Kebutuhan alat pendeteksi Covid-19 terus meningkat untuk memenuhi target skrinning terhadap publik. Skrinning tidak hanya dilakukan terhadap pasien Covid-19 yang sedang dipantau perkembangan kesembuhannya, tetapi juga kepada publik di keramaian secara random dan masyarakat yang akan melakukan perjalanan. Untuk itu dibutuhkan berbagai metode deteksi disesuaikan dengan peruntukan, tingkat akurasi, dan kecepatannya dalam memberikan hasil.
GeNose adalah alat deteksi Covid-19 buatan dalam negeri yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada. Secara resmi, GeNose C-19 sudah mempunyai izin edar Kemenkes RI AKD 20401022883.
Berdasarkan keterangan Ketua Tim Pengembang dari UGM, Kuwat Triyana, GeNose C-19 memiliki tingkat akurasi sekitar 95%. Hasil pemeriksaannya pun sudah dapat dilihat setelah sekitar 3 menit. Jauh lebih cepat dibandingkan alat deteksi dengan metode yang lain.
Prinsip kerja GeNose terinspirasi dari penelitian Chen et al pada tahun 2020. Hasil penelitian Chen et al menunjukkan adanya perubahan karakteristik protein serta metabolit dan senyawa kimia dari pasien terinfeksi SARS-CoV2 dibandingkan orang sehat. Hal tersebut dapat dianalisis dari Volatile Organic Compound (VOC) atau senyawa mudah menguap yang diemisikan melalui nafas pasien (breath-borne VOC biomarkers).
Pada perangkat GeNose, data senyawa VOC didapatkan dari hasil pembacaan sensor gas dan sensor suhu. Sedangkan untuk proses analisis pada perangkat tersebut dilakukan dengan menggunakan software data logger danĀ sistem kecerdasan buatan, GeNose C19 AI. Keluaran dari sistem tersebut adalah prediksi status kesehatan orang terhadap Covid-19, apakah positif atau negatif.
Melihat kemudahan operasional dan kecepatan dalam mendapatkan hasil deteksi, GeNose C-19 digunakan di beberapa stasiun keretaapi di Indonesia sebagai pendeteksi alternatif selain rapid test antigen. Duabelas stasiun yang sudah menyediakan pemeriksaan menggunakan GeNose di antaranya yaitu Stasiun Pasar Senen, Yogyakarta, Gambir, Solo Balapan, Bandung, Cirebon, Semarang Tawang, Surabaya Pasar Turi, Purwokerto, Madiun, Malang, dan Surabaya Gubeng. Secara bertahap, layanan pemeriksaan GeNose akan disediakan di seluruh stasiun di Indonesia, dengan total berjumlah 44 stasiun.
Dalam sehari, satu alat GeNose C-19 mampu melakukan tes sebanyak 120 kali. Dan biaya tes GeNose sebesar 15.000 – 25.000 rupiah, jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya rapid test antigen yang harganya mencapai Rp. 105.000. Rencananya layanan pemeriksaan GeNose ini juga akan disediakan di bandara dan instansi-instansi kesehatan.
Sumber
- Panduan Operasi GeNose C-19 (https://ditpui.ugm.ac.id/)
- Buku Manual dan Spesifikasi Electronic Nose (GeNose C19-S), (https://ditpui.ugm.ac.id/)
- Laman Kompas.com
Kontributor
Muhammad Taufik Al Asy’ari
Satria Dhaniswara Rahsa Wijaya