Foto

KOHANUDNAS

Kohanudnas merupakan Komando Utama Operasional TNI yang bertugas menyelenggarakan upaya pertahanan keamanan terpadu atas wilayah udara nasional secara mandiri ataupun kerja sama dengan Komando Utama Operasi lain guna memelihara kedaulatan, keutuhan, dan kepentingan NKRI

Pada masa Trikora/Dwikora ada Kohanudgab yang ditujukan untuk melindungi pemusatan kekuatan di wilayah mandala yang terdiri atas komponen Angkatan Darat dan Laut, yang digabung dalam satu Komando Utama. Barulah pada 9 Februari 1962, lahir Kohanudnas melalui Keputusan Presiden RI No 8/PLM-PS/62 yang tugas dan tanggung jawabnya berlingkup nasional. Riwayat komando ini pun kemudian mengikuti dinamika yang terjadi di TNI, baik menyangkut status dan fungsinya.

Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) yang pertama adalah Laksamana Muda Udara M. Soedjono. Saat ini Kohanudnas dipimpin oleh seorang panglima berpangkat Marsekal Muda (Marsda). Merunut cikal bakalnya, Kohanudnas tidak bisa dilepaskan dari pembentukan Sector Operational Center (SOC) untuk melindungi Jakarta, Bandung, dan Surabaya dari kemungkinan serangan udara. SOC diperkuat dengan komponen TNI AD (Arhanud, artileri pertahanan udara) dan komponen TNI AU (pesawat P-51 Mustang dan Vampire).

Kohanudnas memiliki empat Komando Sektor (Kosek), yaitu Kosek Hanudnas I Jakarta, Kosek Hanudnas II Makassar, Kosek Hanudnas III Medan, dan Kosek Hanudnas IV Biak, Papua. Kohanudnas juga didukung oleh satuan radar TNI AU yang ditempatkan di berbagai daerah. Radar yang digunakan seperti jenis Decca atau jenis Plessey buatan Inggris. Ada juga jenis Thomson dengan berbagai tipe buatan Perancis yang harganya mencapai ratusan miliar rupiah. Dengan radar itulah Kohanudnas mampu memantau semua wilayah dirgantara guna melihat pesawat militer asing maupun pesawat sipil asing yang sengaja melakukan pelanggaran.

Pada 2015, terdapat 193 kasus pelanggaran penerbangan ilegal. Jumlah tersebut menurun pada tahun 2016, yaitu tersisa 43 kasus. Sementara pada 2017, jumlah pelanggaran ruang udara kian menurun hingga berada pada angka 15 kasus  (Kompas, 23/12/2017). Pelanggaran ruang udara oleh pesawat militer dan sipil dari luar negeri ditindak tegas dalam berbagai kesempatan sehingga dapat menimbulkan efek jera.

KOMPAS/PURNAMA KUSUMANINGRAT

Pesawat latih jet T-33 TNI Angkatan Udara saat diresmikan menjadi unsur buru sergap Komando Pertahanan Udara Nasionaol (Kohanudnas) di Lanuma Iswahyudi, Madiun, awal Mei 1974.

KOMPAS/PURNAMA KUSUMANINGRAT

Pesawat latih jet T-33 TNI Angkatan Udara berjumlah satu Skadron (16 pesawat), saat diresmikan menjadi unsur buru sergap Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) di Lanuma Iswahyudi, Madiun, awal Mei 1974.

KOMPAS/RENE L PATTIRADJAWANE 

Kompas, 10 Februari 1991

Upacara militer berdirinya Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional) ke-29 (9/2/1991). Kohanudnas merupakan komando utama operasional yang bertanggung jawab atas pertahanan keamanan udara Indonesia. Komando ini selain didukung oleh TNI-AU dengan pesawat A-4 Skyhawk (belakang) juga didukung oleh kekuatan-kekuatan tempur dari angkatan lainnya dan Polri.

AGUNG ”SHARKY” SASONGKOJATI

Kompas, 11 Agustus 2002

Dalam pameran teknologi militer di Kampus UI Depok, 6-11 Agustus 2002, berbagai lembaga dalam lingkungan TNI menampilkan peralatan perang, rudal, amunisi, pesawat pengintai tanpa awak, target latihan tembak, dan lain-lain. Sedangkan Komando Pertahanan Udara Nasional memamerkan kecanggihan software dan hardware peralatan pengendali Operasi Pertahanan Udara Nasional hasil pengembangan para ahli sistem radar, bekerja sama dengan para ilmuwan muda dari ITS.

KOMPAS/KORANO NICOLASH LMS

Kompas, 2 April 2004

Sehari menjelang peresmian Gedung Markas Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnad) IV Biak, Papua, Senin (29/3/2004), anggota TNI AU yang dimutasi ke Biak, diboyong menggunakan pesawat Hercules C-130. Ini merupakan kelompok terbang terakhir ke Pulau Karang tersebut. Karena pindah “rumah”, mereka umumnya membawa barang-barang termasuk peralatan sehari-hari.

DISPEN KOHANUDNAS

Kompas, 16 Maret 2005

Komando Pertahanan Udara Nasional telah membuat dan menguji coba Mobile Double Cabin. Dari sini bisa dijalin komunikasi data dengan semua stasiun radar militer yang tersebar di seluruh Indonesia lewat satelit. Dengan kemampuan jelajah 300 kilometer, Mobile SOC dapat beroperasi selama 6 jam.

 DISPEN AU 

Kompas, 6 September 2007

Markas Komando Pertahanan Udara Nasional di kawasan Halim PK, Jakarta Timur.

KOMPAS/FERRY SANTOSO

Kompas, 16 Juli 2009

Para prajurit TNI AU memeriksa peralatan pesawat tempur Hawk sebelum pesawat lepas landas. Lima pesawat tempur Hawk dikerahkan di Bandar Udara Hang Nadim, Batam, Rabu (15/7/2009), dalam latihan khusus Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).

LETKOL PNB DAVID TAMBOTO/SKUADRON 11 MAKASSAR

Kompas, 4 November 2014

Pesawat Sukhoi dari armada TNI AU memaksa turun pesawat asing berbendera Arab Saudi yang masuk wilayah Indonesia tanpa izin (3/11/2014).