KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto (tengah), Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (kanan), dan pasangan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim dengan nomor urut yang mereka dapat saat Rapat PlenoTerbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur pada Pemilihan Serentak 2024 di Hotel Mercure, Surabaya, Senin (23/9/2024).
Fakta Singkat
- Pemilihan Gubernur Jawa Timur pertama di era reformasi dipilih oleh angota DPRD tanpa wakil gubernur.
- Pemilihan Gubernur yang dilakukan anggota DPRD Jatim terakhir pada 2003 yang memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk periode 2003-2008.
- Pemilihan gubernur langsung oleh rakyat pertama kali pada Pilkada 2008 di mana saat itu pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf meraih suara terbanyak dan terpilih menjadi kepala daerah Jatim 2008-2013.
- Khofifah Indar Parawangsa terpilih sebagai gubernur Jatim periode 2019-2024 setalah tiga kali menjadi calon gubernur Jatim di tiga kali pemilihan.
- Pilgub 2024 diikuti tiga pasangan calon yang semua calon gubernurnya dari kalangan perempuan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim pada 23 September 2024 telah menetapkan tiga pasangan calon untuk mengikuti kontestasi pemilihan gubernur (Pilgub) Provinsi Jawa Timur pada 27 November 2024 mendatang. Tiga pasangan calon yakni petahana Khofifah Indar Parwansa – Emil Elestianto Dardak, pasangan calon Tri Rismaharini – Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) dan pasangan calon Luluk Nur Hamida – Lukmanul Khakim. Untuk pertama kalinya, terdapat tiga srikandi yang mencalonkan sebagai gubernur.
Pasangan petahana Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak diusung 14 Partai Politik peserta pemilu yakni, Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, Nasdem, PAN, PKS, PPP, PSI, Perindo, Partai Buruh, Partai Gelora, PBB, PKN, dan Partai Garuda.
Sementara pasangan Calon Tri Rismaharini – Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), diusung PDI Perjuangan, Partai Hanura dan Partai Umat. Risma merupakan mantan Menteri Sosial dan Wali Kota Surabaya dua periode, sementara Gus Hans adalah tokoh muda NU dan pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang.
Adapun pasangan ketiga yakni Luluk Nurhamida – Lukmanul Khakim diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Lukuk dan Lukmanul merupakan mantan anggota DPR RI dari PKB.
Dari ketiga pasangan calon itu, petahana Khofifah-Emil Dardak berpotesi unggul dibanding dua pasangan lainnya. Keunggulan Khofifah-Emil karena faktor keterkenalannya dan telah memimpin Jawa Timur selama lima tahun. Pilkada kali ini juga merupakan yang keempat bagi Khofifah.
Meski demikian, pertarungan perebutan kursi gubernur Jawa Timur sangat menarik mengingat provinsi tersebut memiliki keragaman dari sisi sosial politik dan budaya, sehingga pendekatan di satu wilayah tidak dapat disamakan dengan pendekatan untuk wilayah lain. Dengan jumlah pemilih hampir mencapai 31 juta, Jawa Timur menjadi lapangan pertarungan yang sangat heterogen dan kompleks dibandingkan provinsi-provinsi lain di Jawa.
Pilkada Jatim 2024 merupakan pemilihan kepala daerah langsung yang dipilih langsung oleh rakyat Jatim untuk keempat kalinya atau edisi ke-6 pemilihan gubernur Jatim sejak masa reformasi. Penyelenggaraan pilkada langsung itu berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menggantikan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999.
Pemilihan langsung ini merupakan langkah penting dalam mendorong partisipasi politik masyarakat Jawa Timur secara langsung dalam menentukan kepala daerah yang mereka pilih. Sejak reformasi pada 1998 hingga edisi terakhir pada 2018, Pilgub menjadi cermin perkembangan demokrasi di provinsi tersebut. Berikut paparan lengkap tentang bagaimana mekanisme pelaksanaan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim dari masa ke masa yang dilaksanakan pada 1998, 2003, 2008, 2013, dan 2018.
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
KPU Provinsi Jawa Timur menetapkan Khofifah-Emil, Risma-Zahlul Azhar Asumta, dan Luluk-Lukmanul Khakim sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jatim 2024, Minggu (22/9/2024).
Artikel terkait
Pemilihan gubernur Jawa Timur 1998
Pemilihan Gubernur Jawa Timur pascareformasi berlangsung pada 5 Agustus 1998 di Gedung DPRD Jawa Timur. Mendagri menetapkan tiga calon defenitif Gubernur Jatim periode 1998-2003. Mereka, Bambang Rahino, Imam Utomo dan Syumli Sadeli. Penetapan, nama calon itu tidak ada nama Gubernur Jatim Basofi Soedirman dalam bursa calon gubernur. Nama Basofi dicort oleh Mabes ABRI dari bursa calon Gubernur Jatim karena ABRI tak merestui lagi wali kota/bupati dan gubernur yang berasal dari ABRI menjabat untuk keduakalinya.
Gagalnya Basofi menjadi calon gubernur sempat diwarnai unjuk rasa para pendukung Basofi Soedirman yang tergabung dalam Aliansi Pendukung Basofi Soedirman (APB) di gedung DPRD Jatim, Surabaya. Mereka minta Dewan menolak SK Mendagri yang menetapkan tiga calon gubernur yakni Bambang Rahino, Imam Utomo, dan Syumli Sadeli. Gelombang massa itu menggunakan sekitar 50 truk dan angkutan umum, datang dari Lumajang, Bojonegoro, Sidoarjo, Mojokerto, dan Surabaya. Mereka membawa spanduk yang umumnya meminta Dewan mengembalikan SK Mendagri dan pemilihan gubernur yang direncanakan 5 Agustus diundur
Meski demikian, DPRD tidak merespon tuntutan aksi tersebut dan tiga nama yang disetujui itu selanjutnya dipilih oleh anggota DPRD Jatim dan sosok yang mendapatkan suara terbanyak bakal menjadi Gubernur Jatim periode 1990-2003.
Dalam sidang DPRD dengan agenda pemilihan gubernur yang digelar di Gedung DPRD Jatim, Mayjen TNI Imam Utomo yang masih menjabat sebagai anggota DPR RI dari Fraksi ABRI dan mantan Pangdam Brawijaya itu menang dalam perebutan kursi Gubernur Jatim periode 1998-2003. Dalam sidang DPRD Jatim yang dipimpin ketuanya, SutarmasImam Utomo meraih 65 suara dari 100 anggota DPRD Jatim, sedangkan calon lain, Bambang Rahino meraih 10 suara, dan Syumli Sadeli meraih 25 suara.
Sidang DPRD Jatim dengan agenda pemilihan gubernur itu diwarnai pengamanan ekstra ketat oleh petugas keamanan karena di sekitar gedung DPRD Jatim sempat tegang dan mencekam karena adanya aksi ribuan pengunjuk rasa yang bergabung dalam APB (Aliansi Pendukung Basofi Soedirman). Aliansi itu menyuarakan aspirasi sebelumnya yang menolak SK Mendagri dan meminta pemilihan ditunda.
Setelah ditetapkan sebagai pemenang, Mayjen Imam Utomo dilantik Mendagri Syarwan Hamid sebagai Gubernur Jatim untuk periode 1998-2003, pada hari Rabu (26/8/1998) di Surabaya. Imam Utomo menggantikan Basoefi Soedirman, yang pada acara pelamnikan tak bisa hadir karena dirawat di rumah sakit.
Pemilihan gubernur Jawa Timur 2003
Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2003 adalah edisi terakhir calon gubernur dan wakil gubernur yang dipilih oleh DPRD. Terdapat dua pasangan calon dalam Pilgub Jatim 2003 setelah DPRD Jawa Timur menetapkan dua pasangan bakal calon menjadi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jatim periode 2003-2008 dalam rapat paripurna di Gedung DPRD Jatim, Surabaya, Sabtu (28/6/2003). Dua pasangan calon itu adalah Imam Utomo-Soenarjo dan Abdul Kahfi Bakri – Ridwan Hisjam.
Dua pasangan calon itu diajukan dua kekuatan koalisi, yaitu Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) dengan Fraksi Gabungan (F-Gab) yang mengajukan Imam Oetomo-Soenarjo dan Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB) dengan Fraksi Partai Golkar (F-PG) yang mengajukan Abdul Kahfi Bakri-Ridwan Hisjam.
Dua nama pasangan calon gubernur itu selanjutnya diajukan ke Departemen Dalam Negeri untuk ditelliti kelengkapan persyaratan dua pasang calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur periode 2003-2008. Karena tidak ditemukan cacat dalam penelitian persyaratan pasangan calon tersebut, pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jatim dapat dilaksanakan sesuai jadwal, 17 Juli 2003.
Dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim di Gedung DPRD Jatim, Surabaya, pada 17 Juli 2003, pasangan Imam Utomo dan Soenarjo yang diajukan koalisi Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F- PDIP) dan Fraksi Gabungan DPRD Jatim meraih 63 suara dari total 100 suara anggota DPRD Jatim. Sementara pasangan Abdul Kahfi-Ridwan hanya mampu meraup 34 suara. Dua suara dinyatakan tidak sah dan satu suara abstain. Dua suara yang dinyatakan tidak sah, satu karena mencoret di luar kotak, sedangkan satu lainnya karena mencoret kedua gambar calon gubernur terkait.
Kekalahan Abdul Kahfi-Ridwan, calon yang dijagokan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan diusung Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB), dan Fraksi Partai Golkar (F-PG) itu akibat tidak solidnya koalisi itu, padahal PKB peraih kursi terbesar di DPRD Jatim pada Pemilu 1999 dengan 33 kursi.
Ketua Dewan Syuro DPP PKB Gus Dur yang memantau langsung pemilihan dari Surabaya itu juga kecewa dan terpukul atas kekalahan itu. Gus Dur mendapati kenyataan tidak solidnya koalisi strategis yang dibangunnya bersama Partai Golongan Karya untuk memenangkan pasangan Abdul Kahfi Bakri dan Ridwan Hisjam dalam merebut jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2003-2008.
Gus Dur juga mempertanyakan komitmen partai dan unsur lain di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim yang sebelumnya mengaku berada di belakang pasangan calonnya. Sebelum pemilhan berlangsung, Gus Dur sudah membaiat anggota DPRD Jatim dari PKB di depan sejumlah kiai untuk memastikan soliditas suara 33 anggota F-KB DPRD Jatim.
Selanjutnya Rapat paripurna DPRD dengan agenda pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur menetapkan kemenangan pasangan Imam Utomo dan Soenarjo. Imam Utomo dan Soenarjo kemudian dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2003-2008 di Surabaya, Selasa (26/8/2003). Dalam pelantikan itu, Mendagri berpesan kepada Gubernur Jatim Imam Utomo dan Wakil Gubernur Soenarjo untuk melakukaan kerja sama dan koordinasi yang baik.
INFOGRAFIK: ALBERTUS ERWIN SUSANTO
Pemilihan gubernur Jawa Timur 2008
Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2008 merupakan pemilihan umum langsung yang memilih Gubernur Jawa Timur periode 2008-2013 edisi perdana. Jika sebelumnya calon gubernur dan wakilnya dipilih oleh DPRD Jatim, mulai tahun 2008 pemilihan dilakukan langsung oleh masyarakat Jatim.
Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur telah menetapkan lima pasangan calon yang akan berkompetisi dalam pemilihan Gubernur Jatim 2008. Kelima pasangan calon itu yakni Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono yang diusung PPP, Sutjipto-Ridwan Hisjam yang didukung PDI-P, Soenarjo-Ali Maschan Moesa diusung Partai Golkar, pasangan Achmady-Soehartono diusung PKB, dan Soekarwo-Saifullah Yusuf yang didukung Partai Demokrat, PAN, dan PKS.
Pemilihan dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2008 untuk putaran pertama. Hasilnya, pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) mendapat dukungan terbesar yakni 4.498.332 atau 26,43 persen. Kemudian pasangan Khofifah-Mudjiono (Kaji) mendapat dukungan terbesar kedua dengan 4.223.089 suara atau 24,82 persen, disusul Sutjipto-Ridwan Hisjam (SR) dengan 3.605.106 suara (21,18 persen), Soenarjo-Ali Maschan Moesa (Salam) dengan 3.290.448 suara (19,34 persen), dan terakhir Achmady-Soehartono (Achsan) yang mendapat dukungan 1.397.291 suara atau 8,21 persen.
Karena tidak ada pasangan yang mendapat suara di atas 30 persen, maka pemilihan kembali dilakukan untuk putaran kedua bagi dua calon yang meraih suara terbanyak. Dua pasangan calon yakni Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) yang mendapat 4.498.332 atau 26,43 persen berkompetisi dengan pasangan Khofifah-Mudjiono (Kaji) mendapat dukungan 4.223.089 suara atau 24,82 persen di melihan putaran kedua.
Di putaran kedua, pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) mendapat suara terbanyak dengan 7.729.944 suara atau 50,20 persen, sementara Khofifah-Mudjiono (Kaji) mendulang 7.669.721 suara atau 49,80 persen. Karena selisih suara kurang dari satu persen, pasangan Khofifah-Mudjiono mengajukan sengketa hasil itu di Mahkamah Konstitusi.
Setelah melalui proses persidangan, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan dilakukannya pemilihan ulang di Kabupaten Bangkalan dan Sampang dalam penyelesaian sengketa Pilkada Jawa Timur (Jatim). Selain melakukan pemungutan suara ulang di dua kabupaten tersebut, KPUD Jatim juga harus menghitung ulang suara pemilih di Kabupaten Pamekasan.
Setelah dilakukan pemungutan ulang di Madura pada 19 Januari 2009, hasilnya pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) tetap unggul. Hasil rekapitulasi KPU Kabupaten Sampang menyebutkan KarSa memperoleh sebanyak 210.052 suara, unggul 63.692 suara atas pasangan Ka-ji mendapatkan 146.360 suara. Sementara hasil rekapitulasi KPU Kabupaten Bangkalan juga memenangkan pasangan KarSa dengan keunggulan 109.743 suara. Pasangan cagub-cawagub Jatim nomor urut lima ini mengumpulkan 253.981 suara, sedangkan Ka-Ji hanya meraih dukungan 144.238 suara.
Total di dua kabupaten di Pulau Madura itu, KarSa mengungguli perolehan suara Ka-Ji dengan selisih 173.435 suara. Hasil ini sekaligus memastikan pasangan KarSa memenangi pilgub Jatim periode 2008-2013. Sebelum pilgub ulang dilaksanakan di Bangkalan dan Sampang, pasangan Ka-Ji masih memimpin dengan perolehan suara sekitar 138.746 atas KarSa. Jika digabungkan dengan rekapitulasi suara 36 kabupaten/kota, total perolehan pasangan KarSa di Jatim sebanyak 7.661.644 suara dan Ka-Ji memperoleh 7.544.287 suara, sehingga Karsa unggul 117.357 suara.
Mahkamah Konstitusi lantas menyatakan, kasus Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur sudah selesai dan meminta Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur segera mengagendakan pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih. MK juga menyatakan tidak dapat memproses permohonan keberatan yang diajukan Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Kaji) karena pelanggaran yang terjadi lebih bersifat administratif dan pidana.
Terkait dengan hal itu, MK juga mengeluarkan Ketetapan Nomor 41/ PHPU.D- VI/2008 tertanggal 2 Februari 2009 yang menetapkan, permohonan keberatan Kaji pada 1 Februari tidak dapat diregistrasi. MK juga menyatakan sah Keputusan KPU Jatim Nomor 01 Tahun 2009 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara PemilihanUmum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jatim serta SK KPU Provinsi Jatim Nomor 2 Tahun 2009 tentang penetapan pasangan calon terpilih.
Setelah putusan itu, Mendagri Mardiyanto melantik Soekarwo dan Saifullah Yusuf sebagai Gubernur dan Wakil GubernurJatim periode 2009 – 2014 dalam sidang paripurna istimewa di Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Kamis, 12 Februari 2009. Kepada Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Mardiyanto berpesan tentang pembenahan infrastruktur. Ia meminta Soekarwo menuntaskan pembangunan jalur lintas selatan dan sepuluh ruas tol di Jawa Timur.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pasangan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Soekarwo–Saifullah Yusuf (Karsa) seusai menggelar konferensi pers di Kantor kuasa hukum Todung Mulya Lubis di Jakarta, Rabu (4/2/2009). Mereka menyambut baik hasil keputusan Mahkamah Konstitusi serta menilai proses pemilihan gubernur Jatim yang berlangsung hingga dua putaran sebagai suatu proses pembelajaran demokrasi bagi masyarakat Jatim.
Pemilihan gubernur Jawa Timur 2013
Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2013 merupakan edisi kedua pemilihan langsung kepala daerah Jatim. Pilgub itu dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2013 untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2013–2018.
Terdapat empat pasang kandidat yang bersaing dalam pemilihan umum ini, yaitu pasangan petahana Soekarwo/Saifullah Yusuf yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), Partai Damai Sejahtera (PDS), dn Partai Bintang Reformasi (PBR). Kemudian pasangan Bambang Dwi Hartono/Said Abdullah yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), pasangan ketiga yakni Khofifah Indar Parawansa/Herman Surjadi Sumawiredja yang diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) serta pasangan Eggi Sudjana/Muhammad Sihat yang maju dari jalur independen.
Setelah pemungutan suara, KPU Jatim mengumumkan hasil rekapitulasi suara dalam rapat pleno KPU pada 7 September 2013. Berdasarkan hasil rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara dan penetapan pasangan calon terpilih Pemilukada Tahun 2013, pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) yang diusung Partai Demokrat, Golkar, PAN dan hampir semua parpol parlemen dan non parlemen, memenanginya dengan memperoleh 8.195.816 suara atau 47,25 persen.
Peringkat kedua diraih pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja (Berkah) yang diusung PKB dan parpol non parlemen PMB, PK, PPNUI, PKPI, dengan meraih suara 6.525.015 suara atau 37,62 persen. Selanjutnya pasangan Bambang DH-Said Abdullah (Jempol) yang diusung PDIP, menempati urutan ketiga yakni meraih suara 2.200.069 suara atau 12,69 persen. Adapun pasangan perseorangan Eggi Sudjana-M Sihat (Beres) menempati urutan buncit dengan memperoleh suara 422.932 suara atau 2,44 persen.
Berbeda dengan tahun 2008, Pilgub Jawa Timur 2013 berlangsung lebih singkat dengan hanya satu putaran. Meski Khofifah kembali mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi, namun menolak semua permohonan calon kepala daerah Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Herman Suryadi Sumawiredja pada senin (7/10/2023). Dengan putusan itu, pasangan calon yang ditetapkan sebagai pemenang Pemilihan Umum Kepala Daerah Jawa Timur, Soekarwo-Saifullah Yusuf, kembali memimpin provinsi itu untuk lima tahun mendatang.
Meski demikian, kasus sengketa yang menarik justru terjadi sebelum penyelenggaraan pilgub yaitu berkaitan dengan pasangan calon Khofifah-Herman yang sempat tidak diperbolehkan berpartisipasi dalam pilgub akibat tidak dapat memenuhi persyaratan dukungan. Namun pada akhirnya, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menganulir keputusan pembatalan tersebut. DKPP juga kemudian memasukkan kembali nama pasangan Khofifah-Herman kedalam peserta pilgub 2013.
Soekarwo dan Saifullah Yusuf kemudian dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur di Gedung DPRD Jawa Timur, Surabaya, Rabu (12/2/2014). Pelantikan itu dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi yang dihadiri lebih dari 600 tamu undangan. Soekarwo seusai dilantik mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jatim akan dijaga supaya tidak menambah angka kemiskinan dan berbagai konflik horizontal juga akan diselesaikan dengan pendekatan kultural.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyematkan tanda jabatan kepada Soekarwo (kiri) dan Saifullah Yusuf, dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Jawa Timur, saat pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2014-2019, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/2/2014).
Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018
Pilkada Jawa Timur 2018 merupakan pertarungan ketiga antara Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf. Sebelumnya, pada 2008 dan 2013, keduanya bertemu dalam kontestasi yang sama. Dalam dua kontestasi itu, Gus Ipul maju sebagai calon wakil gubernur dan menang bersama Soekarwo.
Pilgub Jatim 2018 merupakan kali ketiga Khofifah maju sebagai cagub. Pada pilgub kali ini, Khofifah bersama Emil Dardak diusung oleh Partai Demokrat, Golkar, NasDem, PPP, Hanura, dan PAN. Khofifah-Emil bertarung dengan pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno yang diusung oleh PDIP, PKB, PKS, dan Partai Gerindra. Persaingan kedua pasangan itu ketat karena keduanya dinilai sama-sama mengenal Jawa Timur dan memiliki rekam jejak profesional yang baik.
Di Pilgub 2018, Khofifah didukung Soekarwo, yang selama dua kali pilgub merupakan lawannya. Ini lantaran pria yang akrab disapa Pakdhe Karwo itu merupakan Ketua DPD Demokrat yang memberikan dukungan kepada Khofifah-Emil.
Yang menarik dari Pilgub Jatim 2018 adalah proses penentuan pasangan calon wakil gubernur. Awalnya Gus Ipul memperkenalkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sebagai wakilnya di akhir tahun 2017. Meski menjabat di kabupaten ujung timur Pulau Jawa, namun nama Anas cukup tersohor lantaran berhasil meraih berbagai penghargaan tingkat nasional hingga internasional di bidang pemerintahan. Anas yang dinilai cerdas juga digadang-gadang mampu meraup suara generasi milenial.
Sementara kubu Khofifah pun mulai memperkenalkan wakilnya. Tak kalah cerdas, wakil Khofifah diisi oleh Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak. Selain muda, Emil dikenal berhasil membawa banyak perubahan di Trenggalek. Selain itu, Emil yang masih muda dinilai bisa menjadi magnet untuk meraup suara dari milenial.
Drama pencalonan dimulai di awal tahun 2018, kubu Gus Ipul-Anas diserang isu tak sedap. Beberapa foto lama Anas yang memperlihatkan dirinya di mobil dengan seorang wanita tersebar. Anas pun mundur perlahan dalam perebutan kursi politik di Jatim dan memilih fokus memajukan Banyuwangi.
Lantas sejumlah calon wakil pun diajukan dari kader-kader PDIP di Jatim, namun di detik-detik terakhir pengumuman pasangan calon, Gus Ipul akhirnya menggandeng Puti Guntur Soekarno, anggota DPR RI yang juga cucu Proklamator Bung Karno. Puti dinilai menjadi figur yang nasionalis dan cocok bersanding dengan Gus Ipul yang religius.
Dua minggu setelah pemilihan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim secara resmi menetapkan paslon nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim setelah mengumpulkan hasil perolehan suara mencapai 53,55 persen atau 10.465.218 suara. Jumlah itu mengungguli pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno yang meraih 9.076.014 suara atau 46,45 persen.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo memberikan ucapan selamat kepada pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur yang baru saja dilantik, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/2/2019). Selain melantik Khofifah dan Emil, Presiden Joko Widodo juga melantik Fachrori Umar sebagai Gubernur Jambi menggantikan Zumi Zola yang terjerat kasus korupsi.
Artikel terkait
Dengan hasil tersebut, Khofifah meraih kemenangan pertamanya dalam ajang pilgub Jawa Timur setelah tiga kali mencalonkan diri. Adapun Saifullah Yusuf gagal memenangkan pencalonan dirinya setelah sebelumnya menjabat sebagai wakil gubernur selama dua kali masa jabatan.
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak dilantik oleh Presiden Joko Widoso sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 di Istana Negara, Jakarta pada Rabu, 13 Februari 2019. Selain Khofifah dan Emil, Presiden Jokowi juga melantik Fachrori Umar sebagai Gubernur Jambi pengganti Zumi Zola untuk periode 2016-2021.
(LITBANG KOMPAS)
Referensi
- Imam Utomo Raih 65 Suara, Ribuan Pengunjuk Rasa Dihadang, KOMPAS, 6 Agustus 1998, halaman 8
- Imam Oetomo, Gubernur Jatim, KOMPAS, 27 Agustus 1998, Halaman 8
- Mendagri: Pemilihan Gubernur Jawa Timur Jalan Terus, KOMPAS, 15 Jul 2003, halaman 20
- Gus Dur Kecewa PKB dan Golkar Tak Solid – Imam Utomo Terpilih Kembali, KOMPAS, 18 Juli 2003 Halaman 1
- NU-PKB Jatim Legawa Terima Imam Utomo, KOMPAS, 27 Jul 2003, halaman 2
- Pilkada Jawa timur: Warga NU dalam Tarikan Berbagai Kepentingan, KOMPAS, 08 Mei 2008 Halaman 5
- Pilkada: KPU Jatim Undi Nomor Urut Kandidat, KOMPAS, 17 Jun 2008, halaman 24
- Dua Putaran di Jatim, Partai Golkar Mengaku Kalah, PDI-P Puas, OMPAS, 24 Jul 2008, alaman: 001
- Soekarwo-Saifullah Menang, Khofifah-Mudjiono Ajukan Gugatan ke Mahkamah Konstitusi, KOMPAS, 12 Nov 2008, halaman 1
- Karsa Pimpin Jatim, Tim Kaji Ajukan Gugatan ke Mahkamah Konstitusi, KOMPAS, 31 Januari 2009, halaman 24
- MK: Kasus Pilkada Jatim Sudah Selesai, Mendagri Minta Semua Pihak Berpikir Jernih, KOMPAS, 4 Februari 2009, halaman 2
- Pemilihan Kepala Daerah: Soekarwo dan Saifullah Kembali Pimpin Jatim, KOMPAS, 08 Oktober 2013, Halaman 1
- Kontestasi yang Kembali Terulang, Rumah Pilkada Jawa Timur 2018, KOMPAS, 31 Mei 2018, Halaman 3
- https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/pilkada-serentak-2024-sejarah-pemilihan-gubernur-jawa-timur
- https://www.kompas.id/baca/nusantara/2024/09/15/pilgub-jatim-berebut-suara-rakyat-suara-tuhan
Artikel terkait