NUT
Fakta Singkat
Nama Lengkap
Drs Muhammad Jusuf Kalla
Lahir
Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942
Jabatan
Wakil Presiden ke-10 RI (2004-2009) dan Wakil Presiden RI ke-12 (2014-2019)
Jusuf Kalla, pengusaha besar asal Sulawesi Selatan telah malang melintang di dunia usaha dari awal mengelola bisnis keluarga hingga memimpin Grup Bukaka dan Hadji Kalla. Sukses di dunia usaha, pria berdarah Bugis yang lahir di Watampone pada 15 Mei 1942 ini kemudian merambah ke dunia politik. Tahun 1999 ia ditunjuk Presiden Abdurrahman Wahid untuk menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Ketika terjadi pergantian kepemimpinan, Presiden Megawati Soekarnoputri yang menjadi presiden berikutnya meminta Jusuf Kalla menjadi Menko Kesra (2001-2004).
Karier politiknya kian melesat ketika pada Pilpres 2004 Jusuf Kalla maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Soesilo Bambang Yudhoyono, dan meraih kemenangan. Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden 2004-2009. Di masa itu pula ia meraih posisi tertinggi sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Di masa mudanya lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin tahun 1967 ini pernah menjadi Anggota DPRD Sulawesi Selatan (1965-1968) mewakili Sekber Golkar. Ia pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Penasihat DPP Golkarm dan menjadi Anggota MPR RI Utusan Golkar (1982-1987), dan Anggota MPR RI Utusan Daerah (1997-1999).
Pada Pilpres 2014 Jusuf Kalla kembali didapuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo yang maju sebagai kandidat calon presiden RI. Jusuf Kalla berhasil menjadi Wakil Presiden RI untuk kedua kalinya. Ia terpilih bersama Joko Widodo sebagai Presiden RI periode 2014-2019 setelah menang dengan perolehan suara terbanyak pada Pilpres 2014.
Anak saudagar
Lahir di Watampone, Bone pada 15 Mei 1942, Jusuf Kalla merupakan anak kedua dan anak tertua laki-laki dari pasangan pengusaha Haji Kalla dan Athirah. Masa kecil Jusuf Kalla dihabiskan di tanah kelahirannya, ia menyelesaikan sekolah dasar pada 1953. Ketika berusia 10 tahun, ia sekeluarga pindah ke Makassar, berjarak sekitar 250 kilometer dari kampung halamannya.
Di Makassar kedua orangtuanya membeli sepetak ruko untuk tempat tinggal mereka sekaligus untuk tempat usaha dengan berdagang kain. Jusuf Kalla yang di kampungnya dipanggil Daeng Ucu ini melanjutkan pendidikan di SMP Islam Datumuseng dan menamatkan pendidikan di SMA Negeri 3 Makassar pada 1960.
Lulus dar SMA Jusuf Kalla meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar hingga meraih gelar sarjana pada 1967. Semasa kuliah, Jusuf Kalla aktif di organisasi kemahasiswaan, antara lain aktif di HMI Cabang Makassar sebagai ketua pada 1965-1966. Jusuf juga menjadi Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (1965-1966) dan Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada 1967-1969.
Berasal dari keluarga saudagar, Jusuf Kalla yang berdarah Bugis ini sejak kecil telah akrab dan dengan lingkungan dunia usaha. Untuk makin memperdalam dunia usaha ia memperdalam ilmu ekonomi diThe European Institute of Business Administration, Perancsi pada 1977.
Jusuf Kalla menikah dengan seorang putri Minang bernama Mufidah pada 27 Agustus 1967. Mereka dikaruniai lima orang anak, seorang anak laki-laki dan empat anak perempuan, yaitu Muchlisa, Muswirah, Imelda, Solichin, dan Chairani. Setelah setengah abad berumah tangga, Jusuf Kalla dan Mufidah telah menjadi kakek dan nenek dari 15 orang cucu.
WAK
Artikel Terkait
Karier
Usai mengantongi gelar sarjana ekonomi Jusuf Kalla ditunjuk oleh keluarga untuk mengelola NV Hadji Kalla Trading Company, yaitu perusahaan hasil bumi peninggalan ayahnya Hadji Kalla pada 1967. Saat menerima tongkat kepemimpinan perusahaan yang didirikan tahun 1952 itu sedang mengalami masa sulit.
Beruntung pada 1969, ketika baru ditunjuk sebagai agen pemasaran mobil merek Toyota di wilayah Sulawesi, Jusuf Kalla memenangkan tender pengadaan kendaraan untuk Kantor Gubernur Sulawesi Selatan. Sejak itu, Hadji Kalla menguasai lebih dari 50 persen pasaran mobil berbagai jenis di wilayah Indonesia bagian Timur.
Bidang usahanya terus melebar ke dunia kontraktor dengan mendirikan PT Bumi Karsa yang dipercaya membangun Bandara Hasanuddin, Makassar. Selanjutnya PT Bumi Karsa membangun beberapa bandara, seperti Bandara Wolter Monginsidi, Kendara, dan Bandara Frans Kaisiepo, Biak. Perusahaannya juga mendapat kontrak pembuatan koridor Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Bisnisnya terus berkembang, pasa 1976 ia mendirikan PT Bukaka Agro yang bergerak di bidang porduksi pakan ternak dan udang. Setahun kemudian Jusuf Kalla mendirikan PT Bukaka Meat yang mengelola industri daging dan ikan beku. Tahun 1978 bisnisnya mulai merambah keluar Sulawesi dengan mendirikan PT Bukaka Teknik Utama di Cileungsi, Jawa Barat. Perusahaan yang didirkan bersama dengan pengusaha Fadel Muhammad ini antara lain memproduksi belalai untuk Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Tahun 1990-an bisnis keluarga Kalla mempunyai PT Bumi Sarana Utama yang menjadi agen aspal curah, PT Baruga Asrinusa Development yang bergerak di bidang perumahan, dan PT Kalla Inti Karsa. Di bidang transportasi Jusuf Kalla mendirikan Cahaya Bone yang mengelola angkutan darat, jasa transportasi laut untuk barang dan penumpang, PT Bukaka Lintastama yang khusus mengoperasikan kapal-kapal feri, dan sejak 1988 mendirikan PT Kalla Lines yang melayani angkutan penumpang, barang dan hewan.
Tahun 1995 kelompok usaha Kalla Group telah menjadi konglomerasi usaha di kawasan timur Indonesia, meliputi bidang usaha jasa transportasi, telekomunikasi, perikanan, property, perkebunan, perikanan, otomotif, dan lainnya. Selain menekuni karier bisnis, Jusuf Kalla juga aktif dalam berorganisasi. Ia pernah menjadi Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) cabang Makassar hingga menjadi penasihat di ISEI (1979-1989). Kemudian menjadi Ketua KADIN Sulawesi Selatan pada 1985-1988, dan menjadi Koordinator KADIN Indonesia Timur.
Di dunia politik, Jusuf Kalla telah mengawali karier politiknya saat menjadi Anggota DPRD Sulawesi Selatan pada 1966-1968, dan menjadi Ketua Pemuda Sekber Golkar. Namun, karier politiknya tidak berlanjut karena kemudian ia berkonsetrasi mengelola dan memimpin usaha keluarga, Hadji Kalla. Ia kembali terjun ke dunia politik pada 1987 dengan menjadi Anggota MPR sebagai wakil daerah Sulawesi Selatan, dan diangkat kembali sebagai Anggota MPR periode 1992-1997, 1997 dan 1999.
Tahun 1999 Presiden Abdurrahman Wahid memintanya untuk menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Ketika terjadi pergantian kepemimpinan pada 2001 melalui Sidang Istimewa MPR, Presiden Abdurrahman Wahid digantikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla kembali masuk dalam jajaran kabinet sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (2001-2004). Jusuf Kalla kemudian mengundurkan diri sebagai Menteri karena berencana maju sebagai calon wakil presiden mendampingi calon presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.
Pada Pilpres 2009, pasangan calon ini berhasil meraih kemenangan. Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden ke-10 RI mendampingi Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden ke-6 RI periode 2004-2009. Di periode yang sama itu pula ia terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Akbar Tanjung sejak Desember 2004 hingga 9 Oktober 2009.
Jelang Pilpres 2009, Rapimnas Khusus Partai Golkar menetapkan Jusuf Kalla sebagai calon presiden. Jusuf Kalla menggandeng Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sebagai calon wakil presiden. Namun, pasangan ini kalah dari pasangan Soesilo Bambang Yudhoyono dan Boediono yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2009-2014.
Pada Pilpres 2014 Jusuf Kalla kembali masuk dalam bursa calon wakil presiden. Ia dipilih untuk mendampingi Joko Widodo sebagai calon Presiden RI. Pasangan calon ini diusung oleh lima partai yaitu PDI-P, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI. Pasangan calon ini berhasil unggul atas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dan menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019. Bagi Jusuf Kalla ini merupakan kedua kalinya ia menduduki jabatan Wakil Presiden ke-12 RI.
Di luar pemerintahan, aktivitas Jusuf Kalla di bidang sosial antara lain, melalui Munas Palang Merah Indonesia ke-19 ia terpilih menjadi Ketua Umum PMI periode 2009-2014. Ia juga terpilih sebagai Ketua Umum Pangurus Pusat Dewan Masjid Indonesia periode 2012-2017 hasil Muktamar ke-6 DMI di Jakarta.
Kompas/Laksana Agung Sapurtra
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla berlayar di Sungai Tigre-Sarmiento, Buenos Aires, Argentina, Minggu (2/12/2018). Dalam perjalanan sekitar dua jam itu, Kalla memberikan sekuntum mawar merah kepada Mufidah, isteri yang setia mendampinginya dalam bahtera kehidupan.
Daftar penghargaan
- Bintang Republik Indonesia Adipradana (2004)
- Bintang Mahaputra Adipura (2004)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Malaya, Malaysia (2007)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Soka, Jepang (2007)
- Commander de I’Order de Leopold dari Kerajaan Belgia (2009)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Pendidikan Indonesia (2011)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Hasanuddin Makassar (2011)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Brawijaya, Malang (2011)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Indonesia (2013)
Penghargaan
Jusuf Kalla dikenal pula sebagai tokoh yang piawai dalam menyelesaikan konflik di Indonesia. Ia adalah sosok yang berperan dalam menyelesaikan kerusuhan social di Poso, Sulawesi Tengah tahun 2001 dan 2002, serta kerusuhan di Ambon, Maluku pada 2002. Jusuf Kalla juga menjadi juru damai antara pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2005. Demikian pula, pada kerusuhan di Kalianda, Lampung tahun 2012.
Untuk semua peran dan usaha sebagai penengah di antara pihak-pihak yang berkonflik, Jusuf Kalla mendapat anugerah gelar kehormatan Doctor Honoris Causa (HC) bidang perdamaian dari Soka University, Jepang pada 2 Februari 2009, dan dari Universitas Syah Kuala, Aceh pada September 2011.
Jusuf Kalla juga memperoleh sejumlah penghargaan gelar Doktor HC dari Universiti Malaya, Malaysia pada 2007, Doktor HC bidang pendidikan kewirausahaan dari Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2011, dan Doktor HC bidang ekonomi politik dari Universitas Hasanuddin, Makassar pada 2011. Selanjutnya, gelar Doktor HC di bidang pemikiran ekonomi dan bisnis dari Universitas Brawijaya, Malang, pada 2011, dan Doktor HC bidang kepemimpinan dari Universitas Indonesia pada 9 Februari 2013. Jusuf Kalla juga menerima anugerah penghargaan Hamengku Buwono IX dari Universitas Gadjah Mada pada 19 Desember 2019.
Dari pemerintah RI Jusuf Kalla memperoleh anugerah penghargaan Bintang Republik Indonesia Adipradana, dan Bintang Mahaputra Adipura pada 2004. Jusuf Kalla juga meraih penghargaan tertinggi bintang jasa utama The Grand Cordon of the Order of the Rising Sun dari Pemerintah Jepang. Anugerah itu diberikan langsung oleh Kaisar Jepang Naruhito dalam upacara kenegaraan di Istana Kekaisaran (imperisal Palace) pada 10 Mei 2022. Penghargaan itu diberikan karena telah berkontribusi besar untuk memperkuat hubungan bilateral dan mempromosikan persahabatan antara Indonesia dan Jepang.
KOMPAS/NINA SUSILO
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tampak bergurau seusai penyerahan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) dan buku daftar alokasi transfer ke daerah dan dana desa tahun 2019 kepada kementerian/lembaga dan 34 gubernur di Istana Negara, Selasa (11/12/2018).
Juru damai
Usai menjalankan tugasnya di pemerintahan RI sebagai Wakil Presiden ke-12 RI periode 2014-2019 bukan berarti Jusuf Kalla berhenti mengabdi untuk negara. Di usia 77 tahun, Jusuf Kalla tetap aktif berkegiatan. Ia kembali mengabdi di sejumlah organisasi yang dipimpinnya, antara lain di Palang Merah Indonesia, juga di Dewan Masjid Indonesia. Di luar kegiatan itu, ia juga kembali mengurus perdamaian. Menurutnya, banyak permintaan dari beberapa negara untuk tetap berhubungan dalam urusan sosial dan perdamaian.
Jusuf Kalla selama ini dikenal sebagai juru damai. Perannya dalam menyelesaikan konflik tidak saja koflik di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Di dalam negeri Jusuf Kalla berperan penting dalam menyelesaikan konflik di Poso, Ambon, dan Aceh. Dalam menyelesaikan masalah Papua secara menyeluruh, selain mengajak pemerintah, pada Februari 2010 Komnas HAM juga menggandeng Jusuf Kalla yang menjadi Ketua Umum PMI Pusat. Pada 2009 usai mengakhiri jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, ia menjadi mediator perdamaian di Patani, Thailand Selatan. Jusuf Kalla juga memfasilitasi terciptanya perdamaian di Afghanistan, Myanmar, dan Thailand.
Semua upaya dan keberhasilan Jusuf Kalla mendamaikan konflik mengantarkan dirinya dinobatkan sebagai Bapak Perdamaian oleh organisasi dan lembaga pendidikan, baik dari dalam maupun luar negeri. Gelar Bapak Perdamaian Indonesia dari Universitas Islam Malang (Unisma) pada Oktober 2015, dan sebagai bapak inspirasi perdamaian dunia bagi pemuda Indonesia dari Indonesia Youth Forum (IYF) pada Oktober 2019.
Dari luar negeri, Jusuf Kalla memperoleh penghargaan dari Universitas Teknologi Rajamangala Isan di Thailand. Meskipun gelar doktor kehormatannya di bidang administrasi bisnis, Ketua Dewan Universitas Teknologi Rajamanggala, Surakiart Sathirathai mengungkapkan penghormatannya atas peran Jusuf Kalla dalam perdamaian.
Gelar doktor kehormatan bidang perdamaian diperoleh pula oleh Jusuf Kalla dari Universitas Syiah Kuala, Aceh tahun 2011. Demikian pula gelar serupa diberikan Universitas Hiroshima, Jepang pada Februari 2018.
NUT
Referensi
- KOMPAS, 4 Februari 1990. Lebih Jauh Dengan: Muhammad Jusuf Kalla.
- KOMPAS, 18 Februari 1998. Jusuf Kalla, Dalam Kesulitan Ada Kesempatan.
- KOMPAS, 1 Juli 2009. Muhammad Jusuf Kalla: Sang Saudagar di Pentas Politik.
- KOMPAS, 12 Juni 2014. Kampanye: Jusuf Kalla, Sang Pendamai * Indonesia Satu
- KOMPAS, 23 Juli 2014. Jokowi-JK: Saatnya Gerak Bersama
- KOMPAS, 21 Desember 2018. Jalan Pengabdian Jusuf Kalla * Satu Meja
- KOMPAS, 20 Oktober 2019. JK: Pengabdian Tiada Akhir.
- Jusuf Kalla: di balik beragam isu, Penulis Awaludin, Hamid, Gramedia Pustaka Utama, 2022
- #JK75: cerita tentang Kalla, Penulis Tim Wartawan Wapres 2017, Penerbit Buku Kompas, 2017
- https://nasional.kompas.com/read/2022/05/31/09440331/profil-jusuf-kalla-kiprah-sang-pengusaha-politikus-2-kali-jadi-wapres
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/21/140400565/profil-wakil-presiden-ri–jusuf-kalla-2004-2019-?page=all
- https://kpu-semarangkota.go.id/packages/upload/kcfinder/upload/files/RiwayatHidup_JusufKalla.pdf
- https://www.wapresri.go.id/sejarah/
- https://kemlu.go.id/portal/id/read/3587/berita/jusuf-kalla-raih-penghargaan-tertinggi-the-grand-cordon-of-the-order-of-the-rising-sun-dari-pemerintah-jepang#:~:text=Tokyo%2C%20Jepang%20%2D%20%E2%80%8BWakil%20Presiden,Rising%20Sun%20dari%20Pemerintah%20Jepang.
Biodata
Nama
Muhammad Jusuf Kalla
Lahir
Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942
Jabatan
Wakil Presiden ke-10 (2004-2009) dan ke-12 RI (2014-2019)
Pendidikan
- SD II Watampone (1953)
- SMP Islam Makassar (1957)
- SMA Negeri 3 Makassar (1960)
- Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Universitas Hassanudin, Makasar (1967)
- Sarjana (S2) The European Institute of Business Administration, Perancis (1977)
Karier
Pekerjaan:
- Anggota DPRD Sulawesi Sealtan (1965-1968)
- Direktur Utama/CEO NV Hadji Kalla (sejak 1968-2001)
- Komisaris Utama PT Bukaka Teknik Utama (1988-2001)
- Direktur Utama PT Bumi Karsa (1995-2001)
- Anggota MPR RI (1988-1993)
Pemerintahan
- Menteri Perindustrian dan Perdagangan (1999-2001)
- Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) (2001-2004)
- Wakil Presiden RI (2004-2009)
- Wakil Presiden RI (2014-2019)
Organisasi
- Pengurus Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Sulawesi Selatan (1960-1964)
- Ketua HMI Cabang Makassar (1964-1967)
- Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) (1965-1966)
- Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) (1967-1969)
- Anggota Dewan Penyantun Universitas Islam Makassar (sejak 1975)
- Anggota Dewan Penyantun IAIN/UIN Makassar (sejak 1975)
- Anggota Dewan Penyantun Universitas Negeri Makassar (sejak 1975)
- Ketua Harian Yayasan Islamic Center Al Markaz (sejak 1994)
- Ketua Umum Yaysan Pendidikan Hadji Kalla (sejak 1982)
- Ketua Umum IKA-UNHAS (sejak 1992)
- Anggota Dewan Penasihat ISEI Pusat (sejak 2000)
- Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan (1993
- Wakil Ketua Dewan Penasihat KAHMI (sejak 2004)
- Ketua Badan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina (sejak 2005)
- Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (2006)
- Ketua Kehormatan Dewan Penyantun Universitas Al-Azhar (2006-2010)
- Ketua Umum Partai Golkar (2004-2009)
- Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (2010-2014, 2014-2017)
- Ketua Umum Palang Merah Indonesia (2009-2014, 2014-2019)
- Ketua Centris Asia Pasific Democrat International (2010-2012)
- Koordinator Palang Merah dan Bulan Sabit Merah se Asia Tenggara (2010-2011)
- Anggota Wali Amanat Universitas Pendidikan Indonesia (sejak 2010)
Karya
–
Penghargaan
- Bintang Republik Indonesia Adipradana (2004)
- Bintang Mahaputra Adipura (2004)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Malaya, Malaysia (2007)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Soka, Jepang (2007)
- Commander de I’Order de Leopold dari Kerajaan Belgia (2009)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Pendidikan Indonesia (2011)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Hasanuddin Makassar (2011)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Brawijaya, Malang (2011)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Indonesia (2013)
Keluarga
Istri
Hj. Mufidah Miad Saad
Anak
- Muchlisa Kalla
- Muswirah Kalla
- Imelda Kalla
- Solichin Kalla
- Chairani Kalla
Sumber
Litbang Kompas