJ pada tanggal 21 April 1901.

Katedral Bunda Maria yang Bersejarah (Kompas, 24 Desember 2008 halaman 14)

KOMPAS/JOHNNY TG

Gereja Katedral di Jakarta, pertengahan Agustus 2003.

  • Gereja St Ignatius Loyola (Gereja Tua Sikka)

Lokasi: Desa Sikka, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Sejarah Gereja Tua Sikka berawal sejak abad ke-14, di mana Lesu Muda yang berjuluk Ina Gete Amagahar (pintar, berwibawa, dan didengar), bertualang ke Selat Malaka. Di Selat Malaka, ia bertemu para misionaris Katolik asal Portugis, yang kemudian membaptis Lesu Muda dengan nama permandian Don Aleksius dan terkenal sebagai Don Alexu Ximenes da Silva. Penguasa di Malaka, Jogo Worilla, menghadiahi Da Silva sebuah Senhor atau salib dari Portugis, berikut patung Meniho (kanak-kanak Yesus). Ditemani seorang Portugis bernama Agustinho Rosario da Gama, Da Silva pulang ke Sikka, membangun kapel kecil bagi Senhor dan Meniho yang dibawanya. Pada 1893 mulai dibangun Gereja Tua Sikka rancangan Pastor Antonius Dijkmans SJ, arsitek perancang Katedral Jakarta. Gereja selesai dibangun dan diresmikan pada 24 Desember 1899 oleh Pastor J Engbers SJ.

Minggu Pagi di Gereja Tua Sikka (Kompas, 1 April 2012 halaman 14)

Bangunan Bersejarah: Eksotika Gereja Tua Sikka (Kompas, 1 November 2017 halaman 12)

KOMPAS/ARYO WISANGGENI GENTHONG

Gereja St Ignatius Loyola di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Gereja itu dikenal juga sebagai Gereja Tua Sikka, yang bangunannya diresmikan pada 24 Desember 1899

  • Gereja Katedral Santo Petrus

Lokasi: Jalan Merdeka, Bandung, Jawa Barat

Gereja Katedral Santo Petrus dibangun tahun 1921 atas rancangan arsitek Ir CP Wolff Schoemaker dengan ahli bangunan M Kunst.  Bangunan bergaya gotik ini selesai dibangun setahun kemudian. Uskup Mgr Luypen memberkati gereja pada 19 Februari 1922. Plakat yang tertempel di dinding gereja menjelaskan bahwa tujuan pendirian gereja adalah untuk memuliakan nama Tuhan. Bangunan ini dipersembahkan kepada St Petrus, yang juga nama permandian dari pastor pertama PJW Muller SJ. Karena itulah, gereja ini disebut juga sebagai Gereja St Petrus.

Khazanah Sunda: Memuliakan Tuhan di Gereja Santo Petrus (Kompas Jawa Barat, 17 Desember 2010 halaman 11)

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Bangunan Gereja Katedral Santo Petrus, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/4/2017).

  • Gereja Hati Kudus Ganjuran

Lokasi: Dusun Ganjuran, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta.

Gereja Hati Kudus Ganjuran merupakan gereja Katolik pertama di Bantul yang dibangun pada tahun 1924. Pembangunan gereja ini dikerjakan oleh arsitek Belanda, J Yh van Oyen. Dengan berarsitektur Eropa-Hindu-Jawa, gereja ini tampak kental nuansa budaya Jawa pada bangunan dan interiornya. Selain itu, terdapat candi bergaya Hindu-Buddha-Jawa yang berfungsi sebagai tempat berdoa. Candi Hati Kudus Yesus ini mulai dibangun tahun 1927 dan diberkati Uskup Jakarta saat itu, Mgr van Velsen SJ pada 11 Februari 1930 yang bertepatan dengan waktu penampakan Bunda Maria di Lourdes, Perancis, tahun 1858. Kompleks Gereja Ganjuran sendiri diresmikan pada 16 April 1924.

Wisata: Gereja Ganjuran, Ziarah yang Menawarkan Ketenangan Hati (Kompas Jogja, 23 Desember 2005 halaman 8)

Gereja Hati Kudus Ganjuran yang Bernuansa Jawa (Kompas, 26 Desember 2018 halaman 4)

KOMPAS/BAMBANG SIGAP SUMANTRI

Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran.

  • Gereja Katolik Hati Kudus

Lokasi: Banda Aceh, Aceh

Gereja Katolik Hati Kudus diresmikan untuk ibadah oleh Pastor Kepala Augustinus Huijbregets pada 26 September 1926. Bangunan gereja berarsitektur paduan antara tropis dan gaya kolonial Eropa. Keberadaan gereja di Aceh menunjukkan keterbukaan Kesultanan Aceh terhadap perbedaan agama dan juga suku.

Sejarah: Hati Kudus di Serambi Mekkah * Natal 2015 (Kompas, 27 Desember 2015 halaman 3)

KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Suasana Gereja Katolik Hati Kudus di Banda Aceh, Provinsi Aceh, Jumat (11/12/2015). Gereja tersebut berdiri sejak tahun 1926, dan ini membuktikan umat Nasrani sudah ada di Aceh jauh sebelum kemerdekaan RI. Kehadiran gereja itu pun menjadi bukti bahwa Aceh terbuka terhadap perbedaan suku, budaya, dan agama.

  • Gereja Katolik Santa Maria Puhsarang

Lokasi: Desa Puh Sarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur

Gereja Puh Sarang dibangun pada 1936, digagas oleh Pastor Jan Wolters CM dan arsitek Henricus Maclaine Pont. Arsitekturnya dibuat mirip dengan candi-candi Jawa Hindu yang disusun dari batu andesit yang dikumpulkan dari Kali Kedak. Gereja Puh Sarang berkembang menjadi daerah tujuan wisata rohani karena terdapat Gua Bunda Maria Lourdes yang megah lengkap dengan plaza tempat permenungan yang bisa menampung ribuan orang untuk berziarah dan berdoa.

Gereja Puh Sarang yang Berwarna Jawa (Kompas, 24 Desember 1999 halaman 17)

Batu Penjuru: Gereja Katolik Puhsarang * Natal & Tahun Baru 2017 (Kompas, 19 Desember 2016 halaman 3)

KOMPAS/JUMARTO YULIANUS

Kompleks Gereja Puhsarang di Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjadi salah satu destinasi wisata di Jawa Timur, Jumat (20/12). Lokasinya sekitar 10 kilometer arah barat daya Kota Kediri, tepat di kaki Gunung Wilis. Di kompleks gereja nan eksotis ini terdapat Gua Maria Lourdes, yang merupakan replika dari Gua Lourdes di Perancis.

  • Gereja Santo Mikail

Lokasi:  Desa Pajar Bulan, Kecamatan Tanjung Sakti, Lahat, Sumatera Selatan.

Gereja Santo Mikail merupakan gereja tertua di Sumatera bagian selatan. Diawali kehadiran Pastor Van Meurs dari Ordo Serikat Yesus (SJ) pada tahun 1887, saat masyarakat di sana masih menganut animisme. Pastor Van Meurs kemudian membangun tempat ibadat dan sekolah rakyat. Pada tahun 1923, di masa Ordo Imam-imam Hati Kudus (SCJ), dibangun dua gereja. yaitu di dekat Sungai Manna, Desa Pagar Jati pada tahun 1932 dan tahun 1938, yang kini dikenal sebagai Gereja Santo Mikail. Pelayanan dan pengembangan kerukunan umat beragama menjadi perhatian utama gereja ini.

Memaknai Natal Di Tanjung Sakti (Kompas, 26 Desember 2005 halaman 3)

KOMPAS/BM LUKITA GRAHADYARINI

Suasana seusai misa pada minggu terakhir persiapan Natal (advent) di Gereja Santo Mikail, Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Minggu (18/12/2005). Kesederhanaan Natal mewarnai gereja tertua di Sumatera bagian selatan ini.

  • Gereja St Maria de Fatima

Lokasi: Jalan Kemenangan III (Toosebiostraat), Kelurahan Glodok, Jakarta Barat.

Gereja St Maria de Fatima merupakan bekas rumah seorang kaya Tionghoa yang dialihfungsikan menjadi Gereja Toasebio. Awalnya bangunan didirikan sebagai gereja, sekolah, dan asrama bagi orang-orang Tiongkok perantau (Hoakiau). Gereja St Maria de Fatima termasuk gereja Katolik tua di Jakarta yang masuk dalam benda cagar budaya. Berdiri tahun 1954, gereja ini dipelopori oleh Mgr Adrianus Djajasepoetra SJ, Pater Wilhelmus Krause Van Eeden SJ. Bangunan berarsitektur Tiongkok Selatan dengan ornamen gaya rumah Tiongkok kuno.

Pernik: Historia – Gereja St Maria de Fatima (Kompas, 22 Desember 2014 halaman 2)

KOMPAS/PRIYOMBODO

Gereja Santa Maria De Fatima di kawasan Pancoran, Jakarta Barat memiliki keunikan berarsitektur bangunan Tionghoa. Bangunan gereja itu semula dimiliki keluarga hartawan Tionghoa dan kini menjadi bagian cagar budaya di Jakarta.

  • Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus

Lokasi: Dusun Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali.

Gereja dibangun pada tahun 1955-1958 oleh arsitek Bruder Ignatius AM de Vrieze SVD dan Ida Bagus Tugur. Peresmian gereja yang bergaya perpaduan Eropa Gotik dan Bali ini dilakukan pada 13 Desember 1958. Penataan ruang bangunan gereja mengadopsi konsep zonasi tradisional Bali dengan memperhitungkan kesucian wilayah yaitu Tri Mandala.

Mozaik: Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus di Palasari – Nuansa Eropa di Perkampungan Bali * Liputan Natal dan Tahun Baru 2018 (Kompas, 19 Desember 2017 halaman 2)

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA

Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus, atau lebih dikenal sebagai Gereja Katolik Palasari karena berlokasi di Dusun Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali. Gereja ini bergaya Eropa dan Bali dengan penataan ruang yang mengadopsi konsep zonasi tradisional Bali dengan memperhitungkan kesucian wilayah yakni Tri Mandala.

Riset Foto
AAN

Editor
Dwi Rustiono

Sumber: Arsip Kompas