KOMPAS/NIKSON SINAGA
Vaksinasi Covid-19 terhadap Tenaga Kesehatan
Kompas, 12 Januari 2021
Artikel Terkait
Instansi Terkait
Vaksin Moderna atau mRNA-1273 dikembangkan sejak Januari 2020 oleh Moderna and Vaccine Research Center at the National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) di Amerika demi mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 atau Covid-19.
Vaksin ini merupakan jenis vaksin MRNA (messenger RNA). Artinya, vaksin Moderna tidak menggunakan virus yang dilemahkan atau dimatikan, melainkan menggunakan komponen materi genetik yang membuat sistem kekebalan tubuh memproduksi spike protein. Protein tersebut merupakan bagian dari permukaan virus Corona. Spike protein akan memicu sistem imun untuk menghasilkan antibodi yang bisa melindungi tubuh saat terinfeksi Covid-19.
Vaksin Moderna telah mendapatkan izin penggunaan darurat untuk mencegah infeksi COVID-19 pada orang dewasa usia di atas 18 tahun dari WHO. Dari uji klinis yang sudah dilakukan, vaksin ini menunjukkan nilai efikasi, yaitu efek perlindungan terhadap Covid-19, sebesar 94,1%. Bahkan, Pemerintah Indonesia telah menerima hibah vaksin Covid-19 Moderna dari Covax Facility yang digunakan untuk booster tenaga kesehatan.
Berikut awal mula penemuan vaksin Moderna hingga ditetapkan sebagai salah satu vaksin yang direkomendasikan WHO untuk membangun antibodi terhadap virus Covid-19 serta mulai digunakan di Indonesia.
Desember 2019
Klaster pasien dengan pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya dilaporkan di Wuhan, China kepada World Health Organization (WHO).
11 Januari 2020
Otoritas China membagikan sekuen genetik dari novel coronavirus yang menyebabkan kejadian pneumonia di Wuhan, China untuk dapat diteliti lebih lanjut.
13 Januari 2020
Tim riset Moderna dalam bidang penyakit menular berhasil mengidentifikasi sekuen yang selanjutnya akan diproduksi untuk uji klinis calon vaksin SARS-CoV-2.
23 Januari 2020
Moderna Inc. mengumumkan kolaborasinya dengan National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID), yang merupakan bagian dari National Institutes of Health (NIH) untuk mendesain sebuah vaksin untuk melawan virus yang awalnya dinamai 2019-nCoV. Kemudian, manufaktur vaksin ini akan didanai oleh Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).
30 Januari 2020
Wabah ini ditetapkan sebagai keadaan darurat dalam taraf internasional oleh WHO.
11 Februari 2020
Penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini secara resmi dinamakan Covid-19.
24 Februari 2020
Moderna melalui fasilitas produksinya di Norwood, Massachusetts, Amerika Serikat mengirimkan calon vaksinnya untuk Covid-19, yang diberi kode mRNA-1273, ke National Institutes of Health (NIH) untuk digunakan di uji klinis tahap I di Amerika Serikat. Moderna mampu memproduksi calon vaksin kloter pertama untuk uji klinis ini hanya dalam waktu 42 hari setelah fase identifikasi sekuen.
11 Maret 2020
WHO secara resmi menetapkan Covid-19 sebagai pandemi.
16 Maret 2020
Moderna Inc. mulai melakukan uji klinis fase pertama untuk membuat vaksin melawan Covid-19.
18 Mei 2020
Moderna Inc. merilis data awal dari uji klinis fase pertama yang menunjukkan vaksin yang diuji menghasilkan antibodi pelindung dalam kelompok kecil yang terdiri dari delapan sukarelawan sehat.
Uji klinis fase kedua pun dilakukan terhadap sekitar 600 orang. Relawan dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama diberikan vaksin dengan dosis 50 mikrogram, kelompok kedua dengan dosis 100 mikrogram, dan kelompok ketiga mendapat plasebo atau “vaksin kosong”.
27 Juli 2020
Moderna Inc. memulai uji coba fase 3 vaksin Corona di AS yang melibatkan 30.000 orang.
21 November 2020
Moderna mengumumkan hasil uji fase 3 dan akan mengajukan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) ke otoritas makanan dan obat–obatan Amerika Serikat (FDA). Uji klinis fase akhir Moderna melibatkan 30.000 relawan di AS, setengahnya diberikan vaksin Moderna dan setengahnya lagi menerima placebo. Dalam uji coba ini 195 orang jatuh sakit. 30 orang mengalami sakit parah dan 1 orang meninggal, tetapi tak satupun dari 195 orang tersebut yang diberi vaksin Moderna. Efektivitas vaksin tersebut mencapai 94,1%; dan 100% pada pasien Covid–19 dengan gejala berat.
26 Januari 2021
Kelompok penasihat strategis ahli imunisasi WHO (SAGE) merekomendasikan penggunaan vaksin Moderna. Vaksin Moderna harus diberikan sebanyak dua dosis dengan jarak waktu pemberian 28 hari. Tetapi, bisa diperpanjang menjadi 42 hari dengan kondisi tertentu. Vaksin ini digunakan untuk orang berusia 18 tahun ke atas dan diiberikan secara injeksi intramuscular, dosis 0,5 mL dengan 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 1 (satu) bulan. Dosis tunggal mRNA-1273 atau mRNA-1273.351 dosis 50 gram bisa diberikan sebagai booster untuk individu yang sebelumnya divaksinasi. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan respons titer antibodi penetralisir terhadap SARS-CoV-2 dan dua varian yang menjadi perhatian, yaitu B.1.351 (pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan) dan P.1 (pertama kali diidentifikasi di Brasil).Namun, kelompok penasihat strategis ahli imunisasi WHO (sAGE) tidak merekomendasikan vaksin Moderna untuk wanita hamil, terkecuali jika mereka merupakan petugas kesehatan yang merawat pasien COVID-19 atau memiliki kondisi medis yang membuat mereka berisiko tinggi.
17 Maret 2021
Moderna mulai melakukan uji vaksin Covid-19 Moderna pada bayi dan anak-anak. Dalam penelitian ini, Moderna bekerja sama dengan National Institutes of Health dan Biomedical Advanced Research and Development Authority. Uji klinis, yang disebut studi KidCOVE ini akan melibatkan sekitar 6.750 anak di AS dan Kanada yang berusia antara 6 bulan hingga 12 tahun. Pada bagian pertama, dosis vaksin yang berbeda sedang diuji pada anak-anak berusia antara 6 bulan hingga 1 tahun. Mereka akan menerima dua dosis vaksin yang berjarak sekitar 28 hari pada tingkat dosis 25 atau 50 atau 100 mikrogram. Sementara anak-anak berusia antara 2 hingga 11 tahun akan menerima dua dosis vaksin yang berjarak sekitar 28 hari pada tingkat 50 atau 100 mikrogram. Bagian satu akan digunakan untuk menentukan dosis mana yang akan digunakan di bagian kedua. Untuk bagian kedua, uji coba akan diperluas untuk mencakup anak-anak yang diberi plasebo garam, yang tidak mendapatkan apa-apa. Anak-anak tersebut akan diikuti selama 12 bulan setelah suntikan kedua. Tes ini bertujuan untuk melihat apakah vaksin Covid-19 melindungi anak-anak dari sakit, jika mereka bersentuhan dengan virus corona.
30 April 2021
WHO merekomendasikan penggunaan darurat vaksin Moderna atau mRNA-1273. Rekomendasi sementara WHO tentang penggunaan vaksin mRNA-1273 melawan COVID-19b2 dikembangkan berdasarkan saran yang dikeluarkan oleh Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) atau kelompok penasihat ahli imunisasi WHO dan ringkasan bukti yang disertakan dalam dokumen latar belakang.
1 Juli 2021
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Moderna demi melawan Covid-19 di Indonesia.
11 Juli 2021
Vaksin Moderna yang diperoleh melalui COVAX facility dan diproduksi oleh Moderna TX., Inc, Amerika Serikat tiba di Indonesia sebanyak 3.000.060 dosis. Vaksin tersebut diprioritaskan bagi tenaga kesehatan sebagai vaksinasi tahap ketiga atau booster.
Referensi
Uji Klinis Vaksin Juga Dilakukan di Bandung. Kompas, 19 Juli 2020.
Vaksin Covid-19: Uji Klinis Selesai Awal Tahun 2021. Kompas, 21 Juli 2020.
Selangkah Menuju Vaksin. Kompas, 12 Agustus 2020.
Pandemi Covid-19: Vaksinasi Tunggu Kajian Ilmiah. Kompas, 7 Desember 2020.
100 Juta Dosis Vaksin Disiapkan. Kompas, 31 Desember 2020.
Distribusi Vaksin: Tenaga Kesehatan Diutamakan. Kompas, 4 Januari 2021.
MUI: Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac Halal. Kompas, 9 Januari 2021.
Vaksin Sinovac Siap Digunakan. Kompas, 12 Januari 2021.
Penanganan Pandemi: Asa Baru dari Istana Merdeka. Kompas, 14 Januari 2021.
Vaksin Sinovac: Antibodi Menurun Setelah Enam Bulan. Kompas, 29 Juli 2021.
http://www.sinovac.com/news/shownews.php?id=1126&lang=en
http://www.sinovac.com/news/shownews.php?id=1127&lang=en
http://www.sinovac.com/news/shownews.php?id=1129&lang=en
http://www.sinovac.com/news/shownews.php?id=1134&lang=en
http://www.sinovac.com/news/shownews.php?id=1131&lang=en
http://www.sinovac.com/news/shownews.php?id=1137&lang=en
http://www.sinovac.com/news/shownews.php?id=1139&lang=en
http://www.sinovac.com/news/shownews.php?id=1140&lang=en
http://www.sinovac.com/news/shownews.php?id=1141&lang=en
http://www.sinovac.com/news/shownews.php?id=1245&lang=en
Penulis
Agustina Rizky Lupitasari
Editor
Susanti Agustina Simanjuntak