Kronologi

Kronologi Sejarah Masjid Istiqlal: Cita-Cita untuk 1000 Tahun

Pembangunan Masjid Istiqlal diinisiasi oleh para pendiri bangsa pada masa awal kemerdekaan. Presiden Soekarno berharap Masjid Istiqlal menjadi masjid terbesar dan terindah di dunia sebagai pusat kemanusiaan dan tempat syiar Agama Islam.

KOMPAS/ARBAIN RAMBEY

Masjid Istiqlal dengan Pelabuhan Tanjung Priok di latar belakang (08/04/2015)

Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar ke-6 di dunia dan menjadi salah satu bangunan monumental di Tanah Air. Masjid ini dibangun selama 17 tahun dengan daya tampung hingga 200.000 jemaah.

Istiqlal dalam bahasa Arab berarti ”kemerdekaan”. Masjid terbesar se-Asia Tenggara ini dibangun sebagai bentuk syukur kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari kubah masjid dengan diameter 45 meter yang menunjukkan angka tahun kemerdekaan Indonesia.

Dengan arsitektur bercorak Islam modern, Masjid Istiqlal berdiri megah di tengah rimba beton dan hiruk pikuk ibu kota. Berdasarkan situs resmi Masjid Istiqlal, gagasan mendirikan masjid tercetus saat Menteri Agama KH Wahid Hasyim mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam pada tahun 1950.

Panitia Pembangunan Masjid Istiqlal mengadakan sayembara desain Masjid Istiqlal dengan hadiah berupa uang Rp 25.000 dan emas murni 75 gram. Dari 27 peserta yang mengajukan desain, karya arsitek Friedrich Silaban dengan judul ”Ketuhanan” menjadi juara.

Meskipun memeluk agama Kristen, F Silaban mencari informasi seputar kubah dan menara Masjid Istiqlal. Selain itu, F Silaban juga mempelajari tata cara dan aturan umat Muslim beribadah serta menelaah pustaka mengenai masjid-masjid besar di dunia selama tiga bulan.

Lokasi Masjid Istiqlal disambut berbagai usulan dari berbagai pihak. Muncul ide lokasi Masjid Istiqlal di kawasan Hotel Indonesia oleh Bung Hatta, di sekitar Monas atau Lapangan Medan Merdeka Barat oleh sebagian warga, hingga akhirnya lokasi saat ini yang diusulkan oleh Bung Karno.

Terdapat tantangan mengenai lokasi yang ditentukan oleh Bung Karno. Di lokasi itu masih berdiri Taman Wilhelmina seluas 9,5 hektar. Taman tersebut digunakan sebagai gudang mesiu dan penyimpanan kendaraan militer. Pembongkaran cukup merepotkan karena selain aspek teknis, juga menyangkut dimensi sejarahnya.

Dalam pertemuan dengan alim ulama di Istana Negara, Presiden Soekarno menyatakan keinginannya agar Masjid Istiqlal menjadi masjid terbesar dan terindah di dunia. Selain megah, indah, dan kuat, juga dapat tahan lebih dari 1.000 tahun sebagai bentuk syiar bagi agama Islam.

Presiden Soekarno juga telah memikirkan bagaimana keberlangsungan bangunan masjid Istiqlal. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan material masjid yang terdiri dari stainless, marmer, dan keramik.

KOMPAS/Priyombodo

Umat Muslim menunaikan ibadah shalat Jumat pertama di bulan Ramadhan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat (19/6/2015). Bulan Ramadhan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh umat Muslim dengan beribadah, membaca Al Quran, dan iktikaf. Foto kanan memperlihatkan penduduk Jakarta memasuki Istiqlal setelah peresmian oleh Presiden Soeharto pada 1978.

1950

KH Wahid Hasyim yang menjabat Menteri Agama RI dan H Anwar Tjokroaminoto dari Partai Syarikat Islam mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam untuk membahas rencana pembangunan masjid. Nama Istiqlal (bahasa Arab) yang berarti kebebasan, lepas, atau kemerdekaan, dipilih dan disepakati sebagai nama yang menggambarkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat berupa kemerdekaan bangsa.

1953

Panita Pembangunan Masjid Istiqlal (PPMI) melaporkan rencana pembangunan masjid itu kepada kepala negara. Presiden Soekarno menyambut baik rencana tersebut dan akan membantu sepenuhnya pembangunan Masjid Istiqlal.

7 Desember 1954

Yayasan Masjid Istiqlal disahkan di hadapan notaris Elisa Pondag dan diketuai oleh H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut.

22 Februari 1955

Presiden Soekarno ditunjuk sebagai Ketua Dewan Juri dalam sayembara maket Masjid Istiqlal yang diumumkan melalui surat kabar dan media lainnya.

22 Februari-30 Mei 1955

Sayembara maket Istiqlal berlangsung. Susunan Dewan Juri adalah Presiden Soekarno sebagai ketua, dengan anggota Ir Roeseno, Ir Djuanda, Ir Suwardi, Ir R Ukar Bratakusumah, Rd Soeratmoko, H Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), H Abu Bakar Aceh, dan Oemar Husein Amin. Setelah dewan juri menilai dan mengevaluasi, akhirnya ditetapkanlah 5 peserta sebagai nominator:

  • Friedrich Silaban dengan desain bersandi “KETUHANAN”
  • R Utoyo dengan desain bersandi “ISTIGFAR”
  • Hans Gronewegen dengan desain bersandi “SALAM”
  • 5 mahasiswa ITB dengan desain bersandi “ILHAM”
  • 3 mahasiswa ITB dengan desain bersandi “KHATULISTIWA” dan NV Associatie dengan sandi “LIMA ARAB”

5 Juli 1955

Dewan Juri menetapkan F Silaban sebagai pemenang pertama sekaligus menetapkan akan menggunakan desainnya. Penetapan tersebut dilakukan di Istana Merdeka sekaligus menganugerahkan sebuah medali emas 75 gram dan uang Rp 25.000.

24 Agustus 1961

Pemancangan tiang pertama oleh Presiden Soekarno, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, disaksikan ribuan umat Islam.

1961-1965

Proyek pembangunan masjid tersendat karena situasi politik yang tidak kondusif seperti munculnya demokrasi parlementer, partai-partai politik saling berseteru untuk memperjuangkan kepentingannya masing-masing.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Bergelantungan (17/02/2017).

1966

Menteri Agama KH M Dahlan memelopori kembali pembangunan masjid. Kepengurusan dipegang oleh KH Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.

22 Februari 1978

Penggunaan masjid diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam. Masjid Istiqlal menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara. Biaya pembangunan diperoleh terutama dari APBN sebesar Rp 7 miliar dan 12 juta dollar AS.

Mei 2019

Proses renovasi Masjid Istiqlal dimulai dengan meningkatkan berbagai fasilitas seperti pembangunan gedung parkir, penataan kawasan, arsitektur, interior, renovasi sistem mekanikal, elektrikal, dan jaringan perpipaan.

7 Januari 2021

Presiden Joko Widodo meresmikan renovasi Masjid Istiqlal yang menghabiskan biaya sebesar 511 Miliar. Biaya tersebut diambil dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Referensi

Arsip Kompas
  • “Riwayat Kota: Oase Syukur Kemerdekaan di Jantung Jakarta ”, KOMPAS, 29 Juni 2015, hal. 27.
  • “Masjid Istiqlal: Kemerdekaan untuk Semua”, KOMPAS, 27 Februari 2017, hal. 26.
  • “Renovasi Istiqlal”, KOMPAS, 19 Juni 2019, hal. 20.
  • “Renovasi Masjid Istiqlal”, KOMPAS, 18 Juli 2019, hal. 18.
  • “Renovasi Masjid Istiqlal”, KOMPAS, 5 Februari 2020, hal. 15.