KOMPAS/Adi Sucipto
Masyarakat Suku Dani di Desa Hubikosi, Lembah Baliem, Jayawijaya untuk pertama kalinya memanen padi (15/9/1986).
Guna meningkatkan produksi beras, pada tahun 1980-an pemerintahan Presiden Soeharto gencar mencetak sawah-sawah baru di seluruh Indonesia, tak terkecuali di Papua, yang dahulu bernama Irian Jaya. Pada waktu itu, masyarakatnya belum mengenal budaya bercocok tanam padi. Budaya mereka adalah berburu dan pertanian lahan berpindah, dengan makanan pokok sagu dan umbi-umbian.
Seiring program peningkatan produksi beras di Papua tersebut, banyak lahan-lahan terutama ladang yang dialihfungsikan menjadi persawahan. Dipelopori oleh para transmigran dari Jawa dan Bali, program tersebut meraih sukses besar. Pada April sampai September 1986 terjadi panen raya yang dilakukan bukan saja oleh para transmigran tetapi juga penduduk asli .
Barangkali bisa dicatat dalam sejarah pertanian di Indonesia, pada tanggal 15 September 1986 adalah untuk pertama kalinya orang Suku Dani di Desa Hubikosi, Lembah Baliem, Jayawijaya memanen padi. Panen dilakukan penduduk yang baru terpisah 34 tahun dengan zaman batu itu dilakukan bersama beberapa pejabat diantaranya, Ketua Bappeda Irian Jaya Yacob Pattipi, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, NH Nababan dan Bupati Jayawijaya Alberth Dien. Padi yang ditanam di sawah seluas 50 hektar tersebut menghasilkan 100 ton beras dan dijual Rp600 per kilogram melalui KUD Cahaya Baliem. Hasil panen itu akan memenuhi sebagian dari 2.200 ton kebutuhan 330.000 penduduk Kabupaten Jayawijaya. Pengembangan penanaman padi di Lembah Baliem itu menghabiskan biaya sebesar Rp58.224.000,-.
KOMPAS/Adi Sucipto
Masyarakat suku Dani di pedalaman Papua pertama kali panen padi.
KOMPAS/Adi Sucipto
Seorang pria Suku Dani di Lembah Baliem sedang menikmati rasanya berjalan di antara tanaman padi yang siap panen.
KOMPAS/Adi Sucipto
Orangtua dan anak-anak Suku Dani turut serta memanen padi di Lembah Baliem, Jayawijaya.
KOMPAS/Adi Sucipto
Mencoba alat menggiling padi untuk pertama kalinya saat panen perdana di Lembah Baliem, Jayawijaya.
KOMPAS/Adi Sucipto
Para pejabat daerah setempat menghadiri panen padi pertama di Lembah Baliem, Jayawijaya.
KOMPAS/Ansel Da Lopez
Tahun 1994 pengembangan pertanian dengan bercocok tanam padi terus berlanjut di Wamena, Papua. Mereka belajar mengerjakan sawah. yang sedang dirintis LIPI dan Departemen Pertanian. Banyak yang sudah berpakaian, tetapi masih ada pula yang memakai koteka.
KOMPAS/Ansel Da Lopez
Warga di Wamena, Papua. diajarkan membajak sawah dengan kerbau. Mereka belajar mengerjakan sawah yang sedang dirintis LIPI dan Departemen Pertanian.
KOMPAS/Dirman Thoha
Pembukaan lahan untuk persawahan di Kecamatan Wasior Manokwari, Papua tahun 1984.
“Beras Mendesak Sagu, Penduduk Wasior Membuka Sawah”. Kompas, 15 Mei 1984.
“Orang Dani Pani Padi”. Kompas, 15 September 1986
“Pertama Kali Panen Padi”. Kompas, 20 September 1985
“JAYAPURA-Panen di beberapa wilayah Irian”. Kompas, 26 April 1986
Foto lainnya dapat diakses melalui http://www.kompasdata.id/
Klik foto untuk melihat sumber.