Tokoh

Syahrul Yasin Limpo

Syahrul Yasin Limpo ditunjuk Presiden Joko widodo sebagai Menteri Pertanian 2019–2024. Selain berpengalaman selama hampir 25 tahun menjadi kepala daerah, tokoh Sulawesi Selatan ini merupakan representasi Partai Nasional Demokrat dalam Kabinet Indonesia Maju.

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Dr. Syahrul Yasin Limpo, S.H.

Lahir        
Kota Makassar, Sulawesi Selatan, 15 Maret 1955

Almamater
Universitas Hasanuddin Makassar Sulsel

Jabatan 
Menteri Pertanian 2019–2024

Syahrul Yasin Limpo tercatat sebagai menteri yang paling berpengalaman menjadi kepala daerah pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019–2024. Hampir 25 tahun kariernya diabdikan sebagai kepala daerah di Sulawesi Selatan. Pengalaman 10 tahun menjabat Bupati Kabupaten Maros, dan lebih dari 10 tahun menjabat Gubernur Sulawesi Selatan, membuat Presiden Jokowi menunjuknya sebagai Menteri Pertanian menggantikan Arman Sulaiman yang juga berasal dari Sulawesi Selatan.

Syahrul berasal dari partai pendukung Presiden Jokowi, dipercaya untuk memimpin kementerian bidang pertanian. Selama menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan, ia meraih sejumlah prestasi di bidang ini. Prestasinya antara lain Setya Lencana Pembangunan Pertanian atas usahanya meningkatkan produksi padi di atas lima persen, Agro Inovasi  yang mendukung pengembangan pertanian, dan Adhikarya Pangan Nusantara kategori pembinaan ketahanan pangan.

Perjalanan karier politik Syahrul diwarnai dengan dinamika berpindah ke beberapa partai. Awalnya ia tercatat menjadi kader Partai Golkar sejak 1994 hingga 2007. Kemudian dia hijrah ke PDI-P untuk berlaga di pilkada langsung Sulsel 2007. Keanggotaannya di PDI-P hanya berumur dua tahun. Syahrul kembali ke Partai Golkar dan menjabat sebagai Ketua DPD Golkar di Sulsel pada 2009. Sembilan tahun sebagai kader Partai Golkar, Syahrul pun pindah ke Partai Nasional Demokrat yang dipimpin Surya Paloh pada 2018 dan mengisi posisi Ketua DPP.

Keluarga politisi

Syahrul Yasin Limpo merupakan putra kedua dari pasangan mendiang Muhammad Yasin Limpo dengan Nurhayati Yasin Limpo. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 16 Maret 1955.

Ayahnya, Muhammad Yasin Limpo, adalah seorang pejuang kemerdekaan berpangkat kolonel TNI dan menerima sejumlah penghargaan dari pemerintah salah satunya Bintang Gerilya. Ayahnya juga dikenal sebagai pendiri Golkar di Sulsel dan pernah menjabat Bupati Gowa dan Bupati Maros. Adapun ibunya pernah menjadi anggota DPRD Sulsel dan DPR pada masa orde baru dan tercatat sebagai tokoh Golkar di daerahnya.

Beberapa saudaranya juga terjun ke dunia politik dengan menjadi kepala daerah, anggota DPRD atau DPR. Sebut saja Dewi Yasin Limpo pernah menjadi anggota DPR, Ichsan Yasin Limpo menjadi Bupati Gowa, dan Tenri Yasin Limpo sebagai anggota DPRD Sulsel.

Syahrul kecil mengenyam pendidikan dasarnya di SD Negeri Mangkura Makassar dan lulus pada tahun 1967. Setelah lulus SD, Syahrul kecil melanjutkan pendidikan menengahnya di SMP Negeri 6 dan SMA Katolik Cendrawasih di kota yang sama. Setelah lulus SMA tahun 1973, Syahrul muda melanjutkan pendidikan tingginya di Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar. Gelar sarjana hukum diraihnya tahun 1983.

Di sela-sela kesibukannya sebagai abdi negara, ia masih meluangkan waktu mengambil pendidikan masternya di Pasca Sarjana LAN (Lembaga Administrasi Negara) tahun 1999 dan master ilmu hukum di Universitas Hasanuddin tahun 2004.

Gelar doktor di bidang hukum diperolehnya dari Universitas Hasanuddin tahun 2008. Ia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance dalam Pengawasan Fungsional pada Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan” pada ujian promosi Doktor Hukum Universitas Hasanuddin.

Syahrul Yasin Limpo menikah dengan Ulie Ayunsri Harahap. Dari pernikahannya, ia dikaruniai tiga orang anak, yakni Indira Chunda Thita Syahrul Putri, Kemal Redindo Syahrul Putra, dan (alm.) Rinra Sujiwa Syahrul Putra.

KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberi kuliah umum pada mahasiswa pertanian di Fakultas Pertanian Unhas, Selasa (26/11/2019). Syahrul mengatakan walau produksi minim.akubat kemarau tapi cadangan pangan masih cukup.

Karier

Karier profesionalnya dimulai di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ketika dia diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil pada 1980. Kala itu ia ditempatkan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) Provinsi Sulawesi Selatan. Tahun 1984, Syahrul diangkat menjadi Camat di Bontonompo, Kabupaten Gowa. Posisi camat diembannya hingga tahun 1987.

Selanjutnya, ia menduduki sejumlah jabatan struktural di kabupaten Gowa sebelum ditarik kembali di Sekwilda Provinsi Sulsel. Jabatan penting yang pernah dia pegang, antara lain, Sekretaris Wilayah Daerah Kabupaten Gowa pada 1991 dan Kepala Biro Humas Setwilda Provinsi Sulsel pada 1993.

Kiprah politiknya dimulai ketika dia menjadi kader Golkar dan terpilih sebagai Bupati Kabupaten Gowa selama dua periode, yakni 1994–2002. Setelah itu dia ditunjuk partainya mendampingi Amin Syam sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Selatan pada 2003 hingga 2008.

Pada pilkada langsung tahun 2007, Syahrul yang sebelumnya menjabat wakil gubernur pecah kongsi dengan Gubernur Sulsel Amin Syam. Syahrul menggandeng Agus Arifin Nu’mang untuk maju dalam Pilkada Sulsel 2007 dan berhasil memenangkan pilkada tersebut dengan selisih suara yang sangat tipis. Syahrul-Agus meraih 39,53 persen suara, sementara pasangan Amin Syam-Mansyur Ramli meraih 38,76 persen dan Aziz Qahhar Mudzakkar-Mubykl Handaling 21,71 persen.

Syahrul Yasin Limpo – Agus Arifin Nu’mang kembali mencalonkan diri pada Pilkada Sulsel 2013 dan terpilih kembali sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel dengan perolehan 52,42 persen suara. Pasangan ini mengalahkan dua kandidat lainnya.

Syahrul menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur Sulsel tahun 2018 dan kemudian bergabung dengan Partai Nasdem dan menjadi calon anggota DPR dari partai tersebut pada Pemilu 2019 untuk daerah pemilihan Sulsel II yang meliputi Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bone, Maros, Pangkep, Barru, Soppeng, Wajo, dan Kota Parepare. Berdasarkan hasil rekapitulasi suara, ia gagal lolos ke Senayan karena hanya meraih 27.482 suara dan kalah dari kandidat lainnya.

Gagal menjadi anggota DPR tak membuatnya patah arang, Syahrul tetap aktif di Nasdem sebagai salah satu ketua DPP. Dalam menyusun kabinet, Presiden Jokowi menunjuk Syahrul menjadi Menteri Pertanian 2019–2024. Penunjukan itu dinilai banyak kalangan sebagai representasi Partai Nasdem di Kabinet Indonesia Maju.

Daftar Penghargaan

 

  • Penghargaan dan Medali Perjuangan Angkatan 45
  • Manggala Karya Kencana Klas II dari BKKBN (1997)
  • Upakarti dari Presiden RI (1997)
  • Penghargaan atas Upaya Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan (1997)
  • Perhargaan Bhakti Koperaso dan Pengusaha Kecil dari Menkop & UKM (1997)
  • Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Presiden RI (1998)
  • Penghargaan atas Upaya Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan (1998)
  • Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI (2001)
  • Satya Lencana Wirakarya dari Presiden RI (2003)
  • Bintang Mahaputra Utama Bidang Pertanian
  • Peningkatan Produksi Beras di atas 5 persen (2008)
  • Agro Inovasi 2009 (2009)
  • Adhykarya Pangan Nusantara kategori pembina ketahanan pangan (2013-2014)
  • Doktor HC dari Universiti Sultan Zainal Abidin (Unisza), Terengganu Malaysia (2017)
  • Doktor HC dari Universiti Tun Husein Onn Malaysia (UTHM), Johor Malaysia (2017)

 

Penghargaan

Berkat prestasinya selama menjabat kepala daerah, Syahrul Yasin Limpo dianugerahi sejumlah penghargaan, khususnya di bidang pertanian. Berdasarkan catatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Syahrul memperoleh penghargaan Setya Lencana Pembangunan Pertanian atas prestasinya meningkatkan produksi padi di atas 5 persen pada tahun 2008, penghargaan Agro Inovasi 2009 yang mendukung kerjasama penelitian, inovasi, dan pengembangan pertanian, dan penghargaan peningkatan produksi beras di atas 5 persen tahun 2009.

Pada 2011, ia memperoleh penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara kategori pembinaan ketahanan pangan dalam prestasinya memelopori, meningkatkan dan memberikan keteladanan untuk mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan tahun 2011. Penghargaan serupa diperolehnya tahun 2013 dan 2014.

Selain penghargaan pertanian, Syahrul juga dianugerahi gelar doktor honoris causa (Doktor HC) dari beberapa perguruan tinggi di luar negeri. Tahun 2017, ia memperoleh gelar Doktor HC dari dari Universiti Sultan Zainal Abidin (Unisza), Terengganu Malaysia dan Universiti Tun Husein Onn Malaysia (UTHM), Johor Malaysia.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengecek porang dalam kontainer yang hendak diekspor di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Selasa (19/11/2019).

KOMPAS/MELATI MEWANGI

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Moeldoko berbincang bersama petani yang menanam padi genjah varietas M70D di Desa Curug, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat, Kamis (7/11/2019) sore.

Kemandirian pangan

Dengan bekal pengalaman dan prestasinya itu, Syahrul diharapkan bisa mewujudkan kemandirian Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Untuk itu, Syahrul bertekad Kementan akan fokus untuk mengelola pertanian Indonesia menjadi maju, mandiri dan lebih modern.

Langkah awal yang dilakukan Syahrul untuk mewujudkan itu adalah membuat data pertanian tunggal yang dapat menjadi rujukan bagi seluruh elemen pemerintah dalam menentukan kebijakan, memanfaatkan kecerdasan buatan, dan regenerasi sumber daya manusia pertanian.

“Data pertanian di BPS harus ditunjang oleh seluruh kekuatan yang ada. Data tidak boleh dari BPS sendiri, Kementerian Pertanian sendiri, Kementerian Perdagangan sendiri, Kementerian Perindustrian sendiri sehingga data yang ada di kepala daerah hingga presiden itu satu. Tanpa data yang baik, tidak mungkin kita dapat melakukan antisipasi yang benar,” kata Syahrul.

Selain itu, dia berencana membuat terobosan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam menjaga stok pangan terutama beras. Kecerdasan buatan itu digunakan untuk pengamatan produksi pangan. Kementerian Pertanian menyediakan war room atau ”ruangan perang pertanian” yang memantau semua pengendalian lapangan terkait bagaimana tanaman pertanian, baik apakah itu panen, apakah ada hama, bagaimana kebutuhan pupuknya melalui citra satelit.

Dalam membangun regenerasi dan sumber daya manusia pertanian, Syahrul meminta daerah-daerah untuk bertanggung jawab menumbuhkan sekolah-sekolah pertanian berupa sekolah formal berjenjang hingga perguruan tinggi. Selain itu, Komando Strategis Pertanian (Kostratani) yang salah satu organnya penyuluh pertanian dapat menjadi sekolah lapangan (Kompas, 26/10/2019).

Referensi

Biodata

Nama

SYAHRUL YASIN LIMPO, SH

Lahir

Makassar, Sulawesi Selatan, 15 Maret 1955

Jabatan

Menteri Pertanian 2019–2024

Pendidikan

Umum :

  • SD Negeri Mangkura-Makassar (1967)
  • SMP Negeri 6 Makassar (1970)
  • SMA Katolik Cendrawasih Ujung Pandang (1973)
  • Sarjana Hukum Universitas Hasanuddin (S1) (1983)
  • Pascasarjana Lembaga Administrasi Negara – Universitas Hasanuddin (LAN-Unhas) (1999)
  • Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (S2) (2004)
  • Doktor Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (S3) (2008)

Khusus :

  • UDKP (1987)
  • Kursus Staf dan Pimpinan (Suspim) Departemen Dalam Negeri (1990)
  • Widyakarya Telaah Staf (1991)
  • Manajemen Pemerintahan Daerah dan Perkotaan (1991)
  • Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Madya (Sepadya) (1991)
  • Spamen (1998)
  • Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) (2001)

Karier

Pemerintahan

  • Pegawai Departemen Dalam Negeri (1980)
  • Kepala Seksi Tata Kota Bappeda Tk. I Sulawesi Selatan (1982–1983)
  • Kepala Sub Bagian Perangkat Wilayah IV dan V Biro Pemerintahan Setwilda Tk. I Sulawesi Selatan (1983–1984)
  • Camat Bontonompo Kabupaten Dati II Gowa, Sulawesi Selatan (1984–1987)
  • Kepala Bagian Pemerintahah Setwilda Tk. II Gowa, Sulawesi Selatan (1987–1988)
  • Kepala Bagian Pembangunan Setwilda Tk. II Gowa, Sulawesi Selatan (1988–1989)
  • Kepala Bagian Urusan Generasi Muda dan Olah Raga Biro Mensprit Setwila Tk. I Sulawesi Selatan (1989–1991)
  • Sekwilda Tk. II Gowa, Sulawesi Selatan (1991–1993)
  • Kepala Biro Humas Setwilda Tk. I Sulawesi Selatan (1993–1994)
  • Bupati Gowa, Sulawesi Selatan (1994–1999)
  • Bupati Gowa, Sulawesi Selatan (1999–2003)
  • Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (2003–2007)
  • Gubernur Sulawesi Selatan (2007–2008)
  • Gubernur Sulawesi Selatan (2008–2013)
  • Gubernur Sulawesi Selatan) (2013–2018)
  • Menteri Pertanian pada Kabinet Indonesia Maju (2019–2024)

Kiprah Organisasi

  • Sekretaris DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Selatan (1990–1993)
  • Ketua DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Sulawesi Selatan (1993–1998)
  • Sekretaris DPP Golkar Sulawesi Selatan (1993–1998)
  • Wakil Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Pusat (1995)
  • Ketua Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/POLRI Indonesia (FKPPI) Sulawesi Selatan (2004–2008)
  • Ketua Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Sulawesi Selatan (2004–2008)
  • Ketua Kwarda Gerakan Pramuka (2004)
  • Ketua Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 57 (1998)
  • Ketua Organisasi Amatir Radio Republik Indonesia (Orari) Sulawesi Selatan (2007)
  • Ketua DPD I Golkar Sulsel (2009–2018)
  • Ketua DPP Partai NasDem (2018 — sekarang)

Penghargaan

  • Penghargaan dan Medali Perjuangan Angkatan 45
  • Manggala Karya Kencana Klas II dari BKKBN (1997)
  • Upakarti dari Presiden RI (1997)
  • Penghargaan atas Upaya Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan (1997)
  • Perhargaan Bhakti Koperaso dan Pengusaha Kecil dari Menkop & UKM (1997)
  • Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Presiden RI (1998)
  • Penghargaan atas Upaya Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan (1998)
  • Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI (2001)
  • Satya Lencana Wirakarya dari Presiden RI (2003)
  • Bintang Mahaputra Utama Bidang Pertanian
  • Peningkatan Produksi Beras di atas 5 persen (2008)
  • Agro Inovasi 2009 (2009)
  • Adhykarya Pangan Nusantara kategori pembina ketahanan pangan (2013–2014)
  • Doktor HC dari Universiti Sultan Zainal Abidin (Unisza), Terengganu Malaysia (2017)
  • Doktor HC dari Universiti Tun Husein Onn Malaysia (UTHM), Johor Malaysia (2017)

Keluarga

Istri

Drg. Ulie Ayunsri Harahap

Anak

  1. Indira Chunda Tita Syahrul Putri
  2. Kemal Redindo Syahrul Putra
  3. Rinra Sujiwa Syahrul Putra (meninggal tahun 2011)

Sumber
Litbang Kompas