Foto | Alutsista

Monumen KRI Pasopati Wujud Pengabadian dalam Kesunyian

Sekali menyelam, maju terus tiada jalan untuk timbul sebelum menang. Tabah sampai akhir adalah moto kapal selam yang dikenal sejak Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) mengoperasikannya tahun 1959.

KOMPAS/PURNAMA KUSUMANINGRAT

Kapal selam KRI Pasopati dalam Latihan MALINDO JAYA VI antara TNI AL dan Tentara Laut Diraja Malayasia di Selat Malaka, 8 – 13 Oktober 1976. Latihan melibatkan 1.254 awak kedua angkatan laut, 14 kapal perang dan sejumlah pesawat tempur jet AU Malaysia, antara lain F-5 Eagle, pesawat latih jet CL-41 D Tebuan dan F-86 Sabre. Sedang TNI-AL menyertakan dua kapal perusak, KRI Ngurah Rai dan KRI Wolter Monginsidi, kapal tender KRI Multatuli dan kapal selam KRI Pasopati.

Pembangunan Monumen KRI Pasopati (Monkasel Pasopati) dimulai dengan peletakan batu pertama pada 1 Juli 1995 di pusat kota Surabaya tepatnya di bantaran sungai Kalimas, Jalan Pemuda, Surabaya, Jawa Timur oleh Gubernur HM Basofi Soedirman. Pengerjaan pembangunan melibatkan PT PAL Indonesia dengan memotong kapal menjadi 16 bagian agar memudahkan memindahkan kapal selam tersebut dan dirakit kembali oleh anggota Armada Kawasan RI Timur (Armatim). Monkasel Pasopati diresmikan pada 27 Juni 1998 oleh KSAL Laksamana arief Kushariadi yang menjadi ikon obyek wisata bahari yang diharapkan untuk daya tarik kunjungan wisatawan, Monkasel Pasopati mulai dibuka untuk umum pada 15 Juli 1998.

Monkasel Pasopati dibangun dengan alasan KRI Pasopati sudah purnatugas tahun 1994. Kapal selam yang paling besar dan lengkap fasilitas, dan punya catatan sejarah panjang bagi bangsa Indonesia. Eks kapal selam KRI Pasopati bernomor lambung 410 milik TNI AL digunakan dengan harapan para generasi muda memiliki semangat bahari dan pengetahuan masyarakat umum maupun dunia pendidikan mengenai kapal selam. KRI Pasopati memperkuat TNI AL pada 29 Januari 1962.

KRI Pasopati adalah kapal selam tipe SS Whiskey Class buatan Rusia tahun 1952, alasan diberikan nama Pasopati diambil dari nama senjata dari Arjuna, salah satu tokoh Pandawa Lima. Kapal selam ini memiliki panjang 76 meter dan lebar 6.30 meter. Kecapatan 17 knot di atas air dan 15 knot di bawah permukaan air. Berat penuh 1.300 ton, sedangkan berat dalam kondisi kosong 1.050 ton dengan jarak jelajah 8.500 mil laut. Kapal selam ini dikendalikan oleh 14 komandan perwira dan yang selalu ikut mendukung operasi berskala besar, di antaranya Operasi Trikora 19 Desember 1961 untuk pembebasan Irian Barat dari Belanda dan Operasi Aligoro 26 Juli–26 Agustus 1962 (“KRI Pasopati, Monumen Keperkasaan di Laut”, Kompas, 30 Juni 1998)

                                   KOMPAS/ PURNAMA KUSUMANINGRAT

Kapal Selam Pasopati 410.

                                                   KOMPAS/JOHNNY TG

Monumen Kapal Selam Pasopati 410 adalah sebuah museum kapal selam yang terdapat di Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya di tepi Kali Mas.

                                                         KOMPAS/JOHNNY TG

Di sebelah pusat perbelanjaan Surabaya Plaza di Jalan Pemuda, Surabaya, kini bertengger Monumen Kapal Selam Pasopati 410 di tepi Kali Mas. Inilah sebagian wajah Surabaya sekarang.

                                                KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Pekerja mengecat KRI Pasopati 401 di Monumen Kapal Selam, Surabaya, Senin (31/8/2015). Kapal selam itu milik TNI Angkatan Laut tipe Whiskey Class buatan Uni Soviet tahun 1952. KRI Pasopati memperkuat TNI AL pada 29 Januari 1962 dan turut dalam operasi pembebasan Irian Barat dari Belanda. Kini teknologi perkapalan kian berkembang dan juga dipakai untuk mendukung riset kelautan.

                                               KOMPAS/JOHNNY TG

Tampak bagian ruang kemudi horisontal buritan dalam Monumen Kapal Selam Pasopati 410.

                          KOMPAS/JOHNNY TG

Bagian ruang tinggal bintara Monumen Kapal Selam Pasopati 410 tersebut.

                                               KOMPAS/JOHNNY TG

Tampak bagian ruangan penjalan motor ekonomi dalam Monumen Kapal Selam Pasopati 410 tersebut.

                                     KOMPAS/JOHNNY TG

Anak-anak dari sebuah taman kanak-kanak mengunjungi KRI Pasopati yang berada di kompleks Monumen Kapal Selam, Surabaya, Jawa Timur. Ruangan pusat informasi tempur Kapal Selam Pasopati 410.

KOMPAS/JOHNNY TG

Kegiatan anak taman kanak-kanak mengunjungi Monumen Kapal Selam KRI Pasopati, Surabaya, Jawa Timur ini sebagai bentuk pembelajaran di luar kelas untuk lebih mengenal kapal selam sebagai salah satu unsur kekuatan pertahanan negara.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Puluhan anak dari sebuah taman kanak-kanak mengunjungi KRI Pasopati yang berada di kompleks Monumen Kapal Selam, Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan ini sebagai bentuk pembelajaran di luar kelas untuk lebih mengenal kapal selam sebagai salah satu unsur kekuatan pertahanan negara.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Perwira Angkatan Laut sejumlah negara peserta Asia Pacific Submarine Conference (APSC) naik sepeda mengikuti City Tour ke Monumen Kapal Selam di Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/10/2017). Konferensi yang diikuti 25 negara itu bertujuan mengembangkan prosedur, peralatan, dan evaluasi latihan pencarian penyelamatan bersama terhadap kecelakaan kapal selam, terutama yang terjadi di Kawasan Asia Pasifik.

Foto lainnya dapat diakses melalui http://www.kompasdata.id/
Klik foto untuk melihat sumber.