NUT
Fakta Singkat
Nama Lengkap
Eddy Dwiyanto Soeparno
Lahir
Jakarta, 6 Mei 1965
Almamater
Universitas Indonesia
Jabatan Terkini
Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (2020-2025)
Dalam struktur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2020–2025, Eddy Soeparno menjabat sebagai Sekjen PAN. Ini merupakan jabatan kedua kalinya sebagai Sekjen PAN sejak periode 2015–2020. Sebelum terjun ke dunia politik, Eddy adalah seorang profesional di dunia perbankan selama 20 tahun dan di sektor industri selama 7 tahun.
Eddy mengawali karier profesionalnya di Jardine Heming & Co. Ltd sebagai Capital Market Manager. Kariernya terus meningkat, ia menempati sejumlah jabatan penting di beberapa perusahaan yang berbeda. Tahun 1996 Eddy menduduki jabatan Direktur Corp Finance di American Express Bank Ltd. Selanjutnya sejumlah jabatan direktur dipegangnya di beberapa perusahaan, yakni di ABN Amro Bank, HSBC, Merry Lynch, PT Bakrie Indo Infrastrukture, dan PT Bakrie & Brothers Tbk.
Setelah malang melintang di dunia keuangan dan perbankan, Eddy lantas terjun ke dunia politik dan bergabung dengan PAN. Ia kemudian terpilih menjadi Anggota DPR RI periode 2019–2024 dari Daerah Pemilihan Jawa Barat III meliputi Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor. Di parlemen, putra mentan Direktur Utama PT Garuda Indonesia ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI yang membidangi masalah energi, riset dan teknoligi, serta industri.
Putra pejabat
Memiliki nama lengkap Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Moehamad Soeparno dan Mariah ini lahir di Jakarta pada 6 Mei 1965. Ayahnya adalah mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (1988–1992), tak heran Eddy menghabiskan masa kecil hingga remaja di sejumlah negara karena mengikuti tugas ayahnya.
Ia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di sekolah INT’L Indonesia di Bangkok selama 10 tahun, dari tahun 1971 hingga 1981. Kemudian dari Thailand menuju Belanda mengikuti tugas sang ayah, Eddy menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atas di sekolah INT’L Indonesia di Belanda pada 1984.
Kembali ke tanah air, Eddy menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) jurusan hukum internasional tahun 1989, dan menuntaskan studi program magister hukum ekonomi di UI pada 2002 dengan predikat cum laude.
Eddy menikah dengan Sawitri Hardjoprakoso, dan mereka dikaruniai sepasang putra-putri, yang bernama Sasongka Soeparno dan Safiyya Azzahra.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno (kiri) menerima cendera mata yang diserahkan Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dea Tunggaesti dan Ketua Umum PSI Giring Ganesha (kanan) saat berkunjung di Kantor DPP PAN, Jakarta, Kamis (13/10/2022). Selain bersilaturahmi, pertemuan ini, antara lain, juga membahas sistem program pengaderan partai.
Artikel Terkait
Karier
Usai menyandang gelar sarjana hukum tahun 1989 Eddy mengawali karier profesionalnya di Jardine Fleming & Co. Ltd. Sekitar lima tahun Eddy bekerja di Jardine Fleming & Co. Ltd dengan jabatan terakhir sebagai Capital Markets Manager.
Tahun 1993 Eddy pindah kerja di Lyonnais Indonesia hingga tahun 1996 dengan jabatan Senior Manager and Heaf of Corporate Finance Credit. Kariernya terus meningkat, tahun 1996 Eddy meninggalkan Lyonnais Indonesia pindah ke American Express Bank Ltd, dengan jabatan Director Corporate Finance and Advisory hingga tahun 1999.
Eddy terus malang melintang di dunia perbankan, selanjutnya ia menjadi Director and Head of Energy Indonesia di ABN Amro Bank sejak 2000 hingga 2004. Tahun berikutnya Eddy telah menjadi bagian dari The Hongkong and Shanghai Bankin Corporation (HSBC) dengan jabatan Director South East Asia Global Investment Banking yang menangani bidang investmen banking HSBC di Indonesia, Malaysia dan Thailand selama satu tahun hingga 2005.
Eddy kembali keluar dari pekerjaannya, dan pindah ke Merrill Lynch dengan jabatan Director Investment Banking Group Asia Pacific selama tiga tahun (2005–2008).
Selama hampir 20 tahun berkecimpung di dunia perbankan, Eddy kemudian bergabung dengan Bakrie Group, yaitu di PT Bakrie Indo Infrastructure sebagai Finance Director & CFO sejak 2009 hingga 2015. Ia juga dipercaya memegang jabatan yang sama di PT Bakrie & Brothers Tbk. Di perusahaan milik Aburiza Bakrie itu Eddy selanjutnya dipercaya sebagai Penasihat PT Bakrie & brothers Tbk sejak 2015 hingga 2018.
Di luar kesibukannya di dunia usaha, Eddy juga aktif di organsasi profesi, yaitu sebagai Kepala Departemen Transportasi dan Perhubungan AEI tahun 2009–2014. Ia juga aktif di KADIN dan duduk sebagai Wakil Kepala Kompartemen Tetap Keuangan & Pasar Modal KADIN selama lima tahun, dari 2010 hingga 2015.
Selama 27 tahun menggeluti dunia profesional bidang keuangan dan perbankan dengan menempati sejumlah jabatan penting dan posisi yang sudah sangat mapan, Eddy mulai terjun ke dunia politik. Ketertarikan Eddy pada dunia politik ketika ia banyak bersentuhan dengan pendiri Partai Amanat Nasional Amien Rais. Eddy banyak membantu Amien Rais saat Pilpres 2004.
Eddy mulai serius dan total terjun ke dunia politik dan bergabung dengan PAN ketika pada Kongres IV PAN pada 1–3 Maret 2015, dirinya ditunjuk oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai Sekjen DPP PAN masa jabatan 2015–2020.
Pada pemilu legislatif 2019, Eddy mencalonkan diri sebagai calon legislatif dari daerah pemilihan Jawa Barat III meliputi Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor dengan nomor urut 1. Ia meraih 45.081 suara dan berhak menjadi Anggota DPR RI periode 2019–2024. Di lembaga legislatif, suami dari Sawitri Hardjoprakoso ini berada di Komisi VII DPR RI yang membidangi masalah energi, riset dan teknologi, serta industri. Di Komisi VII ayah dua orang anak ini dipercaya sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI (2019–2024).
Dalam Kongres V PAN pada 10–12 Februari 2020 nama Eddy kembali masuk dalam struktur kepengurusan periode 2020–2025. Namanya tercatat sebagai Ketua Sekjen DPP PAN untuk yang kedua kalinya.
Penghargaan
–
Menegakkan aturan
Sosok Eddy Soeparno menjadi perbincangan usai video dirinya menegur bos smelter yang tidak bisa berbahasa Indonesia viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi pada 8 Juni 2023 saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI dengan Plt Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM, Direktur Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian, dan para bos perusahaan smelter nikel yang banyak berasal dari Tiongkok.
Komisi VII DPR mengundang sekitar 20 direktur utama smelter nikel yang beroperasi di Indonesia untuk mengupas tata kelola nikel, namun yang hadir hanya beberapa. Wakil Ketua Komisi VII Eddy Soeparno sebagai pemimpin rapat awalnya meminta para bos smelter asal Tiongkok itu untuk memperkenalkan diri, serta menyebut nama perusahaan. Saat perkenalan, para direktur utama perusahaan tersebut berbicara dalam bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Sebagian besar mereka yang hadir ternyata tidak bisa berbahasa Indonesia.
Para direktur utama perusahaan smelter yang hadir berasal dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia (INCO), PT Wanatiara Persada, PT Gunbuster Nickel Industry, PT Obsidian Stainless Steel, Halmahera Persada Lygend, PT Huadi Nickel Alloy Indonesia, PT Wanxiang Nickel Indonesia, PT MB New Energy Materials, PT Bukit Smelter Indonesia, PT Huake Nickel Indonesia, dan PT Huayue Nickel Cobalt. Sementara yang tidak hadir adalah PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel, PT Dexin Steel Indonesia, PT Weda Bay Nickel, dan PT Virtue Dragon Nickel Industry.
Eddy Soeparno yang memimpin rapat secara tegas menegur para bos asal Tiongkok itu yang tidak berbahasa Indonesia. “Ini sidang resmi parlemen, dan semua sidang parlemen dilakukan dalam bahasa Indonesia. Itu adalah aturan,” tegas Eddy dalam bahasa Inggris.
Tindakan tegas Eddy merupakan bentuk penegakan aturan dan menjaga marwah bangsa. Menurut Eddy, sidang parlemen harus dilakukan dengan bahasa indonesia sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Seandainya tidak menguasai bahasa Indonesia, dapat disiasati dengan membawa seorang menerjemah saat rapat. Dengan begitu, rapat akan berjalan dengan sah, sebab sudah sesuai ketentuan UU.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
.Presiden Joko Widodo, didampingi Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki (kiri), Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kanan), dan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Suparno (kedua dari kanan), memberikan keterangan kepada pers seusai Rapat Pimpinan Nasional PAN di Jakarta, Minggu (13/11/2016). Dalam sambutannya, Presiden mengajak parpol menjaga Pancasila dan NKRI
NUT
Harta kekayaan
Total kekayaan Eddy Soeparno tahun 2022 sebesar Rp 246,4 miliar. Jumlah kekayaan yang dilaporkan dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 17 Mei 2023 terdiri dari harta tanah dan bangunan senilai Rp 90 miliar yang tersebar pada 28 bidang di Jakarta Selatan (3 bidang), Bogor (1 bidang), Cirebon (20 bidang), dan Kuningan (4 bidang).
Dalam laporan itu Eddy Soeparno juga tercatat memiliki alat transportasi dan mesin senilai Rp 3,3 miliar yang terdiri dari tiga mobil, harta bergerak lainnya Rp 6,5 miliar, surat berharga senilai Rp 26 miliar, kas dan setara kas Rp 6 miliar, serta harta lainnya sebesar Rp 114,4 miliar. Dalam laporan itu Eddy Soeparno tidak memiliki catatan utang, sehingga total harta kekayaan tahun 2022 tercatat sebesar Rp 246,4 miliar.
Eddy Soeparno tercatat telah menyampaikan laporan kekayaannya sebanyak empat kali. Laporan kekayaan berdasarkan jabatannya Eddy Soeparno sejak menjadi Anggota DPR RI 2019–2024 adalah sebagai berikut:
Anggota DPR RI periode 2019–2024
- Laporan 22 Mei 2019, harta kekayaan sebesar Rp 265.650.723.924.
- Laporan 31 Desember 2020, harta kekayaan sebesar Rp 262.539.720.000.
- Laporan 31 Desember 2021, harta kekayaan sebesar Rp 247.522.300.000.
- Laporan 31 Desember 2022, harta kekayaan sebesar Rp 246.479.247.606.
Referensi
- “Eksistensi PAN Tanpa Amien Rais”. Kompas, 30 Maret 2020.
- https://pan.or.id/tag/eddy-soeparno/
- https://www.dpr.go.id/blog/profil/id/1783
- https://elhkpn.kpk.go.id/portal/user/PreviewAnnoun/104225201
- https://www.kompas.id/baca/polhuk/2022/06/16/pan-kantongi-nama-calon-wakil-ketua-mpr-pengganti-zulkifli-hasan
- https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/11/140000965/profil-eddy-soeparno-anggota-dpr-yang-tegur-bos-smelter-nikel-karena-tak?jxrecoid=361e0601-7284-4cf8-b5b4-808034ee3976~kg_internal&source=widgetML&engine=C
Biodata
Nama
Eddy Dwiyanto Soeparno
Lahir
Jakarta, 6 Mei 1965
Jabatan
Sekjen Partai Amanat Nasional 2020–2025
Pendidikan
- SD Sekolah Internasitonal Indoneesia di Bangkok (1971–1977)
- SMP Sekolah International Indonesia di Bangkok (1977–1981)
- SMA Sekolah International Indonesia di Belanda (1981–1984)
- Sarjana (S1) Hukum Internasional, Universitas Indonesia (1984–1989)
- Sarjana (S2) Hukum Ekonomi, Universitas Indonesia (2000–2002)
Karier
Pekerjaan:
- Capital Markets Manager Jardine Fleming & Co Ltd (1989–1993)
- Senior Manager, Head of Corfporate Finance Credit Lyonnais Indonesia (1993–1996)
- Director Corporate Finance & Advisory Group American Express Bank Ltd (1996–1999)
- Director and Head of Energy Indonesia ABN Amro Bank N.V. (2000–2004)
- Director South East Asia Global Investmen Banking HSBC (2004–2005)
- Director – Investment Banking Group Asia Pacific Merrill Lynch (2005–2008)
- Finance Director & CFO PT Bakrie Indo Infrastructure (2009–2015)
- Finance Director & CFO PT Bakrie & Brothers TBK (2009–2015)
- Dewan Penasihat PT Bakrie & Brothers Tbk (2015–2018)
Legislatif:
- Anggota DPR RI dari Fraksi PAN – Anggota Komisi VII (2019–2024)
Organisasi
- Kepala Departemen Transportasi & Perhubungan AEI (2009–2014)
- Wakil Kepala Kompartemen Tetap Keuangan & Pasar Modal KADIN (2010–2015)
Karya
–
Penghargaan
–
–
Keluarga
Istri
Sawitri Hardjoprakoso
Anak
- Sasongko Soeparno
- Safiyya Azzahra
Sumber
Litbang Kompas