Kronologi

Kronologi Perjalanan Catur di Indonesia

Fenomena Dewa Kipas melawan GothamChess menjadi titik awal tersorotnya dunia Catur. Fenomena ini tidak lepas dari perjalanan catur di Indonesia. Sejarah catur mengalami pasang surut yang dimulai dari penjajahan Belanda hingga kini.

KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

GM Susanto Megaranto (kanan) bermain remis melawan GM Super Rinat Jumabayev (Kazakhstan) pada babak kesembilan Kejuaraan Catur Kontinental Asia di Makati, Filipina (18/12/2018).

Fenomena pertandingan pecatur daring ”Dewa Kipas” alias Dadang Subur dengan “GothamChess” alias Levy Rozman dalam aplikasi Chess.com menjadi pusat perhatian. Hal itu disebabkan kemenangan Dadang melawan International Master Levy Rozman. Rozman mendapat gelar Master Internasional di International Chess Federation pada tahun 2018.

Dalam pertandingan daring yang pernah dijalani Dadang, ia diduga melakukan kecurangan yang terlihat dari grafik permainannya. Permainan Dewa Kipas dinilai sangat mencolok dengan tingkat akurasi 90 persen dari 369 laga yang telah dijalani.

Pada 22 Maret 2021 Dadang Subur melawan Irene Kharisma Sukandar seorang Woman Grand Master (WGM) dalam pertandingan catur terbuka. Hasilnya Irene menang dengan skor 3-0 di pertandingan tersebut.

Terlepas dari fenomena tersebut masuknya catur ke Indonesia melalui peranan pedagang, musafir, dan pengembara-pengembara yang berasal dari India. Wilayah sekitar Danau Toba menjadi penerima catur pertama, kemudian menyebar ke Sriwijaya dan menjalar ke Pulau Jawa dan Bali.

1896

Perkumpulan catur hadir di Surabaya dan Batavia.

1911

Perkumpulan catur di Semarang, Yogyakarta, Magelang berdiri.

1912

Perkumpulan catur di Bandung berdiri 

1915

Organisasi catur dengan nama “Nederlands Indische Schaakbond” singkatan dari NISB (Persatuan Catur Hinadia Belanda) berdiri.

1938

Kegiatan catur terhenti disebabkan Jepang mengambil alih kekuasaan di Indonesia. Padahal jumlah penggemar catur dari kalangan orang Indonesia semakin meningkat.

1945

Kegiatan catur mulai kembali hadir terutama di pulau Jawa seperti di Solo, Yogyakarta dan Magelang.

KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Pertandingan catur antara WIM Chelsie Monica Sihite (kiri) dan WIM Dewi AA Citra dalam final kategori putri Kejuaraan Enerpac Master dan Yunior 2019 di Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, Jawa Barat (30/3/2019). Chelsie keluar sebagai juara.

1948

“Persatoean Tjatoer Seloeroeh Indonesia” (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) disingkat PERTJASI (PERCASI) berdiri. Ketidakpastian situasi pada masa itu karena dalam masa peralihan mengakibatkan lahirnya PERTJASI belum diumumkan.

27 Desember 1949

Adanya pengakuan kedaulatan dalam kompetisi catur sehingga muncul wacana persatuan organisasi catur di Indonesia.

17 Agustus 1950

Berdiri Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERCASI) yang dihadiri oleh wakil-wakil dari Solo, Yogyakarta, dan Madiun.

1960

PERCASI diterima menjadi anggota Federation International Des Echecs (FIDE) dan berpartisipasi dalam olimpiade Leipzig.

1967

Cabang olahraga catur masuk untuk pertandingan pertama kali  pada PON VII 1969 di Surabaya.

1969

PERCASI diterima sebagai anggota KONI Pusat

1979

Ardiansyah mencatatatkan sejarah sebagai juara tanpa terkalahkan dalam kejuaran catur perorangan di Jakarta. Ardiansyah menyandang gelar Master Internasional.

1982

Ardiansyah berprestasi sebagai orang pertama berpredikat International Grand Master (IGM).

2000

Catur diakui sebagai “cabang olahraga resmi” dunia (bukan lagi sekedar “permainan”) oleh Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Committee (IOC).

4 Maret 2008

Irene Kharisma Sukandar menjadi Putri Pertama Indonesia Juara di Eropa Timur dalam turnamen catur internasional Piala Rektor Akademi Hukum Nasional Ukraina di Kharkov, Ukraina. Irene menaklukkan pecatur tuan rumah Elena Ostroverkhova pada langkah ke-41 pertahanan Sisilia Kalashnikov.

15 April 2019

Dua pecatur Indonesia GM Susanto Megaranto dan WGM Medina Warda Aulia mengukir sejarah catur Indonesia di Ulan Bator, Mongolia. Keduanya menjadi juara di Kejuaraan Catur Asia timur Jauh dan lolos ke Piala Dunia Catur.

Referensi

Arsip Kompas
  • “Reformasi Peradilan: Ide Revolusioner yang Memicu Resistensi”, KOMPAS, 17 Januari 2006, hal. 5.
  • “Ardiansyah bikin sejarah baru sebagai juara tak terkalahkan”,
  • KOMPAS, 27 Juli 1979, hal. 10.
  • “Catur: Irene Juara di Ukraina”, 6 Maret 2008, hal. 28.
  • “Catatan Catur: Putri Pertama Indonesia Juara di Eropa Timur”, 12 Maret 2008, hal. 30.
  • “Catur: Susanto dan Medina Ukir Sejarah”, 16 April 2019, hal. 22.
Buku
  • Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. 1991. Sejarah Olahraga Indonesia. Jakarta.