Kronologi

Kronologi Peledakan Bom di Indonesia: Teror Bom di Gereja

Satu minggu menjelang perayaan Paskah 2021, dua terduga teroris meledakkan bom bunuh diri di depan gerbang Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Peristiwa ini menambah daftar panjang serangan bom menyasar gereja di Indonesia.

Pengamanan di Gereja Katedral Jelang Perayaan Natal

dua hari menjelang hari Natal, beberapa gereja di Jakarta sudah dijaga oleh polisi. Polisi dari satuan Unit Reaksi Cepat (URC) berjaga di depan Gereja Katedral Jakarta (23/12/2001).
Foto: Kompas/Iwan Setiyawan

Teror bom menyasar gereja pertama kali tercatat pada pemberitaan Kompas tahun 1967 di Gereja Katedral Jalan Darmo Surabaya. Meski tidak ada korban jiwa, aksi tersebut menimbulkan kerusakan pada bagian belakang gereja.

Serangan terbesar terjadi pada malam natal tahun 2000. Serangkaian ledakan bom di gereja terjadi di sepuluh kota di Indonesia meliputi Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Mojokerto, Mataram, Pematangsiantar, Medan, Batam, dan Pekan Baru. Aksi malam natal ini menyebabkan 16 orang meninggal, dan 96 orang luka-luka.

Peledakan bom menyasar gereja secara serentak kembali terjadi dua tahun kemudian pada malam tahun baru 2002 di Palu, Sulawesi Tengah. Ledakan bom berturut-turut terjadi di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Jalan Setiabudi, disusul ledakan di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) di Jalan Thamrin, dan di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sulawesi Selatan Jemaat Palu di Jalan Pattimura.

Pemberitaan Kompas 19 Oktober 1967 terkait pengeboman Gereja Katedral Jalan Darmo, Surabaya.

15 Oktober 1967
Gereja Katedral di Jalan Darmo, Surabaya, Jawa Timur, digranat. Aksi tersebut menimbulkan kerusakan pada bagian belakang gereja. Tidak ada korban dalam peristiwa tersebut.

24 Desember 1984
Bom meledak di gedung Seminari Al Kitab Asia Tenggara dan di Gereja Katolik Sasana Budaya di Malang, Jawa Timur.

28 Mei 2000
Bom meledak di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) saat jemaat sedang melakukan kebaktian di Kawasan Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara. Sebanyak 23 orang luka-luka. Sementara itu, sekitar pukul 12.00, ditemukan bom rakitan di kantor Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jalan Sudirman, Medan. Bom rakitan, yang terbuat dari kaleng cat yang dibalut kabel biru dan merah dibungkus dengan lakban warna hijau, ditemukan oleh salah seorang pengurus gereja, St R Boru Simamora.

20 Agustus 2000
Bom berskala kecil meledak di depan Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII) di Jalan Bunga Kenanga, Medan, Sumatera Utara. Tidak ada korban luka-luka maupun bangunan yang rusak akibat ledakan bom tersebut.

24 Desember 2000
Serangkaian ledakan bom terjadi di sepuluh kota pada Malam Natal di Indonesia meliputi Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Mojokerto, Mataram, Pematangsiantar, Medan, Batam, dan Pekanbaru. Ledakan terjadi saat umat Kristiani sedang melakukan kebaktian malam Natal. Sebanyak 16 orang meninggal, 96 orang luka-luka, dan 37 mobil rusak. Tercatat hanya 16 dari 31 bom yang meledak.

Karangan bunga duka cita di depan Gereja St. Josef Matraman Jakarta di antara mobil-mobil jemaat yang rusak berat terkena ledakan bom di Gereja Santo Josef Matraman. Bertepatan dengan Hari Natal 2000 di sejumlah tempat ibadah umat Kristen di Jakarta dan daerah lain diguncang bom (25/12/2000). KOMPAS/JOHNNY TG.

22 Juli 2001
Dua gereja, masing-masing di Kapling TNI AL, Duren Sawit, Jakarta Timur, dan Kompleks TNI AD Kodam Jaya, Jalan Kalimalang, juga di Jakarta Timur, menjadi sasaran peledakan bom. Ledakan yang terjadi ketika pastor tengah menyampaikan khotbah itu mengakibatkan dua korban dalam kondisi kritis, enam luka parah, dan 56 korban lainnya luka ringan. Sementara itu, bom juga meledak di Gereja HKBP Jatiwaringin, Bekasi, mengakibatkan tiga orang luka berat.

31 Juli 2001
Ledakan bom terjadi di Gereja Kristus Alfa Omega, di Jalan Gajah Mada 114, Semarang. Ledakan mengakibatkan seorang luka parah dan sebuah mobil rusak berat.

1 Januari 2002
Kemeriahan malam Tahun Baru 2002 dinodai dengan beberapa ledakan bom di sejumlah tempat di Indonesia. Sebuah granat manggis meledak di depan Rumah Makan Ayam Bulungan, Jakarta. Dalam peristiwa itu satu orang tewas dan seorang lainnya menderita luka-luka. Sementara di Palu, Sulawesi Tengah, juga terjadi empat ledakan bom berturut-turut. Ledakan pertama terjadi di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Jalan Setiabudi, disusul ledakan di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) di Jalan Thamrin, dan di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sulawesi Selatan Jemaat Palu di Jalan Pattimura. Ledakan keempat terjadi saat sebuah bom hendak dijinakkan oleh tim dari kepolisian setempat. Keempat ledakan itu tidak menimbulkan korban jiwa.

1 Januari 2005
Pergantian tahun 2004 ke 2005 di Poso, Sulawesi Tengah, diwarnai dua ledakan bom. Namun, kedua ledakan itu tidak menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Ledakan bom pertama terjadi sekitar pukul 23.45 di Jalan Pulau Bali, dekat penginapan Alamanda atau sekitar bekas asrama anggota Brimob dan Gegana yang pernah ditugaskan di Poso. Bom meledak dengan cara dilemparkan dua orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor. Ledakan kedua terjadi sekitar pukul 00.30 di Jalan Pulau Kalimantan, tepat di belakang Gereja Bethany. Sebelum meledak, bom diperkirakan telah diletakkan lebih dahulu di dekat kandang ayam di belakang gereja.

2 Juli 2006
Ledakan yang diduga berasal dari sebuah bom itu terdengar dari kompleks Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Eklesia, Jalan Pulau Seram, Poso. Tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan fisik

7 Desember 2010
Di Gereja Katolik Kristus Raja Wilayah Gawok terjadi dua ledakan bom rakitan berdaya ledak rendah, antara pukul 05.00 dan 06.00. Peristiwa ini diketahui seorang pengendara sepeda motor yang tengah melintas di sana. Bom rakitan yang meledak itu diletakkan di dekat pot tanaman di teras samping pintu masuk gereja. Pagi itu gereja dalam kondisi kosong dan tidak berpenjaga. Dari sisa ledakan, terdapat kaleng bundar bekas tiner, paku, baterai 9 volt, potongan kabel, dan serpihan paku.

21 April 2011
Bom yang direncanakan meledak pada 22 April 2011 dapat digagalkan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri bisa menjinakkan bom seberat 100 kilogram lebih di dekat jalur pipa gas, sekitar 150 meter dari Gereja Christ Cathedral, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Sebelum menggagalkan peledakan bom di Serpong, Polri juga menangkap 19 tersangka jaringan pelaku bom buku di tujuh tempat. Jaringan tersangka itu pula yang mempersiapkan peledakan bom di dekat Gereja Christ Cathedral, Serpong.

29 April 2011
Gereja Pantekosta di Indonesia El Shaddai di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, dilempar bom molotov orang tak dikenal, sekitar pukul 01.00. Bom molotov mengenai kanopi gereja kemudian membakar sisi luar dinding bangunan. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

13 November 2016
Bom molotov meledak di halaman Gereja Oikumene di Samarinda, Kalimantan Timur, melukai empat anak balita. Polri memastikan pelaku adalah residivis kasus teror, yakni Juhanda alias Jo bin Muhammad Aceng Kurnia.

Petugas Inafis berada di lokasi kejadian bom meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuna, Surabaya (13/5/2018). Teroris meledakkan bom di tiga gereja di Surabaya. KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA.

13 Mei 2018
Serangan bom bunuh diri terjadi hampir serentak di tiga lokasi yang berbeda di Surabaya. Serangan terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno. Tercatat 13 warga meninggal dan 43 orang luka-luka. Korban meninggal terbanyak terjadi di Gereja Santa Maria. Aksi bom bunuh diri itu menimbulkan kepanikan warga yang tengah dan akan mengikuti misa/kebaktian di gereja. Pelaku diduga dari satu keluarga, terdiri atas enam orang, yaitu ayah, ibu, dan keempat anaknya.

28 Maret 2021
Dua terduga teroris meledakkan bom bunuh diri di depan gerbang Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Dua pelaku tewas, 20 orang luka-luka. Mayoritas korban terluka akibat serpihan di wajah, leher, perut, tangan, kaki. Korban dirawat di sejumlah rumah sakit di Makassar.

Referensi

  • “Digranat”, Kompas, 19 Oktober 1967, hlm. 1.
  • “Penghuni lagi beribadat di gereja ketika rumah mereka diledakkan”, Kompas, 27 Desember 1984, hlm. 8.
  • “Bom Meledak di Gereja KPI Medan, 23 orang luka-luka”, Kompas, 29 Mei 2000, hlm. 1.
  • “Lagi, Bom Meledak di Medan”, Kompas, 21 Agustus 2000, hlm. 11.
  • “Rentetan Pengeboman Dikecam:15 Orang Meninggal, 96 Luka-luka”, Kompas, 26 Desember 2000, hlm. 1.
  • “Bom Guncang Dua Gereja, 67 Orang Luka-luka”, Kompas, 23 Juli 2001, hlm. 1.
  • “Bom Meledak di Semarang, Seorang Luka Parah”, Kompas, 1 Agustus 2001, hlm. 1.
  • “Malam Tahun Baru Dinodai Peledakan Bom, Kompas, 2 Januari 2002, hlm. 1.
  • “Malam Tahun Baru Diwarnai Bom di Poso”, Kompas, 2 Januari 2005, hlm. 11.
  • “Ledakan di Jeneponto, Seorang Remaja Tewas”, Kompas, 3 Juli 2006, hlm. 15.
  • “Bom Rakitan di Kantor Polsek dan Gereja”, Kompas, 8 Desember 2010, hlm. 24.
  • “Polisi Gagalkan Aksi Teror Bom”, Kompas, 23 April 2011, hlm. 1.
  • “Gereja Dibom Molotov, Kompas, 30 April 2011, hlm. 22.
  • “Empat Anak Balita Alami Luka Bakar”, Kompas, 14 November 2016, hlm. 15.
  • “Bersatu untuk Indonesia”, Kompas, 14 Mei 2018, hlm. 1, 15.
  • “Usut Tuntas Jaringan Teroris Bom Makassar”, Kompas, 29 Maret 2021, hlm. 1, 15.

Penulis
Inggra Parandaru

Editor
Rendra Sanjaya