KOMPAS/ALIF ICHWAN
Peringatan hari tanpa tembakau sedunia diperingati oleh Perkumpulan Wanita Indonesia Tanpa Tembakau di Cafe Lamoda, Plaza Indonesia, Jakarta, Minggu (1/6/2003). Acara diisi dengan gerak dan tari dari anak-anak, diikuti dengan pemberian bunga kepada yang hadir.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada tahun 1987 dengan mengeluarkan Resolusi WHA40.38 yang dimaksudkan untuk menyerukan tanggal 7 April 1988 menjadi Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Namun, pada tahun 1988 baru disahkan bahwa setiap tanggal 31 Mei dirayakan sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Pengesahan tersebut tercantum dalam Resolusi WHA42.19.
Setiap tahunnya peringatan Hari Tanpa Tembakau dirayakan dengan tema yang berbeda di seluruh dunia. Dengan harapan dapat mendorong semua orang di seluruh dunia setidaknya selama 24 jam pada tanggal 31 Mei untuk tidak merokok atau mengunyah tembakau.
Perayaan Hari Tanpa Tembakau Sedunia biasanya dirayakan dengan melakukan aksi damai dan kampanye. Salah satu arsip foto Harian Kompas tahun 2011 memperlihatkan aksi damai di Semarang, Jawa Tengah dengan membawa poster dan spanduk berisi seruan agar masyarakat berhenti merokok. Pemandangan serupa tampak pada foto Harian Kompas tahun 2014 aksi warga di Surabaya, Jawa Timur membubuhkan tanda tangan untuk mengajak masyarakat berhenti merokok.
Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya penggunaan tembakau, praktik bisnis perusahaan tembakau, apa yang dilakukan WHO untuk memerangi epidemi tembakau. Selain itu juga apa yang dapat dilakukan masyarakat di seluruh dunia untuk menuntut hak mereka atas kesehatan dan hidup sehat untuk melindungi diri sendiri maupun generasi masa depan.
Arsip foto Harian Kompas juga menyimpan bukti ratusan anak ikut serta dalam aksi memperingati Hari Anak Nasional 2007 dengan tuntutan agar memberikan perlindungan bagi anak-anak dari bahaya tembakau.
Generasi muda menjadi yang paling rentan terpapar untuk mulai mencoba merokok. Tampilan promosi digital yang interaktif, mudah diakses dimanapun, dan disesuaikan dengan selera personal anak muda menjadi penyebab utamanya.
Petani menjemur tembakau di Desa Girirejo, Ngablak, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (10/10/2021). Setelah dijemur selama sekitar tiga hari, tembakau yang telah dikeringkan laku dijual ke pengepul dengan harga berkisar Rp 40.000 per kilogram. (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)
Buruh harian lepas menyortir tembakau berdasarkan kualitasnya di Desa Pakis, Kecamatan Pakis, Magelang, Jawa Tengah, Senin (2/12/2013). Sedikitnya 75.000 rumah tangga di desa itu mendapat upah Rp 20.000 per hari dari pekerjaan yang hanya berlangsung seusai masa panen tembakau tersebut. (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)
Pedagang membaca brosur yang dibagikan relawan Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) Jawa Timur saat peringatan Hari Anti Tembakau Sedunia di Pasar Keputran, Surabaya, Selasa (31/5/2016). Dalam brosur yang dibagikan, terdapat penjelasan mengenai bahaya merokok dan cara praktis untuk berhenti merokok bagi para perokok. (KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA)
Warga membubuhkan tanda tangan pada Aksi Damai Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2014 di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (8/6/2014). Aksi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga ini bertujuan mengajak masyarakat berhenti merokok dan memperjuangkan pemberlakuan Konvensi Kerangka Kerja untuk Pengendalian Tembakau (FCTC) di Indonesia. (KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA)
Dengan membawa spanduk dan poster, peserta aksi damai Hari Tanpa Tembakau Sedunia melintas di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah, akhir 31 Mei 2009. Untuk hidup yang lebih sehat, peserta aksi damai menyerukan kepada masyarakat untuk berhenti merokok. (KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA)
Ratusan anak ikut serta dalam aksi damai memperingati Hari Anak Nasional 2007 yang dilakukan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak di sekitar Bundaran Air Mancur Bank Indonesia, Jakarta, Minggu (29/7/2007). Aksi itu untuk menuntut pemerintah agar memberikan perlindungan lebih bagi anak-anak dari bahaya tembakau. (KOMPAS/WISNU WIDIANTORO)
Walaupun sudah ada peraturan daerah tentang larangan merokok, masih banyak warga yang merokok di sembarang tempat, salah satunya di halte bus. Seperti terlihat di Halte Sarinah, Jakarta Pusat, (31/5/2007). (KOMPAS/WISNU WIDIANTORO)
Pelajar Jakarta menunjukkan gelang jari bertulis “No Tobbaco” pada peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2007 di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis (31/5/2007). Aksi yang diprakarsai Wanita Indonesia Tanpa Tembakau itu juga meminta pengguna jalan untuk mematikan rokok mereka. (KOMPAS/WISNU WIDIANTORO)
Poster kampanye antirokok menempel di dinding Kampung Nyutran, Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta, Senin (31/5). Kampanye untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya kebiasaan dan asap rokok dilakukan melalui berbagai media dan didukung oleh penetapan Hari Tanpa Tembakau setiap tanggal 31 Mei oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)
Referensi
Penulis
Susy Sartika Rumbo
Editor
Topan Yuniarto
Artikel terkait