Orang Pertama
Pemain bulu tangkis putri terbaik, Susi Susanti mengangkat bunga setelah menerima pengalungan medali emas tunggal putri bulu tangkis Olimpiade 1992 yang diraihnya di Pavelo de la Marbella, Barcelona, Selasa (4/8/1992). Susi menjadi orang Indonesia pertama yang mempersembahkan medali emas olimpiade bagi Ibu Pertiwi. Susi memastikan keberhasilannya setelah menundukkan pemain Korea Selatan Bang Soo-hyun di final.
Foto: KOMPAS/KARTONO RYADI
Fakta Singkat:
- Olimpiade kuno pertama kali tercatat tahun 776 SM di Yunani
- Tahun 393 M Olimpiade dilarang oleh Kaisar Romawi Theodosius I
- Olimpiade modern digagas oleh Baron Pierre de Coubertin
- Olimpiade modern I resmi dibuka pada tahun 1896 di Athena, Yunani
- Olimpiade tercatat tiga kali dibatalkan karena Perang Dunia (1916, 1940, 1944)
- Pada tahun 1994 Olimpiade Musim Dingin diperkenalkan
- Indonesia pertama kali berpartisipasi pada Olimpiade tahun 1952
- Indonesia meraih medali pertama Olimpiade pada Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan melalui trio atlet panah putri, Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani
- Medali emas pertama Indonesia diraih oleh Susi Susanti pada tahun 1992 di Olimpiade Barcelona
Olimpiade pertama tercatat pada 776 SM, dilaksanakan setiap empat tahun sekali di Yunani. Ajang ini rutin terlaksana tanpa melihat adanya ancaman invasi atau tidak hingga sekitar tahun 393 M.
Selama lebih dari 250 tahun pertama, semua pertandingan Olimpiade terjadi di tempat suci Olympia, yang terletak di barat laut Peloponnese. Semua laki-laki Yunani bebas diizinkan untuk ambil bagian, dari buruh tani hingga ahli waris kerajaan. Meski demikian mayoritas peserta Olimpiade adalah tentara.
Setelah Kekaisaran Romawi menaklukkan Yunani pada pertengahan abad ke-2 SM, Olimpiade berlanjut, tetapi standar dan kualitasnya menurun. Pada tahun 393 M, Kaisar Theodosius I, seorang Kristen, menyerukan larangan semua festival “kafir”, mengakhiri tradisi Olimpiade kuno setelah berlangsung hampir 12 abad.
Dibutuhkan waktu lebih dari 1.500 tahun untuk menghidupkan kembali Olimpiade. Berkat Baron Pierre de Coubertin (1863–1937) dari Perancis, Olimpiade kembali terselenggara. Berawal dari kunjungan ke situs Olimpiade kuno, Coubertin terinspirasi untuk membuat Olimpiade modern yang didedikasikan untuk pendidikan jasmani.
Ide Coubertin mulai terwujud pada bulan November 1892 dalam pertemuan Union des Sports Athlétiques di Paris. Pada pertemuan itu Coubertin mengusulkan gagasan untuk menghidupkan kembali Olimpiade sebagai kompetisi atletik internasional yang diadakan setiap empat tahun sekali. Dua tahun kemudian, ia mendapat persetujuan untuk mendirikan Komite Olimpiade Internasional (IOC), yang menjadi cikal bakal badan pengatur Olimpiade modern.
Mimpi Coubertin menghidupkan kembali Olimpiade terwujud pada 6 April 1896 ditandai dengan pembukaan ajang Olimpiade modern pertama di Yunani. Olimpiade berlangsung setiap empat tahun sekali. Sejak tahun 1994, Olimpiade Musim Dingin diperkenalkan dan diselenggarakan terpisah berganti-ganti setiap dua tahun dengan Olimpiade (Olimpiade Musim Panas).
Dalam sejarah penyelenggaraan Olimpiade, tercatat hanya tiga kali dibatalkan karena Perang Dunia I (1916), dan Perang Dunia II (1940, 1944). Pada Olimpiade Tokyo 2020, Olimpiade terpaksa ditunda hingga tahun 2021 karena pandemi Covid-19.
Kronologi Olimpiade dari Masa ke Masa
Olimpiade I, Athena
6–15 April 1896
Olimpiade modern pertama di Athena dibuka oleh Raja George I dari Yunani di Stadion Panathinaiko, 6 April 1896. James Brendan Bennet Connolly menjadi juara Olimpiade pertama dalam 1.527 tahun, setelah petinju Armenia, Varasdates, tahun 369. Atlet Amerika Serikat ini memenangi nomor lompat jangkit final pertama di Athena. Olimpiade pertama menghabiskan dana 3.740.000 drachmas (448.000 dollar AS). Usahawan George M Averoff menyumbangkan 920.000 drachmas untuk merenovasi Stadion Panathinaiko. Untuk mengenang jasanya, patung Averoff didirikan di luar stadion bersejarah.
Olimpiade II, Paris
14 Mei–28 Oktober 1900
Sembilan belas cabang dipertandingkan dalam rentang waktu lebih dari lima bulan karena Olimpiade menumpang pada acara Paris World’s Fair 1900. Untuk pertama kalinya sebanyak 22 atlet perempuan berpartisipasi. Tiga atlet tuan rumah, Filleaul Brohy, Despres, dan Ohnier, turun di cabang croquet bersama tujuh atlet putra. Petenis Inggris juara Wimbledon tiga kali, Charlotte Cooper, tercatat sebagai perempuan pertama yang menjadi juara.
Olimpiade III, St Louis
1 Juli–23 November 1904
Len Taunyane (Len Tau) dan Jan Mashiani (Yamasani) tercatat sebagai peserta Olimpiade pertama dari Afrika meski sebenarnya datang ke St Louis untuk ikut pameran tentang Perang Boer dalam World’s Fair 1904. Pada nomor maraton, Len Tau finis di urutan kesembilan, Yamasani urutan ke-12. Banyak pengamat yakin hasil Len Tau bisa lebih baik jika tidak harus berlari meninggalkan lintasan karena dikejar anjing.
Olimpiade IV, London
27 April–31 Oktober 1908
Jarak tempuh maraton modern diperoleh pada Olimpiade 1908. Saat itu panitia menetapkan jarak tempuh maraton 25 mil (40,234 kilometer). Jarak ini berubah menjadi 26 mil (41,843 kilometer) karena Putri Mary ingin anaknya dapat menyaksikan start, sehingga posisi start di Istana Windsor digeser. Jarak berubah lagi karena garis finis digeser 385 yard lebih jauh agar lomba berakhir persis di depan tempat duduk Raja Inggris, Edward VII, di Stadion White City. Jarak tempuh 26 mil 385 yard (42,195 kilometer) tersebut ditetapkan sebagai jarak tempuh resmi maraton pada Olimpiade Paris 1924.
Olimpiade V, Stockholm
5 Mei–27 Juli 1912
- Fransisco Lazaro asal Portugal tewas saat mengikuti lomba maraton. Ia semula diduga tewas karena dehidrasi berat. Belakangan diketahui Lazaro tewas akibat ketidakseimbangan elektrolit cairan tubuh yang parah.
- Alat ukur waktu elektronik pertama kali dipakai dalam Olimpiade 1912. Alat ini dipakai guna mendukung alat ukur waktu (stopwatch) konvensional di ajang atletik. Untuk pertama kalinya juga, teknologi foto finis dipakai guna menentukan pemenang lomba lari.
Olimpiade VI, Berlin
1916
Olimpiade VI tahun 1916 dibatalkan karena Perang Dunia I (1914–1918).
Olimpiade VII, Antwerp
20 April–12 September 1920
- Olimpiade 1920 dinodai persoalan politik. Hongaria, Jerman, Austria, Bulgaria, dan Turki tidak diperbolehkan mengikuti Olimpiade karena dianggap bertanggung jawab atas pecahnya Perang Dunia I.
- Oscar Swahn asal Swedia menjadi atlet tertua yang meraih medali dalam sejarah Olimpiade. Pada usia 72 tahun, Swahn meraih perak dari nomor menembak rusa double-shot beregu.
Olimpiade VIII, Paris
4 Mei–27 Juli 1924
- Moto “Citius, Altius, Fortius” (lebih cepat, lebih tinggi, dan lebih kuat) diperkenalkan pertama kali. Moto ini awalnya milik Federasi Olahraga Perancis, yang didirikan Bapak Olimpiade, Baron Pierre de Coubertain.
- Tradisi mengibarkan tiga bendera (bendera IOC, negara tuan rumah, dan calon tuan rumah) pada upacara penutupan diawali di Stade Olympique Paris.
Olimpiade IX, Amsterdam
17 Mei–12 Agustus 1928
Atlet Asia masuk daftar peraih emas Olimpiade untuk pertama kali. Atlet Jepang, Mikio Oda, memenangi loncat jangkit, dan perenang Jepang, Yoshiyuki Tsuruta, merebut emas 200 meter gaya dada.
Olimpiade X, Los Angeles
30 Juli–14 Agustus 1932
- Perenang belia Jepang, Kusuo Kitamura (14 tahun), merebut emas nomor 1.500 meter gaya bebas, menjadikannya atlet putra termuda sepanjang sejarah yang meraih medali emas Olimpiade.
- Babe Didrikson (AS) menjadi atlet putri terlengkap di cabang atletik. Dia mendominasi nomor lari, lompat, dan lempar sekaligus dengan merebut emas di nomor lari gawang 80 meter, loncat tinggi, dan lempar lembing.
Olimpiade XI, Berlin
1 Agustus–16 Agustus 1936
- Pawai obor Olimpiade untuk pertama kali diperkenalkan. Ide menyalakan api dengan bantuan sinar matahari di Olympia, Yunani, dan mengarak api tersebut menuju stadion utama Olimpiade merupakan saran dari Carl Diem, Sekretaris Jenderal Panitia Olimpiade Berlin.
- Ide Nazi Jerman mengenai keunggulan ras Arya hancur lebur karena atlet kulit hitam Amerika Serikat, Jesse Owens, tampil luar biasa meraih empat emas (lari 100 meter, 200 meter, lompat jauh, dan lari estafet 4 x 100 meter).
- Olimpiade 1936 merupakan Olimpiade pertama yang disiarkan dalam format siaran televisi. Sebanyak 25 layar besar disebar di penjuru Berlin untuk menampilkan siaran Olimpiade.
Olimpiade XII, Tokyo-Helsinki
1940
Olimpiade ini semula direncanakan berlangsung di Tokyo, Jepang, pada 21 September–6 Oktober 1940, tetapi dibatalkan karena Perang China-Jepang pecah pada 1937. Pelaksanaan dipindahkan ke Helsinki, Finlandia, dan jadwal juga direncanakan maju menjadi 20 Juli–4 Agustus 1940, tetapi Perang Dunia II pecah pada 1939 dan Olimpiade XII batal.
Olimpiade XIII, London
1944
Perang Dunia II belum berakhir dan Olimpiade XIII dibatalkan. Namun, kamp tahanan perang Oflag II-C milik Jerman di Woldenberg, Polandia, diperbolehkan oleh Nazi Jerman menggelar Olimpiade Tahanan Perang (POW Olympic) pada 1944. Kegiatan ini dinilai sebagai bukti bahwa semangat Olimpiade mampu melampaui perang.
Olimpiade XIV, London
29 Juli–14 Agustus 1948
Olimpiade untuk pertama kalinya disiarkan lewat televisi di rumah-rumah. Sayangnya, masih sedikit warga London memiliki perangkat televisi. Perempuan atlet Belanda, Fanny Blankers-Koen, menjadi bintang Olimpiade 1948. Ibu dua anak ini memenangi empat emas. Ia juga tercatat memecahkan atau menyamai 12 rekor dunia. Pada tahun 1999 Asosiasi Federasi Atletik Internasional memilihnya sebagai Perempuan Atlet Terbaik Abad Ini.
Olimpiade XV, Helsinki
19 Juli–3 Agustus 1952
- Kontingen Uni Soviet pertama kali ikut serta dan merebut emas tim senam artistik putri. Mereka mempertahankannya selama 40 tahun, kecuali saat Soviet memboikot Olimpiade Los Angeles 1984, ketika emas nomor ini direbut Romania.
- Sersan Karoly Takacs, anggota tim menembak Hongaria tahun 1938, kehilangan tangan kanan karena ledakan granat. Dia lalu berlatih menembak dengan tangan kiri, dan tampil di Helsinki. Hasilnya, Takacs meraih emas nomor rapid pistol dan memecahkan rekor dunia.
- Kontingen Indonesia untuk pertama kali tampil di Olimpiade.
Olimpiade XVI, Melbourne
22 November–8 Desember 1956
- Karena masalah karantina hewan di Australia, cabang berkuda diselenggarakan di Stockholm, Swedia.
- Invasi Uni Soviet ke Hongaria memicu boikot Spanyol, Swiss, dan Belanda. Mesir, Lebanon, dan Irak memboikot karena intervensi Perancis dan Inggris ke Terusan Suez. China juga absen karena kehadiran Taiwan.
- Berkat usul John Ian Wing, pemuda Australia keturunan China, parade atlet di upacara penutupan tak lagi berdasarkan negara asal, tetapi berbaur sebagai simbol persatuan.
- IOC berhasil menyatukan Jerman Barat dan Jerman Timur dalam satu kontingen. Mereka membawa bendera berhias lambang Olimpiade dan Ode to Joy dari Simfoni IX Beethoven sebagai “lagu kebangsaan”.
Olimpiade XVII, Roma
25 Agustus–11 September 1960
- Himne Olimpiade karya Spyros Samaras dengan lirik dari Kostis Palamas diperdengarkan kembali setelah ditetapkan sebagai himne resmi dalam sidang IOC 1958. Lagu ini diperdengarkan pertama kali pada Olimpiade Athena 1896, tetapi kemudian tiap tuan rumah memakai lagu tema berbeda hingga Melbourne 1956.
- Olimpiade Roma adalah penampilan terakhir kontingen Afrika Selatan sebelum dilarang berpartisipasi karena IOC tak menoleransi politik apartheid. Afrika Selatan baru diizinkan kembali pada Olimpiade Barcelona 1992.
Olimpiade XVIII, Tokyo
10–24 Oktober 1964
- Api kaldron di Stadion Meiji dalam upacara pembukaan dinyalakan Yoshinori Sakai. Ia dipilih karena lahir tak jauh dari Hiroshima pada 6 Agustus 1945, saat jatuhnya bom atom di kota itu.
- Voli dan judo, seni bela diri Jepang, diperkenalkan. Ironisnya, pada kelas paling bergengsi judo, kelas bebas, emas diraih Antonius Geesink asal Belanda yang mengalahkan Akio Kaminaga asal Jepang.
Olimpiade XIX, Mexico City
12–27 Oktober 1968
- Olimpiade digelar di lokasi berketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut sehingga menyulitkan atlet yang berlaga di ajang berdurasi dua menit lebih, seperti lari jarak jauh. Namun, kondisi itu menguntungkan atlet cabang berdurasi singkat dan memerlukan tenaga besar, seperti lompat, karena minimnya hambatan udara.
- Bob Beamon, atlet lompat jauh Amerika Serikat, mencetak rekor dunia baru 8,9 meter. Lompatan ini luar biasa karena 55 sentimeter lebih jauh. Begitu sulit lompatan Beamon ditandingi sehingga baru pecah pada tahun 1991.
Olimpiade XX, Muenchen
26 Agustus–11 September 1972
- Delapan anggota kelompok militan Palestina masuk ke penginapan kontingen Israel pada 5 September dini hari. Drama penyanderaan berakhir 6 September dini hari dengan tewasnya 11 atlet Israel dan lima anggota kelompok militan.
- Perenang Amerika Serikat, Mark Spitz, tampil fenomenal dengan menggondol tujuh emas dan memecahkan tujuh rekor dunia. Ia tercatat sebagai atlet dengan perolehan emas terbanyak dalam satu Olimpiade.
Olimpiade XXI, Montreal
17 Juli–1 Agustus 1976
- Olimpiade yang diadakan di Montreal menjadi bencana finansial bagi kota ini. Montreal baru melunasi utangnya Desember 2006, 30 tahun setelah Olimpiade berakhir. Stadion Olimpiade Montreal karya arsitek Perancis, Roger Taillibert, menjadi monumen dari defisit luar biasa itu sehingga dijuluki “Big Owe”. Total pembiayaan stadion, termasuk renovasi, konstruksi, bunga, dan inflasi, mencapai 1,61 miliar dollar Kanada (sekitar Rp14,3 triliun).
- Dimotori oleh Kongo, 28 negara Afrika melakukan boikot sebagai protes kunjungan tim rugbi Selandia Baru ke Afrika Selatan. Dua negara, Senegal dan Pantai Gading, tetap ikut. Sebaliknya, dua negara non-Afrika, Irak dan Guyana, turut memboikot.
- Petinju Clarence Hill dari Bermuda mendapat medali perunggu di kelas superberat. Bermuda tercatat sebagai negara dengan populasi terkecil (saat itu 53.500 penduduk) yang pernah memenangi medali Olimpiade.
Olimpiade XXII, Moskwa
19 Juli–3 Agustus 1980
- Aksi boikot mencapai puncaknya. Atas seruan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter, 45 hingga 50 negara tak mengirim atletnya ke Moskwa. Hanya 80 negara berpartisipasi, jumlah peserta terkecil sejak 1956. Boikot ini untuk memprotes invasi Soviet ke Afganistan, Desember 1979. Inggris dan Australia mendukung boikot, tetapi mengizinkan atletnya berpartisipasi. Kebebasan itu tak dimiliki atlet AS karena Carter mengancam mencabut paspor mereka jika ngotot berangkat.
- Boikot nyaris menggagalkan cabang hoki putri. Semua tim peserta mundur, kecuali tuan rumah. Lima minggu menjelang Olimpiade undangan dikirim sehingga nomor ini diikuti enam tim, termasuk Zimbabwe. Anggota tim Zimbabwe diseleksi kurang dari sepekan sebelum terburu- buru terbang ke Moskwa. Secara mengejutkan mereka keluar sebagai juara.
Olimpiade XXIII, Los Angeles
28 Juli–12 Agustus 1984
- Untuk pertama kali Olimpiade digelar tanpa bantuan dana pemerintah. Ada lebih dari 30 sponsor yang berpartispiasi dalam Olimpiade 1984. Sebagian dari mereka masing-masing berkontribusi 500 juta dollar AS lebih, sedangkan sebagian lain ikut membiayai pembangunan fasilitas gedung olahraga. Olimpiade 1984 menghasilkan keuntungan 223 juta dollar AS.
- Ada 14 negara Blok Timur—termasuk Uni Soviet, Kuba, dan Jerman Timur—yang memboikot Olimpiade 1984. Negara Blok Timur yang tetap berpartisipasi dalam Olimpiade ini adalah Romania. Aksi boikot negara Blok Timur cukup mengubah peta persaingan karena jumlah perolehan emas dari 14 negara yang memboikot itu mencakup 58 persen dari medali emas yang diperebutkan pada Olimpiade 1976. Dengan alasan berbeda, Iran dan Libya juga memboikot Olimpiade 1984.
Olimpiade XXIV, Seoul
17 September–2 Oktober 1988
Indonesia untuk kali pertama meraih medali dalam Olimpiade 1988. Medali perak yang bersejarah itu dipersembahkan oleh trio atlet panah putri: Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani. Sejak itu Indonesia selalu meraih medali, terutama lewat bulu tangkis.
Pelari Indonesia, Eduardus Nobunome (nomor dada 541 paling depan), sempat membuat penonton Stadion Olimpiade Seoul (28/9/1988) bertepuk tangan. Edu tubuhnya paling kecil tapi mampu memimpin di tempat terdepan nomor lari 5.000 meter sejauh tujuh putaran (3.000 meter lebih). Tapi setelah itu, ia surut, sampai-sampai ketinggalan sekitar 50 meter dari pelari terdepan. Akhirnya ia pun menempati urutan ke-14 dan tak lolos dari penyisihan.
Foto: KOMPAS/KARTONO RYADI
Olimpiade XXV, Barcelona
25 Juli–9 Agustus 1992
- Olimpiade Barcelona menjadi saksi sejarah perubahan politik dunia. Apartheid berakhir dan Afrika Selatan tampil lagi setelah 32 tahun absen. Jerman Barat dan Timur bersatu kembali, begitu juga Yaman Utara dan Selatan. Uni Soviet bubar menjadi 15 negara merdeka.
- Derartu Tulu dan Elana Mayer menjadi cermin runtuhnya diskriminasi apartheid. Tulu menjadi wanita Afrika kulit hitam pertama yang meraih medali emas Olimpiade, dengan mendahului Mayer di putaran terakhir lari 10.000 meter.
- Indonesia meraih emas Olimpiade pertamanya berkat kesuksesan Susi Susanti dan Alan Budikusuma menyandingkan emas di cabang bulu tangkis.
Olimpiade XXVI, Atlanta
19 Juli–4 Agustus 1996
- Untuk pertama kalinya, seluruh 197 negara anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) berpartisipasi. Sebanyak 79 negara masuk daftar peraih medali dan 59 di antaranya berhasil merebut medali emas.
- Cabang ekshibisi ditiadakan. Kongres IOC menyepakati tak ada lagi cabang ekshibisi mulai 1996 karena penyelenggara kerepotan menyiapkan infrastruktur setara cabang resmi.
- Olimpiade pertama yang tidak menggunakan uang rakyat. Biaya penyelenggaraan senilai 1,8 miliar dollar AS diperoleh dari penjualan tiket, iklan, dan sponsor. Konsekuensinya, Olimpiade Atlanta dinilai terlalu komersial dan tak semenarik sebelumnya.
- Pasangan ganda putra Indonesia Ricky A Subagdja/Rexy Mainaky mempersembahkan medali emas cabang bulu tangkis.
Olimpiade XXVII, Sydney
5 September–1 Oktober 2000
- Memperingati 100 tahun partisipasi perempuan di Olimpiade, obor dibawa masuk stadion oleh enam atlet putri Australia juara Olimpiade. Obor kemudian diserahkan kepada pelari keturunan Aborigin, Cathy Freeman, yang menyalakan kaldron, sebagai lambang persatuan warga kulit putih pendatang dan penduduk asli Australia.
- Cathy Freeman melengkapi kegembiraan pendukung tuan rumah dengan merebut emas 400 meter. Freeman menjadi orang pertama yang menyalakan kaldron sekaligus merebut emas di Olimpiade yang sama.
- Hanya Afganistan satu-satunya anggota IOC yang absen di Sydney karena Pemerintah Taliban melarang olahraga dipraktikkan di sana. Korea Selatan dan Utara berdefile bersama dalam satu kontingen dan Timor Leste mengirim empat atlet atas nama individu di bawah bendera Olimpiade.
- Pasangan ganda putra Indonesia Candra Wijaya/Tony Gunawan mempersembahkan medali emas cabang bulu tangkis.
Olimpiade XXVIII, Athena
13–29 Agustus 2004
- Serba terbesar di Athena. Sebanyak 201 negara anggota IOC mengirimkan atletnya dan jumlah nomor pertandingan menjadi 301, satu nomor lebih banyak daripada Sydney 2000. Popularitas Olimpiade meningkat dengan disaksikan 3,9 miliar penonton televisi, meningkat dari 3,6 miliar pemirsa empat tahun sebelumnya.
- Lari maraton mengikuti rute asli tahun 1896, dimulai di Marathon dan berakhir di Stadion Panathinaiko, Athena.
- Pemain bulutangkis tunggal Putra Indonesia Taufik Hidayat meraih emas.
Olimpiade XXIX, Beijing
8–24 Agustus 2008
- Sebuah rekor 204 Komite Olimpiade Nasional ambil bagian dalam Olimpiade. Sekitar 87 dari mereka merayakan atlet peraih medali mereka. Tajikistan, Afghanistan, Mauritius dan Togo semuanya mengalami podium untuk pertama kalinya. Tajikistan memenangkan medali pertamanya berkat Rasul Boqiev di judo dan Yusup Abdusalomov dalam gulat; Afghanistan naik ke podium berkat Rohullah Nikpai di taekwondo.
- Pasangan ganda putra Indonesia Markis Kido/Hendra Setiawan mempersembahkan medali emas cabang bulu tangkis.
Olimpiade XXX, London
27 Juli–13 Agustus 2012
- Untuk pertama kali sebuah kota menjadi tuan rumah olimpiade sebanyak tiga kali (1908, 1948, 2012).
- Kegiatan Olimpiade London 2012 dipusatkan di sekitar Taman Olimpiade di London Timur, yang merupakan lokasi sejumlah tempat olahraga baru. Hingga 180.000 penonton setiap hari memasuki Taman untuk menikmati Olimpiade.
- Untuk pertama kali sejak Olimpiade 1992 di Barcelona, Indonesia gagal meraih medali emas. Kondisi ini semakin buruk ditambah dengan diskualifikasi terhadap dua atlet, pasangan ganda putri Greysia Polii dan Meiliana Jauhari karena dianggap berupaya ”memilih lawan” di semifinal. Dalam sejarah penampilan Indonesia di olimpiade, diskualifikasi tersebut merupakan yang pertama.
Olimpiade XXXI, Rio
5–22 Agustus 2016
- Rio 2016 menjadi Olimpiade pertama yang diadakan di negara Amerika Selatan. Pada tahun 2009 Rio de Janeiro memenangi seleksi tuan rumah mengalahkan Chicago, Madrid, dan Tokyo.
- Pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mempersembahkan medali emas cabang bulu tangkis.
Olimpiade XXXII, Tokyo
23 Juli–8 Agustus 2021
- Tokyo dipilih sebagai tuan rumah pada 7 September 2013 di Buenos Aires, Argentina.
- Pelaksanaan Olimpiade Tokyo pada tahun 2020 ditunda hingga tahun 2021 karena pandemi Covid-19. Seluruh pertandingan olimpiade diputuskan tanpa penonton.
- Tokyo merupakan satu-satunya kota di Asia yang menjadi tuan rumah olimpiade untuk dua kali (1964, 2021)
Referensi
Horne, John, Garry Whannel. 2016. Understanding the Olympics. New York: Routledge.
“Tradisi Medali: Sejarah Dimulai dari Kota Seoul”, Kompas, 18 April 2008, hlm. 35.
“Tapak Tilas: Olimpiade I – III”, Kompas, 27 Juli 2008, hlm. 09.
“Tapak Tilas: Olimpiade IV – VII”, Kompas, 28 Juli 2008, hlm. 31.
“Tapak Tilas: Olimpiade VIII – X”, Kompas, 29 Juli 2008, hlm. 30.
“Tapak Tilas: Olimpiade XI – XIV”, Kompas, 31 Juli 2008, hlm. 31.
“Tapak Tilas: Olimpiade XV – XVII”, Kompas, 1 Agustus 2008, hlm. 31.
“Tapak Tilas: Olimpiade XVIII – Olimpiade XX”, Kompas, 2 Agustus 2008, hlm. 31.
“Tapak Tilas: Olimpiade XXI – XXII”, Kompas, 3 Agustus 2008, hlm. 10.
“Tapak Tilas: Olimpiade XXIII – XXIV”, Kompas, 4 Agustus 2008, hlm 31.
“Tapak Tilas: Olimpiade XXV – XXVI”, Kompas, 5 Agustus 2008, hlm 31.
“Tapak Tilas: Olimpiade XXVII – Olimpiade XXVIII”, Kompas, 6 Agustus 2008, hlm. 31.
https://www.history.com/topics/sports/olympic-games
https://www.britannica.com/sports/Olympic-Games
Penulis
Inggra Parandaru
Editor
Rendra Sanjaya