Suasana saat Komisi Pemilihan Umum menggelar rapat pleno rekapitulasi suara Pemilu 2024 untuk Provinsi Papua di Ruang Sidang Utama KPU RI, Jakarta, Rabu (20/3/2024). Rekapitulasi suara Provinsi Papua merupakan provinsi terakhir yang dilakukan rekapitulasi suara Pemilu 2024 oleh KPU RI. Dua provinsi terakhir yang data perolehan suara masuk ke KPU RI adalah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Pegunungan. Usainya rekapitulasi Provinsi Papua maka berakhir sudah seluruh rangkaian rekapitulasi nasional Pemilu 2024 dari 38 provinsi di Indonesia.
Indonesia telah melaksanakan pemungutan suara untuk pemilihan umum presiden dan parlemen secara serentak pada 14 Februari 2024. Ini menjadi pemilu ke-13 yang digelar secara nasional.
Tahapan paling krusial berikutnya adalah penghitungan suara, pengumuman dan penetapan hasil pemilu. Pengumuman dan penetapan pemilu menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak orang yang terlibat dalam pemilu. Sebab, menjadi penentu siapa yang akan masuk ke parlemen dan atau menjadi presiden-wakil presiden.
Sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024, hasil penghitungan suara diumumkan dan ditetapkan pada 20 Maret 2024.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Anggota Panitia Pemungutan Suara, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pengawas Kecamatan, saksi dari partai politik, dan pemantau pemilu melakukan rekapitulasi surat suara Pemilu 2024 tingkat kecamatan di GOR Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024).
Pemilu 1955
Pemilu 1955 dilaksanakan dalam dua kali pelaksanaan. Pemilihan pertama pada 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR, dan yang kedua pada 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan Konstituante.
Peserta pemilu tidak hanya berasal dari partai politik, namun juga organisasi massa dan calon perseorangan. Pemilihan anggota DPR diiukuti 36 parpol, 34 ormas, dan 44 calon perorangan, yang akan memperebutkan 260 kursi. Sedangkan pemilihan anggota Konstituante diikuti oleh 39 parpol, 23 ormas, dan 29 calon perorangan, memperebutkan 520 kursi.
Partai Nasional Indonesia atau PNI menjadi pemenang dalam pemilu pertama ini, baik pada pemilihan anggota DPR maupun anggota konstituante, setelah sukses meraih suara terbanyak. Di pemilihan DPR, PNI meraih 8.434.653 suara (22,32 persen) dan memperoleh 57 kursi. Sementara di pemilihan anggota konstituante, meraih 9.070.218 suara (23,97 persen) dan memperoleh 199 kursi.
Pemilu 1971
Pemungutan suara Pemilu 1971 dilaksanakan pada 3 Juli 1971. Pemilu diikuti 9 partai dan Golongan Karya atau Golkar yang tidak mau disebut sebagai partai politik saat itu. Golkar keluar sebagai pemenang dengan capaian 34.348.713 suara (62,82 persen) dan mendapatkan 227 kursi DPR.
KOMPAS/PAT HENDRANTO
Pertemuan Presiden Soeharto dengan beberapa partai politik di Jakarta, 4 Juli 1971.
Pemilu 1977
Pemilu 1977 dilaksanakan pada 2 Mei 1977. Parpol peserta pemilu dikerucutkan hanya menjadi tiga setalah fusi partai pada 1973, yakni Golkar, Partai Demokrasi Indonesia, dan Partai Persatuan Pembangunan. PDI merupakan hasil penggabungan partai PNI, Parkindo, Murba, IPKI, dan Partai Katolik. Sementara itu, PPP adalah hasil penggabungan dari NU, Parmusi, PSII, dan Perti.
Golkar berhasil meningkatkan perolehan suara dan menjadi pemenang. Golkar memperoleh 39.750.096 suara (62,11 persen) dan mendapatkan 232 kursi di DPR.
Pemilu 1982
Pemilu 1982 menjadi kontestasi elektoral ketiga yang digelar di era Orde Baru, diselenggarakan pada 4 Mei 1982. Golkar mempertahankan kemanangan dengan perolehan 48.453.844 suara (64,34 persen), dan berhak atas 246 kursi di DPR.
Pemilu 1987
Pemilu diselenggarakan pada 23 April 1987. Golkar semakin kokoh sebagai partai nomor satu dengan berhasil mengumpulkan 62.783.680 suara (73,16 persen) dan 299 kursi. Hasil ini semakin mengukuhkan legitimasi kekuasaannya dalam perpolitikan di Indonesia saat itu.
Pemilu 1992
Pemilu 1992 kembali dimenangi Partai Golkar. Pemilu diselenggarakan pada 9 Juni 1992. Hasil pemilu menunjukan kemenangan untuk Golkar, meraih 66.599.331 suara (68,10 persen) dan 282 kursi DPR.
Pemilu 1997
Pemungutan suara dilaksanakan pada 29 Mei 1997. Di ujung era pemerintahan Orde Baru ini, Golkar masih mempertahankan kemenangan bahkan berhasil melambungkan jumlah suara yang diperoleh. Golkar meraup 84.187.907 suara (74,51 persen) dan mendapat 325 kursi DPR.
Pemilu 1999
Pemilu awal reformasi ini diselenggarakan pada 7 Juni 1999. Ratusan partai mendaftar sebagai peserta pemilu, namun hanya 48 partai politik yang lolos. PDI Perjuangan keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara sebanyak 35.689.073 suara (33,76 persen) dan 153 kursi.
Lalu, berdasarkan hasil Sidang Umum MPR, presiden Indonesia selanjutnya adalah Abdurrahman Wahid yang berkuasa sejak 1999 hingga 2001. Presiden Abdurrahman Wahid didampingi oleh Wakil Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri, yang kemudian menggantikannya sebagai presiden pada 2001 hingga 2004.
Pemilu 2004
Pada Pemilu 2004, untuk pertama kalinya pemilu tidak hanya diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, namun juga dilaksanakan untuk pemilihan presiden-wakil presiden dan anggota DPD langsung oleh rakyat.
Pemilu diiukuti 24 partai politik dan lima pasangan calon presiden dan wakil presiden, yaitu Hamzah Haz-Agum Gumelar; Amien Rais-Siswono Yudo Husodo; Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi; Wiranto-Salahuddin Wahid; dan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.
Pemilu berlangsung tiga kali, yakni 5 April 2004 untuk pemilu legislatif (DPR, DPD, dan DPRD); 5 Juli 2004 untuk pemilu presiden putaran I; dan 20 September 2004 pemilu presiden II.
Partai Golkar tampil sebagai pemenang dengan perolehan 24.480.757 suara (21,57 persen) dan merebut 127 kursi DPR. Pasangan SBY-JK terpilih menjadi presiden-wakil presiden melalui pilpres dua putaran. Mereka meraih 39.838.184 suara atau 33,57 persen (putaran I) dan 69.266.350 suara atau 60,62 persen (putaran II).
Pemilu 2009
Pileg dilaksanakan pada 9 April 2009, diikuti oleh 38 partai politik nasional dan 6 partai lokal di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Adapun Pilpres dilaksanakan 8 Juli 2009, dengan tiga pasang kandidat, yakni SBY-Boediono, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, dan Jusuf Kalla-Wiranto.
Partai Demokrat meraih suara terbanyak dengan 21.703.137 suara (20,81 persen) dan 148 kursi di DPR. Sementara yang menjadi pemenang Pilpres adalah pasangan SBY-Boediono dengan 73.874.562 suara (60,80 persen), satu putaran.
Pemilu 2014
Hari pencoblosan suara dilaksanakan pada 9 April untuk Pileg dan 9 Juli untuk Pilpres. Pada pemilu ke-11 ini, ada 12 partai dan 3 partai lokal Aceh yang menjadi peserta, serta dua pasang capres-cawapres, yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
PDI-P menjadi pemenang Pemilu dengan 23.681.471 suara (18,95 persen) dan memperoleh 109 kursi di DPR. Sedangkan Pilpres dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla satu putaran setelah meraih 70.997.833 suara (53,15 persen).
Pemilu 2019
Pemilu 2019 adalah pemilu serentak pertama di Indonesia, dimana Pilpres dan Pileg diselenggarakan secara secara bersamaan pada 17 April 2019. Dengan tujuan demi menekan pengeluaran dan meminimalkan politik transaksional, meredam potensi konflik antarpendukung dan pemilih, dan meningkatkan jumlah pemilih.
Tercatat ada 16 partai dan 3 partai lokal Aceh yang tercatat di Komisi Pemilihan Umum untuk maju dalam pemilu 2019. Adapun Pilpres diikuti dua pasang kandidat presiden-wakil presiden, yakni Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subanto-Sandiaga Uno.
Dalam pemilu legislatif 2019, PDI-P menjadi pemenang dengan perolehan suara 27.053.961 (19,33 persen) dan mendapatkan 128 kursi di DPR. Sedangkan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin memenangi Pilpres satu putaran dengan meraih 85.607.362 suara (55,50 persen).
Pemilu 2024
Pemilu kembali dilaksanakan secara serentak pada 14 Februari untuk memilih anggota legislatif dan presiden-wakil presiden. Ada 18 partai politik nasional dan 6 partai lokal Aceh yang ikut bersaing dalam Pemilu, serta tiga pasang capres-cawapres, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar; Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka; dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Referensi
- Feith, Herberth. 1999. Pemilihan Umum 1955 di Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
- Pamungkas, Mudanto, dkk. 2019. Naskah Sumber Arsip: Jejak Demokrasi Pemilu 1955. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.
- Santoso, Topo dan Ida Budiarti. 2018. Pemilu di Indonesia: Kelembagaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan. Jakarta: Sinar Grafika.
- Komisi Pemilihan Umum. 2019. Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019. Jakarta: Komisi Pemilihan Umum.
- “Hasil resmi pemilihan umum 3 Djuli 1971”, Kompas, 9 Agustus 1971.
- “Hasil final pemilu untuk keanggotaan DPR: PPP 99 kursi, Golkar 232 dan PDI 29”, Kompas, 9 Juni 1977.
- “Hasil Final Pemilu 1982: PPP 94 kursi, Golkar 246 dan PDI 24”, Kompas, 15 Juni 1982.
- “Penghitungan Resmi Terakhir: Golkar Tambah 53 Kursi, PDI 16, PPP Kehilangan 33”, Kompas, 7 Juni 1987.
- “PPI Sahkan Perolehan Suara dan Kursi DPR: PPP Mendapat 62 Kursi, Golkar 282, dan PDI 56”, Kompas, 30 Juni 1992.
- “Golkar 325, PPP 89, PDI 11 Kursi”, Kompas, 24 Juni 1997.
- “Presiden: Hasil Pemilu Sah”, Kompas, 27 Juli 1999.
- “Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilu Presiden – Wakil Presiden 2004”, Kompas, 27 Juli 2004.
- “KPU Tetapkan: SB Yudhoyono Presiden Terpilih”, Kompas, 5 Oktober 2004.
- “KPU: Pilpres Satu Putaran”, Kompas, 24 Juli 2009.
- “SBY Presiden 2009-2014: Prabowo Ucapkan Selamat, Megawati Belum”, Kompas, 19 Agustus 2009.
- “Rekapitulasi: KPU Tetapkan Hasil Pileg”, Kompas, 10 Mei 2014.
- “Presiden Terpilih Ditetapkan”, Kompas, 22 Juli 2014.
- “Merunut Jejak Penyelenggaraan Pemilu 1955 – 2019”, Kompaspedia, 19 Januari 2024.