Foto

Potret Transformasi Lahan Kosong Di Kolong Jalan Dan Jembatan Di Jakarta

Pemanfaatan lahan kosong di kolong jalan tol dan jembatan Ibukota sudah tidak lagi dipenuhi bangunan liar, namun sudah disulap menjadi ruang terbuka hijau dan lahan produktif yang bermanfaat bagi warga.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Bambang, pemulung sampah plastik, beristirahat siang di kamarnya yang dibangun di kolong Tol Pluit, Jakarta Utara, Senin (24/3/2014). Saat ini, lebih dari lima juta orang di DKI Jakarta menempati tanah ilegal, termasuk warga yang menempati bantaran kali dan sungai serta di tepian rel kereta api.

Pemandangan bangunan liar, parkir liar, hingga tempat pembuangan liar di lahan kosong jalan tol dan kolong jembatan di Jakarta sudah menjadi hal yang biasa. Pemicunya adalah kepadatan penduduk yang tinggal di kota besar dan tingginya harga rumah yang membuat tidak semua orang bisa mendapat tempat tinggal.

Perbedaan ekonomi yang menjadi hal dasar merupakan faktor utama seseorang mampu punya rumah yang layak atau tidak. Bagi mereka yang tak punya kemampuan sama sekali untuk punya tempat tinggal, hidup nomaden atau menggelandang jadi pilihan yang tak bisa ditolak. Salah satunya adalah tinggal di lahan kolong jembatan tol.

Kolong jembatan di Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi salah satu tempat yang dihuni warga miskin Jakarta, yang mudah terlihat dari jalan raya dan kawasan sekitarnya. Rata-rata mereka yang tinggal di sana bekerja sebagai pemulung. Sebagian ada yang tinggal di lahan kosong kolong jembatan karena hunian yang sebelumnya mereka tempati terdampak penggusuran. Mereka sulit mengakses hunian yang lebih berkualitas karena keterbatasan keuangan.

Suara kendaraan yang berlalu-lalang di atasnya jadi makanan sehari-hari. Seolah tidak terganggu meski siang dan malam tanpa henti di kota yang tak pernah mati ini. Sungguh ironis keadaan mereka di Jakarta, dengan gedung-gedung pencakar langitnya yang megah dan hingar-bingarnya kehidupan kota. Bunyi kendaraan lewat adalah nyanyian malam ditemani suara aliran sungai yang bertabrakan dengan sampah-sampah.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah sering melakukan penggusuran bagi warga yang tinggal di lahan kosong kolong jembatan dan jalan tol di Jakarta. Namun, mereka seakan tidak jera, karena masih saja warga tersebut berpindah lokasi dan membangun tempat tinggal di lahan kosong kolong jembatan dan jalan tol lainnnya.

Lahan kosong di kolong jalan tol dan jembatan juga menjadi salah satu tempat sasaran untuk pembuangan sampah liar. Hal ini, karena lokasi pembuangan sampah yang jauh dari tempat tinggal warga dan kurangnya kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya. Jika lahan di kolong jalan tol dan kolong jembatan dibiarkan sebagai tempat pembuangan sampah, akan terjadi polusi udara yang ditimbulkan oleh bau sampah yang menumpuk, serta timbulnya berbagai penyakit.

Pengangkutan sampah di lokasi tersebut kurang terjangkau oleh petugas kebersihan, karena akses ke lokasi yang amat terbatas. Kendati demikian, masih saja ada warga yang tetap membuang sampah di lokasi tersebut. Hal ini terjadi di lahan kosong Kolong jalan Tol Wiyoto Wiyono Tanjung Priok tepatnya di Gang 23, Jalan Warakas 1, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, tumpukan sampah liar sekitar 18 tahun. Pada 17/05/2018 sudah mulai dilakukan pembersihaan di kolong jalan tol dengan pengangkutan dan pemagaran untuk mencegah warga mengulang membuang sampah.

Lahan kosong kolong jalan dan jembatan di Jakarta perlu diubah menjadi lahan yang produktif. Hal ini ditandai dengan sudah mulai ditata sehingga pemanfaatannya dapat tepat guna. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkerja sama dengan pihak swasta untuk menyulap lahan kosong tersebut menjadi ruang terbuka hijau. Penataan ini mencakup lahan kosong jalan tol dan jembatan meliputi pembersihan, penghijauan, pemeliharaan, dan pemantauan. Dengan melakukan transformasi ini, lahan kosong tersebut dapat dimanfaatkan secara produktif.

Dengan menciptakan ruang terbuka hijau, Jakarta akan menjadi lebih hijau dan nyaman bagi warganya. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus terus mengawasi dan menjaga lahan ini agar tetap terbebas dari pembuangan sampah liar dan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Jakarta.

Lahan kosong kolong jalan dan jembatan di Jakarta memiliki potensi pemanfaatan yang beragam. Tempat ini dapat dijadikan lapak bagi pedagang kaki lima, tempat belajar dengan dibangunnya sekolah darurat bagi siswa kurang mampu, ruang berkreasi seni melalui pembuatan mural dengan pesan moral dan sosial, tempat pameran, dan tempat berteduh bagi pengguna jalan saat hujan.

Berikut ini beberapa foto-foto yang menggambarkan transformasi lahan kosong di kolong jalan tol dan jembatan di Jakarta yang terangkum dalam Arsip Kompas.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Seorang pengojek sepeda terlelap di kolong Jembatan Tol Dalam Kota, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (28/7/2005). Warga sekitar dan para pengguna jalan yang kebetulan melintas biasa memanfaatkan suasana terlindung dari sengatan matahari pada siang hari yang terik.

WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN

Kondisi kolong jembatan di Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat, yang digunakan penduduk miskin untuk tinggal, Jumat (20/10/2022). Mereka tinggal di kolong jembatan karena gratis, aman dari panas, dan hujan. Beton material jembatan berperan sebagai pelindung.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga yang tinggal di tepi Ciliwung di bawah jembatan layang MT Haryono, Jakarta Timur, Senin (30/1/2007), menyaksikan kampanye calon gubernur DKI Jakarta. Sebuah potret kemiskinan Ibu Kota di tengah bertaburannya janji-janji kampanye para cagub.

KOMPAS/AMIR SODIKIN

Suasana sore di kolong tol Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara, terlihat anak-anak sedang mengantre di sebuah sumur di gang utama kolong tol itu. Sekitar 2.000 keluarga tinggal di kolong ini karena keterpaksaan. Masyarakat di kolong tol ini dengan segala keterbatasan lahan serta persoalan legalitas kependudukan, berjuang sendiri untuk mengatasi kesehatan dan sanitasi lingkungannya.

KOMPAS/JOHANES GALUH BIMANTARA

Timbunan sampah kembali muncul di kolong Tol Wiyoto Wiyono di RW 008 Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, seperti pada Selasa (15/1/2019). Masalah yang sama pernah membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengerahkan petugas untuk membersihkannya pada April-Mei 2018.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Alat berat dikerahkan untuk meratakan tanah dan rumah-rumah liar di kolong jembatan di Kawasan Jembatan Tiga, Jakarta Utara, Senin (13/8/2007). Upaya pembersihan itu dilakukan karena konstruksi jembatan rusak dan membahayakan.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Sebagian pengungsi yang masih bertahan di kolong jembatan Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2014). Sebelumnya sebagian rumah mereka di pinggir Sungai Ciliwung terendam banjir.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Puluhan korban banjir masih mengungsi di kolong jalan layang Kampung Melayu, Jakarta Timur, Minggu (20/1/2013). Kondisi pengungsian yang serba darurat rawan menyebabkan gangguan kesehatan bagi pengungsi, terutama anak-anak.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Anak-anak bermain di taman yang terletak di kolong jalan layang yang menghubungkan kawasan Kalibata dengan Cawang di RW 07 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (2/11/2020). Taman tersebut dibuat secara swadaya oleh masyarakat sekitar kawasan tersebut. Taman ini merupakan inisiatif warga yang memanfaatkan lahan kosong di kolong jembatan. Tempat tersebut dipercantik dengan pagar bambu yang dicat warna warni. Taman tersebut juga dihias dengan berbagai pernik yang bisa menjadi latar berlakang saat swafoto. Berbagai permainan untuk anak juga ada sehingga anak-anak senang berada di taman tersebut dan tidak bermain di jalanan. Pembuatan taman kecil yang elok ini menjadi salah satu solusi untuk membuat ruang terbuka ramah anak yang kini kian sulit ditemui di kampung-kampung Ibu Kota.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Warga mengajak anak-anaknya bermain di wahana permainan yang tersedia di taman di kolong jalan tol di Kawasan Jembatan Tiga, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (8/5/2012). Lahan yang dahulu dipenuhi oleh pemukiman liar itu sekarang ini banyak dikunjungi warga sebagai tempat bermain anak-anak mereka.

KOMPAS/RIZA FATHONI

Warga bermain catur di kolong jembatan layang di kawasan Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (28/4/2023). Tempat ini menjadi persinggahan bagi penggemar catur dari berbagai kalangan. Mereka bertemu di tempat ini mulai dari sekadar penggemar hingga pecatur profesional. Mereka menyewa meja yang disediakan dan bermain dengan sesama pecatur.

KOMPAS/DHANANG DAVID ARITONANG

Sejumlah pengunjung bermain biliar di kolong jembatan Tol Wiyono Wiyoto, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, pertengahan Agustus lalu. Lokasi biliar yang berdekatan dengan Kali Krukut ini menjadi hiburan yang terjangkau bagi warga dengan tingkat ekonomi menengah-bawah.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Petugas PPSU Kelurahan Joglo, Jakarta Barat menyelesaikan pembuatan Taman Betawi di kolong Tol Jakarta Outer Ring Road West (JORR W) 2, tak jauh dari pintu tol Joglo, Senin (18/11/2019). Lahan yang sebelumnya tak terawat tersebut akan dibuat taman bernuansa Betawi yang dilengkapi dengan saung, mushala, dan taman.

KOMPAS/DHANANG DAVID ARITONANG

Sejumlah pengunjung bermain biliar di kolong jembatan Tol Wiyono Wiyoto, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, pertengahan Agustus lalu. Lokasi biliar yang berdekatan dengan Kali Krukut ini menjadi hiburan yang terjangkau bagi warga dengan tingkat ekonomi menengah-bawah.

KOMPAS/LASTI KURNIA

Desain arsitektur berupa maket dan foto karya mahasiswa Trisakti pada pameran Metamorfosa Arsitektur di bawah jembatan layang S. Parman, di antara kampus A Trisakti dan Mall Ciputra, Jakarta, Jumat (25/7/2008). Ruang dibawah kolong yang selama ini menjadi ruang “mati” dihidupkan untuk menggali potensi ruang-ruang alternatif di tengah pembangunan “pohon-pohon beton” karena pembangunan jembatan layang.

KOMPAS/RIZA FATHONI

Tulisan larangan pemanfaatan lahan yang tertulis di dinding pagar kolong Jalan Tol Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (10/2/2020). Ruang kosong di kolong jalan tol tersebut telah lama disewakan sebagai garasi mobil pribadi warga setempat dengan ongkos sewa Rp 250.000 hingga Rp 350.000 per bulan per mobil. Praktik tersebut tetap dilakukan meski telah dipasang peringatan larangan untuk memanfaatkan ruang kolong jalan tol. Selain sebagai garasi, lokasi tersebut juga digunakan sebagai lokasi usaha, seperti bengkel las, bengkel mebel dan kusen kayu hingga penjualan tiket bus.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Keterbatasan lahan di Jakarta membuat orang kreatif memanfaatkan lahan kosong yang ada. Lahan di kolong Jembatan Layang Karet, kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, misalnya, sudah beberapa waktu dijadikan tempat parkir, seperti terlhat Kamis (9/12/2004). Padahal, penggunaan lahan di kolong jembatan untuk parkir itu sebenarnya tidak dibenarkan.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Hujan deras yang menggutur Jakarta, Jumat (15/7/2005), membuat pengendara sepeda motor mencari tempat berteduh. Biasanya mereka berteduh di bawah kolong jalan/jembatan layang yang sering membuat lajur jalan menyempit sehingga mengganggu arus kendaraan roida empat.

KOMPAS/BUYUNG WIJAYA KUSUMA

Puluhan pengemudi sepeda motor berteduh di bawah jembatan layang Rasuna Said ketika hujan deras mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Jumat (30/1/2004). Karena dua pertiga badan jalan digunakan untuk berteduh, antrean kendaraan pun menjadi sangat panjang.

KOMPAS/ALIF ICHWAN

Panasnya sengatan matahari membuat para pengendara sepeda motor sering memanfaatkan kolong jembatan untuk beristirahat. Di kolong jembatan Tol Plumpang-Ancol ini, misalnya, puluhan pengendara motor, Senin (8/5/2006), beristirahat.

KOMPAS/M SUPRIHADI

Suasana di kolong Jembatan Layang Galur, Jakarta Pusat, ini tampak indah dengan berbagai tanaman hias. Taman ini merupakan bagian dari rencana pembangunan taman di sepanjang Jalan Letjen Suprapto, dari Galur hingga perempatan Cempaka Mas.

KOMPAS/RIZA FATHONI

Petugas Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) menata kawasan trek sepeda Pilar Jati Bike Park di kolong Tol Becakayu, Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (23/10/2020). Pembangunan trek sepeda dan Ruang Terbuka Hijau tersebut merupakan gerakan inisiatif warga Kelurahan Cipinang Melayu guna mencegah adanya parkir liar serta pembangunan gubuk liar yang menyebabkan lingkungan mereka menjadi tampak kumuh. Lintasan sepeda itu menggunakan lahan seluas 200 meter persegi yang terdiri atas serangkaian roller atau gundukan tanah. Arena tersebut nantinya terdiri dari pump track, mini pump track, dirt jump dan table top speed jump.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Keterbatasan lahan di Jakarta membuat orang kreatif memanfaatkan lahan kosong yang ada. Lahan di kolong Jembatan Layang Karet, kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, misalnya, sudah beberapa waktu dijadikan tempat parkir, seperti terlhat Kamis (9/12/2004). Padahal, penggunaan lahan di kolong jembatan untuk parkir itu sebenarnya tidak dibenarkan.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Ibu guru kembar Sri Rosiati (Rosi) dan Sri Irianingsih (Rian) mengajar di sekolah darurat Kartini yang berada di kolong jalan tol Pelabuhan, daerah Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara. Sekolah darurat Kartini adalah sekolah bagi keluarga kurang mampu.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Sebanyak 240 siswa PKBM Kartini yang berasal dari keluarga miskin memperingati Hari Kemerdekaan Ke-61 RI, dengan sederhana, di bawah kolong jalan layang yang menjadi atap sekolah mereka di Kawasan Ancol, Jakarta, Kamis (17/8/2006).

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pembeli mengamati keramik di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di kolong Jembatan Layang Rawamangun, Jakarta Pusat, Senin (11/2/2008).

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pedagang berjualan di trotoar dan jalan putar di kolong jembatan di depan Pasar Klender SS, Jakarta Timur, Rabu (22/5/2013). Meski banyak pasar tradisional yang sudah direvitalisasi agar menjadi modern, banyak juga pedagang yang masih berjualan di luar kios, dengan alasan sewanya mahal, atau tidak mampu membeli kios.