Kronologi | ASEAN

Perjalanan ASEAN Menyatukan Kawasan

Perang Dingin membawa kawasan Asia Tenggara menjadi ajang persaingan antara Blok Barat dengan Blok Timur. Situasi ini mendorong sejumlah pemimpin di Asia Tenggara untuk bekerjasama menciptakan suasana aman dan damai.

KOMPAS/ANDY RIZA HIDAYAT

Para pemimpin yang tergabung dalam perhimpunan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) bergandengan tangan bersama di Manila, Filipina (29/4/2017). Prosesi ini dilakukan usai penandatanganan Visi ASEAN 2025. Visi ini menitikberatkan pada layanan masyarakat agar kuat secara politik, terciptanya ekonomi inklusif, dan terbangunnya kepedulian sosial.

1967

8 Juni 1967
Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Adam Malik memprakarsai terbentuknya Regional Cooperation (kerja sama secara regional) antara negara-negara di Asia Tenggara. Gagasan ini disampaikan setelah Adam Malik melakukan kunjungan ke beberapa negara Asia Tenggara.

24 Juli 1967
Menteri Luar Negeri Adam Malik melaporkan sikapnya mengenai kerja sama regional di Asia Tenggara kepada DPR Gotong Royong. Adam Malik mengatakan bahwa kerja sama ini untuk meningkatkan kemakmuran negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan tidak akan menyentuh di bidang politik serta militer. Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina menyetujui usulan tersebut.

7 Agustus 1967
Lima perwakilan masing-masing negara mulai Adam Malik dari Indonesia, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura, Narciso R. Ramos dari Filipina, dan Thanat Koman dari Thailand bertemu untuk mencapai persetujuan bersama mengenai pembentukan organisasi kerja sama di kawasan Asia Tenggara. Organisasi tersebut akan bersifat nonpolitik dan nonmiliter yang akan disebut “Persatuan Negara-Negara Asia Tenggara”.

8 Agustus 1967
Lima menteri luar negeri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand menandatangani “Deklarasi” yang menandai berdirinya organisasi kerja sama antarnegara Asia Tenggara di Bangkok. Nama organisasi tersebut adalah Persatuan Negara-Negara Asia Tenggara atau ASEAN (Association of Southeast Asia Nations).

Berita terkait Deklarasi ASEAN di halaman 1 Kompas, 9 Agustus 1967.

21 Agustus 1967
Menteri Luar Negeri Adam Malik menegaskan di depan Sidang DPR Gotong Royong bahwa ASEAN dibentuk bukan untuk menentang suatu negara atau ideologi politik. ASEAN tidak akan dijadikan alat oleh suatu negara untuk kepentingan politik di Asia Tenggara.

1969

17 Desember 1969
Dalam sidang negara-negara ASEAN diusulkan untuk menambah negara-negara anggota seperti Myanmar, Kamboja, Vietnam Utara, dan Vietkong (Vietnam Selatan). Namun, Malaysia dan Singapura menolak karena permasalahan masing-masing negara baru dapat menular ke negara-negara ASEAN.

1971

12 November 1971
ASEAN memiliki rencana untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai tempat netral dan damai dari tiga kekuatan dunia (China, Uni Soviet, dan Amerika Serikat). Rencana netralisasi ini menyebutkan larangan terhadap semua kekuatan besar di dunia untuk membuat Asia Tenggara menjadi “mainan” kepentingan politik Perang Dingin.

27 November 1971
ASEAN mendeklarasikan “Asia Tenggara Netral” sebagai kawasan damai dan bebas yang dikenal sebagai Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration. Menurut rencana deklarasi ini akan memperluas keanggotaan sampai ke Myanmar, Kamboja, Laos, dan Vietnam.

1973

3 April 1973
Lima negara anggota ASEAN sepakat mengundang Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Khmer, Laos, dan Burma (Myanmar) untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi menteri ASEAN yang akan dilangsungkan di Pattaya, Thailand, pada 16–17 April 1973. Pertemuan ini sebagai langkah untuk menyelesaikan konflik di Indocina dan Burma sebagai langkah menciptakan kawasan ASEAN yang netral.

1974

8 Mei 1974
Sidang Menteri Luar Negeri negara anggota ASEAN pada 7-9 Mei 1974, menyepakati pendirian sekretariat bersama ASEAN yang ditempatkan di Jakarta.

Persiapan terakhir KTT ASEAN. Gambar kelima Kepala Pemerintahan Negara ASEAN nampak terpampang di depan Pertamina Cottege, tempat berlangsungnya KTT ASEAN mulai 20 Februari 1976. Suasana Bali nampak sibuk, meriah menyambut tibanya peristiwa yang bersejarah itu. (KOMPAS/PIET WARBUNG)

1976

16 September 1976
ASEAN mendukung Vietnam yang telah bersatu untuk menjadi anggota penuh di PBB. Sikap ini disepakati ASEAN sejak tahun 1975.

1977

24 Februari 1977
Negara-negara anggota ASEAN menyepakati kerja sama di bidang perdagangan dan perekonomian untuk meningkatkan perekonomian di masing-masing negara. Agreement on ASEAN Preferential Trading Arrangement ditandatangani pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Manila, Filipina. Perjanjian ini merupakan landasan untuk mengadopsi berbagai instrumen dalam liberalisasi perdagangan.

Sekilas suasana pembukaan pertemuan tertutup para kepala pemerintahan ASEAN (6/8/1977) di Kuala Lumpur. Di ujung meja (menghadap lensa) adalah delegasi Malaysia. Di sebelah kiri, delegasi Singapura dan Indonesia, sedang delegasi Muangthai (Thailand), dan Filipina di sebelah kanan. (KOMPAS/DUDY SUDIBYO)

1984

7 Januari 1984
Brunei Darussalam menjadi anggota keenam ASEAN setelah lima perwakilan negara anggota ASEAN menyetujuinya. Brunei Darussalam masuk sebagai anggota ASEAN setelah pengumuman kemerdekaannya pada 2 Januari 1984. Dengan masuknya Brunei Darussalam lambang ASEAN berubah menyesuaikan jumlah anggotanya.

1992

20 Januari 1992
Vietnam bersiap menjadi anggota penuh ASEAN setelah menjadi anggota peninjau dan menandatangani traktat ASEAN (Treaty of Amity and Cooperation). Secara prinsip Vietnam menyetujui cita-cita ASEAN.

KTT ASEAN Ditutup. Kepala Pemerintahan ASEAN didampingi istri berpose bersama menjelang penutupan KTT IV ASEAN di Singapura (28/1/1992). (KOMPAS/JB SURATNO)

1995

27 Juli 1995
Vietnam resmi menjadi anggota penuh ASEAN. Sebelumnya Vietnam menjadi anggota peninjau selama tiga tahun. Dengan bergabungnya Vietnam, cita-cita ASEAN memiliki sepuluh negara anggota di Asia Tenggara semakin dekat. Tiga negara lainnya Myanmar, Laos, dan Kamboja berencana bergabung.

1997

23 Juli 1997
Myanmar, Laos, dan Kamboja secara resmi menjadi anggota penuh ASEAN setelah melayangkan permohonan kepada negara-negara anggota ASEAN pada tahun 1996. Myanmar menjadi anggota penuh ASEAN meskipun mereka menerima sanksi dari Amerika Serikat. ASEAN tetap pada komitmenya untuk mengangkat Myanmar sebagai anggota penuh.

1999

30 April 1999
Secara simbolis Kamboja diresmikan sebagai anggota penuh. Kamboja sudah menjadi anggota ASEAN sejak 1997, namun peresmiannya sempat tertunda akibat persoalan internal di negara tersebut.

2005

12 Desember 2005
Para pemimpin ASEAN sepakat mendeklarasikan penyusunan Piagam ASEAN (ASEAN Charter) dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-11 di Kuala Lumpur, Malaysia. Piagam ini menjadi salah satu babak baru ASEAN dalam menguatkan tekad dan kebersamaan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ke-11 ASEAN yang dipimpin Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi sebagai Ketua ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia (12/12/2005). Sepuluh kepala negara/pemerintahan di ASEAN hadir dalam pertemuan yang diakhiri penandantanganan “Kuala Lumpur Declaration on The Establishment of The Asean Charter”. (KOMPAS/ANTON WISNU NUGROHO)

2007

20 November 2007
Setelah 40 tahun berdiri, ASEAN memiliki Piagam ASEAN atau ASEAN Charter yang ditandatangani semua kepala negara anggota ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi ke-14 di Singapura. Piagam ini menjadi landasan hukum ASEAN dalam melaksanakan semua kegiatannya.

2008

15 Desember 2008
Piagam ASEAN diresmikan dan dinyatakan berlaku setelah disetujui bersama oleh kepala negara anggota ASEAN. Peresmian ini dilakukan di Sekretariat ASEAN Jakarta.

2010

8 April 2010
Lambang dan himne ASEAN diresmikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-16 di Hanoi, Vietnam. Lambang ASEAN terdiri dari 10 ikatan padi yang melambangkan jumlah negara anggota. Lambang ini merepresentasikan negara-negara anggota ASEAN yang terus menciptakan perdamaian, persatuan, dan kestabilan. Sedangkan, himne ASEAN berjudul ASEAN Way menjadi lagu resmi ASEAN.

2011

4 Maret 2011
Menteri Luar Negeri Timor Leste, Zacaria Albano da Costa, menemui Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, untuk menyerahkan aplikasi pendaftaran menjadi negara anggota ASEAN.

6 Mei 2011
Diresmikannya bendera ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-18 di Jakarta. Bendera ini dikibarkan bersama dengan bendera negara-negara anggota ASEAN.

2014

14 Februari 2014
Timor Leste berbenah demi mendapatkan status sebagai negara anggota penuh ASEAN. Menteri Dalam Negeri Timor Leste, Jorge da Conceicao Teme, terus menjalin diplomasi dengan negara-negara anggota ASEAN dan menyiapkan sumber daya manusia berkualitas.

Sepuluh pemimpin negara ASEAN berfoto bersama pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Ke-25 ASEAN di Naypyidaw, Myanmar (12/11/14). Dari kiri, Presiden Filipina Benigno Aquino III, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Prayut Chan-ocha, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, Presiden Myanmar Thein Sein, PM Malaysia Najib Razak, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, Presiden RI Joko Widodo, dan PM Laos Thongsing Thammavong. (KOMPAS/ALIF ICHWAN)

2019

8 Agustus 2019
Peresmian gedung baru Sekretariat ASEAN di Jakarta, bertepatan dengan 52 tahun berdirinya ASEAN. Peresmian dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang secara simbolis menyerahkan kunci gedung kepada Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi.

Referensi

Arsip Kompas
  • “Regional Cooperation” Dapat Diwudjudkan dalam Waktu Dekat. 9 Juni 1967, hal. 4.
  • “Kerdjasama Regional Asia Tenggara Bersifat Non-pol & Non-mil”. 25 Juli 1967, hal. 1.
  • “Persatuan Negara2 Asia Tenggara Terbentuk”. 8 Agustus 1967, hal. 1.
  • “Deklarasi “ASEAN” ditandatangani di Bangkok”. 9 Agustus 1967, hal. 1.
  • “ASEAN bukan utk menentang ideologi politik”. 22 Agustus 1967, hal. 1.
  • “Pertentangan Sekitar Keanggotaan ASEAN”. 20 Desember 1969, hal. 1.
  • “Rentjana Netralisasi ASEAN”. 13 November 1971, hal. 12.
  • “Deklarasi “Asia Tenggara Netral” Ditandatangani Sabtu Ini”. 27 November 1971, hal. 1.
  • “ASEAN Sepakat Undang Indocina dan Burma”. 4 April 1973, hal. 1.
  • “Sekretariat-bersama ASEAN di Jakarta”. 9 Mei 1974, hal. 1.
  • “Perjanjian persahabatan dan kerjasama di Asia Tenggara”. 25 Februari 1976, hal. 1.
  • “ASEAN dukung keanggotaan Vietnam dalam PBB”. 16 September 1976, hal. 1.
  • “Peningkatan perdagangan antara negara-negara ASEAN”. 25 Februari 1977, hal. 1.
  • “Lambang Baru ASEAN dengan Masuknya Brunei”. 7 Januari 1984, hal. 12.
  • “Vietnam Siap Jadi Anggota ASEAN”. 21 Januari 1992, hal. 9.
  • “Vietnam Resmi Masuk Jadi Anggota ASEAN”. 28 Juli 1995, hal. 6.
  • “ASEAN Ajak Myanmar, Meskipun Ada Sanksi AS”. 24 Juli 1997, hal. 6.
  • “Simbolis, Masuknya Kamboja ke ASEAN”. 30 April 1999, hal. 27.
  • “ASEAN Mulai Susun Piagam”. 13 Desember 2005, hal. 10.
  • “ASEAN Miliki Piagam, Tunggu Ratifikasi”. 21 November 2007, hal. 1.
  • “Dana Siaga Jadi 120 Miliar Dollar”. 16 Desember 2008, hal. 11.
  • “Timor Leste Lamar Masuk ASEAN”. 7 Maret 2011, hal. 8.
  • “Timor Leste Terus Berbenah”. 16 Februari 2014, hal. 10.
  • “ASEAN Harus Jadi Magnet Kerja Sama”. 9 Agustus 2019, hal. 4.
  • “ASEAN Harus Jadi Magnet Kerja Sama”. 9 Agustus 2019, hal. 4.

Penulis
Martinus Danang

Editor
Inggra Parandaru