KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sebanyak 5.035 penari, yang membentuk barisan sepanjang 1,5 kilometer, membawakan Tari Gambyong dalam acara Solo Menari di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (29/4/2018) pagi. Selain untuk memperingati Hari Tari Sedunia, kegiatan yang tercatat dalam Museum Rekor-Dunia Indonesia ini juga untuk melestarikan tari tradisional.
Wilayah Indonesia terdiri dari 17 ribu gugusan pulau yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Dengan jumlah yang mencapai 1.300-an suku, maka beragam pula kekayaan kebudayaan Indonesia.
Tari tradisional atau tarian daerah, juga merupakan salah satu kekayaan kebudayaan Indonesia yang beragam. Sekitar 3.000 tari tradisional tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun, beberapa tari tradisional langka di Indonesia terancam punah, seiring kepergian para maestro tari yang berusia lanjut. Beberapa seni tari yang nyaris punah di antaranya Tari Lengger Banyumas, Tari Topeng Betawi, dan Tari Topeng Slawi. Tari-tari itu hanya dikuasai lengkap oleh satu seniman yang lanjut usia.
Untuk melestarikan beragam tari tradisional di Indonesia, dibutuhkan dokumentasi berupa catatan sejarah, foto, dan video untuk mereproduksi dan meneruskan warisan kebudayaan itu ke generasi muda Indonesia.
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan telah melakukan pencatatan dan penetapan daftar warisan budaya takbenda (WBTb) Indonesia. Hingga akhir 2021, sebanyak 671 tari tradisional telah masuk dalam 11.156 daftar WBTb yang tercatat oleh Kemendikbudristek. Dari daftar itu, 1.528 WBTb telah ditetapkan, dan 110 di antaranya adalah tari tradisional. Berbagai warisan budaya takbenda ini diajukan ke dalam daftar warisan budaya takbenda United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO Intangible Cultural Heritage).
Sejak tahun 2008 hingga 2021, UNESCO telah menetapkan 12 warisan budaya takbenda Indonesia ke dalam UNESCO Intangible Cultural Heritage. Tari Saman dan Tiga Genre Tari Tradisional di Bali termasuk dalam 12 daftar budaya yang telah ditetapkan UNESCO.
Pelestarian tari tradisional Indonesia ini akan terwujud selain dengan komitmen pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan juga minat para generasi muda untuk mempelajari tari daerah agar kekayaan kebudayaan Indonesia tetap terjaga dan terawat.
Berikut adalah berbagai tari tradisional Indonesia yang terekam dalam Arsip Kompas.
KOMPAS/RAKARYAN SUKARJAPUTRA
Tari Saman dari Aceh ikut memeriahkan Jakarta International Festival (Jakfest) ke-6, di Jakarta, Jumat, 19 Mei 1995. Jakfest ’95 berlangsung 15-21 Mei 1995. Kegiatan tahunan ini diselenggarakan Pemda DKI Jakarta bekerja sama dengan Jakarta Promotion Board (Jakprom) dan Garuda Indonesia Airlines, diikuti 15 negara.
KOMPAS/PUTU FAJAR ARCANA
Anak-anak dari Kabupaten Yapen, Papua, memeragakan Tari Tifa dalam Pesta Budaya Papua yang berlangsung tanggal 22-27 Agustus 2005 di distrik Abepura.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Tari Jaipong menjadi salah satu sajian di panggung utama acara festival kesenian Kemilau Nusantara 2006 di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Sabtu (18/11). Digelar Sabtu dan Minggu (19/11/2006), acara ini merupakan ajang seni budaya terbesar di Jawa Barat yang menampilkan berbagai jenis kesenian dan kebudayaan
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Penari jaran kepang tengah berlomba dalam Festival Jaran Kepang Se-Malang Raya yang berlangsung di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (22/11/2006). Acara yang diikuti 33 perkumpulan jaran kepang ini digelar untuk melestarikan kesenian tradisional yang kian terpinggirkan karena ancaman pengaruh budaya asing.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Sejumlah siswa SDN 01 Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (29/8/2006), menyuguhkan Tari Ronggeng Blantek saat pergelaran evaluasi hasil pelatihan tari Betawi di Balai Latihan Kesenian Jakarta Pusat. Kegiatan ini menjadi media untuk memelihara unsur-unsur budaya Betawi yang kini semakin pudar oleh modernisasi.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Tari Serimpi Moncar ciptaan KGPAA Mangkunegoro VII menjadi suguhan menarik bagi para raja dan kerabat peserta Festival Keraton Nusantara (FKN) V yang hadir di Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/9/2006) malam. Pembukaan FKN V dan kirab prajurit secara resmi berlangsung hingga Kamis.
KOMPAS/HELENA F NABABAN
Penari asal Kotabumi, Lampung, membawakan Tari Bedana atau tari pergaulan muda-mudi dalam lomba tari Bedana pada Pekan Seni Pelajar Se-Lampung di Taman Budaya Lampung, Kamis (21/2/2008). Tari Bedana kini sudah banyak berkembang dari bentuk aslinya.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Terkait dengan isu klaim Malaysia terhadap Tari Pendet, Keluarga Mahasiswa Hindu Universitas Gadjah Mada bersama Keluarga Putra Bali Purantara Yogyakarta menggelar Aksi Damai Tari Pendet Massal di Monumen Tapak Prestasi Kota Yogyakarta, Minggu (30/8/2009). Aksi ini merupakan bentuk kepedulian mereka untuk menjaga tari pendet sebagai warisan budaya adiluhung bangsa Indonesia.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Tari Bedhaya Harjunawijaya karya Sultan Hamengku Buwono X menjadi puncak peringatan tingalan dalem ke-66 Sultan HB X menurut kalender Jawa, di Bangsal Kencana Keraton Yogyakarta, Sabtu (17/4). Sebuah simbolisasi tugas Sultan untuk menjaga keseimbangan.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Tari Kecak pada pentas Tari dan Musik Bali dalam Potret Pesta Desa di Gedung Kesenian Jakarta, Sabtu (15/9/2012).
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Tari Piring dari Sumatera Barat menyemarakkan kegiatan flashmob penari tradisional “Tunjukkan Indonesiamu” di Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Minggu (13/8/2017). Kegiatan yang dimotori Yayasan Belantara Budaya Indonesia bersama Synthesis Development ini jadi salah satu media untuk melestarikan budaya dan kreativitas lokal serta mensyukuri 72 tahun kemerdekaan RI.
KOMPAS/RIANA AFIFAH
Para warga Desa Adat Takpala membawakan Tari Lego-lego mengelilingi batu mezbah diiringi nyanyian dan genderang moko. Tarian itu merupakan budaya khas Alor yang bermakna kebersamaan dan persatuan
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Dua laki-laki berhadapan dalam Tari Caci. Tari Caci merupakan tarian perang dan sakral. Setidaknya dimainkan dua kali dalam setahun, yaitu pada saat acara syukuran musim panen (hang waja) dan tahun baru (penti). Manggarai Festival 2019, di Lapangan Bogowonro, Surabaya, Jawa Timur.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Penari membawakan Tari Topeng Jigrik Ndat dari Betawi dalam acara Pergelaran Tari Nusantara di Loka Hejo, Grand Smesco Hills, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/4/2021). Sejumlah tarian Nusantara dipentaskan dalam acara yang digelar untuk menyambut Hari Kartini dengan menggunakan kostum buatan usaha mikro, kecil, dan menengah lokal. Meski digelar pementasan, penari pun tetap wajib menerapkan protokol kesehatan saat pentas.
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Sejumlah penari tampil pada Festival Tarian Cakalele yang digelar dalam rangkaian Kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 di halaman Istana Mini, Banda Neira, Maluku Tengah, Maluku, Senin (20/6/2022). Tari Cakalele adalah salah satu tarian adat Banda yang masih dipertahankan hingga sekarang.
Referensi
- “Seni Tradisional: Tari Terancam Punah”, Kompas, 24 Desember 2011, hlm 12.
- “Warisan Budaya sebagai Ensiklopedi Bangsa * Tari Angguk Yogyakarta Ditetapkan Jadi WBTB”, Kompas, 28 Oktober 2016, hlm 12.
- Muryanto. __. Mengenal Seni Tari Indonesia. Jakarta: PT Bengawan Ilmu.