KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Anak-anak berenang di samping WC umum di Kali Ciliwung, Kampung Melayu, Jakarta Timur , Minggu (18/11/2018). Saat ini, tercatat sekitar 500.000 penduduk DKI tidak memiliki akses sanitasi layak.
Jakarta merupakan barometro wajah Indonesia, seharusnya sudah terbebas dari masalah sanitasi lingkungan khususnya mandi cuci kakus (MCK). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Pembangunan sanitasi bertujuan untuk memberikan lingkungan hidup yang sehat, menjaga sumber daya alam, memberikan keselamatan, keamanan, dan martabat kepada orang-orang ketika mereka membuang air besar atau membuang air kecil.
Masalah sanitasi dapat menurunkan kualitas hidup dan menjadi pemicu gangguan kesehatan manusia. Beberapa gangguan kesehatan yang bisa ditimbulkan di antaranya adalah diare, stunting, penyakit infeksi, dan penyakit serius yang berakibat kematian. Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta 2021 menunjukkan masih ada 770.000 warga yang buang air besar sembarangan. Sebanyak 6,5 persen masyarakat akses sanitasinya tidak layak. Padahal, salah satu target pembangunan berkelanjutan ialah menghentikan praktik BABS pada 2030 (“Kilas Metro: 11 MCK Komunal di DKI Jakarta Direvitalisasi”, Kompas, 18 November 2022, hal 12)
Wilayah DKI Jakarta sebagian besar berupa permukiman superpadat, sehingga berdampak pada keterbatasan, bahkan tidak ada lahan sisa bagi warga untuk membangunan fasilitas sanitasi pribadi. Selain karena keterbatasan lahan, faktor kemiskinan yang menjadi pemicunya, sehingga warga miskin tidak cukup uang untuk menyediakan fasilitas sanitasi pribadi.
Problem sanitasi bagi kota metropolitan Jakarta, menjadi salah satu masalah lingkungan yang harus segara diselesaikan. Sungai Ciliwung yang menjadi sistem aliran sungai yang melalui DKI Jakarta kini terkenal sebagai jamban terpanjang di dunia. Ciliwung menjadi salah satu lokasi untuk buang air besar sembarangan (BABS), selain rel kereta api dan lapangan terbuka.
Sistem sanitasi sewajarnya dibangun sesuai kebutuhan warganya. Sebagai contoh untuk wilayah perkotaan, pembangunan sanitasi yang tepat jika ditata berpijak pada kondisi kehidupan warga di permukiman padat, lahan terbatas, serta tingkat ekonomi ataupun pendidikan warganya yang begitu beragam. Jamban pribadi ataupun jamban komunal dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal menjadi salah satu jawaban, bagian dari fasilitas sanitasi yang dibutuhkan di Jakarta. Namun, permasalahan selanjutnya adalah kesadaran masyarakat masih rendah dalam menjaga kebersihan dan higienitas jamban pribadi, jamban umum/komunal, juga IPAL komunal.
Upaya peningkatan sanitasi dapat mengurangi risiko kesehatan warga, meminimalkan kerusakan lingkungan, serta secara tak langsung akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Sanitasi yang baik juga akan mengurangi tekanan pada masyarakat miskin. Tanpa ada keinginan serius menangani masalah sanitasi, kota ini akan terus terbelit masalah jamban. Entah sampai kapan mimpi membebaskan Jakarta dari masalah kelayakan sanitasi dapat terwujud.
KOMPAS/INGKI RINALDI
Seorang warga di Kampung Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (28/3/2018) tengah mencuci peralatan rumah tangga di atas getek. Sebagian warga menggunakan getek tersebut untuk aktivitas mandi, cuci, dan kakus (MCK).
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Warga berjalan menuju sarana mandi, cuci, kakus (MCK) di perkampungan nelayan Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (19/10/2011). Penataan wilayah padat penduduk di Jakarta mendesak dilakukan. Persoalan sanitasi lingkungan, rawan kebakaran, dan gesekan sosial lainnya menambah beban lingkungan dan sosial bagi Jakarta.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Keberadaan perumahan di bantaran sungai juga menimbulkan masalah lain. Pembuangan secara langsung limbah rumah tangga hasil kegiatan mandi, cuci, dan kakus menyebabkan kualitas air sungai jelek dan berbau tajam. Selain itu, rendahnya kesadaran warga untuk tidak membuang sampah ke sungai menyebabkan Ciliwung seakan menjadi tempat sampah terpanjang.
KOMPAS/RIANA A IBRAHIM
Warga di bantaran Sungai Sentiong, Kelurahan Kampung Rawa, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat mencuci di pinggir kali dengan pembuangan mengarah ke sungai. Soal sanitasi layak bagi masyarakat masih menjadi tantangan nasional, termasuk di perkotaan.
KOMPAS/JOHNNY TG
Meski kondisi airnya keruh kecoklatan, namun warga penghuni bantaran Sungai Ciliwung menggunakan air sungai tersebut untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus. Berbagai jenis sampah, termasuk bangkai binatang, kerap dibuang di aliran Sungai Ciliwung seperti terlihat di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Jumat (22/3/2002).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Warga duduk santai di bawah jembatan yang masih menyisakan tanah di Bukit Duri, Jakarta, Sabtu (27/1/2018). Pada bagian bawah jembatan juga dimanfaatkan untuk sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK).
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Seorang anak bermain di teras rumah di sebuah pemukiman padat penduduk yang berdiri di atas air di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (19/3). Sanitasi yang kurang baik sangat rentan menimbulkan beragam penyakit terutama bagi anak-anak balita.
KOMPAS/ELOK DYAH MESSWATI
Warga di RW 12 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, yang tinggal di permukiman dengan lahan yang sempit, umumnya tidak memiliki jamban/kakus sendiri.
KOMPAS/ELOK DYAH MESSWATI
Warga di RW 12 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, yang tinggal di permukiman dengan lahan yang sempit, umumnya tidak memiliki jamban/kakus sendiri.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Petugas Sudin Sumber Daya Alam Jakarta Barat menandai lokasi yang akan digali tanahnya untuk dipasangi sejumlah septic tank di depan rumah warga di Kelurahan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, tepatnya di Gang Sekretaris I, Rabu (9/10/2019). WArga di kawasan tersebut menggunakan jamban yang limbahnya langsung dibuang di selokan di depan rumah mereka.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Petugas Suku Dinas Sumber Daya Alam Jakarta Barat mulai menggali tanah untuk memasang sejumlah tangki septik di depan rumah warga di Kelurahan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, tepatnya di Gang Sekretaris I, Rabu (9/10/2019). Selama ini, warga di kawasan tersebut menggunakan jamban yang limbahnya langsung dibuang di selokan dan kali di dekat rumah mereka.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Tangki septik yang hendak dipasang berada di depan rumah warga di Kelurahan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (9/10/2019). Warga di kawasan tersebut menggunakan jamban yang limbahnya langsung dibuang di selokan di depan rumah mereka.
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Warga Pademangan, Jakarta Utara, memanfaatkan mandi cuci kakus (MCK) yang baru diresmikan di sekitar tempat tinggal mereka, Rabu (17/2/2010). MCK berbasis lingkungan tersebut dilengkapi instalasi pengolahan air limbah dengan teknologi anaerobic baffled reactor sehingga kotoran aman untuk dialirkan ke lingkungan.