Muhammad Husein Yordan
Stadion Menteng berubah menjadi Taman Menteng.. Dua rumah kaca yang biasa digunakan sebagai tempat pameran menjadi ciri khas taman tersebut.
Jika kita kebetulan melewati kawasan elite Menteng, persisnya di persimpangan Jalan HOS Cokroaminoto dan Jalan M Yamin, Jakarta Pusat, mata kita pasti akan tertuju pada sebuah taman luas nan asri. Dua rumah kaca unik tampak berdiri mencolok di dapan taman. Taman tersebut adalah Taman Menteng. Arena publik seluas 3,4 hektare itu juga dilengkapi fasiltas olahraga, seperti lapangan basket, futsal dan jalur jogging, yang juga dapat menjadi jalur sepeda. Mewahnya, taman terbuka ini juga dilengkapi sebuah gedung parkir berlantai empat.
Selain sebagai tempat berolahraga, Taman Menteng juga dimanfaatkan warga untuk tempat bersantai, melepas diri dari rutinitas, dan kepenatan ibu kota. Di antara rindangnya pepohonan dan hijaunya tanaman, Taman Menteng juga dilengkapi dengan bangku-bangku yang nyaman sehingga menjadi tempat asyik untuk duduk menyendiri atau ngobrol bersama teman.
Pada malam hari, Taman Menteng makin terlihat lebih cantik. Lampu-lampu taman menerangi area sekitar taman. Air mancur di sana pun tampak lebih indah terkena sorot cahaya lampu
Bagi keluarga muda dengan anak yang masih balita, Taman Menteng juga menyediakan arena bermain anak-anak. Banyak peralatan permainan yang memungkinkan anak-anak memanjat, bergelantungan, dan perosotan atau meluncur dari atas ke bawah.
Taman yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso tahun 2007 itu dahulunya adalah Stadion Menteng. Pada awal pembangunannya sempat menjadi kontroversi karena dianggap merobohkan stadion yang sudah menjadi cagar budaya, dan dikhawatirkan akan mengihilangkan daerah resapan air.
Dibangun tahun 1921 oleh arsitek Belanda bernama F.J Kubatz dan P.A.J Moojen, Stadion Menteng pada mulanya bernama Viosveld (lapangan Vios), yang merupakan stadion milik perkumpulan sepak bola zaman kolonial, Voetbalbond Indische Omstreken Sport (VIOS)
Pada tahun 1961, Presiden Soekarno memberikan lapangan Vios kepada Persija karena Lapangan Ikada yang merupakan markas Persija sebelumnya digunakan untuk membangun Monas.
Setelah resmi bermarkas di sana, mereka mengganti namanya menjadi Stadion Persija atau Menteng. Selain tempat berlatih, di Lapangan Menteng itu juga sering diadakan kompetisi dan turnamen.
Banyak kenangan tentang persepakbolaan Indonesia lahir di Stadion tua tersebut, di mana legenda sepak bola nasional, seperti Iswadi Idris, Abdul Kadir, Ronny Pattinasarani, Johannes Auri dan anjas Asmara pernah berlatih dan bertanding di sana.
BOLA/Hartono
Stadion Menteng yang dibangun tahun 1921 dan rancang oleh arsitek Belanda, F.J Kubatz dan P.A.J Moojen dilengkapi dengan mess pemain.
BOLA/Hartono
Dalam perjalanannya lapangan Vios atau stadion Menteng di Jakarta Pusat pernah menjadi markas klub Voetbalbond Indische Omstreken Sport dan Persija.
KOMPAS/Alif Ichwan
Pembongkaran Stadion Menteng, Jakarta Pusat pada akhir Juli tahun 2006. Meskipun mendapat banyak protes dari lapisan masyarakat, stadion yang menjadi markas Persija sejak tahun 1961 itu tetap dibongkar. Setahun setelah pembongkaran di atas lahan tersebut terhampar sebuah taman kota.
Muhammad Husein Yordan.
Sejak tahun 2007 Stadion Menteng berubah menjadi Taman kota. Pepohonannya yang rindang serta suasananya yang asri membuat Taman Menteng menjadi pilihan bagi warga untuk tempat bersantai dan berolahraga. Foto akhir Juli 2022.
Muhammad Husein Yordan.
Jalur jogging yang juga dapat dimanfaatkan sebagai jalur bersepeda di Taman Menteng, Jakarta Pusat.
Muhammad Husein Yordan
Lapangan bola basket merupakan salah satu fasilitas olahraga yang ada di Taman Menteng, Jakarta Pusat.
Muhammad Husein Yordan.
Bagi keluarga muda dengan anak yang masih balita, Taman Menteng juga menyediakan arena bermain anak-anak.
Muhammad Husein Yordan
Taman Menteng juga dilengkapi dengan sebuah gedung parkir berlantai empat sehingga pengunjung dari banyak wilayah dapat merasa tenang memarkirkan kendaraan dan menikmati keindahan taman.
Muhammad Husein Yordan
Seorang pengunjung tampak asyik duduk sendiri di tengan Taman Menteng, Jakarta Pusat (27/7/2022). Pihak pengelola juga menyediakan buku-buku yang tersimpan dalam rak kecil yang unik.
KOMPAS, 16 September 2010. Hal 26. Oase di Tengah Kerasnya Jakarta
KOMPAS, 13 Maret 2007. Hal 25. Stadion Persija Hilang, Taman Menteng Datang.
KOMPAS, 27 Juli 2006. Hal 25. Stadion Menteng Tinggal Kenangan….
KOMPAS, 11 Agustus 2006. Hal 14. Konflik yang Berulang
KOMPAS, 1 Maret 2005. Hal 19. Jangan Biarkan Viosveld Tinggal Nama
Foto lainnya dapat diakses melalui /https://www.kompasdata.id/
Klik foto untuk melihat sumber.
Artikel terkait