Paparan Topik | ASEAN

Perjalanan KTT ASEAN dan Hasil-Hasil Deklarasinya

Indonesia menyadari pentingnya menjalin kerja sama dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Komitmen menjaga perdamaian dunia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yakni melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

KOMPAS/PIET WARBUNG

Gambar-gambar kelima Kepala Pemerintahan Negara Asean terpampang di depan Pertamina Cottage, tempat berlangsungnya KTT Asean pada 25-26 Juni 1979.

Fakta Singkat

  • Organisasi ASEAN dibentuk pada 18 Agustus 1968 di Bangkok.
  • Pelopor pembentukan ASEAN: Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik, Menteri Luar Negeri Thailand Thanat Khoman, Wakil Perdana Menteri merangkap Menterti Pembangunan Nasional Malaysia Tun Abdul Razak, Menteri Luar Negeri Filipina Narciso Ramos dan Menteri Luar Negeri Singapura S. Rajaratnam.
  • KTT ASEAN pertama di Bali pada 23–24 Februari 1976.
  • Hingga 2022, KTT ASEAN telah dilaksanakan sebanyak 41 kali.
  • Tiga pilar kerja sama ASEAN: Pilar Kerja sama Masyarakat Politik dan Keamanan, Pilar Kerja Sama Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan Pilar Kerja Sama Masyarakat Sosial Budaya.

Organisasi ASEAN dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok yang ditandai deklarasi lima Menteri Luar Negeri, yaitu Adam Malik dari Indonesia, Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Thailand), Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Pembangunan Nasional Malaysia), Narciso Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina), dan S. Rajaratnam (Menteri Luar Negeri Singapura). Kesepakatan tersebut kemudian dikenal dengan Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok.

Di Asia, sebelumnya, sudah ada organisasi kewilayahan, pada 31 Juli 1961 telah dibentuk ASA (Association of Southeast Asia) oleh Menlu Malaysia, Muangthai dan Filipina sesuai dengan kepentingan negara-negara di Asia tenggara sebagai organisasi sub-regional.

Bentuk organisasi sub-regional ini menyulitkan ASA untuk menambah anggotanya karena dicurigai berbau pro-barat saat itu. Bahkan, Indonesia, Kamboja dan Burma menolak bergabung dalam ASA karena dicurigai sebagai kaki tangan SEATO.

Setelah itu muncul Maphilindo, organisasi yang beranggotakan Malaysia, Filipina dan Indonesia tetapi organisasi ini lebih cenderung mengarah pada politik untuk membendung pengaruh komunis. Alih-alih kerjasama ekonomi yang muncul justru perbedaan pandangan antara Indonesia dan Filipina terkait keberadaan Malaysia dengan Sabahnya. Namun demikian, kesadaran terbentuknya kekuatan regional mendorong terbentuknya ASEAN melalui Deklarasi Bangkok.

Isi Deklarasi Bangkok:

  • Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
  • Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
  • Meningkatkan kerjasama dan daling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi
  • Memelihara kerjasama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada
  • Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara

Dengan demikian, setelah deklarasi tersebut resmi terbentuk organisasi yang diberi nama ASEAN (Association of Southeast Asian Nation) atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Tujuan awal untuk menggalang kerjasama antar negera anggota dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi, mendorong perdamaian  dan stabilitas wilayah, serta membentuk kerjasama dalam berbagai kepentingan bersama.

Salah satu tujuannya adalah mendorong ASEAN agar maju dengan mantap untuk mewujudkan pembangunan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu dibutuhkan zona netral, perdamaian dan persahabatan hingga tercipta lingkungan yang aman dan kondusif untuk mensukseskan kepentingan masing-masing negara.

Setelah itu dilakukan berbagai agenda di bidang politik yaitu Deklarasi Kawasan Damai, Bebas dan Netral (Zone Peace, Freedom, and Neutrality Declaration/ZOPFAN) tahun 1971. Pada tahun 1976  lima negara anggota ASEAN tersebut menyepakaati Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treary of Amity and Cooperation in Southeast Asia /TAC) yang menjadi landasan untuk hidup bersama secara damai.

KOMPAS/PAT HENDRANTO

Penutupan sidang ASEAN di Flores Room, Hotel Borobudur, 9 Mei 1974, dihadiri oleh kepala perwakilan negara-negara sahabat. Dalam kesempatan itu para peninjau dari Laos dan Khmer menyampaikan pernyataannya.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Ke-1

Sedemikian pentingnya tujuan KTT ASEAN pada 1976, beberapa pejabat penting di ASEAN menemui Presiden Soeharto di Istana Merdeka untuk membahas isu tersebut. Petinggi ASEAN yang hadir ke Jakarta yaitu Ferdinand Marcos (Presiden Filipina), PM Singapura Lee Kuan Yew dan PM Muangthai Kukrit Pramoj yang didampingi Wakil Presiden RI Sultan Hamengkubuwono IX.

Setelah pertemuan Presiden Indonesia dan Presiden Filipina maka diputuskan untuk membentuk sidang para pejabat senior ASEAN di Bangkok 5-6 Februari 1976 untuk membahas persiapan KTT. Setelah itu dilaksanakan sidang para Menteri luar negeri di Pattaya, Muangthai pada 9-10 Februari 1976.

Pada 18 – 19 Februari 1976 dilaksanakan pertemuan para pejabat tinggi ASEAN yaitu Tan Sri Zaiton Ibrahim (Malaysia), Tan Bong Seng (Singapura), Anand Panyarachun (Muangthai) dan Jose D. Ingles (Filipina). Sementara itu delegasi Indonesia dipimpin oleh Dirjen Politik Deplu Didi Djajadiningrat, dengan anggota delegasi Kadit Asia Pasifik A.Adenan, Sekretaris Ditjen Politik Ny Laurens Wiryasaputra dan Sekjen Seknas ASEAN Oemarjadi. Pertemuan ini dilaksanakan di Hotel Aryaduta Jakarta.

KTT ASEAN pertama ini dilaksanakan di  Bali pada 23-24 Februari 1976  yang dihadiri oleh para pemimpin dari lima negara tersebut yaitu Presiden Soeharto (Indonesia), Presiden Ferdinand Marcos (Filipina), PM. Kukrit Pramoj (Thailand), PM Husein On (Malaysia) dan PM Lee Kuan Yew (Singapura).

Hasil dari KTT ASEAN I ini dikenal dengan istilah Bali Concord, yang menyepakati kerjasama di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan penerangan, keamanan dan peningkatan mekanisme ASEAN.

Hasil KTT :

  • Declaration of ASEAN Concord (Deklarasi Seia-hati ASEAN) dan Treaty of Amity and Cooperation (Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama)
  • Lahirnya Komunike Bersama yang disebut Deklarasi Kesepakatan Bulat ASEAN
  • Dibentuk Sekretariat Bersama ASEAN di Jakarta dengan Sekjend pertama H.R Dharsono dari Indonesia

Seusai KTT ASEAN pertama ini disetujui pembentukan Sekretariat Bersama ASEAN  yang bertempat di Indonesia yang memiliki empat belas tugas; antara lain yaitu harus menghadiri sendiri setiap pertemuan menteri dan standing committee dan bertindak sebagai  saluran hubungan resmi antara badan-badan ASEAN serta antara sekretariat dengan organisasi internasional dan pemerintah asing. Serta harus merancang kegiatan sekretariat dan menyelaraskan setiap pelaksanaan kegiatan ASEAN yang telah disetujui.

Sekretariat memiliki tiga direktur biro seorang pejabat hubungan ekonomi dan perdagangan luar negeri, dan seorang pejabat penerangan umum, dan seorang asisten sekjen yang kesemuanya bertuga selama tiga tahun. Pembiayaan sekretariat serta aset seperti tanah dan pembangunan gedung serta pemeliharaannya ditanggung tuan rumah Indonesia. sedangkan untuk biaya gaji personil, biaya administrasi sehari-hari ditanggung bersama negara – negara ASEAN.

Kesepakatan  yang dihasilkan merupakan keberhasilan negara-negara tersebut untuk membangun kekuatan bersama dalam bidang politik dan ekonomi. Tujuan dibentuknya sekretariat bersama sebagai saluran komunikasi bagi para menlu dan menteri ekonomi anggota ASEAN.

Dalam bidang ekonomi tercapai Agreement on ASEAN Preferenti Trading Arrangements (PTA) yang disepakati dan ditandatangani di Manila 24 Februari 1977.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-2

Pada pembukaan KTT ASEAN II di Kuala Lumpur, Malaysia 4-5 Agustus 1977, Presiden Filipina mencabut klaimnya atas Sabah sehingga telah menghilangkan satu hal yang mengganggu hubungan negara anggota ASEAN. Sementara itu pada pertemuan bidang ekonomi di  Singapura pada 5 Agustus 1977,  menghasilkan memorandum ASEAN Swap Arrangement, dimana Bank Indonesia ditunjuk sebagai agen bank yang menyediakan fasilitas kredit bagi negara ASEAN yang mengalami kesulitan likuiditas.

Memorandum ini ditandatangani oleh Gubernur BI Rachmat Saleh, Gubernur Bank Malaysia Ismael bin Muhammad, Senior Deputy Gubernur Bank Sentral Filipina Amado R. Brinas, Managing Director Monetary Authority of Singapore Michael Wong Pakahong dan Gubernur Bank of Thailand Dr. Snoh Unakul.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-3

Pada KTT ke–3 ini, sudah bertambah satu negara yaitu Brunei Darussalam resmi menjadi anggota ke-6 ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 dalam Sidang Khusus para Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting/AMM) di Jakarta, Indonesia. KTT ini Dilaksanakan di Manila, Filipina tanggal 14-15 Desember 1987, saat itu ditandatangani Deklarasi Manila yang menegaskan kembali solidaritas dan kerjasama ASEAN dalam segala bidang termasuk usaha melawan proteksionisme.

Deklarasi ini ditandatangani oleh Sultan Haji Hasanal Bolkiah, Bunei Darussalam, Pesiden Soeharto, Perdana Menteri DR. Mahathir Mohammad Malaysia, Presiden Corazon Aquino Filipina, Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew dan Perdana Menteri Muangthai Prem Tinsulanondra.

Presiden Filipina  Corazon Aquino  berterimakasih pada negara anggota ASEAN lainnya yang bersedia hadir ke Manila disaat terjadi ancaman dari pemberontak komunis dan para pembangkang (pendukung Marcos). Bahkan beberapa waktu sebelum KTT berlangsung terjadi peledakan bom dahsyat di gedung yang sedianya dijadikan tempat konferensi. Saat pertemuan KTT ini seluruh pemimpin ASEAN bertemu dengan PM. Jepang Noboru Takeshita perihal bantuan Jepang untuk negara anggota ASEAN.

Hasil Kesepakatan KTT ASEAN:

  • Dana AJDF (ASEAN Jepang Development Fund) akan memberikan 2 milyar dollar AS pada masing-masing negara angota ASEAN
  • Memberikan iklim ekonomi yang lebih leluasa pada pihak swasta di negara anggota ASEAN sehingga swasta bisa lebih berperan pada ASEAN
  • Meningkatkan operasi pemberantasan pemakaian obat terlarang di kawasan masyarakat ASEAN
  • Mengembangkan kerjasama dengan negara-negara di kawasan Pasifik.
  • Mengembangkan PTA (Perjanjian Preferensi Perdagangan), dengan mengurangi pajak, meningkatkan jumlah barang yang masuk dalam PTA, batasan impor yang tidak membayar pajak.
  • Disetujuinya industri patungan ASEAN

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-4

Dilaksanakan di Singapura pada 27-28 Januari 1992,  terlaksana pertemuan senior yaitu Pejabat Tinggi  (Senior Official Meeting/SOM) dan Senior Economic Official Meeting /SEOM.  Beberapa poin penting dari KTT ini adalah :

  • SOM menghasilkan kesepakatan merekomendasikan kepada para menlu dan kepala negara ASEAN untuk menerima permintaan Vietnam dan Laos sebagai penandatanganan TAC (Treaty of Amity and Cooperation)
  • SEOM mencapai kesepakatan bahwa tidak ada anggota ASEAN yang merasa terpaksa harus turut dalam skema Common Effective Preferential Tariff (CEPT). Yaitu jika ada negara yang mengalami kesulitan untuk memasukkan produk tertentu dalam CEPT maka diberi kesempatan tidak ikut.
  • ZOPFAN, Indonesia mengusulkan memasukkan Myanmar dan Indocina termasuk Laos, Kamboja dan Vietnam untuk turut menciptakan zona damai, aman dan netral di Asia Tenggara.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-5

Diselenggarakan di Bangkok, Thailand 14-5 Desember 1995. Membicarakan upaya untuk memasukkan Laos, Kamboja dan Vietnam dan menjadikan mereka sebagai anggota yang kuat. Vietnam resmi menjadi anggota ke-7 ASEAN pada pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN ke-28 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, 29-30 Juli 1995. Laos dan Myanmar resmi menjadi anggota ke-8 dan ke-9 ASEAN pada pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN ke-30 di Subang Jaya, Malaysia, 23-28 Juli 1997.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-6

Dilaksanakan di Hanoi, Vietnam pada 15-16 Desember 1998; menetapkan Statemen of Bold Measures yang berisikan komitmen mereka terhadap AFTA dan mempercepat pemberlakukan AFTA dari tahun 2003 menjadi tahun 2002 untuk enam negara penandatangan skema CEPT, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Sementara, Kamboja resmi menjadi anggota ke-10 ASEAN dalam Upacara Khusus Penerimaan pada tanggal 30 April 1999 di Hanoi.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-7   

Terlaksana pada 5-6 November 2001 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, yang berhasil mengeluarkan deklarasi HIV/AIDS dan Menghasilkan deklarasi Terorisme hal itu terkait dengan  serangan terorisme pada gedung WTC Amerika. Selain itu masih membahas pengembangan wilayah pertumbuhan segitiga antara Utara, Barat dan Timur.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-8

Peledakan bom di Bali mengakibatkan agenda KTT ASEAN yang telah disusun sebelumnya menjadi tergeser isu terorisme, karena kasus itu menimpa pula negara ASEAN lain seperti Filipina, Thailand, Malaysia KTT yang diselenggarakan di Phnom Penh pada 4-5 November 2002 ini berhasil melakukan deklarasi pencegahan aksi terorisme dan pengesahan ASEAN Tour Agreement.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-9

Dilaksanakan di Bali, Indonesia pada 7-8 Oktober 2003 dan berhasil mencetuskan Bali Concord II  yang memuat tiga konsep komunitas ASEAN  yang terdiri dari tiga pilar yaitu: Komunitas Keamanan ASEAN (ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASSC). ASEAN sepakat membawa  kerjasama ke tingkat yang lebih tinggi dalam kondisi keamanan secara damai, adil dan demokratis.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-10

Dilakukan di Vientiane, Laos pada 29-30 November 2004 mencetuskan program Vientiane (Vientiane Action Program), yaitu sebuah progam kerjasama untuk mengurangi kesenjangan perkembangan antar negara anggota ASEAN.

Terjadi sejarah baru dimana ASEAN dan China sepakat menandatangani perjanjian perdagangan bagi terbentuknya kawasan perdagangan bebas dunia dengan menurunkan hambatan dan nontarif atas sejumlah produk. Hingga tercipta kawasan perdagangan bebas (FTA) pada tahun 2010 dan membentuk mekanisme untuk menyelesaikan sengketa dagang.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-11

Dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia  12-14 Desember 2005. Terciptanya memorandum of understanding (MoU) pendirian ASEAN-Korean Center dan dokumen hasil KTT Asia Timur yang diberi label Deklarasi Singapura atas perubahan iklim, energi. Selain itu  mendesak Myanmar untuk membuat road map democracy dengan melepaskan Aung San Suu Kyi, dan persoalan Myanmar masuk dalam chairman statement KTT ASEAN ke-11 ini.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-12

Terlaksana di Cebu, Filipina pada 11-14 Januari 2007, pembahasan masalah keamanan daerah, perundingan Organisasi Perdagangan dunia (WTO),keamanan energi Asia Tenggara, pencegahan dan pengendalian penyakit AIDS serta persoalan nuklir di Semenanjung Korea. Selain itu disepakati pelaksanaan East Asia Summit (EAS) yang diikuti 10 anggota ASEAN ditambah Jepanag, China, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru dan India.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-13

Dilakukan di Singapura, pada 18-22 November 2007, berhasil melakukan Penandatanganan kesepatan perdagangan dalam kerangka kerjasama ekonomi dan penandatangaan kerjasama ASEAN dengan Korea Center dan menyepakati ASEAN Center. Mengantisipasi persoalan konflik di Myanmar, Indonesia menawarkan tiga pilar yaitu kerjasama Myanmar dengan PBB melalui utusan khusus. Kedua kerja sama antara Myanmar dengan ASEAN, dan ketiga melibatkan Tiongkok dalam mengatasi krisis Myanmar.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-14

Terlaksana di Cha Am Hua Hin, Thailand, 27 Februari – 1 Maret 2009. Penandatanganan persetujuan pembentukan Daerah Perdagangan Lepas antara ASEAN-Australia-Selandia Baru. Mulai mempertimbagkan pihak swasta untuk mempercepat proses liberalisasi di sektor prioritas. Selain itu menetapkan target terkait pengembangan energi terbarukan yang imbang, berkelanjutan  hingga terjaga ketersediaanya.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-15

Berlangsung di Cha Am Hua Hin, Thailand 23-25  Oktober 2009 dengan issu proposal Singapura mengenai connectivity melalui pembangunan insfrastruktur di negara-negara ASEAN, keamanan pangan dan energi, ekonomi global dan krisis keuangan serta perubahan iklim dan manajemen bencana.  KTT ini juga berhasil mendirikan Badan Hak Asasi Manusia (HAM) ASEAN Intergovernmental Human Right Comission (AIHRC) yang bertujuan memajukan dan melindungi HAM di ASEAN.   Dalam KTT kali ini isu  persoalan pertikaian perbatasan wilayah Kamboja dan Thailand menjadi perbincangan panas karena Kamboja meminta pada para pemimpin negara ASEAN untuk ikut membantu pertikaian wilayahnya dengan Kamboja.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-16

Bertempat di  Hanoi, Vietnam pada 8-9 April 2010, dengan tema “Toward the ASEAN Community: from Vision to Action”, yang memiliki agenda implementasi Piagam ASEAN, peta jalan menuju  masyarakat ASEAN 2009-2015, keterhubungan ASEAN (ASEAN connectivity), perubahan iklim serta isu regional dan internasional. tantangan yang muncul saat itu adalah perubahan iklim, menurunnya kualitas lingkungan hidup, bencana alam dan pandemik yang menjadi ancaman langsung dan permanen bagi pembangunan berkelanjutan.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-17

Berlangsung di  Hanoi Vietnam 28-30 Oktober 2010, dibuka dengan Pidato Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono berjudul “ASEAN Community in Global Community” tentang pentingnya ASEAN melakukan pendekatan yang tepat dalam menghadapi komunitas global. Selain itu Perdana Menteri Vietnam merencanakan menghubungkan kawasan Asia Tenggara dengan lebih baik dalam hal fisik, institusi dan hubungan antar individu.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-18

Dilaksanakan di Jakarta, Indonesia 4-8 Mei 2011, yang hasilnya menekankan pada penyelesaian konflik seperti isu terorisme dan tiga pilar yaitu bidang sosial politik dan keamanan, ekonomi serta sosial budaya. Dalam bidang politik terkait perbatasan Thailand dan Kamboja yang belum selesai, kemudian masalah ekonomi yaitu ketahanan pangan dan energi karena mulai terjadi kelangkaan pangan dan energi dunia. Terkait sosial budaya Indonesia memberikan penekanan pada menciptakan ASEAN yang berpusat pada masyarakat (people centered ASEAN).

Konferensi Tingkat Tinggi  ASEAN ke – 19

Dilaksanakan pada 17-19 November 2011 di Nusa Dua Bali, Indonesia  di Bali Nusa Dua Convention Center. Dalam KTT ini sempat muncul perbincangan tentang keinginan Timor Leste masuk menjadi anggota ASEAN, maka para pemimpin dalam KTT tersebut sepakat   membentuk  ASEAN Coordinating Council Working Group (ACCWG) untuk membahas persoalan tersebut secara lebih menyeluruh.

Ada sembilan capaian utama keketuaan atau Presidensi Indonesia di ASEAN, yaitu:

  1. Langkah konkret memperkuat tiga pilar Komunitas ASEAN
  • Melakukan langkah konkret guna transformasi ASEAN dari asosiasi menjadi komunitas kerjasama yang lebih kohesif diantara negara anggota ASEAN sejalan dengan visi Komunitas ASEAN 2015.
  • Memastikan kemajuan seimbang diantara tiga pilar dalam cetak biru Komunitas ASEAN secara konsisten saling mengisi.
  • Disepakatinya sejumlah instrumen penting bagi penguatan tiga pilar tersebut yaitu pembentukan Institute for Peace and Reconciliation; disepakatinya ASEAN Framework for Equitable Economic Development: Guiding Principles for Inclusive and Sustainable Growth dan ASEAN Framework for Regional Comprehensive Economic Partnership; serta keberlanjutan komitmen untuk menjadikan ASEAN sebagai forum kerja sama yang people-oriented, people-centred, andpeople-driven.
  1. Penguatan pertumbuhan ekonomi di Kawasan Indonesia
  • Memastikan agar ASEAN Architecture for Economic Integration and Cooperation betul-betul berfungsi dalam menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN.
  • Terus mendorong implementasi The Master Plan on ASEAN Connectivity guna mendukung kerja sama perdagangan intra-ASEAN.
  1. Mengambil peran utama dalam menata arsitektur kerja sama kawasan yang lebih efisien dan efektif.
  • EAS (East Asia Summit) sebagai forum utama untuk pembahasan isu-isu strategis di kawasan.
  • Pengakuan leaders atas sentralitas ASEAN dalam menata arsitektur kawasan Asia Timur.
  1. Menjaga stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara, hal itu disebabkan masih adanya persoalan konflik kawasan
  • Selama Indonesia menjadi ketua, ASEAN telah mampu mengelola konflik melalui mekanisme dialog: isu Thailand-Kamboja; isu Laut Cina Selatan; menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dimulai kembalinya Six Party Talks; kemajuan signifikan dalam SEANWFZ; isu maritim dalam ASEAN Maritime Forum (AMF).
  • Memperkuat kemampuan ASEAN dalam mengatasi konflik (conflict resolution) dan meningkatkan capacity building.
  1. Penguatan peran ASEAN secara global.
  • Peran ASEAN yang lebih besar dalam penanganan masalah-masalah global.
  • Pengesahan Bali Declaration on ASEAN Community in a Global Community of Nations(“Bali Concord III”).
  • Dicapainya Kemitraan Komprehensif antara ASEAN dan PBB.
  1. Upaya bersama untuk memperkuat ekonomi Asia Timur (Kawasan EAS)
  • Disepakatinya The Declaration of the 6th East Asia Summit on ASEAN Connectivity untuk kawasan Asia Timur
  • Disepakati The Declaration of the 6th East Asia Summit on ASEAN Connectivity, hal ini mendorong ASEAN sebagai connetivity kerjasama dengan EAS.
  1. Upaya bersama untuk membangun landasan dan tindakan nyata menangani pangan, air, energi, water, dan perubahan iklim.
  • Implementasi skema ASEAN – Plus Three Emergency Rice Reserves (APTEER) serta percepatan realisasi ASEAN Power Grid dan Rencana Aksi ASEAN untuk Kerja Sama Energi (APAEC) 2010-2015.
  • Komitmen ASEAN untuk terus engage dalam pembahasan masalah perubahan iklim di berbagai forum.
  1. Upaya bersama untuk mengatasi non-traditional security challenges: bencana nasional, terorisme dan kejahatan internasional.
  • Peluncuran dan pemafaatan ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre).
  • Implementasi ASEAN Convention on Counter-Terrorismdan ASEAN Plan of Action to Combat Transnational Crime.
  • Tercapainya kesepakatan membuat  mekanisme untuk menangani masalah perompakan di laut.
  1. Upaya bersama untuk memelihara perdamaian, keamanan dan stabilitas dan ketertiban Kawasan Asia Timur. Hal itu tercapai ketika KTT Asia Timur mengesahkanThe Declaration of the East Asia Summit on the Principles for Mutually Beneficial Relations.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Presiden Joko Widodo (baju batik), Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (ketujuh kiri), Sekretaris Jendral ASEAN Le Luong Minh (keenam kiri) serta perwakilan negara anggota ASEAN berfoto bersama dalam acara Peringatan Hari Jadi ASEAN Ke-50 di Kantor sekretariat ASEAN, Jakarta (11/8/2018).

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-20

Dilaksanakan di Phnom Penh, Kamboja pada 3-4 April 2012 dengan prioritas persoalan stabilitas finansial dan penanganan kesenjangan pembangunan di antara negara-negara anggota. ASEAN perlu memperkuat mekanisme menjamin stabilitas finansial di Asia Tenggara dan mencegah terjadinya krisis global.

Dalam KTT ini para utusan menghindari isu politik panas terkait masalah keamanan  khususnya sengketa di Laut Cina Selatan dan ancaman peluncuran roket Korea Utara. Enam negara termasuk anggota ASEAN saling mengklaik wilayah perairan di Kepulauan Laut Cina Selatan sebagai bagian wilayah mereka. China yang agresif mengusulkan membentuk kelompok 10 pakar untuk membahas masalah ini. Namun, usulan itu ditolak oleh Filipina dan Vietnam dan menginginkan agar ASEAN merancang dulu masalah tersebut, hal yang mana ditolak oleh China.

Meskipun demikian para pemimpin negara ASEAN beserta para menteri luar negeri dan diplomat senior ASEAN sudah membahas proposal untuk mengubah deklarasi tata berperilaku di Laut Cina Selatan menjadi kode tata berperilaku yang sifatnya mengikat secara hukum.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke – 21

Dilaksanakan di Phnom Penh, Kamboja 17-20 November 2012 dengan agenda penting seperti pertumbuhan ekonomi kawasan hingga hak asasi manusia. Dalam bidang ekonomi, ASEAN meluncurkan kerangka kerjasama ekonomi dalam perspektif Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional ASEAN yang melibatkan enam negara dalam satu atap, yaitu India, Australia, Selandia Baru, China, Jepang dan Korea.

ASEAN menorehkan sejarah baru dengan penandatanganan Deklarasi  HAM ASEAN oleh 10 pemimpin negara anggota yang berguna untuk memantau praktik HAM, perlindungan HAM serta memajukan penegakan HAM di ASEAN.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke- 22

Brunei Darussalam menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke -22 pada tanggal 24 – 25 April 2013 yang dihadiri oleh 9 kepala negara anggota ASEAN, dan Malaysia diwakili oleh Presiden Senat Malaysia. Mendorong disepakatinya Kode Tata Berperilaku di Laut China Selatan, karena tiga negara anggota ASEAN dan mitra yaitu China mengklaim berkepentingan di perairan tersebut. Hal itu dimaksudkan agar sengketa laut China Selatan dapat diselesaikan secara damai melalui proses negosiasi.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-23

Terlaksana di Bandar Seri Begawan, Brunei 9 Oktober 2013 Penekanan pada tiga pilar, yakni politik dan keamanan, ekonomi, dan sosial budaya, itu sesuai dengan Bali Concord III. Pertama kerja sama politik dan keamanan, misalnya, ada resolusi konflik, bersama mengatasi kejahatan transnasional, pembajakan, korupsi, dan perlucutan senjata nuklir.

Dalam  bidang ekonomi, muncul seruan agar ASEAN berpartisipasi dalam perekonomian global, penguatan ekonomi ASEAN, adopsi standar produksi dan distribusi, peningkatan akses komoditas ekonomi dan penerapan teknologi, peningkatan investasi agrokultur, dan diversifikasi energi. Pilar sosial-budaya mencakup isu-isu mitigasi dan manajemen bencana alam, perubahan iklim, kesehatan, dan pendidikan dan kebudayaan.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-24

Pertama kali Myanmar menjadi tuan rumah KTT ASEAN yaitu pada tanggal 8 Mei 2014 tepatnya di Naypyidaw sekitar 390 Km utara Yangon, ibukota lama. Dalam KTT ini insiden Laut Tiongkok kembali memanas karena Vietnam mengklaim wilayah itu merupakan zona eksklusifnya sementara Tiongkok membuka pengeboran lepas pantai.

ASEAN memberikan solusi upaya diplomasi dengan menyusun kode tata perilaku (code of conduct/COC) seperti yang sudah dihasilkan pada KTT ASEAN 2002. Namun, Tiongkok enggan membahas isu tersebut.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN dan Asia Timur  ke – 25

Pada 13 November 2014 dilaksanakan di Naypyidaw Myanmar mengangkat isu yang sangat krusial yaitu Rohingya. Masalah  terorisme  kelompok Al Qaeda yang baru saja meluncurkan sayap perjuangan baru di Asia Selatan menjadi bahasan penting. Sementara itu dalam bidang ekonomi Indonesia segang mengevaluasi beberapa tarif peraturan dalam negeri agar memiliki daya saing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN  ke -26

Dilaksanakan pada 26 April 2015 di Kuala Lumpur Malaysia yang menjadi ajang untuk mengungkapkan keresahan negara anggota ASEAN atas perilaku Tiongkok yang melakukan proyek besar-besaran reklamasi pulau, perluasan pulau dan pembangunan landasan pesaat di pulau karang di perairan sengketa Laut Tiongkok Selatan. Di wilayah tersebut menjadi sengketa bersama dengan Filipina, Malaysia dan Vietnam yang juga mengklaim lokasi itu sebagai bagian dari wilayah mereka.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke 27

Pertemuan terjadi di  Kuala Lumpur, Malaysia April 2015 mengalami kebuntuan akhirnya antar menteri pertahanan tidak menemukan titik tengah, ditambah dengan Amerika yang menolak isu tersebut dibawa dalam KTT ASEAN. Sementara itu Menhan Indonesia berpendapat mendukung keputusan Mahkamah Permanen Arbitrase di Den Haag Belanda 29 oktober 2015. Sayangnya Tiongkok menolak keputusan Mahkamah ini.  Pertemuan ini dihadiri oleh menteri pertahanan 10 negara anggota ASEAN dengan tujuh negara mitra wicara yaitu Tiongkok, India, Jepang, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Rusia.

Pada 22 November 2015, ASEAN mendeklarasikan berdirinya Masyarakat ASEAN 2015 pada 31 Desember tahun yang sama. Hal itu ditandai dengan penandatangan Deklarasi Kuala Lumpur untuk ASEAN 2025: Maju Bersama. Dengan cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Konferensi Tingkat Tinggi Khusus ASEAN-Amerika Serikat

Berlangsung di Sunnylands, California, AS, 15-16 Februari 2016, merupakan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN bersama Amerika Serikat. para pemimpin negara akan memfokuskan pembahasan mereka terkait isu-isu ekonomi, termasuk mendiskusikan kesepakatan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP). Baru empat negara ASEAN telah menyatakan diri bergabung dalam kesepakatan itu, yaitu Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Brunei.

Lebih lanjut pada pertemuan Selasa para pemimpin diagendakan membahas secara spesifik isu sengketa dan tumpang tindih klaim di perairan Laut Tiongkok Selatan. Presiden Amerika, Barack Obama menginginkan isu sengketa bisa diselesaikan dalam cara damai dan Tiongkok agar tidak melakukan intimidasi terhadap sesama negara pengklaim.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke – 28

Pada 20 Mei 2016 dilaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Rusia di Congress Centree, Sochi, Rusia yang intinya membahas kerjasama negara-negara anggota ASEAN dengan Rusia. Dibentuk ASEAN Center di Universitas Mokswa, Rusia dengan Pusat Studi ASEAN, sebagai bentuk nyata untuk mendorong perdamaian kawasan  dengan pemberian beasiswa serta pertukaran pelajar. Dengan kemitraan ASEAN-Rusia berfokus pada konektifitas fisik, kerja ada energi untuk menyokong ketahanan energi, kerjasama usaha mikro, kecil dan menengah serta menguatkan daya saing global. Selain itu dibutuhkan dialog inklusif untuk terjaminnya bantuan kemanusiaan, serta mengakhiri konflik Suriah dan mencegah kelompok ekstrimis.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-29

Dilaksanakan di Vientiane, Laos pada 6-8 September 2016 para pejabat senior ASEAN memutuskan tidak membahas issu Laut Tiongkok Selatan dan memilih menghargai mahkamah internasional, karena antara Tiongkok dan Filipin saling berseberangan. Presiden Indonesia menyerukan agar negara-negara besar tidak menjadi penentu keamanan wilayah ASEAN, hal itu merujuk pada ketegangan di Laut Tiongkok Selatan. Indonesia justru menekankan pentingnya menjaga keamanan di laut karena eskalasi kejahatan di laut seperti perampokan, penculikan dan pembajakan meningkat.

KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA

Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi (kedua dari kanan) dan Wakil Menteri Luar Negeri dan Pendidikan India Rajkumar Ranjan Singh (ketiga dari kanan) meresmikan ASEAN-India Network of Universities, Senin (29/8/2022), di Sekretariat ASEAN di Jakarta. Kerja sama itu wujud dari kebijakan Melihat Ke Selatan yang dicetuskan India juga pengakuan peran vital ASEAN

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-30

Dilaksanakan  di Vientiane, Laos pada 5-7 September 2016 dilakukan pertemuan tingkat pejabat senior (SOM) yang banyak membahas masalah keamanan lalu lintas di wilayah ASEAN. Saat itu terjadi ketegangan di perairan Laut Tiongkok Selatan, perairan ini merupakan jalur lalu lintas perdagangan utama dunia yang bernilai 5 triliun dollar AS tiap tahun dan menjadi rebutan antara Filipina dengan Tiongkok.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-31

Dilaksanakan di Manila 9-14 November 2017, Indonesia menilai tantangan serta dinamika global membutuhkan gerak Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang cepat, responsif, dan terbuka. Dorongan untuk menuju ASEAN yang tanggap terhadap aneka tantangan di masa 50 tahun kedua organisasi itu. Masalah stabilitas dan keamanan menjadi issu utama KTT ini. Saat itu kondisi keaanan di Filipina terganggu oleh kasus terorisme di Marawi, Filipina Selatan, dan etnis Rohingya di Myanmar ke Bangladesh. Terciptanya kesepakatan Penandatanganan Konsensus Perlindungan dan Promosi Hak Pekerja Migran oleh 10 negara ASEAN.

Konferensi Tingkat Tinggi ke-32 Khusus ASEAN-Australia

Dilaksanakan di Sydney, Australia  11-17 Maret 2018 menghasilkan Deklarasi Sydney yaitu komitmen para pemimpin ASEAN dan Australia untuk memperkuat kemitraan di Kawasan Pasifik.Kemitraan Ekonomi Komprehendif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) yang melibatkan ASEAN, India, China, Korea Selatan, Jepang, Australia dan Selandia Baru. Yaitu konsep perdagangan yang berlandaskan kemitraan jangka panjang melalui konsep Indo-Pasifik yang transparan dan inklusif. Selain itu  penandatanganan nota kesepahaman pemberantasan terorisme.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke -33

Di Singapura tanggal 13-15 November 2018, dihadiri oleh negara anggota ASEAN dan kepala negara mitra yaitu India, Rusia, China, Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat.

Indonesia menyampaikan pentingnya ASEAN menjadi tiga hal utama yaitu ASEAN sebagai sebuah keluarga, ASEAN membantu Myanmar untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan di Rakhine, ketiga melalui konsep Indo-Pasifik maka ASEAN meningkatkan kerjasama antar negara.

Ada 62 dokumen yang dihasilkan, tetapi tiga hal yang menjadi isu penting yaitu politik dan keamanan, ekonomi dan sosial budaya. Dalam bidang ekonomi harus adanya proteksionisme dan ketidakpastian perekonomian global akibat kondisi perang dagang AS dan China. Kemudian EAS Leader’s Statement on Combating Marine Plastic Debris, yaitu penanggulangan sampah plastik.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN KE-34

Di selenggarakan di Bangkok, Thailand tanggal 22 Juni 2019 Indonesia mendorong Konsep Indo-Pasifik yang  mewacanakan ASEAN sebagai pusat kekuatan Indo-Pasifik, sebagai salah satu cara menyikapi dinamika geopolitik global yang relatif dinamis, terutama di tengah persaingan Amerika Serikat dan China.

Konsep Indo-Pasifik itu sangat penting untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran yang selama ini sudah relatif baik di kawasan Asia Tenggara. Presiden berharap seluruh negara anggota ASEAN tetap solid, tidak terpecah dalam menghadapi situasi politik global. Perkembangan geopolitik ini harus diantisipasi agar tidak berdampak buruk bagi ASEAN.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-35, Khusus ASEAN -China

diselenggarakan di Bangkok, Thailand 2 – 4 November 2019, di sini Indonesia menegaskan agar memperkuat kemitraan yang telah terjalin, melalui wawasan Indo-Pasifik, Indonesia mendorong perdamaian menyebar lebih luas, yakni ke kawasan Indo-Pasifik. Oleh karena itu pentingnya kepercayaan strategis untuk menjaga stabilitas dan perdamaian, termasuk di Laut China Selatan, maka  hukum internasional dihormati.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Ke-36 secara virtual pada 25 Juni 2020

Konferensi kali ini dilaksanakan secara virtual dengan Vietnam sebagai tuan rumah, kondisi pandemi mendesak para pemimpin ASEAN untuk memikirkan kondisi dan hubungan ASEAN dalam menghadapi situasi wabah Covid-19. Maka diharapkan ada penguatan  kerjasama antar negara ASEAN, dan peningkatan hubungan antar anggota ASEN diyakini akan menjadi katalisator bagi stabilitas dan perdamaian di kawasan serta mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke- 37

Terlaksana di Hanoi, Vietnam pada 15 November 2020 berhasil menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau RCEP. Ada 15 negara yang tergabung dalam pakta ini yang mewakili 29,6 persen populasi dunia, 27,4 persen perdagangan dunia, 30,2 persen produk domestik bruto (PDB) dunia dan 29,8 persen investasi asing langsung dunia. Selain negara anggota ASEAN, yang ikut menandatangani pakta tersebut adalah China, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru dan Australia.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-38

Pada 24 April 2021 dengan tema ASEAN Leader’s Meeting persoalan yang terjadi saat itu adalah ketika  Junta militer Myanmar melakukan kudeta pemimpin yang sah, maka ASEAN bertindak untuk melindungi rakyat Myanmar. Indonesia dan Malaysia secara terbuka menolak kepemimpinan junta militer Tatmadaw sebagai salah satu pemimpin ASEAN. Meskipun Piagam ASEAN menegaskan prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri, tetapi kasus kekerasan yang terjadi di Myanmar membuat Indonesia menegaskan sikap bergerak bersama rakyat Myanmar.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-39, ASEAN-Australia

KTT ini berlangsung secara virtual membahas masalah Australia yang membentuk AUKUS yaitu aliansi milite trilateral Australia, Amerika Serikat, Inggris. AUKUS merupakan singkatan dari Australia, United Kingdom dan United States of America.

Menurut Presiden Indonesia, Joko Widodo pakta AUKUS ini dapat memantik makin tingginya rivalitas karena tujuan AUKUS adalah membantu Australia dalam pengadaan kapal selam bertenaga nuklir.  Presiden Indonesia menekankan perlunya membangun Cultural of conflict menjadi cultural of peace, trust deficit menjadi strategic trust. Australia sepakat membentuk kemitraan strategis komprehensif, dan Australia berencana akan menyumbangkan 10 juta vaksin Covid-19 dan menawarkan bantuan finansial 92,6 juta dollar AS tuk ASEAN. Selain itu PM Jepang Fumio Kishida menolak gangguan pada tatanan maritim yang bebas terbuka, karena China makin agresif meningkatkan kekuatan militernya.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-40 dan ke-41 di Kamboja

KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 dilaksanakan di Phnom Penh, Kamboja pada November 2022. Presiden Joko Widodo menerima resmi sebagai Keketuaan KTT ASEAN 2023.  Pada penyelenggaraan KTT ASEAN 2023 pada Mei mendatang, Indonesia akan membahas penguatan ekonomi kawasan agar tumbuh cepat, inklusif, dan berkelanjutan.

Hal itu dipacu oleh proyeksi Bank Dunia perihal ekonomi dunia yang hanya mampu tumbuh 1,7 persen pada 2023, dengan  laju inflasi masih relatif tinggi mencapai 10,3 persen pada akhir 2022. Dengan pertumbuhan IHSG tahun 2022 sebesar 4,09 persen  mendorong terjadinya ketidakpastian ekonomi di berbagai negara, termasuk bagi negara-negara di kawasan ASEAN.

Pertemuan KTT ke-40 dan ke-41 ASEAN pada November 2022 menghasilkan sejumlah kesepakatan, beberapa diantaranya:

  • ASEAN Leaders’ Vision Statement on “ASEAN A.C.T.: Addressing Challenges Together”
  • ASEAN Leaders’ Statement on the 55th Anniversary of ASEAN
  • ASEAN Leaders’ Statement on ASEAN Connectivity Post-2025 Agenda
  • ASEAN Leaders’ Statement on the Application of Timor-Leste to ASEAN
  • ASEAN Leaders’ Review and Decision on the Implementation of the Five-Point Consensus
  • High-Level Task Force (HLTF) Recommendation on Strengthening ASEAN’s Capacity and Institutional Effectiveness to the 40th and 41st ASEAN Summit

Rencana Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 2023 di Indonesia

ASEAN 2023 akan mengangkat tiga isu prioritas bidang ekonomi yakni recovery and rebuilding, digital economy, dan sustainability dengan mengacu pada target capaian utama yang telah ditetapkan. Beberapa sasarannya antara lain peningkatan kerja sama antarnegara ASEAN untuk mendorong pemulihan, khususnya bidang ketahanan pangan dan energi, stabilitas keuangan dan tentunya berpegang pada prinsip-prinsip ASEAN.

KTT ASEAN 2023 bertema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, yang akan membahas pada penguatan ekonomi kawasan yang tumbuh cepat, inklusif, dan berkelanjutan, serta dapat bertransformasi menjadi kawasan yang berkomitmen pada tujuan pembangunan berkelanjutan.

Indonesia akan mendorong prospek pemulihan untuk membangun kembali pertumbuhan regional, konektivitas, dan daya saing, serta memperkuat ketahanan pangan dan keuangan dengan memastikan rantai pasok pangan di ASEAN.

Indonesia juga berupaya mempercepat transformasi ekonomi digital yang inklusif dan partisipatif, serta meningkatkan infrastruktur digital yang berkualitas untuk menjembatani kesenjangan digital di kawasan ASEAN.

Selain itu juga akan mewujudkan Implementasi Cetak Biru Komunitas Politik-Keamanan ASEAN dan mendorong terbentuknya ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (AIPR) dalam bidang manajemen resolusi konflik.

Dalam bidang maritim, ASEAN menyepakati penguatan kerja sama melalui ASEAN Maritime Forum (AMF) guna penanganan kejahatan lintas negara secara komprehensif. Termasuk juga kesepakatan tentang kawasan bebas senjata nuklir di kawasan ASEAN.

Lokasi penyelenggaraan KTT ASEAN 2023 rencananya di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada Mei 2023.

(LITBANG KOMPAS)

Referensi

Arsip Kompas
  • ASEAN Harus Maju Dengan Mantap, Kompas, 8 Januari 1976
  • KTT Asean di Bali 23 – 25 Februari, Kompas, Senin 9 Jajuari 1976, Hlm 1
  • Pertemuan Para Pejabat Senior ASEAN Dibuka, Kompas 19 Februari 1976, hlm 12
  • Jejak-jekak ASEAN dan Latar Belakang Perkembangannya, Kompas, 20 Fberuari 1976
  • Perincian Mengenai Sekretariat ASEAN, Kompas, Rabu 24 Februari 1976
  • Persetujuan SWAP ASEAN ditandatangani, Kompas, Sabtu, 6 Agustus 1977
  • Filipina Cabut Klaimnya atas Sabah, Kompas, Jumat 5 Agustus 1977, hlm 1
  • Pertemuan Puncak ASEAN Ditutup dengan Penandatanganan Deklarasi, Kompas, Rabu 16 Desember 1987, halaman 1
  • Vietnam dan Laos Diusulkan Tandatangani Traktat ASEAN, Kompas, Senin 20 Jan 1992
  • KTT ASEAN-Rusia Dibuka, Sabtu 21 Mei 2016, hlm 10
  • KTT ASEAN : Komunike Tak Akan Singgung Putusan Arbitrase, Kompas, Selasa 6 September 2016. Hlm 08
  • KTT ASEAN : Indonesia Dorong ASEAN Jadi Progresif, Kompas, Senin, 13 November 2017, hlm 01
  • ASEAN-Australia : Deklarasi Sydney Perkuat Kemitraan Kawasan, Kompas, 12 Maret 2018, hlm 01
  • KTT ASEAN : Pemimpian ASEAN Adopsi Pandangan Indo Pasifik, Kompas, minggu 23 Jun 2019, hlm 04
  • KTT ASEAN : Para Pemimpim Terus Upayakan Stabilitas, Kompas, Senin 4 November 2019, hlm 01
  • KTT ASEAN : Kerjasama dan Soliditas Kunci Kesuksesan ASEAN , Kompas, Sabtu 27 Juni 2020, hlm 04
  • Krisis Myanmar : Peduli dan Membantu Bukan Ikut Campur, Kompas senin 26 April 2021, hlm 10,
  • RI Minta Austalia Terbuka ke ASEAN, Kompas, Kamis 28 Okt 2021, hlm 15