Kronologi | SEA Games

Indonesia dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games)

Southeast Asian Games (SEA Games) adalah festival multiolahraga untuk kawasan Asia Tenggara yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali. SEA Games menjadi ajang pembuktian prestasi olahraga bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pesta kembang api menandai pembukaan SEA Games XXVI/2011 yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (11/11/2011). SEA Games XXVI/2011 berlangsung hingga 22 November.

Southeast Asian Games (SEA Games) pada awalnya bernama South East Asian Peninsular Games (SEAP Games), diprakarsai oleh Wakil Presiden Thailand yaitu Laung Sukhumnaipradit. Pada 22 Mei 1958, beberapa delegasi negara Asia Tenggara yang menghadiri Asian Games di Tokyo, Jepang mengadakan pertemuan dan sepakat untuk membentuk organisasi olahraga. Kegiatan olahraga pada tingkat regional akan membantu mempromosikan kerja sama dan membangun hubungan baik di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

SEAP Games pertama kali diselenggarakan pada 1959 dengan peserta dari enam negara, yaitu Thailand, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Malaysia dan Laos. Pada 1977 Indonesia dan Filipina masuk ke dalam Federasi SEAP. Federasi pun mengubah namanya menjadi Southeast Asian Games Federation (SEAGF) dan mengubah nama SEAP Games menjadi SEA Games (Southeast Asia Games). Hingga saat ini SEA Games telah diikuti oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Timor Leste. Cabang olahraga SEA Games dapat diatur oleh tuan rumah SEA Games sesuai dengan Southeast Asia Games Federation Charter and Rules. SEA Games minimal terdiri dari 22 olahraga dengan tiga kategori, yaitu:

  • Kategori I: Olahraga wajib atletik dan berenang (termasuk menyelam dan polo air)
  • Kategori II: Olahraga dalam Olympic Games dan Asian Games, yaitu panahan, bulu tangkis, bisbol, bola basket, bersepeda, berkuda, anggar, sepak bola, senam, tenis, hoki, voli, angkat besi, dayung, rugby, berlayar, sepak takraw,  menembak, tenis meja, dan taekwondo)
  • Kategori III: Olahraga lain (maksimal 8 olahraga) Arnis, binaraga, catur, olahraga tari, fin swimming, lawn bowls, kempo, muay, netball, dan pencak silat

Untuk pertama kalinya, Indonesia bersama dengan Brunei Darussalam dan Filipina bergabung pada pesta olahraga Asia Tenggara (SEA Games) yang dilaksanakan di Kuala Lumpur Malaysia tahun 1977. Kala itu Indonesia langsung merebut gelar juara umum dengan perolehan 62 medali. Indonesia kemudian memperkuat posisinya di pesta olahraga Asia Tenggara dengan mempertahankan gelar juara umum empat kali berturut-turut mulai dari (1977, 1979, 1981, dan 1983).

Pada 1985, Indonesia gagal mempertahankan gelar juara umum dan harus puas sebagai runner up setelah kalah jumlah perolehan medali dari tuan rumah penyelenggara, Thailand. Prestasi Indonesia mulai bangkit kembali setelah kembali merebut posisi juara umum empat kali berturut-turut (1987, 1989, 1991, dan 1993). Hingga penyelenggaraan SEA games tahun 2019, Indonesia berhasil menjadi juara umum sebanyak 10 kali. Indonesia sendiri memiliki sejumlah sektor olahraga unggulan yang secara konsisten menyumbangkan medali seperti bulu tangkis, angkat besi, panahan, dan atletik. Namun, terdapat juga cabang olahraga yang turut mendulang prestasi dari tahun ke tahun seperti, wushu, dayung, menembak, dan karate. Berikut beberapa prestasi yang diraih Indonesia selama keikutsertaannya dalam SEA Games:

Tahun 1977

Pada tahun 1977 Indonesia turut bergabung untuk pertama kalinya pada kegiatan SEA Games IX yang dilaksanakan di Kuala Lumpur Malaysia pada tanggal 19–26 November 1977. Kala itu Indonesia berhasil menghentikan dominasi Thailand dengan merebut gelar juara umum setelah memperoleh 62 medali emas, 41 medali perak, dan 34 medali perunggu.

  • Sekretaris Komite Olimpiade mengemukakan Indonesia telah mendaftarkan untuk ikut serta semua cabang olahraga yang dipertandingkan dalam SEA (Southeast Asia) Games di Kuala Lumpur 19–28 November 1977, kecuali rugby yang belum banyak dikenal di Indonesia.

Sumber: “SEA Games 1977: Indonesia mendaftar ikut semua cabang kecuali rugby” (Kompas, 12 Februari 1977 halaman 10).

  • Lifter senior Abdul Rosyid memperkirakan regu angkat besi Indonesia akan dapat menjadi juara umum dalam SEA Games di Kuala Lumpur dengan merebut 12 dari seluruh 30 medali emas. Ini berdasarkan pandangannya pada prestasi regu Indonesia dalam kejuaraan Asean di Singapura awal September 1977.

Sumber: “Bisa juara umum angkat besi SEA Games kalau diperkuat Usman Effendi” (Kompas, 2 November 1977 halaman 10)

Tahun 1979

Pada keikutsertaan ke-2, Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah perhelatan SEA Games X yang dilaksanakan di Jakarta pada 21–30 September 1979. Tampil perkasa di sejumlah cabang olahraga, Indonesia berhasil keluar sebagai juara umum untuk kedua kalinya pada SEA Games dengan meraih 92 medali emas, 78 medali perak, dan 52 medali perunggu.

  • Hidajat Sujadi dan Ny Lely Sampurno merebut medali emas nomor Air Pistol pada hari kedua pertandingan menembak SEA Games X. Regu Air Pistol putri Indonesia juga tidak ketinggalan meraih emas, sedangkan regu yang tidak kebagian medali satupun adalah regu Small Bore Bore.

Sumber: “Penembak Indonesia sabet 3 emas lagi” (Kompas, 24 September 1979 halaman 3)

  • Indonesia melalui 3 lifternya, yaitu Sori Enda, Bambang Sugiono dan Warino Lestanto, berhasil meraih 4 medali emas dan 5 perak sekaligus menciptakan 2 dari 3 rekor baru, dalam pertandingan angkat besi SEA Games X.

Sumber: “Lifter Indonesia raih 4 emas dan 5 perak * Sori Enda dan Warino ciptakan rekor baru” (Kompas, 24 September 1979 halaman 3)

KOMPAS/TD ASMADI

Verawaty Wiharjo (kanan) yang berpasangan dengan Imelda Wiguna seusai mengalahkan rekan senegaranya Theresia Widiastuty/Ruth Damayanti 15-4, 15-2 di final ganda putri Bulu Tangkis SEA Games X di Gelanggang Mahasiswa Kuningan, Jakarta, Jumat (28/9/1979) malam. Vera dan Imelda nampak menghampiri Theresia dan Ruth yang sedang berpelukan.

Tahun 1981

SEA Games XI dilaksanakan untuk memperkuat hubungan di antara negara ASEAN. Kegiatan ini dilaksanakan pada 6–15 Desember 1981 di kota Manila, Filipina. Dari 18 cabang olahraga yang dipertandingkan, Indonesia berhasil tampil gemilang dan kembali dapat  mempertahankan gelar juara umum dengan memperoleh 85 medali emas, 73 medali perak, dan 56 medali perunggu.

  • Pada cabang olahraga bulu tangkis, Indonesia bisa melakukan sapu bersih setelah pasangan ganda juara All England, Kartono/Heryanto menundukkan pasangan Malaysia yang sedang menanjak, Razif/Jalani Sidek, 15-12, 15-6. Dengan kemenangan ini, seluruh medali emas bulu tangkis direbut indonesia. Indonesia juga meraih empat medali perak, yaitu dalam tunggal putra, tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran yang keempat nomor ini terjadi “all indonesia final”, serta satu medali

Sumber: “Liem Swie King dkk sapu bersih emas” (Kompas, 15 Desember 1981, halaman 3)

 Tahun 1983

SEA Games ke XII dilaksanakan pada tanggal 28 Mei — 6 Juni 1983 di Singapura. Pada tahun penyelenggaraan ini, Cambodia untuk pertama kalinya bergabung mengikuti kegiatan SEA Games XIII. Terdapat 18 cabang olahraga yang dipertandingkan dan indonesia kembali meraih juara umum dengan mengumpulkan 64 medali emas, 67 medali perak, dan 54 medali perunggu.

  • Indonesia gagal melakukan “sapu bersih” medali emas tenis meja SEA Games XII setelah Diana Wuisan menyerah telak 0-3 (16-21, 12-21, 17-21) pada pemain utama Muangthai, Petcharin Loysawai di final di gedung olahraga Institut Teknologi Nanyang.

Sumber: “Hanya emas tunggal putri lepas” (Kompas, 6 Juni 1983 halaman 3)

Tahun 1985

Penyelenggaraan SEA Games ke XIII dilaksanakan di Bangkok, Thailand pada 8–17 Desember 1985. Terdapat 18 cabang olahraga yang dipertandingkan pada perhelatan SEA Games tersebut. Indonesia mengalami kekalahan dari tuan rumah Thailand yang keluar sebagai juara umum dengan memperoleh 92 medali emas, 66 medali perak, dan 59 medali perunggu. Indonesia keluar sebagai runner-up perolehan 62 medali emas, 73 medali perak, dan 76 medali perunggu.

  • Ali Sofyan Siregar, “raja jalanan” dari Jakarta, memenangkan lomba atletik paling panjang, Lebih dari itu, pelari Indonesia lain, Gatot Sudarsono menduduki tempat kedua.

Sumber: “Ali Sofyan Menutup Lomba Atletik dengan Manis *Atletik Rebut Medali Emas Terbesar: 9” (Kompas, 16 Desember 1985 halaman 10)

Tahun 1987

Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan SEA Games XIV yang dilaksanakan pada 9–20 September 1987. Penyelenggaraan kali ini merupakan salah satu yang terbesar dengan mempertandingkan 29 cabang olahraga. Tampil sangat dominan di banyak cabang olahraga, Indonesia kembali keluar sebagai juara umum dengan memperoleh 183 medali emas, 136 medali perak, dan 84 medali perunggu.

  • Pasangan Liem Swie King/Eddy Hartono menjadi pendekar bulu tangkis Indonesia yang memastikan sapu bersih semua medali emas. Di final ganda putra, pasangan terkuat Indonesia ini menyingkirkan satu-satunya finalis non-Indonesia, Sawai Chanseorasmee/Sakrapee Thongsari.

Sumber: “Sapu Bersih Emas Bulu Tangkis” (Kompas,  17 September 1987 halaman 10)

  • Indonesia menyisakan empat medali emas dari 15 yang diperebutkan—lima untuk putri, 10 untuk putra—di arena pencak silat. Keempat medali emas yang disisakan, dua direbut pesilat Malaysia, serta masing-masing satu oleh pesilat Singapura dan Brunei.

Sumber: “Indonesia Sisakan Empat Medali Emas” (Kompas, 17 September 1987 halaman 10)

Tahun 1989

SEA Games XV diselenggarakan di Kuala Lumpur pada 20–31 Agustus 1989 dengan mempertandingkan 20 cabang olahraga yang diikuti oleh 9 negara. Indonesia berhasil mempertahankan gelar juara umum dengan memperoleh 102 medali emas, 78 medali perak, dan 71 medali perunggu.

  • Sepuluh dari 16 medali emas yang disediakan cabang olahraga judo di Pekan Olahraga Asia Tenggara XV disabet Indonesia. Peristiwa ini merupakan sukses besar karena judo dapat mencapai bahkan melampaui target yang ditetapkan KONI Pusat.

Sumber: “Catatan Judo SEA Games : Indonesia Meraih Sukses Besar” (Kompas, 12 September 1989 halaman 14)

  • Indonesia memborong sembilan emas dari 12 finalis yang mereka terjunkan di hari terakhir pertandingan silat SEA Games XV. Kejayaan tim silat Indonesia ini bukan hanya mendudukkan mereka di tempat teratas tapi juga sekaligus menempatkan olahraga tradisional ini sebagai salah satu cabang yang cukup favorit di antara cabang-cabang lain.

Sumber: “Silat Borong Emas di akhir Pertandingan” (Kompas, 31 Agustus 1989 halaman 10)

KOMPAS/DIRMAN THOHA

Tim bola voli putera Indonesia (merah-merah) dalam pertandingan melawan Myanmar dalam SEA Games XV di Malaysia, Selasa, 29 Agustus 1989. Indonesia akhirnya menang 3-2 (13-15, 15-9, 13-15, 15-7, 15-13) dan merebut medali emas, sekaligus membuat rekor juara SEA Games dua kali berturut-turut.

Tahun 1991

Penyelenggaraan SEA Games ke XVI dilaksanakan pada 24 November — 3 Desember 1991 di Manila, Filipina. Kegiatan ini mempertandingkan 28 cabang olahraga yang diikuti oleh 9 negara di Asia Tenggara. Indonesia kembali memperkuat posisinya sebagai juara umum setelah meraih 92 medali emas, 86 medali perak, dan 67 perunggu.

  • Tim dayung tradisional Indonesia di Bendungan La Mesa, sekitar 30 kilometer timur laut Manila menyapu keempat medali emas cabang ini. Bahkan dalam pertandingan yang disaksikan ketua umum KONI Surono dan Sekjen KONI Kahpi Suriadireja itu, keempat catatan waktu mereka diakui sebagai rekor SEAG oleh panitia.

Sumber: “Dayung Sapu Bersih Emas” (Kompas, 29 November 1991 halaman 15)

  • Tim Indonesia merebut sembilan dari seluruh 10 medali emas yang diperebutkan dalam cabang anggar. Dua emas terakhir diukir lewat juara I nomor beregu degen putra dan beregu floret putri. Pada babak final, tim putra menundukkan Singapura dengan angka 9-6, sedangkan putri menggilas Singapura 5-0 langsung.

Sumber: “Indonesia Rebut Sembilan Emas Anggar” (Kompas, 30 November 1991 halaman 15)

Tahun 1993

SEA Games ke XVII dilaksanakan di Singapura pada 12–20 Juni 1993. Penyelenggaraan itu mempertandingkan 29 cabang olahraga yang diikuti oleh 9 negara Asia Tenggara. Indonesia keluar sebagai juara umum dengan memperoleh 88 medali Emas, 81 medali perak, 84 medali perunggu.

  • Dua medali emas disumbangkan panahan dalam nomor beregu di hari terakhir pertandingan panahan di Gloucester Archery Range, hari Jumat (18/6), sehingga Indonesia memborong empat dari empat yang tersedia di SEA Games XVII Singapura ini. Medali emas pertama diambil trio Nurfitriyana Saiman, Hamdiah, Lilies Handayani dan kedua oleh Hendra Setijawan, Gatot Arijanto dan Wilson Pane.

“Panahan Sapu Bersih” (Kompas, 19 Juni 1993 halaman 15)

 Tahun 1995

SEA Games XVIII dilaksanakan di Chiang Mai, Thailand pada 9–17 Desember 1995. Penyelenggaraan SEA Games tersebut mempertandingkan 28 cabang olahraga yang diikuti oleh 10 negara Asia Tenggara. Tampil dengan mendominasi di beberapa cabang olahraga, tuan rumah Thailand menggagalkan kekokohan Indonesia sebagai juara umum. Thailand sebagai tuan rumah berhasil mengumpulkan 157 medali emas, 98 medali perak, dan 91 medali perunggu. Sementara Indonesia harus puas berada di posisi ke-2 dengan perolehan 77 medali emas, 67 medali perak, dan 77 medali perunggu.

  • Pesilat Indonesia merebut delapan dari 15 medali emas yang diperebutkan pada pertandingan final di gelanggang silat di Lampoon, Chiang Mai. Perolehan delapan emas tersebut sekaligus memenuhi target pengurus pencak silat di pekan olahraga Asia Tenggara yang ke XVIII ini.

Sumber: “Silat Persembahkan 8 Emas dari total 15 emas” (Kompas, 17 Desember 1995 halaman 5)

 Tahun 1997

Penyelenggaraan SEA Games ke XIX dilaksanakan pada 11–19 Oktober 1997 di Jakarta, Indonesia. Kegiatan ini mempertandingkan 34 cabang olahraga yang diikuti oleh 10 negara. Sebagai tuan rumah, Indonesia berhasil keluar sebagai juara umum dengan memperoleh 194 medali emas, 101 medali perak, 115 medali perunggu.

  • Tinju amatir Indonesia mencatat lembaran baru sepanjang keikutsertaannya di pesta olahraga Asia Tenggara dengan merajai peraihan medali emas terbanyak dari ring tinju SEAG XIX di Jakarta. Pada final di GOR Mahasiswa Kuningan, Jakarta Selatan, Indonesia merebut enam medali emas, satu medali perak dan empat medali

Sumber: “Tinju Indonesia Catat Lembar Baru” (Kompas, 17 Oktober 1997 halaman 16)

  • Indonesia mendominasi perolehan medali emas karate dalam pertandingan kumite putra perseorangan SEA Games XIX di GOR Remaja Jakarta Utara. Empat medali emas dari lima kelas yang dipertandingkan disabet karateka Indonesia masing-masing Hasan Basri (-65 kg), Tommy Firman (-75 kg), Umar Syarif (+80 kg), dan Baron Bahar (-80 kg), sedang medali emas kelas -70 kg diraih karateka Ryan Bonifacio asal Filipina.

Sumber: “Indonesia Dominasi Emas di Karate Kompas” (Kompas, 19 Oktober 1997 halaman 6)

Tahun 1999

SEA Games ke XX dilaksanakan pada 7–15 Agustus 1999 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. Ini untuk pertama kalinya Brunei sebagai tuan rumah. SEA Games XX mempertandingkan 21 cabang olahraga yang diikuti oleh 10  negara. Pada perhelatan SEA Games ini Indonesia untuk pertama kalinya berada di urutan ke-3 dengan memperoleh 45 medali emas, 43 medali perak, dan 59 medali perunggu.

  • Tunggal putri Cindana Hartono dan tunggal putra Taufik Hidayat bermain gemilang dan menyumbang medali emas dari gelanggang bulu tangkis. Cindana mengalahkan Sujitra (Thailand) 11-5, 11-2, sedangkan Taufik menghantam pemain nomor satu Malaysia, Wong Choon Han, 15-10, 11-15, 15-11. Sebuah emas lainnya dihasilkan di ganda putri, setelah Chynthia Tuwanakota/Etty Tantri menundukkan rekannya sendiri, Isolina/Emma Ernawati, 17-15, 15-6.

Sumber: “Taufik dan Cindana Gemilang * Sea Games XX” (Kompas, 15 Agustus 1999 halaman 13)

KOMPAS/ARBAIN RAMBEY

Cabang Karate menyapu bersih medali emas untuk nomor kata di hari pertama, pertandingan cabang karate SEA Games ke-20 di Brunei Darussalam. Trio kata putri, (dari kiri ke kanan) Trimurti, Fitria Mega dan Merani Mega sukses mengikuti jejak rekannya Abdul Kadir meraih medali emas untuk nomor kata beregu putri.

Tahun 2001

SEA Games ke XXI dilaksanakan pada 8-17 September 2001 di Kuala Lumpur, Malaysia. SEA Games XXI mempertandingkan 32 cabang olahraga yang diikuti oleh 10  negara. Indonesia kembali berada posisi ke-3 setelah Malaysia dan Thailand dengan memperoleh 72 medali emas, 74 medali perak, dan 80 medali perunggu.

  • Berkat kerja sama dan semangat tinggi, atlet Indonesia memborong kedua medali emas nomor beregu putra dan putri pertandingan panahan di Dataran Bandaraya, Johor Bahru. Regu putra menundukkan Thailand 234-220, dan putri menyikat tuan rumah Malaysia 231-212. Medali emas pertama disumbangkan Rusena Gelanteh, Gina Rahayu Sugiharti, Suci Dwi Megasari, dan Lilies Handayani.

“Putra Putri Panahan Borong Kedua Emas” (Kompas, 16 September 2021 halaman 6)

Tahun 2003

SEA Games XXII dilaksanakan di Hanoi dan kota Ho Chi Minh, Vietnam pada 5-13 Desember 2003. Kegiatan pesta olahraga tersebut mempertandingkan 32 cabang olahraga yang diikuti oleh 11 negara, yang mana Timor Leste untuk pertama kalinya mengikuti kegiatan tersebut. Pada akhir SEA Games XXII berhasil menempati posisi ketiga dengan memperoleh 55 medali Emas, 68 medali perak, dan 98 medali perunggu.

  • Tim balap sepeda Indonesia memborong dua medali emas yang disumbangkan oleh Santia Tri Kusuma dalam nomor Kriterium 30,6 kilometer individual putri dan Ferinanto di Kriterium 51 kilometer individual putra.

“Balap Sepeda Borong Emas” (Kompas, 7 Desember 2003 halaman 6)

  • Dari tiga nomor yang dipertandingkan, tim dayung Indonesia berhasil memborong emas, yakni dari nomor lightweight women pair dan lightweight men four. Bertambahnya dua emas dari cabang dayung (rowing) ini menambah daftar emas yang diperoleh tim dayung Indonesia, yakni empat emas dan satu perunggu.

“Dayung Kembali Borong Emas Sea Games XXII” (Kompas, 8 Desember 2003 halaman 23)

Tahun 2005

SEA Games XXIII dilaksanakan di Manila Filipina pada 27 November-5 Desember 2005. Kegiatan pesta olahraga tersebut mempertandingkan 40 cabang olahraga yang diikuti oleh 11 negara di Asia Tenggara. Pada perhelatan SEA Games ini indonesia berada diurutan ke-5 sekaligus menandai prestasi terburuk keikutsertaan Indonesia pada SEA Games sejak 1977. Pada SEA Games XXIII mendapatkan 50 medali  emas, 79 medali perak, dan 89  medali perunggu.

  • Tim boling Indonesia meraih emas dari nomor trio putri. Atlet peraih emas dimaksud adalah Happy Ari Dewanti Soediyono, Novie Phang, dan Putty Insavilla Armein. Buat Happy dan Putty, emas itu adalah kedua setelah sebelumnya meraih emas di nomor ganda.

“Bowling Raih Emas Ketiga” (Kompas, 2 Desember 2005 halaman 30)

Tahun 2007

Penyelenggaraan SEA Games XXVI dilaksanakan di Nakhon Ratchasima, Thailand pada  6-15 Desember 2007. SEA Games XXI mempertandingkan 43 cabang olahraga yang diikuti oleh 11 negara. Indonesia sendiri berhasil menempati urutan ke-4 setelah meraih 56  medali emas, 64 medali perak, dan 83 medali perunggu.

  • Perjuangan tim bulu tangkis Indonesia di pentas SEA Games XXIV/2007 berakhir manis setelah meraih seluruh medali emas. Setelah dua dari beregu, sapu bersih dipastikan dengan meraih lima emas nomor perseorangan di Lapangan Bulu Tangkis Universitas Vongchavalitkul, Nakhon Ratchasima, Thailand.

“Sapu Bersih Emas” (Kompas, 15 Desember 2007 halaman 28)

Tahun 2009

Vientiane, Laos untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah pesta Olahraga SEA Games XXV pada 9-18 Desember 2009. Kegiatan SEA Games XXV mempertandingkan 25 cabang olahraga yang diikuti oleh 11 negara. Indonesia menempati urutan ke-3 setelah  memperoleh 43 medali emas, 53 medali perak, dan 74 medali perunggu.

  • Tim voli pantai Indonesia mendominasi dan tidak tertandingi lawan-lawannya dari negara lain. Laga final menjadi milik dua pasangan Indonesia, Andi Ardiansyah/Koko Prasetyo Darkuncoro dan Suratna/Dian Putra setelah keduanya menang di babak semifinal di kompleks Stadion Nasional, Vientiane, Laos.

“Bola Voli: Tim Putra Indonesia Tidak Tertandingi” (Kompas, 16 Desember 2009 halaman 28)

  • I Nyoman Gusti Puruhito dan Novia Nuraini tampil gemilang dengan mendapatkan dua medali emas dari cabang panahan pada SEA Games XXV Laos. Medali tersebut didapat dari nomor compound 70 meter dan recurve perseorangan.

“Panahan Sumbang Dua Emas” (Kompas, 16 Desember 2009 halaman 28)

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Sprinter Indonesia, Suryo Agung Wibowo bergaya di depan layar yang menunjukkan catatan waktunya dalam final lari 100 meter putra SEA Games XXV di Komplek Stadion Nasional, Vientiane, Laos, Minggu (13/12/09). Suryo memecahkan rekor SEA Games atas namanya sendiri di Nakhonratchasima tahun 2007 dari catatan waktu 10,25 detik menjadi 10,17 detik.

Tahun 2011

Indonesia kembali dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan SEA Games XXVI yang dilaksanakan di dua kota yaitu Jakarta dan Palembang. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 11-22 November 2022 dengan mempertandingkan 44 cabang olahraga. Indonesia sebagai tuan rumah berhasil menjadi juara umum setelah memperoleh 182 medali emas, 151 medali perak, dan 143 medali perunggu.

  • Dua medali emas dari nomor speed record putra dan putri direbut atlet Indonesia. Dengan demikian, dari 10 medali emas yang diperebutkan di cabang panjat tebing, kontingen Indonesia meraih sembilan medali emas.

“Panjat Tebing * Atlet Indonesia Meraih, Sembilan Medali Emas” (Kompas, 19 November 2011 halaman 46)

Tahun 2013

Nay Pyi Taw, Myanmar menjadi tempat perhelatan SEA Games ke  XXVII tahun 2013. Pesta olahraga ini digelar pada 11-22 Desember dengan mempertandingkan 34 cabang olahraga. Indonesia berhasil meraih 64 medali emas, 84 medali perak, dan 110 medali perunggu.

  • Atlet wushu Indonesia yang turun di nomor taijijian, Lindswell, tampil memukau dewan juri dan penonton dalam SEA Games 2013 di Stadion Indoor Wunna Theikdi, Naypyidaw, Myanmar.

“Sorak Indonesia Menggelegar * Lindswell Tak Tertandingi” (Kompas, 9 Desember 2013 halaman 1)

Tahun 2015

SEA Games XXVIII dilaksanakan di Singapura pada 5-16 Juni 2015. Terdapat 36 cabang olahraga yang dipertandingkan yang diikuti oleh 11 negara. Indonesia berada pada urutan ke-5 dengan memperoleh 47 meali emas, 61 medali perak, dan 74 medali perunggu.

  • Pelari Indonesia Rini Budiarti menyumbangkan perolehan medali emas atletik Indonesia dalam SEA Games 2015. Rini meraih emas setelah mencatatkan waktu tercepat 10 menit 20,40 detik di nomor 3.000 meter halang rintang putri di lintasan atletik Stadion Nasional Singapura.

 “Emas Terakhir dari Rini * Indonesia Rebut 7 Emas Atletik – SEA Games 2015” (Kompas, 13 Juni 2015 halaman 30)

 Tahun 2017

SEA Games ke XIX diselenggarakan di Kuala Lumpur Malaysia pada 19-30 Agustus 2017. Terdapat 38 cabang olahraga yang dipertandingkan pada gelaran SEA Games Malaysia tersebut. Indonesia saat itu berhasil menduduki posisi 5 dengan memperoleh 38 medali emas, 63 medali perak, dan 90 medali perunggu.

  • Untuk kali ke-16, Indonesia memenangi emas bulu tangkis beregu putra SEA Games setelah menundukkan tuan rumah Malaysia di final SEA Games Kuala Lumpur 2017.

“Bulu Tangkis: Tim Beregu Putra Jaga Tradisi Medali Emas * Liputan Khusus SEA Games 2017” (Kompas, 25 Agustus 2017 halaman 35)

 Tahun 2019

Penyelenggaraan SEA Games XXX dilaksanakan di Manila Filipina pada 30 November-11 Desember 2019. Penyelenggaraan SEA Games ke 30 ini diikuti oleh 11 negara pada 56 cabang olahraga. Pada ajang SEA Games tersebut Indonesia berada pada urutan ke-4 dengan memperoleh 72 medali emas, 84 medali perak, dan  111 medali perunggu.

  • Tim rowing Indonesia tampil melebihi ekspektasi pada SEA Games 2019 dengan perolehan tiga medali emas dan dua perunggu. Awalnya, tim rowing hanya menargetkan dua medali emas. Kejutan berasal dari duet Julianti dan Yayah Rokayah yang merebut emas dari nomor dua pedayung putri (W2-).

“SEA Games 2019: Tim Rowing Tampil Melebihi Ekspektasi” (Kompas, 9 Desember 2019 halaman 22)

KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Pelompat jauh putri Indonesia, Maria Natalia Londa, beraksi dalam final lompat jauh putri SEA Games 2019 di Stadion Atletik, New Clark City, Filipina, Minggu (8/12/2019). Di final itu, Maria meraih medali emas dengan lompatan terbaik 6,47 meter. Emas itu sekaligus menutup 20 tahun karier Maria di dunia atletik. Maria memutuskan pensiun seusai SEA Games 2019 karena ingin fokus ke keluarga, juga karena cedera lutut kanan dan kiri yang tak kunjung pulih 100 persen hingga sekarang. Atlet asal Bali itu merupakan pemegang rekor nasional lompat jauh dengan catatan 6,70 meter dan lompat jangkit dengan catatan 14,17 meter.

Kontributor

Aldy Nofansya

Riset Foto
AAN

Editor
Dwi Rustiono

Sumber: Arsip Kompas