KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Penampilan ondel-ondel memeriahkan parade di kawasan Kota Tua, Jakarta, Kamis (22/6/2023), bertajuk “Metaphoria Kota Tua”. Acara itu untuk merayakan Hari Ulang Tahun Ke-496 DKI Jakarta. Parade yang mengelilingi Taman Fatahillah itu dimeriahkan oleh sejumlah komunitas.
Tanggal 22 Juni ditetapkan sebagai hari jadi kota Jakarta. Sampai tahun 2024 ini, sudah ada 17 gubernur yang pernah menjabat di Jakarta dan mayoritas berlatar belakang militer. Hal ini berawal waktu pelantikan Mayor Jenderal Korps Komando Operasi Ali Sadikin menjadi Gubernur Jakarta periode 1966–1977.
Saat itu, Presiden Soekarno menyatakan agar Jakarta harus dipimpin oleh seorang militer yang tegas agar bisa menertibkan dan mengatasi begitu banyak masalah yang timbul. Sejak saat itu, Jakarta selalu dipimpin oleh para jenderal Angkatan Darat berbintang dua atau tiga.
Ada delapan gubernur Jakarta yang pernah menjabat dengan latar belakang profesi sebagai militer. Daan Jahja adalah gubernur militer Jakarta dengan periode masa jabatan 1948–1950. Ia berhasil menyelesaikan berbagai masalah administrasi dalam proses pengembalian pemerintahan Jakarta kepada pola ke-Indonesiaan-nya.
Soemarno Sosroatmodjo merupakan orang pertama yang menjabat sebagai pemimpin Jakarta dengan sebutan jabatan gubernur untuk periode 1960–1964. Sebelum menjabat sebagai gubernur, Soemarno berprofesi sebagai dokter dan seorang mayor jenderal.
Ali Sadikin atau biasa dikenal Bang Ali, salah satu gubernur Jakarta yang paling banyak menciptakan gebrakan dalam menjadikan Jakarta sebagai ibu kota negara yang modern. Meski kebijakan yang diciptakan menimbulkan kontroversi, Jakarta mengalami banyak perubahan berkat proyek pembangunan yang diprakarsainya.
Tidak hanya itu, masalah prasarana dan sarana, transportasi, dan juga hiburan bagi masyarakat juga berhasil ditangani. Dalam rangka menyambut hari jadi kota Jakarta setiap tahunnya Bang Ali menggagas tradisi penyelenggaraan pesta rakyat tahunan untuk melestarikan berbagai tradisi Betawi.
Tjokropranolo merupakan seorang tentara berpangkat letnan jenderal. Ia menjabat sebagai gubernur Jakarta setelah setahun menjadi asisten Gubernur Ali Sadikin. Tjokropranolo dilantik pada Juli 1977.
R Soeprapto adalah letnan jenderal mantan Panglima Kodam XVI Udayana. Wiyogo Atmodarminto berpangkat mayor jenderal pernah menjadi Panglima Kowilhan II dan Panglima Kostrad. Sementara Surjadi Soedirdja berpangkat mayjen, dan Sutiyoso sama-sama mantan Panglima Kodam Jaya.
Hendrik Joel Hermanus Ngantung atau lebih dikenal Henk Ngantung menjadi satu-satunya yang berlatar belakang seorang pelukis dan budayawan. Patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia menjadi salah satu karya sketsanya.
Dalam perjalanan pemerintahan Jakarta sejak dipimpin oleh Gubernur Suwirjo hingga Anies Baswedan, hanya satu gubernur yang berasal dari putera Betawi. Sampai tahun 2024, hanya Fauzi Bowo putera Betawi yang berhasil memimpin Jakarta pada periode 2007 hingga 2012.
Sejarah juga mencatat untuk pertama kalinya, dalam masa jabatan Gubernur DKI Jakarta periode 2012–2017 terdapat tiga gubernur yang menjabat. Pada 2014, Joko Widodo posisinya digantikan oleh Basuki Tjahaja Purnama karena terpilih menjadi Presiden RI. Beberapa bulan sebelum masa jabatannya berakhir, Ahok mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah tersandung kasus penodaan agama. Pada bulan Juni, Djarot sebagai Wakil Gubernur pun dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta dengan periode masa jabatan hanya empat bulan.
IPPHOS
Wali Kota Jakarta, Suwirjo menyerahkan maquet rencana pembangunan Hotel Indonesia kepada Presiden Sukarno di Istana pada 3/4/1956.
Gubernur Jakarta dari masa ke masa
1945 – 1947
Suwirjo menjadi gubernur pertama Jakarta setelah Proklamasi Kemerdekaan RI dengan jabatan Wali Kota Jakarta (1945–1947) dan Wali Kota Jakarta Raya (1950–1951). Saat itu Jakarta masih berstatus kotapraja sehingga dipimpin seorang wali kota. Presiden Soekarno mengangkat Suwirjo sebagai Wali Kota Jakarta pada 29 September 1945. Pada masa Kota Jakarta mengalami peralihan pemerintahan dari Jepang ke Indonesia, tanggal 7 September 1945, Suwirjo ditunjuk sebagai pemimpin pemerintah kota dengan Bagindo Dahlan Abdullah sebagai wakil dan Suratno Sastroamidjojo sebagai sekretaris.
1948 – 1950
Daan Jahja menjabat sebagai Gubernur Militer Jakarta pada periode 1948–1950 saat berusia 25 tahun dan berpangkat letnan kolonel TNI. Presiden Soekarno menunjuk Daan Jahja memegang kendali Jakarta setelah Indonesia secara resmi diakui kedaulatannya seusai Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.
Ia pernah berjuang dalam perebutan kekuasaan negara oleh Kapten Westerling karena tidak menerima penyerahan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 27 Desember 1949.
27 Juni 1951 – 1 November 1953
Sjamsuridjal menjadi Wali Kota Jakarta Raya pada periode 27 Juni 1851 — 1 November 1953. Ia dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Iskaq Tjokroadisurjo pada tanggal 29 Juni 1951. Sejumlah proyek yang diprakarsai semasa pemerintahannya, antara lain, terkait pembagian aliran listrik, penambahan air minum, dan urusan pertanahan.
1953 – 1960
Sudiro merupakan tokoh terakhir yang menjabat sebagai pemimpin Jakarta dengan sebutan Wali Kota periode 1953–1960. Ia berhasil memprakarsai pembentukan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Kampung (RK) dengan mengumpulkan lebih dari 3.000 pemuka masyarakat. Kebijakan fenomenal lainnya adalah pemecahan wilayah Jakarta menjadi tiga wilayah kabupaten, yaitu Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Selatan.
4 Februari 1960 – 26 Agustus 1964
Soemarno Sosroatmodjo menjabat ketika status Kota Praja Jakarta Raya sudah berubah menjadi daerah tingkat I dengan kepala daerah berpangkat gubernur. Selama pemerintahan Soemarno fokus pada tertib bersih lingkungan tempat tinggal, kesehatan, dan perluasan lapangan kerja. Sejumlah proyek yang berjalan antara lain pembangunan komplek olahraga di Senayan, kerja bakti menyapu jalan dan membersihkan selokan setiap hari Minggu, renovasi sejumlah pasar tradisional, dan mendirikan sejumlah PT kerja sama pemerintahan daerah dan swasta.
22 Oktober 1964 – 15 Juli 1965
Hendrik Joel Hermanus Ngantung atau lebih dikenal dengan nama Henk Ngantung tercatat menjadi gubernur Jakarta pertama beretnis Tionghoa dan non-Muslim. Kecintaannya terhadap dunia seni berhasil mempercantik kota Jakarta sesuai dengan bakat seninya.
28 April 1966 – 7 Juli 1977
Ali Sadikin atau lebih dikenal sebagai Bang Ali menjadi Gubernur Jakarta periode 1966–1972. Ada sejumlah proyek yang berhasil dijalankan semasa pemerintahannya. Di antaranya adalah pembagian Jakarta menjadi lima kota madya (Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatna, dan Jakarta Timur), peresmian tempat rekreasi Bina Ria Ancol, pembukaan Jakarta Fair pertama, dan revitalisasi sarana prasarana lainnya.
11 Juli 1977 – 29 September 1982
Tjokropranolo menjabat selama periode 1977–1982. Ia berhasil meresmikan kembali beroperasinya angkutan kereta api kota Jabotabek pada 29 Agustus 1977. Selain itu, PT Metro Mini dan Kopaja sebagai badan pengelola bus mini diresmikan beroperasi pada 8 April 1978.
29 September 1982 – 6 Oktober 1987
R Soeprapto menggantikan Tjokropranolo sebagai Gubernur Jakarta pada periode 1982–1987. Selama pemerintahannya, Soeprapto fokus pada usaha pendisiplinan aparat pemda dan masyarakat Jakarta. Ia memberikan gagasan inovatif terkait masalah sampah, hiburan bagi masyarakat, pelestarian budaya Betawi, dan manajemen transportasi publik.
6 Oktober 1987 – 6 Oktober 1992
Wiyogo Atmodarminto dilantik menjadi Gubernur Jakarta periode 1987–1992 pada 6 Oktober 1987. Selama kepemimpinannya, Wiyogo membuat kebijakan program Jakarta yang bersih, manusiawi, dan berwibawa. Ia juga melarang becak beroperasi di Jakarta sejak 31 Desember 1990.
6 Oktober 1992 – 6 Oktober 1997
Mayjen TNI Surjadi Soedirdja memegang jabatan periode 1992–1997 yang dipilih oleh Presiden Soeharto. Sejumlah prestasi yang diraih masa pemerintahannya seperti Piala Adipura yang diraih kelima kota madya di DKI Jakarta, umur harapan hidup meningkat, dan naiknya pendapatan per kapita warga.
KOMPAS/MOCH S HENDROWIJONO
Gubernur Ali Sadikin memberikan penjelasan mengenai persoalan banjir di Jakarta kepada reporter TV, Willy Karamoy (10/1/1976).
KOMPAS/DANU KUSWORO
Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso (kanan) berhasil memimpin PB PBSI menggantikan Chairul Tanjung (kiri) setelah kandidat ketua umum lainnya, Dahlan Iskan (tengah), mengundurkan diri sesaat sebelum voting di gelar dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa di Hotel Hilton, Jakarta, Sabtu (17/7/2004).
KOMPAS/DANU KUSWORO
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo didampingi istri memotong tumpeng pada peringatan HUT ke-482 Jakarta di Monumen Nasional Jakarta, Senin (22/6/2009). Selanjutnya tumpeng diberikan kepada warga yang juga merayakan ulang tahun bersamaan dengan ulang tahun Jakarta.
6 Oktober 1997 – 7 Oktober 2007
Sutiyoso atau biasa dipanggil Bang Yos menjabat sebagai gubernur selama dua periode. Ia tak kalah hebat dalam menelurkan gagasan-gagasan besar seperti Ali Sadikin. Salah satu gagasannya adalah pembangunan sistem angkutan umum bus rapid transit. Pada awal 2004, Bang Yos berhasil membangun sistem transportasi umum atau lebih dikenal dengan istilah busway. Kebijakan lainnya peraturan tentang jumlah penumpang kendaraan pribadi atau three in one.
7 Oktober 2007 – 7 Oktober 2012
Fauzi Bowo atau sering disapa Foke dilantik menjadi Gubernur Jakarta pada 7 Oktober 2007. Selama pemerintahannya, Fauzi Bowo fokus untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta. Program-program yang dilakukan antara lain meneruskan rangkaian pembangunan sistem transportasi massal cepat (MRT), jaringan kereta api lingkar luar Jakarta, pembangunan jalan layang Bandengan dan Tubagus Angke, serta optimalisasi bus transjakarta.
15 Oktober 2012 – 2 Oktober 2014
Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi harusnya menjadi Gubernur Jakarta untuk masa jabatan 2012–2017. Jokowi dilantik pada 15 Oktober 2012, dan mengakhiri masa jabatannya 2 Oktober 2014 karena menjadi calon presiden. Selama masa pemerintahannya, Jokowi rajin blusukan untuk mengetahui persoalan warga Jakarta. Selain itu, ia juga melakukan inspeksi ke kantor-kantor pemerintahan untuk memastikan pelayanan publik dijalankan dengan baik. Program-program yang digagasnya antara lain Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, dan penataan PKL di Tanah Abang.
19 November 2014 – 23 Mei 2017
Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dikenal dengan nama Ahok resmi menjabat sebagai Gubernur Jakarta sejak 19 November 2014. Ahok menggantikan Joko Widodo yang terpilih sebagai Presiden RI. Pada masa pemerintahannya, ia melakukan banyak pembenahan masalah di berbagai bidang. Perombakan jabatan struktural, transportasi, banjir, pengembangan Jakarta Smart City, dan menghadirkan banyak ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA). Karena terjegal kasus penodaan agama, Ahok tidak menyelesaikan tugasnya hingga akhir masa jabatannya.
15 Juni 2017 – 15 Oktober 2017
Djarot Saiful Hidayat menjadi Gubernur Jakarta ketiga yang menjabat dalam kurun waktu 2012–2017. Sebelum dilantik menjadi Gubernur Jakarta pada 15 Juni 2017, Djarot menjadi Plt Gubernur DKI Jakarta.
16 Oktober 2017 – 16 Oktober 2022
Anies Baswedan dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta untuk masa jabatan 2017–2022 pada tanggal 16 Oktober 2017. Beberapa program yang menjadi gagasan Anies selama pemerintahan adalah JakLingko, pembangunan Jakarta Internasional Stadium (JIS), penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E, dan pembangunan fasilitas umum.
17 Oktober 2022 – sekarang
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono ditetapkan sebagai Penjabat Gubernur DKI Jakarta dalam Rapat Tim Penilai Akhir yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pada 7 Oktober 2022. Dalam dua tahun masa kepemimpinannya, Heru Budi Hartono diharapkan memprioritaskan masalah banjir, kemacetan, dan tata ruang. Pelantikan Heru Budi Hartono sebagai Penjabag Gubernur DKI Jakarta dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri M Tito Karnavian pada 17 Oktober 2022 di Kementerian Dalam Negeri.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Warga menyemut di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, untuk menikmati hiburan pada malam puncak perayaan Hari Ulang Tahun Ke-492 Jakarta, Sabtu (22/6/2019). Kawasan Bundaran HI pun semarak dengan atraksi cahaya dan permainan air mancur (atas). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan di panggung dekat Bundaran HI saat berlangsungnya acara perayaan HUT Jakarta.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, bersama CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama dan General Manager Bentara Budaya Jakarta Ilham Khoiri, menyaksikan koleksi keramik yang dipamerkan pada pembukaan Bentara Budaya Art Gallery di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (26/9/2023). Pameran bertajuk “Manusia Indonesia dalam Lukisan” itu digelar bersamaan dengan peringatan HUT Ke-41 Bentara Budaya.
Referensi
- Birokrat: Gubernur Jakarta, dari Suwirjo sampai Sutiyoso. Kompas, 19 Mei 2007. Hlm. 36.
- Fauzi Bowo Harus Teruskan PTM * Dilantik Hari Ini sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kompas, 7 Oktober 2007. Hlm. 4.
- Kekuasaan untuk Warga * Partisipasi Publik Modal Besar Jokowi-Basuki Membangun Jakarta Baru. Kompas, 15 Oktober 2012. Hlm. 1.
- Anies Ajak Jakarta Bersatu * Persiapan Asian Games 2018 Menanti Dituntaskan. Kompas, 17 Oktober 2017. Hlm. 1.
- Barometro: Harapan Warga dalam Momen Transisi Kepemimpinan DKI Jakarta. Kompas, 16 Oktober 2022. Hlm. 4.
- Heru Fokus Menjawab Isu Publik. Kompas, 18 Oktober 2022. Hlm. 12.
- https://interaktif.kompas.id/baca/gubernur-jakarta/
- https://www.jakarta.go.id/jakarta497
- https://dispusip.jakarta.go.id/dinas/publications/article/raden-soediro-hardjodisastro-pemimpin-jakarta-terakhir-masa-kotapraja
- https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/28/11415191/henk-ngantung-gubernur-dki-etnis-tionghoa-pertama-yang-kemudian-menderita?page=all
- http://home.kompas.co.id/litbang/tarkfast/detail4.cfm?item=12&startrow=1&style=advanced&navigation=&session=1718873545781