KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Kapal Republik Indonesia (KRI) Oswald Siahaan-354 (jenis kapal perusak kawal kelas Fregat Vanspijk) menembakkan peluru kendali (rudal) Yakhont dengan sasaran eks KRI Teluk Bayur-502 yang berjarak sekitar 250 kilometer di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4/2011). Rudal buatan Rusia tersebut memiliki kecepatan terbang lebih dari dua mach dengan jangkauan tembak 300 kilometer, berdaya ledak 300 kilogram dengan ketinggian terbang 14.000 meter. Selain itu, rudal Yakhont memiliki panjang 8.900 milimeter dengan diameter 720 milimeter dan berat 3.000 kilogram, menggunakan peralatan pendorong berupa supersonic ramjet, fuel karosene T-6.
Indonesia dengan 76,38 persen wilayahnya yang berupa lautan mutlak membutuhkan alat utama sistem persenjataan Angkatan Laut yang andal. Kondisi alat utama sistem persenjataan atau alutsista turut memengaruhi profesionalisme prajurit Tentara Nasional Indonesia. Oleh karena itu, alutsista mesti terus ditingkatkan dan pengadaannya perlu mempertimbangkan kualitas dan daur hidup yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kemampuan.
TNI Angkatan Laut tetap berkomitmen bahwa peningkatan sarana dan prasarana pendukung tugas operasi merupakan prioritas dalam menuju TNI Angkatan Laut yang profesional, mandiri, dan tangguh. Hal ini merujuk Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2010 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2010–2014, kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) adalah suatu standar kekuatan pokok dan minimum Tentara Nasional Indonesia yang mutlak disiapkan demi terlaksananya tugas dan fungsi TNI. MEF diprioritaskan untuk meningkatkan kemampuan mobilitas TNI, kemampuan tempur, kemampuan pasukan siaga, pemeliharaan alutsista, kualitas sumber daya, dan kesejahteraan.
Alutsista yang dimiliki TNI Angkatan Laut, antara lain, KRI Oswald Siahaan-354 (jenis kapal perusak kawal kelas Fregat Vanspijk), KRI Achmad Yani, Kapal Selam Alugoro-405, Kapal Selam KRI 401 Cakra, Kapal jenis Parchim KRI Suteda Senaputra, KRI Klewang 625 atau biasa disebut kapal siluman, Kapal Cepat Rudal 60 meter (KCR-60), KRI Bung Tomo-357, KRI Frans Kaisiepo, dan Tank Amfibi jenis BTR 50 P.
Berikut ini beberapa foto-foto tentang Alutsista Kekuatan Maritim Indonesia dari Arsip Kompas.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Kapal jenis Parchim, KRI Sutedi Senaputra, mendemonstrasikan kemampuannya meluncurkan roket antikapal selam, Rabu (5/12/2007). Peragaan tersebut berkaitan dengan Ulang Tahun Ke-62 TNI Angkatan Laut yang kemarin diperingati di perairan Selat Madura, Jawa Timur.
KOMPAS/DODY WISNU PRIBADI
Rudal Exocet MM-40 Blok II milik TNI Angkatan Laut berhasil diluncurkan dari peluncurnya, KRI Bung Tomo-357, Kamis (28/5/2015), di perairan utara Pulau Madura, Jawa Timur. Meski berhasil diluncurkan, rudal tak mencapai obyek sasaran, yaitu kapal bekas KRI Kupang, yang berada pada jarak 30 kilometer. Uji coba ini membuat Kepala Staf TNI AL Laksamana Ade Supandi akan mengevaluasi kembali penggunaan rudal Exocet milik TNI AL.
KOMPAS/RENE L PATTIRADJAWANE
KSAL Laksamana TNI R. Kasenda bertidak selaku inspektur upacara pada peresmian masuknya KRI Oswald Siahaan dalam jajaran Armada RI Kawasan Timur, yang berlangsung di Dermaga Samudera Pura, Tanjungpriok, Rabu, 8 Februari 1989. KRI Oswald Siahaan adalah jenis fregat, kapal perusak kawal berpeluru kendali udara ke udara dan udara ke laut, buatan Belanda kelas Van Speijk.
KOMPAS/SN WARGATJIE
Prajurit Keraton Surakarta pimpinan KRT Brojonegoro, ikut menyemarakkan pengukuhan fregat KRI Achmad Yani dan KRI Slamet Riyadi di dermaga Samudera Tanjung Emas Semarang, Sabtu (14/2/1987) yang dihadiri Pangab Jenderal TNI LB Moerdani.
.
KOMPAS/B JOSIE SUSILO HARDIANTO
Anggota TNI Angkatan Laut mempersiapkan diri untuk memulai upacara penyambutan KRI Frans Kaisiepo, Jumat (22/5/2009) di Pangkalan Komando Lintas Laut Militer, Jakarta. Korvet buatan Belanda itu melengkapi tiga korvet sebelumnya yang dipesan Indonesia sejak 2005.
KOMPAS/SYAMSUL HADI
KRI Klewang 625 TNI AL dengan panjang 63 meter memiliki empat peluru kendali dan berlunas tiga. Kapal siluman ini stabil dan dapat menembus ombak setinggi enam meter.
KOMPAS/HARRY SUSILO
Pekerja PT PAL Indonesia berdiri di depan kapal perang jenis kapal cepat rudal 60 meter (KCR-60) di dermaga PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/12/2013). PT PAL Indonesia menyerahkan unit pertama KCR-60 tersebut kepada TNI Angkatan Laut, kemarin. Dua unit lain diperkirakan rampung pertengahan 2014.
KOMPAS/EDNA CAROLINE PATTISINA
Kru Kapal Selam KRI 401 Cakra sedang beristirahat di atas kapal selam seusai latihan di wilayah Situbondo, Jawa Timur.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Pekerja Gugus Tugas Kapal Selam berada di atas kapal saat peluncuran Kapal Selam KRI Alugoro-405 di Dermaga Fasilitas Kapal Selam PT PAL di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (11/4/2019). Kapal selam yang diluncurkan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tersebut dibangun dengan skema alih teknologi antara Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co Ltd Korea Selatan dan PT PAL.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Prajurit infanteri Marinir turun dari tank pendarat amfibi jenis BTR 50 P saat berlangsung latihan pendaratan amfibi menjelang fajar di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (2/2/2008). Dari 25 tank pendarat amfibi BTR 50 P yang terlibat latihan, satu di antaranya tenggelam sehingga menewaskan 6 personel Marinir.
Foto lainnya dapat diakses melalui http://www.kompasdata.id/
Klik foto untuk melihat sumber.