Foto | Seni

Bonsai, Seni yang Tak Pernah Usai

Bonsai adalah budidaya tanaman di tempat sempit yang berasal dari China, dan berkembang pesat di Jepang.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Aneka ragam jenis tanaman bonsai dijual di salah satu stan peserta pameran flora dan fauna pada Flona Synergreen 2018 di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (11/8/2018). Berbagai aneka jenis tanaman dan satwa peliharaan dipamerkan di acara ini. Respon pengunjung pun cukup antusias, terutama yang memerlukan jenis tanaman dan peliharaan.

Seni bonsai adalah seni mengkerdilkan pohon dalam sebuah pot dangkal yang pertama kali muncul di Cina dengan sebutan Penzai atau Penjing. Seni pengkerdilan tanaman ini kemudian berkembang pesat di Jepang dengan nama bonsai. Istilah “bonsai” berasal dari bahasa Jepang, bon artinya pot dan sai artinya tanaman.

Pohon bonsai dibentuk dengan hati-hati penuh kesabaran dan ketekunan. Tanaman ini dibatasi pertumbuhannya dengan cara memotong dahan, ranting, akar dan membatasi media tanamnya agar pohon tetap kecil dan tidak tumbuh menjadi besar.

Pembentukan cabang-cabang bonsai dilakukan dengan berbagai teknik, seperti pemangkasan, dengan lilitan kawat, ataupun ditarik dengan tali. Tidak semua tanaman dapat dibonsai. Ada sekitar 120 spesies pohon yang bisa dibonsai, antara lain, jeruk kelingkit, asam jawa, beringin, cemara udang, soka, santigi, melati, dan kelapa.

Bonsai memiliki makna filosofi yang dalam. Dalam budaya Jepang, bonsai melambangkan harmoni, kesederhanaan, dan hubungan antara manusia dan alam. Bonsai dapat juga menjadi seni meditatif yang membutuhkan konsentrasi, kesabaran, ketekunan, dan pemahaman yang mendalam tentang siklus kehidupan. 

Bagi penggemarnya, bonsai merupakan karya seni yang tidak pernah selesai untuk dikerjakan. “Ibarat tukang cukur, kita harus selalu memangkas jika ada dahan atau ranting yang tidak diinginkan tumbuh. Bahkan suatu saat kita juga bisa membentuk dahan baru dengan bentuk yang kita inginkan,” ujar Saptodarsono. Mantan anggota TNI AD yang sudah lama menjadi penggemar bonsai dan memiliki ratusan koleksi.

Bonsai telah menjadi hobi yang populer di seluruh dunia, dengan komunitas bonsai yang aktif di banyak negara. Ada pameran bonsai, klub bonsai, dan workshop di mana penggemar bonsai dapat bertemu, berbagi pengetahuan, dan belajar lebih lanjut tentang seni ini. Banyak orang menemukan kepuasan dalam merawat bonsai dan menyaksikan pertumbuhan perlahan serta perubahan yang terjadi pada pohon miniatur mereka.

Ismail Saleh adalah salah satu tokoh yang mempelopori berdirinya PPBI (Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia) yang didirikan pada tahun 1979. Setelah itu, berbagai perkumpulan penggemar bonsai berdiri di berbagai daerah di Indonesia. Setiap tahun beberapa wilayah biasanya mengadakan kontes tanaman bonsai. Kontes tanaman bonsai biasanya terbagi menjadi lima kelas. Mulai dari kelas prospek atau pemula, lalu regional, madya, utama, dan bintang. 

Pandemi covid-19 membuat masyarakat berkegiatan di rumah dengan berkebun dan merawat tanaman. Pada masa pandemi itu pula, mulai populer bonkla yang merupakan kepanjangan dari bonsai kelapa. Banyaknya buah kelapa yang berserakan di Indonesia menumbuhkan daya kreativitas masyarakat membudidayakan bonsai kelapa. Bonkla yang unik bisa terjual hingga jutaan rupiah. Penjualan ini tetap stabil di masa pandemi, sehingga menjadi salah satu pilihan budidaya penggemar bonsai.

Berikut adalah foto-foto tentang bonsai di Indonesia yang terekam dalam arsip Kompas.

KOMPAS/JB SURATNO

Presiden Soeharto hari Senin (12/6/1995) meresmikan pesta raya Sentuhan Seni Alam Nusantara ’95 (Salam Nusantara ’95) di Istora Senayan. Dalam acara yang berlangsung 10 hari, ditampilkan aneka bonsai, suiseki (batu indah), tanaman bunga, ayam bekisar dan aneka bambu. Di pelataran parkir, dipamerkan rumah kecil dari bambu produksi “Pring 3”, rumah contoh tipe 21/60 berkusen aluminium untuk Taman Adiyasa Cisoka (Tangerang) produk PT Adiyasa Konstrindo dan aneka perabot rumah tangga. Presiden dan Wapres Try Sutrisno mendapat penjelasan mengenai bonsai Naga dari YW Junardy, ketua panitia.

KOMPAS/ABUN SANDA

Turun dari panggung eksekutif, memberi kesempatan luas bagi Ismail Saleh SH (67) untuk mengembangkan hobinya di bidang bonsai dan batu suiseki, Jumat (25/03/1994). Saban hari, ia asyik merawat ratusan bonsai dan batu indahnya.

KOMPAS/FX PUNIMAN

Rudy Nayoan petani tanaman bonsai dari Gekbrong Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, Kamis (23/06/1988), di tengah koleksi bonsai usahanya di atas tanahnya seluas 3000 meter. Usaha yang sudah berjalan 10 tahun itu telah berkembang menjadi mata pencahariannya.

KOMPAS/ANTON WISNU NUGROHO

Dua orang pengendara motor melintasi sejumlah pohon cemara udang (casuaraina equsetifolia) yang didongkel beserta akar-akarnya dari hutan cemara udang di pinggir Pantai Lombang, Sumenep, Madura, Jawa Timur, Jumat (28/3/2002). Penjarahan yang mengancam keindahan pantai berpasir putih halus dan kelestarian alamnya ini terus terjadi tanpa tindakan tegas aparat penegak hukum. Selain menjarah cemara udang untuk dijadikan bonsai yang mahal harganya, pasir pantai juga turut dikeduk untuk pembiakan sementara jarahan itu.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Seorang penggemar bonsai mengamati sejumlah bonsai yang dipajang dalam rangka pameran bonsai di halaman Gedung Balai Pemuda, Surabaya, Rabu (22/6/2005). Ratusan bonsai berbagai jenis menyemarakkan pameran yang digelar 25 Juni-1 Juli 2005.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Sejumlah pengunjung sedang memperhatikan bonsai pohon Kamboja Jepang (Adenium) yang dipamerkan di Kompleks Balai Pemuda Surabaya, Jumat (23/12/2005). Bonsai-bonsai tanaman persilangan antara kamboja lokal dan Thailand itu dijual antara puluhan ribu hingga puluhan juta rupiah. 

KOMPAS/LASTI KURNIA

Komunitas pencinta bonsai di taman yang dihiasi berbagai jenis bonsai.

KOMPAS/AMBROSIUS HARTO

Batang tanaman Adenium atau kamboja yang mirip bonsai dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai bebek sedangkan daun dan kembang berada di ujung batang menyerupai bulu ekor. Tanaman ini dipamerkan dalam bursa tanaman hias di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (30/5/2007).

KOMPAS/TOTO SIHONO

Jajaran tanaman Sancang calon bonsai ini tumbuh subur di pembibitan tanaman bonsai, Kampung Mulya Wangi, Desa Melatiwangi, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Kamis (16/8/2007). Permintaan tanaman bonsai tidak hanya Indonesia, tetapi juga dari mancanegara seperti Jepang dan Hongkong.

KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA

Seorang penggemar tanaman bonsai sedang menunjukkan cara merawat bonsai, Kamis (22/1/2009) di arena pameran bonsai dan tanaman hias di halaman Palembang Trade Centre. Tanaman bonsai yang bagus bisa dihargai puluhan juta rupiah

KOMPAS/ABDUL LATHIF

Bonsai Cemara Udang koleksi Penduduk desa Legung Timur, Batang-Batang, Sumenep.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Warga Cilacap, Jawa Tengah, Sulis (32) menjajakan tanaman bonsai di sepanjang Jalan Malioboro Yogyakarta, Selasa (16/2/2010). Tanaman bonsai sejenis pohon seruni, pohon hoki, dan beri super tersebut ia tawarkan seharga Rp 50.000 hingga Rp 60.000.

KOMPAS/ANTONY LEE

Petugas CV Exotic Bonsasi Indonesia memeriksa tanaman bonsai yang akan diekspor ke Belanda di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Senin (24/5/2010). Permintaan terhadap bonsai Indonesia di pasar Eropa meningkat karena kualitasnya lebih baik dibanding bonsai China yang mengutamakan kuantitas guna menekan harga jual.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Asosiasi Klub Seni Bonsai Indonesia menggelar pameran bonsai di Pelataran Serangan Umum Satu Maret Yogyakarta, Minggu (4/7/2010). Kegiatan yang berlangsung hingga 8 Juli tersebut diharapkan bisa mengakrabkan seni bonsai kepada masyarakat luas.

KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ

Muhamad Irsyah Nanda Nasution menata bonsai pohon cemara duri (Juniperus chinensis) yang dia jual Rp 35 juta di acara Pameran Bunga dan Tamaman di taman Ahmad Yani, Medan, Selasa (14/12/2010). Bonsai berusia  20 tahun itu mendapat penghargaan dari Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia sebagai salah satu bonsai artistik.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Seniman bonsai dari berbagai negara memberikan pelatihan dalam kegiatan International Bonsai Art & Culture Biennale di Taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta, Minggu (19/10/2014). Kegiatan yang juga diisi dengan pameran hasil perpaduan budaya dan seni melalui media bonsai ini berlangsung hingga 21 Oktober 2014.

KOMPAS/NAWA TUNGGAL

Karya seni bonsai disertakan dalam pameran Standing with The Masters, 17-21 Januari 2018 di Jababeka Convention Center, Cikarang, Jawa Barat.

KOMPAS/LASTI KURNIA

Koleksi bonsai milik Robert Steven yang sering kali dipamerkan hingga ke level internasional. Koleksi ini diperlihatkan saat Komunitas Pencinta Bonsai bertemu di Taman Bonsai Margonda, Depok, Jawa Barat, Sabtu (1/12/2018)

KOMPAS/LASTI KURNIA

Komunitas Pencinta Bonsai di lokasi berkumpul mereka di Taman Bonsai Margonda, Depok, Jawa Barat, Sabtu (1/12/2018).

KOMPAS/ANGGER PUTRANTO

Penggemar melihat bonsai kelapa dalam pameran di Agrowisata Tamansuruh Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (23/9/2020). Bonsai kelapa menjadi tanaman hias yang digemari bersamaan dengan tren tanaman hias dalam ruang.

KOMPAS/ANGGER PUTRANTO

Koordinator wilayah Komunitas Bonsai Kelapa Banyuwangi Yusuf Fahriudin menyayat tapas batang kelapa sebagai bentuk perawatan bonsai kelapa di Banyuwangi, Rabu (23/9/2020). Hanya dengan memanfaatkan batok kelapa dan melakukan perawatan, bonsai kelapa bisa dihargai ratusan ribu hingga jutaan.

KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI

Pengunjung memotret koleksi bonsai yang dipamerkan di Pameran dan Kontes Bonsai Bumi Jenggolo Sidoarjo di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (21/2/2021) atas. Pengunjung melihat koleksi bonsai dalam pameran yang memamerkan 706 tanaman bonsai dari 72 kabupaten dan kota.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Pelajar melihat bonsai tunas kelapa dalam pameran Job Creation Pramuka Produktif di Balai Pemuda, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (16/11/2022). Acara yang diselenggarakan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jatim ini diikuti 36 gerai dari 12 kabupaten. Pameran ini untuk memperkenalkan anggota Pramuka yang sukses berwirausaha.

Referensi

Arsip Kompas
  • “Hobi dan Komunitas: Karya yang Tak Pernah Selesai”, Kompas, 4 Februari 2007, hlm 24.
  • “Komunitas: Brahmasthana, Jati Diri Bonsai Indonesia?”, Kompas, 10 November 2009, hlm A.
  • “Hobi dan Komunitas: Drama Alam dalam Bonsai”, Kompas, 15 Desember 2018, hlm 23.
  • “Bonkla-bonkla Penyemai Asa”, Kompas, 10 Agustus 2020, hlm C.
  • “Bonsai Kelapa Bikin Terlena”, Kompas, 2 Oktober 2020, hlm F.
  • “Musim Bonsai Tak Pernah Usai”, Kompas, 20 Oktober 2020, hlm C.
  • “Si Mini Yang Memikat Hati”, Kompas, 1 Maret 2021, hlm C.
Buku
  • Rismunandar. 1991. Seni Bonsai untuk Pemula. Jakarta: Penebar Swadaya.