ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyampaikan sambutan saat Kongres Biasa PSSI 2023 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (15/1/2023). PSSI menggelar Kongres Biasa 2023 untuk membahas sejumlah agenda, yakni pengesahan laporan aktivitas dan keuangan 2022, rencana program dan anggaran 2023, serta penetapan susunan Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP). Kongres ini dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga RI Zainudin Amali dan dihadiri oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Marciano Norman serta perwakilan dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Asian Football Confederation (AFC), dan Federation Internationale de Football Association (FIFA).
Fakta Singkat
Kongres PSSI
- Pemilihan ketua umum dilakukan di Kongres Biasa dan Kongres Luar Biasa
- Kongres diselenggarakan oleh Komite Eksekutif
- Kongres Luar Biasa digelar jika 50 persen Anggota PSSI atau 2/3 (dua pertiga) dari Delegasi yang mewakili Anggota PSSI hadir.
- PSSI membentuk Komite Pemilihan (KP) sebagai badan verifikasi para calon anggota Komite Eksekutif (Exco)
- Exco yang dipilih sebanyak 15 orang yang terdiri dari 1 ketua umum, 2 wakil ketua, dan 12 angggota
- Calon yang ditetapkan Komite Pemilihan kemudian dipilih oleh delegasi yang memiliki hak suara
- Pemilihan dilakukan dengan pemungutan suara secara rahasia yang diawasi Komite Pemilihan
- Suara terbanyak lebih dari 50 persen + 1 suara (lima puluh persen plus satu) dari jumlah suara sah yang diperlukan untuk pemilihan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI.
- Jika terdapat lebih dari 2 (dua) kandidat untuk posisi Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum, maka yang mendapatkan suara terendah dieliminasi dari pemungutan suara kedua, sehingga hanya tersisa 2 (dua) calon Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum.
Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap sepak bola begitu tinggi, meski prestasi sepak bola nasional masih belum mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional, bahkan di tingkat regional sekalipun. Berdasarkan ranking yang disusun FIFA per Desember 2023, Indonesia berada di posisi 151 dunia.
Dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, peringkat Indonesia berada di posisi ke-5 atau di atas Singapura (158), Myanmar (160), Kamboja (177), Laos (187), Brunei Darusalam (190), dan Timor Leste (197). Peringkat sepak bola negeri ini jauh tertinggal dengan negara ASEAN lainnya, seperti Vietnam (95), Thailand (111), Filipina (peringkat 134), dan Malaysia (142).
Prestasi timnas sepak Indonesia itu tak bisa lepas dari kiprah PSSI sebagai organisasi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan sepak bola di negeri ini. Maju mundurnya prestasi sepakbola nasional sangat tergantung pada orang-orang yang mengurus sepak bola, dalam hal ini pengurus yang dipercaya memimpin PSSI.
Pengurus PSSI memiliki peran utama menentukan jalannya roda pembinaan dan kegiatan sepak bola nasional. Dalam konteks ini, kongres PSSI sangat strategis untuk memilih orang-orang baru yang dianggap mampu melakukan perubahan menyeluruh dan menjunjung sportivitas.
Sudah sekian lama publik pecinta sepak bola nasional menginginkan kompetisi yang profesional dan sehat, bersih dari suap-menyuap, bersih dari permainan skor, tidak diwarnai kontroversi, dan tidak menimbulkan kerusuhan.
Sangat wajar kalau masyarakat menginginkan perubahan di tubuh PSSI sebab sepak bola adalah milik masyarakat. Harapan masyarakat pun digantungkan pada hasil kongres luar bisa PSSI mendatang pada 16 Februari 2023. Lantas bagaimana tahapan dan mekanisme pemilihan ketua, wakil, dan anggota komite eksekutif PSSI?
ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga dari kiri) berbincang bersama sejumlah figur publik yang menjadi pendukungnya di Kantor PSSI, GBK Arena, Jakarta, Minggu (15/1/2023). PSSI akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) pemilihan Ketua Umum pada 16 Februari 2023. Dalam KLB PSSI tersebut, Erick Thohir akan bersaing dengan La Nyalla Mahmud Mattalitti yang telah mendaftar lebih dulu pada Jumat (13/1/2023).
Mekanisme pemilihan
Pemilihan Ketua Umum PSSI berikut Wakil Ketua dan anggota Komite Eksekutif (Exco), hanya bisa dilakukan dalam Kongres atau Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Exco PSSI sendiri merupakan jabatan yang ada di lingkungan federasi sepak bola Indonesia (PSSI). Mereka inilah yang menjadi sosok di balik beberapa keputusan penting dalam menentukan arah sepak bola Indonesia, misalnya penunjukan pelatih Timnas Indonesia, perubahan nama klub, identitas, home base sebuah klub, dan lainnya.
Merujuk Pasal 38 Ayat (1) dan (3) Statuta PSSI 2019, Exco PSSI terdiri satu ketua umum, dua wakil ketua umum, dan 12 anggota yang salah satunya adalah wanita. Dengan begitu, Exco PSSI beranggotakan 15 orang. Kelima belas anggota Exco PSSI itu memiliki masa jabatan selama empat tahun. Mereka bisa kembali menduduki jabatan tersebut melalui pemilihan pada (Kongres Luar Biasa) KLB periode berikutnya. Akan tetapi, tidak dapat menjabat selama tiga periode baik secara berturut-turut atau tidak.
Untuk menjaring calon-calon anggota Komite Eksekutif termasuk ketua umum dan wakil ketua umum, langkah pertama yang ditempuh PSSI, yakni membentuk Komite Pemilihan terlebih dahulu sebagai badan verifikasi para calon anggota Exco termasuk ketua umum dan wakil ketua umum. Komite Pemilihan itu dibentuk dalam kongres tahunan PSSI yang tugasnya menjaring calon ketua umum, calon wakil ketua umum, dan calon anggota komite eksekutif PSSI.
Komite itu memeriksa, antara lain, surat dukungan dari pemilik suara PSSI dan surat keterangan telah berkecimpung di sepak bola nasional sekurangnya lima tahun. Selanjutnya, Komite Pemilihan pula yang nantinya akan mengumumkan daftar calon ketua umum, calon wakil ketua umum, dan calon anggota Exco PSSI yang akan dipilih dalam Kongres Luar Biasa (KLB).
Sementara mereka yang maju sebagai calon anggota Exco PSSI harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang diatur dalam statuta PSSI. Berdasarkan Statuta PSSI Pasal 34 ayat 1, disebutkan bahwa Ketua Umum, beserta Wakil Ketua Umum dan 12 anggota lain, termasuk dalam Komite Eksekutif PSSI, yakni:
1) Berusia lebih dari 30 tahun
2) Aktif di dunia sepak bola sekurang-kurangnya lima tahun
3) Tidak pernah terlibat tindakan pidana
4) Berdomisili di Indonesia
Selanjutnya, bila semua syarat dapat dipenuhi, seseorang dapat mengikuti prosedur pencalonan yang berlaku. Namun sebelumnya, sesuai Statuta PSSI Pasal 40 ayat 3, hanya anggota PSSI yang berhak mengajukan calon untuk jabatan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum. Para Anggota harus memberitahukan secara tertulis mengenai nama calon Ketua Umum PSSI kepada Sekretariat Jenderal dalam waktu selambat-lambatnya 6 (enam) minggu sebelum tanggal Kongres.
Tahap berikutnya adalah pendaftaran calon. Seseorang yang telah memenuhi seluruh kriteria dapat melakukan pencalonan dengan mengirimkan semua dokumen yang dibutuhkan. Selain formulir pencalonan, terdapat pula formulir konfirmasi data pengusung calon.
Selain itu, calon harus melampirkan pas foto, CV yang menyatakan aktif di sepak bola sekurangnya 5 tahun, surat keterangan untuk semua pengalaman yang dicantumkan, identitas, SKCK, dan keterangan tidak pernah dipidana dari pengadilan negeri setempat.
Setelah nama-nama calon terkumpul, Komite Pemilihan (KP) akan melakukan verifikasi calon. KP akan diumumkan dokumen mana yang lolos dan tidak lolos verifikasi. Untuk calon yang tidak lolos verifikasi masih diberi kesempatan mengajukan banding yang difasilitasi oleh Komite Banding Pemilihan (KBP). Jika proses banding berhasil, nama-nama calon dari KBP akan dikembalikan lagi ke KP yang berikutnya akan memastikan calon tetap.
Setelah proses verifikasi usai, dan calon-calon ketua umum ditetapkan oleh Komite Pemilihan maka mereka akan dipilih dalam Kongres Luar Biasa. Proses pemilihan ini sendiri berlangsung dengan sistem vote. Untuk pemilihan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umun diperlukan kuorum 2/3 (dua pertiga) dari suara yang tercatat dan sah dalam pemungutan suara pertama. Dalam pemungutuan suara yang kedua dan pemungutan suara yang dipersyaratkan lainnya, cukup diperlukan suara terbanyak mutlak (50 persen +1).
Apabila ada lebih dari 2 (dua) calon, calon yang memperoleh jumlah suara yang terendah disisihkan dari pemungutan suara kedua, sehingga hanya tertinggal 2 (dua) calon. Semua diatur dalam Pasal 40 ayat 2 Statuta PSSI.
Mekanisme Pemilihan Ketua Umum PSSI dilakukan tersendiri antara calon ketua dan wakil ketua, sehingga keduanya dipilih tidak bersamaan. Hal yang sama dilakukan pada pemilihan anggota Komite Eksekutif (Exco) yang jumlahnya 12 orang, satu di antaranya perempuan. Total anggota Exco sebanyak 15 orang, yakni 12 anggota Exco yang dipilih ditambah ketua umum dan 2 wakil ketua umum yang dipilih secara terpisah.
Mereka akan dipilih oleh anggota PSSI yang berhak menggunakan suaranya dalam pemilihan ketua umum dalam kongres mendatang. Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum yang terpilih secara sah dalam kongres akan memimpin sepak bola negeri ini selama 4 tahun, terhitung setelah berakhirnya kongres yang memilihnya.
Berikut kilas balik proses pemilihan ketua umum PSSI dari masa La Nyala yang terpilih pada 2015 hingga Mochamad Irawan yang menjabat Ketua Umum PSSI periode 2019–2023.
KOMPAS/HERPIN DEWANTO PUTRO
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (kanan) didampingi Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (dua dari kanan) saat membuka Kongres Biasa PSSI 2020 di Badung, Bali, Sabtu (25/1/2020). Kongres tersebut membahas persiapan Piala Dunia U-20 2021 dan membentuk badan yudisial PSSI.
La Nyalla
Menjelang Kongres Luar Biasa PSSI 2015, Komite Pemilihan PSSI meloloskan delapan calon ketua umum dari 11 bakal calon ketua umum, Delapan kandidat yang akan bersaing dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Surabaya pada 18 April 2015 itu ialah Djohar Arifin Husin, La Nyalla Mattalitti, Achsanul Qosasih, Benhard Limbong, Subardi, Muhammad Zein, Sarman Hakim, dan Syarif Bastaman.
Dalam perkembangannya, pemilihan ketua umum PSSI 2015–2019 yang dilakukan pada Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya, diikuti lima calon ketua umum setelah beberapa calon memutuskan mundur dari pemilihan, yakni Joko Driyono, Achsanul Qosasi, Djohar Arifin, dan Sarman Hakim
Dalam pemilihan ketua umum di KLB itu, La Nyalla, yang menjabat sebagai wakil ketua umum pada periode sebelumnya, meraih 92 suara dalam pemilihan. Sementara itu, 14 suara tersisa memilih Syarif Bastaman. Tiga calon lain, yaitu Benhard Limbong, Subardi, dan Muhammaf Zein, tidak mendapatkan suara sama sekali. Jumlah pemilih menjadi 106 suara setelah satu suara, yakni PSS Sleman tidak menghadiri proses pemilihan.
Selain menetapkan La Nyalla Mahmud Mattalitti sebagai ketua umum, KLB juga memutuskan Wakil Ketua Umum periode 2015–2019 dijabat oleh Hinca Pandjaitan dan Erwin Dwi Budiawan, serta 12 anggota Komite Eksekutif, yakni Diza Rasyid Ali, Djamal Aziz, Dodi Reza Alex Nurdin, Gusti Randa, Hadiyandra, Husni Hasibuan, Johar Lin Eng, La Siya, Reva Dedy, Roberto Rouw, Tony Aprilani, dan Zufadhli.
Sehari sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga membekukan PSSI dan tidak mengakui kongres luar biasa (KLB) yang diadakan di Surabaya dalam rangka pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan komite eksekutif periode 2015–2019. Langkah pemerintah itu berdampak pembekuan PSSI yang dilakukan oleh FIFA sebagai induk organisasi sepak bola dunia.
Masa jabatan La Nyalla hanya berlangsung setahun karena Kementerian Pemuda dan Olahraga tidak mengakui kepengurusannya yang berdampak PSSI lantas dibekukan FIFA. Selain itu, di tengah masa kepemimpinannya, La Nyalla pernah terjerat kasus dugaan korupsi penyelewengan dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2011–2014 sehingga melalui Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, dirinya dipaksa mundur dari jabatan ketua umum PSSI.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Petugas melepas bendera PSSI setelah Kongres Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) kubu Ketua Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) La Nyalla Mattalitti di Jakarta, Senin (10/12/2012). Kongres yang dihadiri oleh 83 pemilih aktif hasil kongres Solo yang totalnya mencapai 101 pemilih tersebut digelar bersamaan dengan kongres PSSI kubu Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin di Palangkaraya.
Edy Rahmayadi
Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi terpilih menjadi ketua umum PSSI 2016–2020 setelah mendapatkan 76 suara dalam Kongres Biasa Pemilihan, sementara calon lainnya, yaitu Moeldoko meraih 23 suara, dan Eddy Rumpoko satu suara. Tujuh pemegang hak suara menyatakan abstain dalam Kongres yang digelar di Hotel Mercure, Jakarta, pada 10 November 2016.
Total 107 anggota PSSI yang memiliki hak suara hadir dalam Kongres Pemilihan tersebut. Para pemegang hak suara itu, terdiri dari 34 Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI, 18 klub peserta Liga Super Indonesia (ISL) berdasarkan hasil kompetisi 2014 sebelum FIFA membekukan PSSI, 16 klub peserta kompetisi Divisi Utama, dan 14 peserta kompetisi Divisi Satu, serta 22 peserta klub kompetisi Liga Nusantara. Tiga pemegang suara lainnya dalam kongres pemilihan mendatang, yaitu organisasi anak di bawah PSSI, seperti Asosiasi Pemain, Asosiasi pelatih dan Asosiasi Futsal Indonesia.
Dalam kongres tersebut, terpilih juga dua wakil ketua dan 12 anggota Komite Eksekutif. Dua wakil ketua yang mendampingi Edy, yakni Joko Driyono dan Iwan Budianto. Sementara 12 anggota Exco yakni Hidayat, Yunus Nusi, Condro Kirono, Gusti Randa, Pieter Tanuri, Juni Ardianto Rachman, Sukawijaya, Johar Lin Eng, Refrizal, Dirk Soplanit, Verry Mulyadi, dan Papat Yunisal, mantan pemain Timnas Sepakbola Wanita Indonesia, jadi satu-satunya wakil perempuan dalam exco PSSI.
Setelah memimpin PSSI selama 3 tahun, Edy Rahmayadi resmi mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI dalam Kongres Tahunan PSSI di Hotel Sofitel, Bali, pada 20 Januari 2019. Edy menyatakan mundur sebagai bentuk tanggung jawab menyusul tekanan yang dia terima.
Edy mendapat desakan mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI setelah memutuskan untuk rangkap jabatan sebagai Gubernur Sumatera Utara. Desakan mundur semakin kencang setelah Timnas Indonesia gagal di Piala AFF 2018 dan kasus pengaturan skor yang terjadi di tubuh PSSI.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Ketua umum PSSI terpilih periode 2016-2020 Edy Rahmayadi mengibarkan pataka PSSI pada upacara penutupan Kongres PSSI 2016 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Mochamad Irawan
Mochamad Iriawan alias Iwan Bule resmi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2019–2023. Iwan Bule terpilih sebagai Ketua Umum PSSI yang baru setelah melalui pemilihan pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada 2 November 2019. Iwan mengalahkan dua calon lainnya, yakni Arif Putra Wicaksono dan Rahim Soekasah.
Sebelum pemilihan, tujuh calon lainnya sudah menyatakan mundur sebelum pemilihan dimulai. Mereka adalah Bernard Limbong, Aven Hinelo, Benny Erwin, Fary Djemy Francis, Sarman, Vijaya Fitriyasa, dan Yesayas. Bernard menjadi orang yang sudah lebih dulu menyatakan mundur sebelum kongres dimulai.
Ketika voting dihitung, Iwan Bule mendominasi. Sebanyak 82 suara dari total suara 85 voters memilih mantan Kapolda Metro Jaya itu. Calon ketua umum lainnya tak satu pun yang mendapat suara dari pemilih. Sementara tiga suara lain abstain saat berlangsungnya pemungutan suara. Satu suara lagi milik Persis Solo tidak ikut memilih alias walk out.
Sebanyak 85 voters pemilik suara pada voting Kongres Luar Biasa PSSI 2019 itu adalah asosiasi provinsi, klub Liga 1, sebagian klub Liga 2, dan beberapa klub Liga 3, serta asosiasi futsal dan asosiasi sepak bola wanita. Dengan suara mayoritas tersebut, Iwan Bule pun diangkat sebagai Ketua PSSI untuk masa jabatan 2019–2023.
Iwan Bule didamping dua Wakil Ketua Umum yang terpilih dalam kongres tersebut, yakni Cucu Soemantri dan Iwan Budianto. Selain itu, Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI juga menyelesaikan proses pemilihan anggota komite eksekutif (exco) untuk periode 2019–2023.
Ada 12 anggota exco yang dipilih oleh 85 voters yang hadir dalam kongres tersebut, yakni Yoyok Sukawi, Dirk Soplanit, Endri Erawan, Haruna Soemitro, Hasnuryadi Sulaiman, Juni Rahman, Pieter Tanuri, Sonhadji, Ahmad Riyadh, Hasani Abdul Gani, Yunus Nusi, dan Vivin Cahyani.
Dari 12 anggota Exco itu, Dirk Soplanit menjadi yang terbanyak dipilih untuk menjadi anggota exco. Dia mendapat suara sebanyak 62, disusul oleh Sonhadji (58), Ahmad Riyadh (55), Pieter Tanuri (52), Hasani Abdul Gani (49), Vivin Cahyani (47), Yoyok Sukawi (45), Haruna Soemitro (45), Juni Rahman (45), Endri Erawan (44), Hasnuryadi Sulaiman (44), dan Yunus Nusi (44).
Di ujung masa kepemimpinannya, dalam Kongres Biasa PSSI 2023 di Hotel Sultan, Jakarta, pada Minggu (15/1/2023), Iwan Bule menyatakan dirinya telah mengerahkan tenaga, waktu, pikiran, dan dedikasi secara maksimal, sehingga tak ingin mencalonkan diri lagi dalam proses pencalonan Ketua Umum PSSI 2023–2027. Namun, Iwan berjanji tetap mengawal sisa tugas saya sampai KLB, agar KLB bisa berjalan dengan aman, nyaman, dan lancar.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Mochammad Iriawan terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2019-2023 dalam Kongres Luar Biasa PSSI 2019 di Hotel Shangrila, Jakarta, Sabtu (2/11/2019). Kongres ini diwarnai keluarnya enam calon kandidat ketua dan menyatakan jika meninggalkan ruangan kongres karena diminta Sekjen PSSI Ratu Tisha saat mempertanyakan mekanisme dan pelaksanaan kongres, termasuk dibatalkannya debat calon kandidat ketua. Sebelum kongres dimulai, satu calon kandidat yaitu Bernard Limbong juga menyatakan mengundurkan diri dari bursa ketua calon. Calon yang tersisa mengikuti kongres adalan Mochammad Iriawan, Arif Wicaksono Putra, dan Rahim Soekasah.
Bursa Ketua Umum PSSI 2023–2027
Kongres Biasa PSSI di Hotel Sultan pada 15 Januari 2023 mengagendakan persiapan pemilihan kepengurusan PSSI yang baru dengan agenda penetapan Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan. Komite Pemilihan bertugas menyaring calon ketua umum, calon wakil ketua umum, dan calon anggota komite eksekutif PSSI periode 2023–2027.
Sejumlah hal yang diperiksa komite itu, antara lain, surat dukungan dari pemilik suara PSSI dan surat keterangan telah berkecimpung di sepak bola nasional sekurangnya lima tahun. Selanjutnya, Komite Pemilihan pula yang nantinya akan mengumumkan daftar calon Exco PSSI yang akan dipilih dalam Kongres Luar Biasa (KLB).
Kongres Biasa PSSI 2023 itu berhasil memilih nama Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP). Terdapat 11 nama yang akan mengisi posisi KP dan KBP. Sebanyak tujuh orang ada di KP, kemudian empat orang di KBP.
Mereka yang menjadi anggota Komite Pemilihan, yakni Amir Burhanuddin, Sudarmadji, Ismu Puruhito, M. Armisyam Latuconsina, Aulia Arief, Paska Sembiring, dan Aditya Yando. Sementara anggota Komite Banding, yakni Gusti Randa, Aven Hinelo, Diego Saputra, dan Joko Tetuko. Amir Burhanuddin didapuk menjadi ketua Komite Pemilihan, sementara Gusti Randa di Komite Banding.
Hingga batas waktu pendaftaran bursa pemilihan calon Ketua Umum (Ketum), Wakil Ketua Umum (Waketum), dan anggota Komite Eksekutif (Exco) untuk periode 2023–2027, Komite Pemilihan telah menerima lima orang yang mendaftar sebagai bakal calon ketua umum. Kelimanya adalah La Nyalla Mattalitti, Arif Putra Wicaksono, Doni Setiabudi, Erick Thohir, dan Fary Djemy Francis. Kelima orang tesrebut masih berstatus bakal calon ketua umum karena KP masih akan melakukan verifikasi persyaratan pendaftaran.
Ketua Umum PSSI dari Masa ke Masa
Nama |
Periode |
Latar belakang |
1. Soeratin Sosrosoegondo |
1930–1940 |
tokoh pergerakan |
2. Artono Martosoewignyo |
1941–1949 |
– |
3. Maladi |
1950–1959 |
pemain bola |
4. Abdul Wahab Djojohadikoesoemo |
1960–1964 |
birokrat |
5. Maulwi Saelan |
1964–1967 |
pemain bola |
6. Kosasih Poerwanegara |
1967–1974 |
mantan menteri |
7. Bardosono |
1975–1977 |
Militer |
8. Moehono |
1977–1977 |
Militer |
9. Ali Sadikin |
1977–1981 |
Militer |
10. Sjarnoebi Said |
1982–1983 |
Militer |
11. Kardono |
1983–1991 |
Militer |
12. Azwar Anas |
1991–1999 |
Militer |
13. Agum Gumelar |
1999–2003 |
Militer |
14. Nurdin Halid |
2003–2011 |
Politisi |
15. Djohar Arifin Husin |
2011–2015 |
Akademisi/dosen |
16. La Nyalla Mattalitti |
2015–2016 |
Pengusaha |
17. Edy Rahmayadi |
2016–2019 |
Militer |
18. Mochamad Iriawan |
2019–2023 |
Polisi |
Sumber: PSSI
Selain itu, komite pemilihan juga menerima berkas dari 20 orang yang mendaftarkan diri atau diusulkan untuk menjadi wakil ketua umum, dua di antaranya perempuan, yakni Ratu Tisha dan Maya Damianti. Adapun ke-16 orang lainnya, antara lain, Ahmad Riyadh, Ahmad Syauqi Soeratno, Andre Rosiade, dan Azrul Ananda.
Selain mereka, ada pula Doni Setiabudi, Dudi Sutandi, Fary Djemy Francis, Hasnuryadi Sulaiman, Iwan Budianto, Juni Ardianto Rahman, Sadikin Aksa, Yesayas Oktavianus, Yunus Nusi, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Ponaryo Astaman, Bambang Pamungkas, dan Gede Widiade.
Selain nama-nama calon ketua umum dan wakil ketua umum, Komite Pemilihan juga mengumumkan 83 nama calon anggota Exco. Jika digabung dengan calon ketua umum dan wakil ketua umum, total calon anggota Exco periode 2023–2027 mencapai 108 orang.
Calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan anggota Exco periode 2023–2027 itu akan dipilih oleh para voters atau pemilik suara pada Kongres Luar Biasa pada 16 Februari 2023 mendatang. Para pemilik suara itu terdiri dari 34 Asosiasi Provinsi (Asprov), 18 klub Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, Federasi Futsal Indonesia, Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia, dan Asosiasi Pelatih Sepak Bola Indonesia.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Kongres PSSI 2017 – Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Edi Rahmayadi saat memimpin acara Kongres PSSI 2017 di Hotel Arya Duta, Bandung, Jawa Barat, Minggu (8/1/2017). Dalam kongres yang dibuka Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrowi ini membuat keputusan salah satunya memutuskan tim Persebaya 1927 kembali diizinkan kembali dalam kancah liga sepakbola nasional.
Profil lima bakal calon ketua umum
La Nyalla Mattalitti
Pria bernama lengkap Lanyalla Mahmud Mattalitti yang lahir di Jakarta, 10 Mei 1959 ini merupakan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) periode 2019–2024. Ia pernah menjadi wakil ketua KONI Provinsi Jawa Timur pada 2010 hingga 2019, dan ketua Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Timur pada 2011 hingga 2012.
Karier La Nyalla di PSSI mencapai puncaknya terjadi pada 2015, saat ia menjadi pemenang kongres pemilihan ketua umum PSSI periode 2015–2019. Namun, masa jabatannya hanya berlangsung setahun karena Kementerian Pemuda dan Olahraga tidak mengakui kepengurusannya sehingga PSSI lantas dibekukan FIFA.
Di tengah masa kepemimpinannya itu, La Nyalla juga pernah terjerat kasus dugaan korupsi penyelewengan dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2011–2014 sehingga dirinya dipaksa mundur dari jabatan ketua umum PSSI dalam KLB 2016.
Dalam Kongres Luar Biasa mendatang, La Nyalla kembali maju sebagai calon ketua umum dengan didukung setidaknya dua pemilik suara, yaitu Asprov PSSI Jawa Timur dan Persela Lamongan.
Arif Putra Wicaksono
Arif Putra Wicaksono adalah Chief Executive Officer (CEO) Nine Sport Inc, promotor event-event olahraga ternama di Indonesia. Pria kelahiran Jakarta, 21 Oktober 1980 itu memulai kiprahnya di sepak bola bersama Nine Sport Inc sejak 2007.
Nine Sport yang dipimpin Arif telah menghadirkan klub-klub top Eropa ke Indonesia, seperti Chelsea, Hamburg SV, Ajax Amsterdam, Sevilla, Espanyol, Juventus, dan AS Roma. Untuk sepak bola Indonesia, Nine Sport berkontribusi membawa klub Pro Duta dan Mitra Kukar ke Eropa, lalu timnas U23 ke Italia, serta timnas U19 ke Spanyol.
Sebelumnya, lulusan Universitas Paramadina itu pernah mencalonkan diri jadi orang nomor satu PSSI periode 2015–2019 dan 2019–2023. Pada kesempatan pertama, Arif gagal karena dinilai belum memenuhi syarat berkecimpung di bidang sepak bola Indonesia, yakni minimal lima tahun. Lalu, untuk periode 2019–2023, Arif sempat menawarkan program Club Licensing, Fans Management, dan Video Assistant Referee (VAR).
Doni Setiabudi
Doni Setiabudi adalah CEO Bandung Premier League, sebuah kompetisi sepak bola amatir di Jawa Barat yang sudah berjalan sejak 2017. Selain itu, dia juga pernah menjadi manajer klub AHHA PS Pati yang kini menjadi FC Bekasi City pada 2019–2021. Salah satu gebrakan Bandung Premier League adalah pengunaan Video Asssistence Referee (VAR) sejak 2019.
Selain mendaftar calon ketua umum, CEO Bandung Premier League, ini juga mendaftarkan diri sebagai Wakil Ketua Umum dan Exco PSSI. Alasannya langsung mencalonkan diri pada ketiga jabatan tersebut karena setelah ia pelajari permasalahan sepak bola di Indonesia adalah federasi. Oleh karena itu, ia berjanji akan membersihkan federasi.
Doni juga pernah mendaftar sebagai calon Ketua Umum PSSI periode 2019–2024. Sayang, ia tidak lolos verifikasi Komite Pemilihan karena tak memenuhi persyaratan Statuta PSSI.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Plt Ketua Umum PSSI Iwan Budianto dan Sekertaris Jendral PSSI Ratu Tisha Destria beserta seluruh komite eksekutif menggelar konferensi pers seusai Kongres Luar Biasa Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Sabtu (27/7/2019). Selain membahas statuta PSSI, Kongres Luar Biasa yang berlangsung tertutup ini juga melakukan penetapan Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP).
Erick Thohir
Pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1970 ini banyak berkecimpung di dunia olahraga, mulai dari bola basket hingga sepak bola. Erick pernah menjabat sebagai manajer Mahakam SM, salah satu klub basket pada Liga Basket Kobatama.
Tiga tahun kemudian, Erick kembali terpilih menjadi Ketum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi). Tak hanya itu, Erick juga pernah menjabat sebagai Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) pada 2006–2014.
Tak hanya di bola basket, Erick juga membeli saham klub sepak bola asal AS yang berkompetisi di Major League Soccer (MLS), DC United. Dia juga memiliki saham di klub basket NVA, Philadelphia 76ers. Di tahun 2013, Erick membeli 70 persen saham salah satu raksasa Serie A Italia, Inter Milan. Sebagai pemegang saham mayoritas di klub, Erick juga berstatus sebagai pemilik klub meskipun saat saat itu performa Inter Milan kurang memuaskan.
Erick Thohir, yang kini menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), telah memenuhi syarat lima tahun pernah mengelola sepak bola, di antaranya, menjadi presiden klub Serie A, Inter Milan, pemilik klub Liga Satu Inggris, Oxford United, pemilik DC United di Amerika Serikat, hingga memegang saham klub nasional, di antaranya Persib Bandung dan Persis Solo.
Fary Djemy Francis
Pria kelahiran 7 Februari 1968 itu merupakan seorang politisi dengan bergabung menjadi kader Partai Gerindra. Dalam pemilihan anggota DPR pada pemilu 2009, Fery Djemy Francis lolos ke Senayan mewakili Dapil Nusa Tenggara Timur II dan ditugaskan partainya di Komisi V yang membidangi telekomunikasi, pekerjaan umum, perhubungan, perumahan rakyat, desa dan pembangunan kawasan tertinggal.
Fary kembali mencalonkan anggota legislatif pada Pemilu 2014 lewat partai yang sama dan terpilih kembali sebagai anggota DPR periode 2014–2019. Di Senayan, Fary kembali bertugas di Komisi V DPR sebagai Ketua Komisi yang membidangi telekomunikasi, pekerjaan umum, perhubungan, perumahan rakyat, desa dan pembangunan kawasan tertinggal.
Di bidang sepak bola, Fery Djemy Francis pernah menjadi ketua Departemen Sport Intelegent PSSI periode 2016-2020, pengurus Asosiasi Kota PSSI Kupang (Nusa Tenggara Timur), pendiri sekolah sepak bola dan akademi sepak bola Bintang Timur Atambua. Ia sebelumnya pernah mencalonkan diri menjadi calon Ketua Umum PSSI periode 2019–2023.
(LITBANG KOMPAS)
Referensi
- Kongres PSSI: Wajah Lama di Bursa Ketua Umum, KOMPAS, 23 Januari 2015, halaman: 29
- Momentum Membenahi Sepak Bola Nasional * Menpora-PSSI Harus Diskusi, KOMPAS, 19 April 2015, halaman: 01
- Kongres: PSSI ”Rumah Besar” Sepak Bola Indonesia, KOMPAS, 11 November 2016, halaman: 01
- Ketua Umum PSSI: Edy – PSSI Harus Bermartabat!, KOMPAS, 11 November 2016, halaman: 30
Menagih Janji Perubahan, KOMPAS, 31 Oktober 2019, halaman: 20 - Drama yang Tak Pernah Berakhir, KOMPAS, 03 November 2019, halaman: 01
- Reformasi PSSI Setengah Hati, KOMPAS, 28 Juli 2019, halaman: 04
- Reformasi PSSI Sulit Terwujud, KOMPAS, 29 Juli 2019, halaman: 20
- PSSI: Klub Menanti Perbaikan Kompetisi, KOMPAS, 04 November 2019, halaman: 01
- Tajuk Rencana: Harapan Baru dari KLB, KOMPAS, 31 Oktober 2022. halaman: 06
- Jelang KLB PSSI: Kontroversi Iringi Komite Pemilihan, KOMPAS, 18 Januari 2023, halaman: 01
- Tidak Digaji, Mengapa Jabatan Ketua Umum PSSI Begitu ”Seksi”?, KOMPAS, 18 Januari 2023, halaman: D
- https://www.pssi.org/
- https://www.kompas.id/baca/olahraga/2023/01/17/menpora-siap-menjadi-wakil-ketua-umum-pssi
- https://www.kompas.id/baca/olahraga/2023/01/17/komite-pemilihan-jangan-bawa-kepentingan
- https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/17/140500865/profil-5-bakal-calon-ketua-umum-pssi-ada-erick-thohir-hingga-doni-setiabudi?page=all
- https://bola.kompas.com/read/2023/01/18/10200028/jadwal-dan-tahapan-pemilihan-ketua-umum-pssi-2023-2027
- https://bola.kompas.com/read/2023/01/15/11253368/erick-thohir-resmi-daftarkan-diri-jadi-calon-ketua-umum-pssi
- https://bola.kompas.com/read/2023/01/15/12145308/erick-thohir-calon-ketua-umum-pssi-jangan-ada-tangan-tangan-kotor
- https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/03/091400765/jalan-panjang-iwan-bule-menuju-ketua-umum-pssi?page=all
- https://bola.kompas.com/read/2023/01/15/09052258/kongres-pssi-prospek-erick-thohir-jadi-calon-ketum-kian-nyata-la-nyalla-dapat?page=all
- https://bola.kompas.com/read/2023/01/17/11200058/daftar-lengkap-calon-ketum-waketum-dan-exco-pssi-2023-2027