KOMPAS/Pramono BS
Menteri Penerangan Harmoko berpidato di tengah masyarakat saat acara Safari Ramadhan di Lampung (26/5/1985). Mantan wartawan itu menegaskan mengenai perlunya diwujudkan masyarakat informasi.
Sebagian masyarakat yang pernah mengalami masa Orde Baru pasti tidak asing dengan istilah “Safari Ramadhan”. Istilah ini merujuk pada kegiatan kunjungan ke daerah-daerah yang dilakukan Harmoko pada setiap bulan puasa sejak ia menjabat Menteri Penerangan tahun 1983. Aktivitasnya di setiap daerah yang dikunjungi selalu diberitakan berbagai media dan disiarkan televisi pemerintah (TVRI) pada kala itu.
Pada masanya, beliau adalah salah satu pejabat kepercayaan Presiden Soeharto. Selain menjadi Menteri Penerangan (1983–1997), tokoh dengan latar belakang wartawan ini kemudian menjadi Ketua Umum Golkar (1993–1998) dan Ketua MPR/DPR (1997–1999).
Setiap kali bersafari, Harmoko bertemu dan berkomunikasi dengan berbagai masyarakat, para tokoh, serta tentunya ulama dan kiai. Ia menjelaskan berbagai program kerja dan keberhasilan pemerintah, sambil menyerap aspirasi. Tidak jarang dalam ceramah Harmoko juga mengkaitkan program-program pemerintah dengan spirit Ramadhan.
Di dalam salah satu buku Safari Ramadhan Menteri Penerangan 1984–1989, misalnya, disebutkan pesan Harmoko, “Semangat Ramadhan ternyata sejalan dengan dengan semangat efisiensi yang sedang digalakkan: prihatin, sederhana, hemat, dan tepat guna.”
Dalam satu kesempatan sebelum memulai perjalanan sejauh 4.500 kilometer menyusuri jalur utara sampai Madura untuk Safari Ramadhan, Menteri Penerangan Harmoko menjelaskan bahwa Safari Ramadhan adalah kunjungan kerja biasa yang sudah menjadi tradisi tiap tahun di bulan Ramadhan.
Melalui Safari Ramadhan, menurutnya, akan bisa terpantau langsung kemajuan masyarakat, sekaligus menjadi alat untuk menyerap dan menangkap aspirasi yang tumbuh dan berkembang, mencakup bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan. “Pokoknya safari ini merupakan wahana penyerap aspirasi, pendapat, dan saran langsung dari masyarakat terutama yang menyangkut peningkatan, dan pengembangan siaran media massa” (Kompas, 21 April 1988).
Namun, berita miring juga menyertai kegiatan Safari Ramadhan. Blusukan yang dilakukan Harmoko, diduga merupakan kampanye pemenangan pemilihan umum partai berkuasa, Golkar.
Menurut sejarawan Asvi Warman Adam, Harmoko melakukan safari Ramadhan ke daerah-daerah di seluruh Indonesia sambil bertemu kader-kader Golkar. Perjalanan itu dibiayai Departemen Penerangan.
Beberapa ulama juga dibawa dalam kunjungan dengan tujuan ganda tersebut. “Harmoko memang piawai memanfaatkan semaksimal mungkin aspek agama dalam berkampanye,” tulis Asman dalam “Safari Ramadhan” (Kompas, 21 Oktober 2005).
KOMPAS/Pramono BS
Menteri Penerangan Harmoko berdialog langsung dengan warga transmigran di daerah Sitiung I, Sumatera Barat, pada awal Juni 1985. Selain keberhasilan, banyak pula keluhan warga yang disampaikan, salah satunya mengenai kejelasan tentang hak atas tanah mereka.
KOMPAS/Purnama Kusumaningrat
Menpen Harmoko berpidato di tengah masyarakat Transmigran di Desa Babulu Darat, Kabupaten Pasir, Kaltim. Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian acara Safari Ramadhan di Kalimantan, pada akhir Mei 1986.
KOMPAS/Purnama Kusumaningrat
Dalam Safari Ramadhan tahun 1986, Menteri Harmoko berkesempatan meresmikan proyek-proyek dalam lingkungan Kanwil Departmen Penerangan Propinsi Kalimantan Timur di Samarinda.
KOMPAS/Pat Hendranto
Salah satu mobil rombongan Safari Ramadhan terjebak lumpur di Jalan Trans Sulawesi. Tampak Menteri Penerangan Harmoko keluar mobil dan melihat kondisi mobil yang terjebak lumpur. Foto Mei 1987.
KOMPAS/Pat Hendranto
Didampingi wartawan, Menteri Penerangan Harmoko berdialog dengan warga yang temui saat kunjungan Safari Ramadhan ke beberpa provinsi di Sulawesi tahun 1987.
KOMPAS/Pat Hendranto
Dalam rangkaian kunjungan Safari Ramadhan, Menteri Penerangan Harmoko bertemu dengan ulama kharismatik KH Asa’ad Syamsul Arifin di Pesantren Salafiah Asafi’ah Asam Bagus, Situbondo, Jawa Timur, (24/4/1988).
KOMPAS/Ansel Da Lopez
Dalam rangkaian kunjungan Safari Ramadhan Menteri Penerangan Haji Harmoko menyempatkan datang ke Wamena. Di tempat itu, Harmoko yang pada 1982 – ketika masih menjadi Ketua Umum PWI – diangkat menjadi kepala suku Dani dengan nama Harbahorok, disambut para tokoh adat dan upacara kebesaran suku Dani.
KOMPAS/Ansel Da Lopez
Harbahorok alias Harmoko tengah berkomunikasi dengan masyarakat di Wamena, Irian Jaya (25/2/1994). Acara tersebut merupakan bagian dari kunjungan Safari Ramdhan Menteri Penerangan ke daerah-daerah di Indonesia.
Foto lainnya dapat diakses melalui https://data.kompas.id/
Klik foto untuk melihat sumber.