KOMPAS/DIAH MARSIDI
Paus Yohanes Paulus II disambut tarian saat berkunung ke Tuntungan, Medan untuk memimpin misa (13/10/1989).
Desas-desus lawatan Sri Paus Paulus VI ke Indonesia sudah ada sejak tahun 1966. Namun, kunjungan Sri Paus Paulus VI baru terjadi pada tanggal 3-4 Desember 1970. Dalam kunjungan singkatnya, Presiden Soeharto mengadakan pertemuan singkat dengan Sri Paus Paulus VI di Istana Merdeka. Hingga malam harinya, Paus Paulus VI mempersembahkan Misa Kudus di Stadion Utama Senayan di hadapan ribuan umat Katolik.
Sebelum meninggalkan Indonesia keesokan harinya, Sri Paus menyatakan penghargaan setinggi-tingginya atas penerimaan yang khidmat selama di Indonesia. Paus Paulus VI juga menghadiahkan empat ambulans sebagai tanda cinta kasih kepada rakyat Indonesia.
Pada Oktober 1983, Gereja Katolik dan Pemerintah Indonesia kembali mengundang Paus Yohanes Paulus II untuk lawatan ke Indonesia. Paus menyatakan bersedia untuk berkunjung ke Indonesia pada musim panas tahun 1984. Karena dalam rangkaian kunjungan ke beberapa negara Asia. Namun, Sekretaris Jenderal Majelis Wali Gereja Indonesia (MAWI) Mgr Dr Leo Soekoto S.J. menyatakan kunjungan tersebut belum bisa dipastikan.
Hal ini dikarenakan, rencana lawatan Paus Yohanes Paulus II ke beberapa negara Asia tahun 1984 sudah direncanakan sebelum mendapatkan undangan dari Indonesia. Sehingga jadwalnya sulit diubah lagi. Dalam pesannya melalui Duta Besar Vatikan di Jakarta, Paus menyatakan tidak ingin menempatkan lawatan ke Indonesia hanya sekedar acara tambahan dan disinggahi sebentar saja.
Pada tanggal 5 Maret 1989 dari Vatikan, Paus Yohanes Paulus II memberikan keterangan terkait lawatannya yang direncanakan dari tanggal 6-16 Oktober 1989. Sebelum ke Indonesia, Paus akan ke Korea Selatan dan seterusnya ke Mauritius. Namum belum ada kepastian jadwal berapa lama, acara, dan tempat yang akan dikunjungi Paus selama berada di Indonesia.
Pada akhir Maret 1989, ada informasi bahwa Paus Yohanes Paulus II menolak undangan berkunjung ke Indonesia. Hal ini berkaitan dengan masih terjadinya pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur seperti dikutip oleh Harian Portugal The Diario de Niticias.
Terkait rencana kunjungan Paus Yohanes Paulus II tanggal 9-14 Oktober 1989 muncul kecaman dari Fretilin sebagai Gerakan pengacau keamanan Timor Timur. Kecaman tersebut dilemparkan di Lisabon, Portugal karena tidak senang terhadap agenda Paus selama di Indonesia. Mereka menilai kunjungan Paus ke Indonesia terutama ke Timor Timur sebagai pernyataan politik Tahta Suci.
Pada tanggal 12 September 1989, Panitia Penyambutan Sri Paus (PPSP) Pusat menyampaikan bahwa kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Timor Timur lebih bersifat kunjungan pastoral. PPSP Pusat menyampaikan hal ini dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR.
Kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia selain atas undangan pemerintah, juga untuk melihat sendiri kenyataan kerukunan antarumat beragama di Indonesia yang dilandasi Pancasila. Lawatannya ke Indonesia termasuk istimewa karena selama enam hari lima malam akan mengunjungi Timor Timur, Maumere (Flores), Yogyakarta, Jakarta, dan Medan.
Selain itu, Sri Paus rencananya akan melakukan pertemuan dengan seorang kepala negara sebanyak tiga kali. Hal ini belum pernah dilakukan dalam kunjungan ke negara-negara lainnya.
Pada tanggal 9 Oktober 1989, dengan menggunakan pesawat Korean Air HL-7317 dari Korea Selatan, Paus Yohanes Paulus II mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma. Ada kebiasaan unik Paus Yohanes Paulus II yang dilakukan yaitu mencium tanah di semua negara yang pernah dikunjungi. Sebagai tanda kecintaannya pada tanah yang didatanginya.
Jadwal lawatan Paus Yohanes Paulus II di Indonesia, dimulai dengan pertemuan empat mata dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka Jakarta. Paus menyatakan kekagumannya pada dasar negara Pancasila serta toleransi masyarakat Indonesia terhadap sesama umat beragama.
Dari sore hingga malam hari, Paus Yohanes Paulus II memimpin Misa Kudus di Stadion Utama Senayan. Perayaan Misa Kudus ini dipadati oleh lebih dari 100.000 umat Katolik. Dalam kotbahnya yang diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia oleh Mgr. Leo Soekoto S.J, Paus berharap umat menjadi putra bangsa dan warga negara Indonesia yang baik.
Keesokan harinya, Paus Yohanes Paulus II tiba di Bandara Adi Soecipto Yogyakarta pada pukul 09.35. Paus akan memimpin Misa Kudus di Lapangan Dirgantara, Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta. Misa Kudus yang dihadiri sekitar 150.000 orang ini berlangsung hingga pukul 12.57 ditandai dengan persembahan paduan suara yang membawakan dua buah lagu Polandia.
Setelah dari Yogyakarta, Paus Yohanes Paulus II kembali ke Jakarta, karena sore harinya akan melakukan pertemuan dengan para tokoh umat beragama Indonesia, Menko Kesra Soepardjo Rustam dan Mendikbud Fuad Hassan. Pertemuan berlangsung di Sasono Adiguno, Taman Mini Indonesia Indah. Dalam pertemuan ini, Paus mengatakan salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia modern adalah tantangan membangun masyarakat harmonis dari banyak unsur berlainan.
Paus Yohanes Paulus II tampak terkesan akan kehadiran ribuan anak-anak yang mengelu-elukan kedatangannya di depan Gereja Santa Chatarina, TMII. Paus mendekati kerumunan anak-anak dan memberikan salam kepada mereka. Paus juga menyempatkan diri untuk berdoa sejenak di dalam gereja yang sudah dipadati umat. Ia juga membubuhkan tanda tangan di pintu masuk gereja. Setelah itu, Paus melakukan kegiatan menanam pohon perdamaian berupa beringin (Ficus Benyamina).
Hari ketiga lawatannya ke Indonesia, Paus Yohanes Paulus II memulai kunjungannya di Indonesia Timur. Paus Yohanes Paulus II tiba di Maumere Dili pada pukul 14.15 waktu setempat. Karena landasan terbang di Maumere tidak mampu didarati pesawat jet BAE-146 yang membawanya dari Jakarta, Paus berganti pesawat Hercules TNI-AU. Kedatangannya disambut oleh Menkeu JB Sumarlin sebagai wakil pemerintah pusat, serta Gubernur NTT Hendrik Fernandez dan Pangdam Udayana Mayjen Sintong Panjaitan selaku tuan rumah.
Paus Yohanes Paulus II memimpin Misa Kudus di Gelora Samador Maumere pada sore harinya. Misa Kudus dihadiri lebih dari 150.000 umat Katolik Flores. Mereka datang dari seluruh daratan Flores dan pulau-pulau lainnya di seluruh NTT. Keuskupan-keuskupan di Sulawesi, Ambon, dan Papua juga mengirimkan wakil-wakilnya.
Pesawat Hercules C-130 AURI kembali membawa Paus Yohanes Paulus II mendarat di Bandara Komoro, Dili pada hari keempat kunjungannya. Paus melakukan pemberkatan Katedral Imaculata Conceptio melalui upacara singkat dan penandatanganan prasasti sebagai tanda peresmian pemakaian katedral.
Siang harinya, Paus Yohanes Paulus II memimpin Misa Agung yang dihadiri sekitar 250.000 orang di Lapangan Tasitolu, Dili, Timor Timur. Menjelang Misa Agung berakhir, muncul sekitar 10-15 pemuda tanggung di depan altar sambil membawa poster-poster. Tujuannya mengelu-elukan Paus Yohanes Paulus II yang sudah berkunjung ke Timor Timur. Aparat keamanan berhasil mengamankan situasi dengan mengurung kelompok pembawa poster tersebut.
Gubernur Timor Timur Carrascalao menyampaikan bahwa kedatangan Paus Yohanes Paulus II merupakan kunjungan kegembalaan yang tidak berkaitan dengan politik. Karena Paus sendiri yang berkeinginan mengunjungi wilayah Timor Timur.
Di hari terakhir kunjungannya, Paus Yohanes Paulus II melanjutkan jadwalnya ke Medan. Kegiatannya dimulai dengan memimpin Misa Kudus di lapangan Tuntungan, 21 kilometer barat daya Medan. Misa Kudus dihadiri sedikitnya 100.000 peserta mewakili 700.000 umat Katolik dari lima keuskupan di Sumatera yaitu Medan, Pangkalpinang, Padang, Palembang, Tanjung Karang.
Pada malam harinya, Paus Yohanes Paulus II berpamitan dengan Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto di Istana Negara. Pertemuan berlangsung di Ruang Jepara selama 20 menit digunakan untuk bertukar pikiran. Paus Yohanes Paulus II mengucapkan terima kasih atas sambutan masyarakat Indonesia selama lawatan enam harinya. Rasa terima kasih juga ditujukannya kepada pers, media cetak dan elektronik yang ikut menyemarakkan kegiatan lawatannya di Indonesia. Tak lupa, Paus juga menyampaikan terima kasih kepada para petugas keamanan dan awak penerbangan yang telah menjaga dan membawanya kemana-mana.
Pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia dan Kepala Negara Vatikan, Paus Yohanes Paulus II meninggalkan Jakarta pada Sabtu pagi, 14 Oktober 1989. Paus melanjutkan perjalanan lawatannya ke Mauritius dengan pesawat DC-10 Garuda dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Setelah hampir 35 tahun kunjungan terakhir pemimpin tertinggi umat Katolik ke Indonesia. Paus Fransiskus dikabarkan akan melakukan lawatan ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Kunjungan ini merupakan bagian dari lawatan 12 hari Paus Fransiskus ke empat negara. Indonesia, Timor Leste, Papua Niugini, dan Singapura menjadi negara tujuan lawatannya kali ini.
Dalam rangkaian lawatan ke Asia Pasifik yang dijadwalkan pada 2-13 September 2024, Indonesia akan menjadi negara pertama yang dikunjungi Paus Fransiskus. Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan Michael Trias Kuncahyono mengatakan kunjungan Paus ke Indonesia mempunyai dua perspektif. Paus sebagai pemimpin Gereja Katolik yang menyapa umatnya di Indonesia dalam perannya sebagai gembala dan Paus sebagai Kepala Negara Vatikan.
Bagi umat Katolik Indonesia, kedatangan Paus Fransiskus yang sempat tertunda karena covid-19 yang melanda dunia ini mempunyai arti penting. Pemberian berkat dan pesan moral dari Paus Fransiskus menjadi salah satu alasan ia dielu-elukan kehadirannya di Indonesia.
Menurut data Kementerian Agama tahun 2022, Indonesia merupakan negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia. Sehingga rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia cukup menarik perhatian dunia. Lewat kunjungan ini, diharapkan pesan yang akan dibawa Paus Fransiskus dapat memperkuat pesan toleransi, persatuan, dan perdamaian dunia.
KNI/AP
Paus Paulus VI mencuci dan mencium kaki dua belas pelajar Roma dalam upacara Kamis Kudus di Basilika St. Johannes Lateran. Tindakan ini merupakan pengulangan perbuatan Jesus terhadap para rasulnya menjelang Ia disalibkan. Suatu lambang pengabdian dan pembersihan dosa. (Dimuat di Kompas, 21 April 1973, Halaman 1)
Kunjungan Paus Paulus VI
16 Juni 1966
Kedutaan Besar RI di Roma mengumumkan bahwa Sri Paus Paulus VI telah diundang untuk berkunjung ke Indonesia.
21 Juni 1966
Menteri Frans Seda menjelaskan bahwa desas-desus kunjungan Sri Paus Paulus VI ke Indonesia sama sekali tidak benar. Sri Paus belum bisa memenuhi undangan dan kunjungan ke negara-negara di dunia.
30 September 1970
Dalam rangka kunjungannya ke Asia dan Australia bulan November 1970, Sri Paus Paulus VI akan singgah di Indonesia. Sri Paus akan menginap sehari di Jakarta dan akan melakukan pertemuan dengan pimpinan pemerintahan dan wakil umat Katolik di gedung olahraga Senayan.
3 November 1970
Sri Paus Paulus VI akan berkunjung ke Indonesia pada tanggal 3-4 Desember 1970 sebagai tamu negara. Informasi ini disampaikan oleh Adam Malik sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia.
5 November 1970
Sri Paus Paulus VI akan didampingi enam pejabat penting Tahta Suci sebagai tamu resmi Presiden Soeharto. Selain itu, dalam rencana kunjungan Sri Paus juga akan didampingi wartawan yang bertugas di Vatikan. Kegiatan Sri Paus selama di Jakarta antara lain mengadakan pertemuan dengan Presiden dan pejabat negara di Istana Merdeka, bertemu dengan umat Katolik di Gelora Senayan dan mempersembahkan Misa Kudus di Katedral.
3 Desember 1970
- Pada pukul 15.30, pesawat DC-Alitalia yang membawa Sri Paus Paulus VI mendarat di lapangan terbang Kemayoran. Dengan menggunakan jubah putih dan pakaian kebesaran berwarna merah, topi dan sepatu merah, Sri Paus Paulus VI disambut oleh Presiden Soeharto dan pejabat-pejabat Indonesia.
- Setelah mendarat di Kemayoran, Sri Paus Paulus VI melakukan pertemuan yang lebih bersifat kekeluargaan di Katedral yang dihadiri kurang lebih 500 rohaniawan.
- Presiden Soeharto mengadakan pertemuan singkat dengan Sri Paus Paulus VI di Istana Merdeka. Presiden menyerahkan kenang-kenangan berupa ukiran Jepara dan sebuah lukisan yang terbuat dari kulit pisang kering dengan gambar Sri Paus Paulus VI.
- Puluhan ribu umat Katolik mengikuti Misa Kudus di Stadion Utama Senayan. Misa Kudus yang dipimpin oleh Sri Paus Paulus VI ini dipersembahkan dalam bahasa Latin, dengan khotbah dalam bahasa Inggris yang kemudian diterjemahkan.
- Dalam Misa Kudus ini Sri Paus Paulus VI menerima persembahan berupa mitra dan salib dari umat Katolik dan wakil-wakil umat non-Katolik. Kenang-kenangan yang disampaikan antara lain, umat Kristen Protestan menyerahkan Kitab Injil, umat Islam memberikan ukiran Indonesia dan beberapa kitab Islam dalam bahasa Inggris. Sedangkan umat Hindu menyampaikan Pustaka Suci Bhagawadgita dan Bhiku Budha menyerahkan kenang-kenangan berupa kotak dengan ukiran Candi Borobudur.
- Di ruangan VIP Stadion Utama Senayan, tampak Ibu Fatmawati Soekarno yang didampingi oleh Guruh dan Rachmawati dengan suaminya. Gubernur Ali Sadikin dan para duta besar dan diplomat asing juga turut hadir.
4 Desember 1970
- Pada pagi hari, Sri Paus Paulus VI meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan perjalanannya ke Hongkong. Selain Presiden Soeharto, Menlu Adam Malik, Menteri Frans Seda, Menteri Negara Sultan Hamengkubuwono, Wakil Panglima ABRI Djendral Panggabean, pejabat-pejabat tinggi sipil dan militer, Korps diplomatik dan ratusan umat Katolik ikut mengantarkan kepulangan Bapa Suci di Kemayoran.
- Sebelum meninggalkan Indonesia, Sri Paus Paulus VI juga menghadiahkan empat ambulans sebagai tanda cinta kasih kepada rakyat Indonesia.
KOMPAS/JB SURATNO
Paus Yohanes Paulus II menerima kenang-kenangan lukisan dirinya karya Basuki Abdullah dari Presiden Soeharto, 9 Oktober 1989. Reproduksi lukisan itulah yang kini dipasang di Gereja Katedral Jakarta.
Kunjungan Paus Yohanes Paulus II
5 Mei 1983
Majelis Waligereja Indonesia (MAWI) memberikan pernyataan terkait kedatangan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia tahun depan yang belum pasti. MAWI masih akan membicarakannya dengan pemerintah. Pernyataan tersebut dikeluarkan sehubungan dengan pemberitaan di beberapa media massa, Paus akan berkunjung ke Indonesia pada musim panas tahun 1984 dalam rangkaian kunjungan ke beberapa negara Asia.
18 Januari 1984
Dalam pesannya melalui Duta Besar Vatikan di Jakarta, Sri Paus Yohanes Paulus II menyampaikan penyesalan kepada pimpinan Majelis Waligereja Indonesia (MAWI) bahwa belum bisa memenuhi undangan berkunjung ke Indonesia tahun ini. Kunjungannya ke Asia Tenggara sudah direncanakan sebelum para Uskup Indonesia menyampaikan undangan. Sri Paus Yohanes Paulus II tidak mau menempatkan lawatan ke Indonesia sebagai sekedar acara tambahan kunjungan ke negara-negara lain.
3 Juli 1984
Memenuhi undangan Gereja Katolik dan Pemerintah Indonesia yang disampaikan Oktober 1983, Paus Yohanes Paulus II menyatakan bersedia untuk berkunjung ke Indonesia. Kunjungan tersebut belum bisa ditentukan dan tidak bertepatan dengan hari penyelenggaraan Pertemuan Nasional Umat Katolik Indonesia (PNUKI) di Jakarta tanggal 8 sampai 12 Juli 1984. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Majelis Wali Gereja Indonesia (MAWI) Mgr Dr Leo Soekoto S. J.
5 Maret 1989
Pada tanggal 6-16 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II menjadwalkan untuk berkunjung ke Indonesia, Korea Selatan, dan Mauritius (Pasifik). Namun tidak diungkapkan berapa lama dan tempat yang akan dikunjungi Paus selama berada di Indonesia.
31 Maret 1989
Pada tanggal 31 Maret 1989, Harian Portugal The Diario de Niticias mengutip sumber-sumber Vatikan bahwa Paus Yohanes Paulus II menolak undangan berkunjung ke Indonesia. Hal ini berkaitan dengan masih terjadinya pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur.
4 Mei 1989
Paus Yohanes Paulus II akan mengadakan lawatan ke Indonesia tanggal 9-14 Oktober 1989. Tempat yang akan dikunjungi Timor Timur, Maumere (Flores), Yogyakarta, Jakarta, dan Medan. Fretilin sebagai Gerakan pengacau keamanan Timor Timur mengecam rencana kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia terutama ke Timor Timur. Mereka menilai kunjungan Paus ke Indonesia sebagai pernyataan politik Tahta Suci. Kecaman tersebut dilemparkan di Lisabon, Portugal karena tidak senang terhadap agenda Paus selama di Indonesia.
12 September 1989
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Panitia Penyambutan Sri Paus (PPSP) Pusat menyampaikan bahwa kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Timor Timur lebih bersifat kunjungan pastoral.
13 September 1989
Kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia selain atas undangan pemerintah, juga untuk melihat sendiri kenyataan kerukunan antarumat beragama di Indonesia yang dilandasi Pancasila. Sri Paus ingin melihat sendiri kerukunan antarumat beragama di Indonesia yang selama ini hanya mendengar dari para uskup Indonesia yang datang ke Roma.
7 Oktobter 1989
Kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia tanggal 9-14 Oktober 1989 tergolong istimewa. Karena dalam lawatannya selama enam hari lima malam berada di Indonesia. Maumere menjadi kota terkecil dari berbagai kota yang pernah didatangi. Sri Paus tidak pernah di satu negara melakukan pertemuan dengan seorang kepala negara sebanyak tiga kali. Kunjungan ini memang dirancang khusus.
9 Oktober 1989
- Paus Yohanes Paulus II mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 13.55 dengan menggunakan pesawat Korean Air HL-7317 dari Korea Selatan.
- Setibanya di Jakarta, Presiden Soeharto dan Paus Yohanes Paulus II mengadakan pertemuan empat mata di Istana Merdeka.
- Paus Yohanes Paulus II didampingi oleh Mgr. Leo Soekoto S.J dilepas oleh Presiden Soeharto dengan menggunakan mobil Mercy 600 menuju Stadion Utama Senayan untuk memimpin Misa Kudus.
- Lebih dari 100.000 umat Katolik memadati Stadion Utama Senayan untuk mengikuti Misa Kudus yang dipimpin oleh Paus Yohanes Paulus II dari pukul 16.00 hingga 18.35.
10 Oktober 1989
- Pada tanggal 10 Oktober 1989, semua penumpang pesawat Garuda ke dan dari Yogyakarta akan dialihkan ke Bandara Adi Soemarmo, Solo. Pengalihan ini sehubungan dengan kedatangan Sri Paus Yohanes Paulus II ke Yogyakarta dan membawakan misa di lapangan Dirgantara pada hari yang sama. Bandara Adi Soecipto akan ditutup dari pukul 07.00 sampai 18.00 pada tanggal 10 Oktober 1989.
- Paus Yohanes Paulus II tiba di Bandara Adi Soecipto Yogyakarta pada pukul 09.35 dengan pesawat VIP Pelita Air Service BAC 146. Kedatangannya disambut oleh Gubernur DIY Sri Paku Alam VIII, Panglima Kodam Diponegoro Mayjen Wismoyo Arismunandar, Kapolda Jateng/DIY Mayjen (Pol) Muslihat Wiradiputra SH serta Gubernur AAU Marsda (TNI) IGN Danendra.
- Lapangan Dirgantara, Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta dipilih sebagai tempat untuk menyelenggarakan Misa Kudus yang dipimpin oleh Paus Yohanes Paulus II. Misa Kudus yang dihadiri sekitar 150.000 orang ini berlangsung hingga pukul 12.57 ditandai dengan persembahan paduan suara yang membawakan dua buah lagu Polandia.
- Pada sore hari setibanya di Jakarta, Paus Yohanes Paulus II melakukan pertemuan dengan para tokoh umat beragama Indonesia, Menko Kesra Soepardjo Rustam dan Mendikbud Fuad Hassan di Sasono Adiguno, Taman Mini Indonesia Indah.
- Di Gereja Santa Chatarina, TMII, Paus Yohanes Paulus II menyempatkan diri untuk berdoa sejenak di dalam gereja yang sudah dipadati umat. Ia juga membubuhkan tanda tangan di pintu masuk gereja dan menanam pohon perdamaian berupa beringin (Ficus Benyamina).
11 Oktober 1989
- Pada pukul 14.15 waktu setempat, Paus Yohanes Paulus II tiba di Maumere dari Dili untuk berganti pesawat Hercules TNI-AU. Karena landasan terbang di Maumere tidak mampu didarati pesawat jet BAE-146 yang membawanya dari Jakarta.
- Pada sore hari, Misa Kudus dilakukan di Gelora Samador Maumere dihadiri lebih dari 150.000 umat Katolik Flores.
12 Oktober 1989
- Pukul 10.05 waktu setempat, Pesawat Hercules C-130 AURI yang membawa Paus Yohanes Paulus II mendarat di Bandara Komoro, Dili. Paus Yohanes Paulus II disambut oleh Menhankam LB Moerdani, Gubernur Timor Timur Carrascalao, Mgr. Belo, Mgr. G Manteiro, Mgr. A. Painratu.
- Pukul 10.35 waktu setempat, Paus melakukan pemberkatan Katedral Imaculata Conceptio melalui upacara singkat. Diakhiri dengan penandatanganan prasasti sebagai tanda peresmian pemakaian katedral.
- Di Lapangan Tasitolu, Dili kehadiran Paus Yohanes Paulus II dimulai dengan kirab keliling dengan jeep CJ-7 terbuka sebelum perayaan ekaristi. Misa Agung mulai dilakukan sekitar pukul 11.30 yang dihadiri sekitar 250.000 orang.
- Pada Kamis malam, dari Halim Perdanakusuma, Paus langsung menuju kampus Unika Atmajaya Jakarta untuk bertemu dengan cendekiawan dan generasi muda Katolik. Selain itu, Paus juga menandatangani prasasti dan meresmikan gedung Karol Woytyla.
13 Oktober 1989
- Pada pukul 12.15, Paus Yohanes Paulus II memimpin Misa Kudus yang dihadiri sedikitnya 100.000 peserta dari lima keuskupan di Sumatera yaitu Medan, Pangkalpinang, Padang, Palembang, Tanjung Karang. Misa Kudus dilaksanakan di lapangan Tuntungan, 21 kilometer barat daya Medan.
- Pada malam harinya, Paus Yohanes Paulus II berpamitan dengan Presiden Soeharto dan Ny. Tien di Istana Merdeka, Jakarta.
- Setelah itu, Paus Yohanes Paulus II mengadakan pertemuan dengan para uskup dan para panitia penyambutan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Kedutaan Vatikan, Jakarta. Panitia KWI menghadiahkan sebuah lukisan wajah Paus Yohanes Paulus II di atas kulit kambing, sementara dari Keuskupan Agung Jakarta, lukisan wajah Paus terbuat dari bulu kambing.
14 Oktober 1989
Pada pukul 09.00, Paus Yohanes Paulus II meninggalkan Jakarta dengan pesawat DC-10 Garuda lewat Halim Perdanakusuma menuju Mauritius.
Kunjungan Paus Fransiskus
12 Februari 2014
Paus Fransiskus berjanji akan menyediakan waktu khusus untuk Indonesia. Hal tersebut disampaikan kepada Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwanda sebagai perwakilan Indonesia yang hadir di audiensi umum Paus di Vatikan.
3 Februari 2020
Vatikan belum memastikan rencana Paus Fransiskus akan melawat ke Indonesia pada September 2020. Sejumlah diplomat di Roma dan Vatikan menginformasikan rencana kunjungan itu. Disebutkan bahwa Paus Fransiskus akan mendorong dialog antariman lewat lawatan ke Indonesia.
Juni 2022
Indonesia kembali mengundang Paus Fransiskus agar datang ke Indonesia. Menjawab undangan itu, Vatikan merencanakan lawatan Paus pada Agustus 2024. Menteri Luar Negeri Vatikan Paul R Gallager mengungkapkan Paus akan datang pada awal September 2024.
18 Desember 2023
Pada tahun 2020 Paus Fransiskus menyatakan kesediaannya berkunjung ke Indonesia. Pandemi Covid-19 membuat rencana itu dibatalkan. Bulan lalu, Paus juga tidak jadi bertemu Presiden Jokowi karena Paus mendadak sakit.
31 Maret 2024
Berdasarkan surat dari Vatikan yang diterima Pemerintah Indonesia, Paus Fransiskus akan hadir pada 3 September 2024. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam pernyataan tertulisnya membenarkan rencana lawatan Paus Fransiskus ke Indonesia.
3 April 2024
Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyampaikan bahwa Paus Fransiskus akan mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 3 September mendatang.
8 April 2024
Belum ada pengumuman resmi rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada tanggal 3-6 September 2024. Rencana kedatangan Bapa Suci Fransiskus masih bersifat tentatif. Hal tersebut disampaikan Mgr Antonius Subianto Bunjamin sebagai Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) secara daring melalui kanal Youtube Komisi Komunikasi Sosial.
12 April 2024
Indonesia akan menjadi negara pertama yang dikunjungi oleh Paus Fransiskus dalam rangkaian lawatan ke Asia Pasifik pada 2-13 September 2024. Kabar ini telah dikonfirmasi Kesekretariatan Vatikan dan telah diinformasikan secara resmi oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri. Hal ini disampaikan Wakil Koordinator Media Panitia Kunjungan Bapa Suci Fransiskus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Anthonius Gregorius A Lalu Pr.
28 Juni 2024
Paus Fransiskus dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Kemudian bertemu dengan rohaniawan di Gereja Katedral Jakarta dan tokoh-tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal. Paus juga akan memimpin Misa Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Namun, semua jadwal tersebut masih dalam proses penjadwalan sehingga belum diumumkan secara resmi ke publik. Hal ini disampaikan oleh Romo Anthonius Gregorius A Lalu selaku Wakil Koordinator Media Panitia Kunjungan Bapa Suci Fransiskus.
7 Juli 2024
- Dalam keterangan pers KBRI Vatikan yang mengutip keterangan resmi Takhta Suci disebutkan Paus Fransiskus akan menghadiri pertemuan lintas agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024 dan menyampaikan pidato pada pukul 09.00.
- Pada tanggal 1 September 2024, Paus Fransiskus dijadwalkan terbang dari Roma, Italia.
- Paus Fransiskus tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa siang tanggal 3 September 2024.
- Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia akan dimulai pada tanggal 4 September 2024, yang akan diterima Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.
Referensi
- Sri Paus Diundang ke Indonesia. Kompas, 17 Juni 1966. Hlm. 1.
- Tidak Benar Sri Paus akan ke Indonesia. Kompas. 22 Juni 1966. Hlm. 1.
- Paus Paulus VI Singgah Semalam di Indonesia * Akan Bertemu Dengan Umat Katolik di Senajan. Kompas, 1 Oktober 1970. Hlm.1.
- Paus Paulus VI Djadi Tamu Resmi Negara Awal Desember * Missi Ekonomi Soviet Belum Djadi Datang. Kompas, 4 Nopember 1970.
- Kundjungan Paus Paulus * Disertai 6 Pedjabat Penting. Kompas. 6 Nopember 1970. Hlm. 1
- Sri Paus: Saja Hanja Ingin Berusaha Memperbaiki Nasib Manusia * Presiden: Rakyat Mendapat Kehormatan Besar. Kompas, 4 Desember 1970. Hlm. 1.
- Chotbah Paus Paulus VI Pada Misa di Senajan * Orang Kristen Bukan Orang Asing Diantara Sesama Bangsanja. Kompas, 4 Desember 1970. Hlm. 1.
- Presiden Minta Sri Paus Berdoa untuk Indonesia. Kompas, 5 Desember 1970. Hlm. 1.
- Paus Paulus: “Terimakasih, Selamat Tinggal Sampai Berdjumpa Lagi”. Kompas, 5 Desember 1970. Hlm. 1.
- Terompet Mengalun Pandjang dan bulan Sabit Memeta Putih Dilangit Baratdaja. Kompas, 5 Desember 1970. Hlm. 1.
- Kedatangan Paus Belum Pasti. Kompas, 6 Mei 1983. Hlm. 1.
- Paus Belum Jadi ke Indonesia. Kompas, 19 Januari 1984. Hlm. 1.
- Paus Bersedia ke Indonesia * PNUKI 8-12 Juli 1984. Kompas, 4 Juli 1984. Hlm. 1.
- Paus ke Indonesia Oktober. Kompas, 6 Maret 1989. Hlm. 1.
- Lisabon: Paus Yohanes Paulus II menolak undangan ke Indonesia. Kompas, 2 April 1989. Hlm. 13.
- Gerakan Pengacau Timtim Kecam Rencana Kunjungan Paus. Kompas, 6 Mei 1989. Hlm. 7.
- Kunjungan Sri Paus tak Ada Tautannya dengan Soal Timtim. Kompas, 13 September 1989. Hlm. 1.
- Kunjungan Paus untuk Melihat Kenyataan Kerukunan Umat Beragama di Indonesia. Kompas, 14 September 1989. Hlm. 6.
- Jadwal Acara Sri Paus. Kompas, 8 Oktober 1989. Hlm. 13.
- Sri Paus Terkesan pada Falsafah Pancasila. Kompas, 10 Oktober 1989. Hlm. 1.
- Jadilah Warga Negara yang Baik. Kompas, 10 Oktober 1989. Hlm. 1.
- Penumpang Garuda ke Yogyakarta, Lewat Solo. Kompas, 10 Oktober 1989. Hlm. 2.
- Menteri Agama Munawir Sjadzali: Indonesia tak Mengenal Mayoritas-Minoritas. Kompas, 11 Oktober 1989. Hlm. 1.
- Sri Paus Merasa di Jantung Tanah Jawa. Kompas, 11 Oktober 1989. Hlm. 1.
- Sri Paus di Timor Timur: Lupakan Kepahitan di Masa Lalu. Kompas, 13 Oktober 1989. Hlm. 1.
- Insiden Kecil di Dili, tak Ada yang Ditangkap. Kompas, 14 Oktober 1989. Hlm. 1.
- Sri Paus: Lawatan Ini akan Lama Terkenang. Kompas, 14 Oktober 1989. Hlm. 1.
- Memaknai Kunjungan Paus ke Indonesia. Kompas, 4 Mei 2024. Hlm. 6.
- Paus Fransiskus: Waktu Khusus untuk Indonesia. Kompas, 9 Maret 2014. Hlm. 10.
- Agama: Paus Fransiskus Akan Melawat ke Indonesia. Kompas, 4 Februari 2020. Hlm. 4.
- Indonesia-Vatikan: Merawat Hubungan Tidak Biasa. Kompas, 20 Desember 2023. Hlm. 8.
- Vatikan Pastikan Paus Fransiskus ke Indonesia. Kompas, 3 April 2024. Hlm. 4.
- Agama: Kunjungan Paus Tunggu Pengumuman Resmi. Kompas, 9 April 2024. Hlm. 8.
- Diplomasi: Paus Kunjungi Jakarta pada 3-6 September. Kompas, 13 April 2024. Hlm. 1.
- Memaknai Kunjungan Paus ke Indonesia. Kompas, 4 Mei 2024. Hlm. 6.