KOMPAS/HAMZIRWAN
Sejumlah pengunjung pameran uang di Kantor Bank Indonesia Medan di Medan, Kamis (8/12/2005) menyaksikan uang-uang kuno milik kolektor. Pameran yang menampilkan perjalanan sejarah uang di Indonesia diharapkan bisa menjadi bagian sosialisasi peran BI dalam mendukung perekonomian nasional.
Koleksi numismatik merupakan kegemaran mengumpulkan mata uang logam (uang koin) dan mata uang kertas. Kegemaran ini tidak sepopuler dibandingkan dengan kegemaran mengumpulkan perangko (filateli). Namun, keduanya mempunyai beberapa kesamaan antara numismatik dan filateli, yakni sama-sama mengumpulkan benda-benda yang merupakan hasil karya seni.
Tujuan dari para penggemar mengumpulkan mata uang, selain karena memiliki kenangan tertentu, tetapi juga untuk berinvestasi. Numismatik adalah suatu kegiatan mengumpulkan benda-benda seni berkaitan dengan uang yang pernah beredar dan digunakan oleh masyarakat. Numismatik bukan sekedar mengoleksi uang kuno, tetapi juga mempelajari sejarah mata uang, cara pembuatannya, ciri-cirinya, variasi yang ditemukan, sejarah politik terbentuknya mata uang tersebut, dan sebagainya.
Mata uang kertas maupun mata uang logam selain sebagai alat pembayaran atau transaksi secara sah dari suatu negara. Mata uang tersebut juga merupakan benda bersejarah dan cerminan keadaan dari suatu negara. Desain mata uang yang diterbitkan ada beberapa macam tema yang terkenal dan langka. Mata uang dengan tema tersebut, merupakan kenangan terhadap suatu peristiwa yang menarik. Hal ini menjadi incaran yang akan dicari oleh para penggemar mata uang untuk disimpan karena nilai jualnya yang tinggi.
Koleksi numismatik yang baik adalah terletak pada kelengkapan, keaslian, dan kondisi benda tersebut. Semakin lengkap suatu seri mata uang, maka koleksi semakin berkualitas. Apalagi jika mata uang tersebut benar-benar asli dan kondisinya sangat bagus. Untuk melengkapi koleksi para penggemar terkadang mengalami kesulitan. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh penggemar yang masih yunior, bahkan para seniornya juga merasakan kendala tersebut. Mereka rela mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan koleksi seni dan mempunyai nilai tambah. Bagi penggemar mata uang di mana koleksinya dimanfaatkan sebagai benda investasi, koleksinya akan memberikan keuntungan berlipat jika mereka tidak hanya sebagai kolektor saja, melainkan merangkap sebagai pedagang, dealer atau investor.
Pada 29 Oktober 1946, Wakil Presiden Mohammad Hatta secara resmi mengumumkan terbitnya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) melalui RRI Yogyakarta. Emisi uang pertama kali diterbitkan pada 30 Oktober 1946, kemudian hari itu dijadikan sebagai Hari Keuangan Republik Indonesia. Uang ORI pertama tersebut dicetak oleh percetakaan Kanisius Yogyakarta. Seiring berjalannya waktu ORI sangat berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, alat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan, serta sebagai penanda kemajuan suatu bangsa Indonesia. Jadi, tidak mengherankan jika desain Oeang Repoeblik Indonesia terpasang gambar wajah tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia sejak revolusi hingga sekarang.
Para penggemar mata uang memburu mata uang untuk dikoleksi. Mereka biasanya menghadiri beberapa pameran atau tempat pelelangan uang. Selain itu, mereka juga mencari koleksi mata uang ditempat penukaran uang dan pedagang di pasar yang menjual koleksi uang lama. Harga mata uang kuno tidak selalu sama, karena jika ketersediaan uang yang beredar berpengaruh dalam menentukan harga jualnya.
Beberapa peristiwa yang terekam tentang Numismatik Hobi Koleksi Uang dari foto-foto di Arsip Kompas.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Penemuan Numismatik pada uang logam Tulisan JP.Schouberg.F. (di bawah gambar kepala) tercetak pada mata uang Belanda senilai 2,5 gulden bergambar Willem III tahun 1862. Ada dua variasi uang 2,5 gulden, yaitu memiliki tulisan JP.Schouberg.F. dan J.P.Schouberg.F. (perbedaan pada keberadaan titik antara huruf J dan P). Puji Harsono, kolektor uang dari Bandung, Jawa Barat, berhasil mengungkapkan misteri tahun percetakannya, Sabtu (19/1) malam. Variasi tersebut ditemukan pada uang 2,5 gulden yang dicetak tahun 1852, 1862, dan 1865.
KOMPAS/INSAN ALFAJRI
Koleksi mata uang kuno milik Syofian (74), Selasa (25/8/2020), di Pasar Baru, Jakarta.
KOMPAS/ARBAIN RAMBEY
Uang yang beredar tahun 80-an pun bagian dari koleksi klub 80
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Contoh uang kertas Republik Indonesia dengan desain bergambar presiden dan wakil presiden RI di Jakarta, Sabtu (11/07/2020). Ada 4 tokoh presiden dan wakil presiden yang pernah tampil di desai uang kertas RI, yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, Soeharto, dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
KOMPAS/FRANSISCA ROMANA NINIK
Pengunjung mengamati koleksi di Ruang Numismatik, Museum Bank Indonesia.
KOMPAS/NASRUL THAHA
Pameran numismatik atau pameran mata uang di Erasmus Huis, Jakarta, 15 – 21 Oktober 1986. Mata uang yang dipamerkan adalah mata uang yang penah beredar di Indonesia, logam maupun kertas. Pameran ibuka oleh Ny. Radius Prawiro pada Rabu malam (15/10), diselengarakan oleh Perhimpunan Penggemar Koleksi Mata Uang (PKMU). Diikuti oleh 7 dari 200 anggota PPKMU dan terbuka untuk umum.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Julius berdagang uang lama di pusat perdagangan Pasar Baru, Jakarta Pusat, seperti yang terlihat pekan silam. Dia menjual uang kertas dan logam Indonesia, dari pecahan yang diterbitkan tahun 1930-an hingga yang baru saja ditarik dari pasaran. Semakin langka pecahan uang tersebut, semakin mahal nilai jualnya. Sebagian besar pembeli adalah kolektor uang kuno.
KOMPAS/ALFRIDEL JINU
Sejumlah uang rupiah lama yang banyak melukiskan pemandangan alam, keindahan dan tokoh-tokoh nasional seperti Jenderal Sudirman, RA Kartini dan Presiden RI pertama Ir Soekarno, hari Senin (29/06/1996) dilelang di Jakarta. Uang-uang koleksi pribadi Bachtiar Sibarani itu, akhirnya laku seharga Rp 10,6 juta yang dimenangkan Bank Pembangunan Daerah Jateng.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Arifin Martoyo, kolektor uang kuno
Foto lainnya dapat diakses melaluiĀ https://www.kompasdata.id/
Klik foto untuk melihat sumber.