KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Gerakan Kepramukaan, yang dikenal dengan istilah scouting atau kepanduan, merupakan suatu terobosan dalam pembentukan karakter dan kepribadian remaja. Inovasi ini pertama kali dikembangkan oleh seorang tokoh berpengaruh, Lord Baden-Powell, di Inggris pada awal abad ke-20. Dalam upaya untuk membentuk mental, moral, dan jasmani remaja melalui latihan dan permainan.
Pada tahun 1907, Baden-Powell melakukan eksperimen revolusioner di Pulau Brownsea, tempat ia membina remaja yang sebelumnya terlibat dalam kekerasan dan tindak kejahatan. Dengan intensitas yang luar biasa, remaja-remaja ini menjalani kegiatan perkemahan selama 8 hari yang penuh tantangan dan pembelajaran. Hasilnya, semangat kerja keras, kerja sama, dan kepercayaan diri tumbuh subur di dalam diri mereka.
Dalam upaya untuk mendokumentasikan dan menyebarkan prinsip-prinsip yang telah ia kembangkan, Baden-Powell menerbitkan buku monumental Scouting for Boys pada Januari 1908. Buku ini tidak hanya laris di pasaran, tetapi juga menjadi pemicu bagi pergerakan pramuka yang merambat ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, berbagai organisasi kepanduan bermunculan dengan lebih dari 70 entitas yang berbeda. Untuk merapatkan barisan dan menyatukan semangat kepanduan, Presiden Soekarno menggabungkan organisasi-organisasi ini menjadi satu entitas yang dikenal sebagai Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961. Sejak saat itu, tanggal ini menjadi momen yang bersejarah dan dijadikan Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka yang dirayakan setiap tahunnya.
Peringatan Hari Pramuka telah menjadi tradisi yang meriah dan bermakna. Para pemimpin negara, pejabat, dan siswa sekolah ikut serta dalam berbagai kegiatan untuk merayakan semangat pramuka. Salah satu puncaknya adalah atraksi ketangkasan dan keterampilan yang ditampilkan oleh para anggota pramuka. Keterampilan individu dan kemampuan berkolaborasi dalam tim menjadi sorotan utama, menggambarkan nilai-nilai inti yang ditanamkan oleh Gerakan Pramuka.
Meskipun pandemi COVID-19 sempat mengubah wajah peringatan Hari Pramuka, antusiasme dan semangat kepanduan tetap berkobar. Kegiatan yang biasanya melibatkan kumpul-kumpul fisik dipindahkan ke ranah virtual, tetapi tidak pernah memudarkan makna sebenarnya dari pergerakan ini. Setelah pandemi berlalu, peringatan kembali digelar di luar ruang seperti sebelum pandemi.
Selain menjadi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, pramuka juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan kemanusiaan, riset dan lomba keterampilan atau ketangkasan di berbagai negara. Selain meningkatkan kualitas dan kepercayaan diri, juga memupuk semangat berbagi dan berguna bagi orang lain.
Berikut foto-foto peringatan Hari Pramuka yang terekam dalam arsip Kompas.
KOMPAS/PAT HENDRANTO
Presiden Soeharto selaku inspektur Upacara sedang memeriksa barisan peserta apel besar Gerakan Pramuka di Silang Monas, Kamis (14/8/1975). Dibelakangnya tampak Komandan Upacara, Siri Nurmala Laila dari Gugus Depan 494 Cibinong, yang termasuk Kwarcab Bogor.
KOMPAS/DUDY SUDIBYO
KOMPAS/JB SURATNO
KOMPAS/JB SURATNO
Atraksi lintasan sejarah Gerakan Pramuka oleh anak-anak Kwarnas Pramuka pada Apel Besar Gerakan Pramuka memperingati Seperempat Abad Gerakan Pramuka Indonesia, di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin pagi, 18 Agustus 1986.
KOMPAS/JB SURATNO
KOMPAS/JB SURATNO
Wakil PresidenTry Sutrisno pada Apel Besar Hari Pramuka ke-36 dan Peresmian Pembukaan Perkemahan Bhakti Sakti Saka Taruna Bumi 1997, Kamis (14/8/1997) di Purworejo, Jawa Tengah. Wapres mengatakan bahwa bangsa Indonesia harus dapat menempatkan diri pada posisi kesalingtergantungan atau interdependensi.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Sejumlah anggota Pramuka menuliskan uneg-uneg mereka di kain sepanjang 44 meter setelah mengikuti upacara peringatan Hari Pramuka di Taman Surya, Surabaya, Minggu (14/8/2005). Rencananya kain itu akan diserahkan kepada DPR RI di Jakarta.
KOMPAS/KHAERUDIN
Hari pramuka yang jatuh pada Minggu (14/8) baru diperingati Senin (15/8/2005). Peringatan Hari Pramuka dilakukan di lahan kosong bekas reruntuhan toko-toko yang sudah dibersihkan, di daerah Lagundri, Gunung Sitoli, Kabupaten Nias.
KOMPAS/PRIYOMBODO
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Ratusan anak sekolah pawai obor keliling menuju Kantor Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, Minggu (13/8/2017). Pawai obor keliling untuk menyambut Hari Pramuka pada 14 Agustus.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
KOMPAS/RIZA FATHONI
KOMPAS/RIZA FATHONI
Referensi
- “Dua Puluh Juta Pramuka pun Berkabung”, Kompas, 3 Mei 1996, hlm 28.
- ——. 1987. 75 Tahun Kepanduan dan Kepramukaan. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.