Tokoh

Menteri Agama RI Nasaruddin Umar

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar didapuk Presiden Prabowo Subianto menjadi Menteri Agama. Mantan Wakil Menteri Agama di Kabinet Indonesia Bersatu ini dilantik sebagai Menteri Agama dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029 di Istana Merdeka, Jakarta pada 21 Oktober 2024.

INA

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA

Lahir
Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1959

Almamater
IAIN Alauddin Makassar
UIN syarif Hidayatullah Jakarta

Jabatan Terkini
Menteri Agama RI 2024-2029

Nasaruddin Umar adalah seorang cendekiawan dan pemimpin agama yang mengabdikan hidupnya dalam bidang agama, pendidikan, keberagaman dan dialog antar-agama.  Ia pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI pada 2006-2012. Kemudian, pada 2011-2014 Nasaruddin Umar menjabat sebagai Wakil Menteri Agama RI di Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Nasaruddin kemudian ditunjuk sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta pada 2016 dan jabatan itu kembali diperpanjang pada 2020 hingga sekarang. Selama menjabat imam besar, dua pencapaian fenomenal dalam memberikan kontribusi yang tak ternilai dalam bidang agama dan dialog antar-agama yakni pembangunan terowongan Masjid Istiqlal yang menghubungkan Gereja Katedral Jakarta dan pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi umat Katolik sedunia Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal pada September 2024.

Setelah Presiden Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden RI, Nasaruddin Umar dipercaya menjadi Menteri Agama dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. Ia menggantikan Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut sebagai orang nomor satu di Kementerian Agama.

Putra Bone

Nasaruddin Umar merupakan putra dari Andi Muhammad Umar yang memiliki delapan anak. Ia dibesarkan oleh ayah yang seorang guru sekolah rakyat. Sementara ibunya membantu menopang keluarga guru yang pas-pasan dengan memanfaatkan sisa-sisa waktunya untuk menenun sarung dan hasilnya dijual kepada pemesannya.

Sang ibu mulai melakukan kegiatan bisnis kecil- kecilan di luar rumah berupa massele-sele (barteran), yaitu menukarkan sarung sutra dengan barang pecah-belah dari Malaysia (Serawak) yang dibawa oleh perdagangan di daerah perbatasan, Nunukan dan Sandakan.

Nasaruddin Umar yang lahir pada Juni 1959 menempuh pendidikan dasarnya di SDN 6, Ujung-Bone dan menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1970, setelah lulus, ia melanjutkan ke Madrasah Ibtida’iyah di Pesantren As’adiyah Sengkang.

Selang beberapa tahun kemudian, Nasaruddin Umar menempuh pendidikan di Pesantren As’adiyah Sengkang, dengan mengambil pendidikan guru agama selama empat tahun yang diselesaikannya pada 1974, kemudian melanjutkan lagi selama dua tahun.

Nasaruddin kemudian melanjutkan pendidikan tinggi formalnya di Fakultas Syari’ah UIN Alauddin Ujung Pandang, Makassar dan meriah gelar sarjana muda pada tahun 1980. Ia kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di kampus yang sama dan menerima gelar Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) dalam bidang yang sama pada tahun 1984.

Ia kemudian hijrah ke Jakarta untuk menempuh studi pascasarjana dalam program S2 tanpa tesis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari tahun 1990 hingga 1992. Nasaruddin Umar kemudian melanjutkan studi doktoral di kampus UIN Syrif Hidayatulah. Gelar doktor dia sandang setelah menyelesaikan disertasinya tentang “Perspektif Jender dalam Al-Quran” pada tahun 1998. Disertasi tersebut mengantarkannya dinobatkan sebagai alumni terbaik oleh UIN Syarif Hidayatullah.

Selama menjalani studi doktor, putra daerah Sulsel ini sempat menjalani Program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada (1993-1994) dan Program PhD di Universitas Leiden, Belanda (1994-1995). Pada 1995, ia juga pernah mengikuti Sandwich program di Paris University Perancis.

Nasaruddin Umar lantas dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah pada 2002 lalu. Ia tercatat sebagai dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai Rektor Universitas PTIQ Jakarta.

Karier

Perjalanan karier Nasaruddin Umar mencerminkan komitmen dan dedikasinya untuk mengabdi pada agama dan masyarakat. Pengabdiannya dimulai pada tahun 1983, saat ia menjadi salah satu pendiri Masyarakat Dialog Antar Umat Beragama (MADIA) Jakarta, organisasi yang berusaha meningkatkan dialog dan toleransi antaragama di Indonesia.

Selain itu, ia juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK) di Jakarta pada tahun 1992. Peran penting lainnya adalah ketika ia menjadi Wakil Ketua Yayasan Wakaf Paramadina pada tahun 1999.

Setelah mendapatkan gelar doktor dari dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, pada tahun 2002, Nasaruddin Umar mengajar di kampus tersebut dan dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain UIN Syarif Hidayatulah, Nasaruddin juga mengajar di sejumlah perguruan tinggi Islam antara lain program pascasarjana UI di Jakarta (1997-2024), Universitas Paramadina Mulia, Jakarta (1998-2000), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII Jakarta (1997-2024) dan menjadi Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an.

Karier Nasaruddin Umar di pemerintahan dimulai dengan menduduki posisi strategis sebagai Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama RI pada periode 2006–2012. Posisi strategis itu membuat Nasaruddin mampu mengimplementasikan program-program yang berfokus pada pembangunan spiritual dan sosial masyarakat di Indonesia.

Ia kemudian menjabat sebagai Wakil Menteri Agama RI dari tahun 2011 hingga 2014. Di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia turut andil dalam formulasi kebijakan yang berorientasi pada moderasi dan inklusi dalam masyarakat multietnis dan agama.

Setelah masa jabatannya sebagai Wakil Menteri Agama usai, Nasaruddin Umar dipercaya sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal pada tahun 2016. Jabatan ini memanggul tanggung jawab spiritual yang sangat signifikan karena status istimewa Masjid Istiqlal sebagai pusat ibadah tertinggi di Jakarta. Selain itu, posisi sebagai imam besar membuatnya menjadi salah satu pemimpin spiritual terkemuka di Indonesia.

Selama menjabat imam besar, setidaknya dua pencapaian fenomenal dalam memberikan kontribusi yang tak ternilai dalam bidang agama dan dialog antar-agama yakni pembangunan terowongan Masjid Istiqlal yang menghubungkan Gereja Katedral Jakarta dan pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi umat Katolik dunia Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal pada September 2024.

Selain menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin diketahui juga menjabat sebagai Komisaris Independen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sejak 18 April 2023  dan Komisaris Bank Mega Syariah sejak 13 Oktober 2017.

Pada tanggal 20 Oktober 2024, setelah dilantik sebagai Presiden, Prabowo Subianto secara resmi menunjuk nama Nasaruddin Umar sebagai Menteri Agama Republik Indonesia menggantikan Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut. Nasaruddin Umar kembali ke panggung politik nasional sebagai Menteri Agama di Kabinet Prabowo Subianto.

Nasaruddin Umar juga terlibat dalam berbagai organisasi keagamaan dan sosial. Ia merupakan anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ketua Umum Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4).

Organisasi keagamaan lainnya antara lain Ketua Dewan Syuro Ikhwanul Muballighin Indonesia, Sekretaris Dewan Pembina PB As’adiyah,  Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul ‘Ulama (PBNU) 2015-2020, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia 2015-2020. Ketua Umum Ittihad Persaudaraan Imam Masjid Indonesia (IPIM) hasil Munas IPIM di Jakarta 2019, dan Ketua Umum Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) ke-16 hasil Munas BP4 di Jakarta tahun 2019.

Nasaruddin Umar juga dikenal karena produktivitasnya dalam menulis karya tulis ilmiah tentang Islam. Ia telah menulis sebanyak 12 buku, salah satunya berjudul “Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran,” yang mengulas hasil penelitiannya tentang bias gender dalam Al-Quran.

KEMENTERIAN AGAMA RI
Menteri Agama (Menag) Periode 2020-2024, Yaqut Cholil Qoumas secara resmi menyerahkan jabatannya kepada Menag periode 2024-2029, Nasaruddin Umar. Serah terima jabatan berlangsung di Kantor Pusat Kementerian Agama RI, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta. (21/10/2024).

Daftar Penghargaan

  • Charta Politika Award 3

Penghargaan

Saat Nasaruddin menjadi Wakil Menteri Agama, ia mendapat Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI tahun 2014. Sebelumnya ia juga mendapat Bintang Karya Satya dari Presiden RI, 2001.

Selain itu, ia juga mendapat sejumlah penghargaan dari kampus tempat dia mengabdikan ilmunya antara lain Sarjana Teladan UIN Alauddin Makassar pada 1984 dan Penghargaan sebagai Doktor terbaik IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada 1999.

Penghargaan internasional yang didapat Nasaruddin antara lain penghargaan dari International Human Resources Develeopment Program (IHRDP) sebagai International Best Leadership Award (IBLA), 2002, dan Piagam Penghargaan dari International Human Resaorces Develeopment Program (IHRDP) sebagai Asean Best Executive Award (IBLA) 2002.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, dan Dirjen Cipta Karya Danis Hidayat Sumadilaga meninjau renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (2/6/2020). Renovasi sudah mencapai 90 persen dan diperkirakan masjid bisa kembali digunakan awal Juli 2020

RON

”Kita menggunakan bahasa agama untuk mengungkapkan betapa perlunya memperhatikan masalah kemanusiaan dan masalah lingkungan hidup. Tanpa bahasa agama, susah partisipasi aktif bisa tercapai karena bahasa agama itu berasal dari lubuk hati yang sangat dalam,” ujar Nasaruddin Umar dalam pertemuan dengan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal Jakarta (5/9/2024)

Jatah menteri

Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar meneken sebuah deklarasi dalam pertemuan lintas agama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Deklarasi itu berjudul Deklarasi Bersama Istiqlal 2024 Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama untuk Kemanusiaan.

Deklarasi Istiqlal menyoroti dua persoalan krusial dunia saat ini, yaitu dehumanisasi dan perubahan iklim. Dalam deklarasi itu disebutkan, fenomena global dehumanisasi ditandai terutama dengan meluasnya kekerasan dan konflik yang sering kali membawa jumlah korban yang mengkhawartirkan.

Dalam pidatonya, Paus mengatakan, meneguhkan kerukunan umat beragama untuk kemanusiaan adalah inspirasi yang harus diikuti. Manusia juga bertanggung jawab menghadapi krisis serius dan terkadang dramatis yang mengancam masa depan umat manusia, khususnya perang dan konflik. Sayangnya, hal ini juga dipicu oleh eksploitasi agama serta krisis lingkungan yang menjadi hambatan bagi pertumbuhan dan kehidupan bersama masyarakat.

Sebelumnya, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar juga mengatakan bahwa pertemuan di Masjid Istiqlal ini akan menyampaikan dua pesan. ”Yang pertama, manusia itu satu, tidak ada warna. Yang kedua, bagaimana menyelamatkan lingkungan kita,” katanya.

Dialog antaragama dikatakan Nasaruddin sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan bersama, termasuk dalam melawan ekstremisme dan intoleransi. Menurut dia, agama sering kali diperalat dalam hal ini sehingga mengakibatkan penderitaan bagi banyak orang, terutama perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia. Padahal, peran agama harus mencakup peningkatan dan pemeliharaan martabat setiap kehidupan manusia.

INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/HENDRA A SETYAWAN

Paus Fransiskus bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menandatangani deklarasi perdamaian dan lingkungan hidup dalam pertemuan tokoh agama di Plaza Al Fatah, kompleks Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Harta kekayaan

Menurut LHKPN per 31 Desember 2023, total harta kekayaan Nasaruddin adalah sebesar Rp67,66 miliar. Aset terbanyak Nasaruddin adalah berupa tanah dan bangunan dengan nilai total Rp13,11 miliar. Total ada 58 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Kota Jakarta Selatan, Kabupaten Bone, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Maros, Kota Makassar, serta Kabupaten Bogor.

Sementara itu, alat transportasi dan mesin hanya 2 unit sepeda motor Honda Karisma 2004 dan dan Piaggio Vespa 2014, serta sebuah Toyota Innova dengan nilai total Rp 212 juta. Kemudian Nasaruddin juga mempunyai harta bergerak lainnya sebesar Rp60 juta, kas dan setara kas senilai Rp39,5 miliar, serta harta lainnya sebanyak Rp16,22 miliar.

Nasarudin dalam LHKPN itu mencatatkan utang Rp1,44 miliar, sehingga total hartanya tahun 2023 setelah dikurangi utang sebesar Rp67,66 miliar.

Referensi

Biodata

Nama

Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

Lahir

Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1959

Jabatan

Menteri Agama RI 2024-2029

Pendidikan

Pendidikan umum

  • SDN: 6 tahun, di Ujung-Bone 1970
  • Madrasah Ibtida’iyah 6 tahun, di Pesantren As’adiyah Sengkang, 1971.
  • PGA 4 Thn, di pesantren As’adiyah Sengkang, 1974
  • PGA 6 Thn, di Pesantren As’adiyah Sengkang 1976
  • Sarjana Muda, Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1980
  • Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984
  • Program S2 UIN syarif Hidayatullah Jakarta, 1990-1992.
  • Program S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan disertasi tentang” Perspektif Jender Dalam Al-Qur’an, 1993-1998.

Pendidikan khusus

  • Visiting Student di Mc Gill University Canada, 1993-1994
  • Visiting Student di Leiden University Belanda, 1994/1995
  • Sandwich program di Paris University Prancis, 1995

Karier

  • Pembantu Rektor III UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (2000)
  • Staf Pengajar bidang kajian Wanita program pasca Sarjana UI, Jakarta, (1997-2024)
  • Ketua Program studi Agama dan Perempuan, bidang kajian wanita program pasca Sarjana UI Jakarta, (2001-2024)
  • Staf pengajar Pasca Sarjana Universitas Paramadina Mulia, Jakarta, (1998-2000)
  • Staf pengajar Yayasan wakaf Paramadina, Jakarta, (1993-2024)
  • Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII Jakarta, (1997-2024)
  • Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an
  • Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah (2002)
  • Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI (2006-2012)
  • Anggota Asesor badan Akredaitasi Nasional Perguruan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional RI, Jakarta (2001-2024)
  • Staf ahli PSW IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (2001-2024)
  • Wakil Menteri Agama Republik Indonesia (2011-2014)
  • Imam Besar Masjid Negara Istiqlal sejak tahun (2016-2020)
  • Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta (Kepres RI No. 31/M Tahun 2020 (2020-sekarang)
  • Menteri Agama (2024-2029)

Organisasi

  • Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang – Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan , 2022-sekarang
  • Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung- Kab. Bone Sulawesi Selatan
  • Sekretaris Umum Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK), Jakarta, 1992- sekarang
  • Dewan Pendiri dan pengurus Masyarakat Dialaog natar Ummat Beragama (MADIA) Jakarta, 1983-sekarang
  • Wakil Ketua wakaf yayasan Paramadina, Jakarta, 1999- sekarang
  • Ketua Yayasan Panca Dian Kasih, Jakarta, 2001- sekarang
  • Wakil Ketua Pengurus Pusat KMA-PBS, Jakarta, 2001-2004
  • Ketua Departemen Pemberdayaan Sosial dan Perempuan ICMI Pusat, Jakarta 2000- sekarang
  • Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, 2000 – sekarang.
  • Wakil Ketua (Bidang Pendidikan)Masjid Al-Tin, Jakarta, 1998-sekarang.
  • Wakil sekretaris PP. Himpunan Peminat Ilmu-Ilmu Ushuliuddin (HIPIUS), Jakarta, 1994-Sekarang.
  • Dewan Redaksi Jurnal Islam FUTURA, IAIN Ar-raniri, nanggroe Aceh Darussalam, 2001-sekarang.
  • Anggota penyunting ahli Jurnal Kajian Agama Islam dan Masyarakat INTIZAR, Pusat Penelitian IAIN Raden fatah, Palembang, 2001-sekarang.
  • Penanggung jawab tabloid Swara Damai Yayasan Padi Kasih, Jakarta 2002-sekarang
  • Pengasuh Rubrik Mas’il alShufiyah di majalah SUFI, Jakarta, 2002-sekarang.
  • Ketua Dewan Syuro Ikhwanul Muballighin Indonesia
  • Sekretaris Dewan Pembina PB As’adiyah
  • Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul ‘Ulama (PBNU) 2015-2020.
  • Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia 2015-2020
  • Ketua Umum Ittihad Persaudaraan Imam Masjid Indonesia (IPIM) hasil Munas IPIM di Jakarta 2019.
  • Ketua Umum Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) ke-16, hasil Munas BP4 di Jakarta tahun 2019

Karya

Buku

  • “Pengertian Deasa Menurut hukum Positif dan hukum Islam” (Risalah Sarjana Muda), 1980.
  • “Islam dan Nasionalisme Indonesia, Analaisa tentang Integrasi Syari’ah Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional”, (Skripsi), 1984.
  • “Perspektif Jender Dalam Islam”, (Disertasi), 1998.
  • “Fiqh Ibadah”, (Diktat), Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin U&jung Pandang, Sulawasi Selatan, 1987.
  • “Tema-Tema pokok Al-Qur’an” (diktat) Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta, 1994.
  • “Antropolgi Jilbab dalam perspektif feminis dan penafsiran Islam” (diktat), Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta, 1995.
  • “pengantar Ulumul Qur’an” (Diktat), Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1996.
  • “Pengantar Ulumul Qur’an”, Baiyul Qur’an Jakarta, 1996.
  • “Argumentasi Kesetaraan Jender (Perspektif Al-Qur’an), yayasan Wakagf Paramadina Jakarta 1999.
  • “Kodrat Perempuan Dalam Islam”, diterbitkan kerjasama lenga kajian agama dan Jender (LKAJ), Solidaritas Perempuan, dan The Asia Foundation, Desember 1999.
  • “Kodrat Perempuan Dalam Islam”(buku Pertama serial Perempuan), PT. Fikahati Aneska, Jakarta, Cet. I, 2000.
  • “Paradigma Bari Teologi Perempuan”(Buku Kedua serial Perempuan), PT. Fikahati aneska, Jakarta, Cet.I, 2000.
  • “Bias Jender dalam penafsiran Kitab Suci”(Buku Ketiga serial Perempuan), PT. Fikahati Aneska, Jakarta,Cet.I, 2000.
  • “Qur’an Untuk Perempuan” Jaringan Islam Liberal dan Teater Utan Kayu, Jakarta, 2002.
  • Menulis beberapa entri di dalam Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Al-Qur’an, dan Ensiklopedi Islam Untuk Pelajar, Penerbit PT. ICHTIAR BARU VAN HOEVE, Jakarta.
  • Buku Rethinking Pesantren, Qureta, Gramedia, 2014
  • Buku Deradikalisasi pemahaman al-Qur’an & Hadis, 2014
  • Mendekati Tuhan dengan Kualitas Feminin, 2014
  • Shalat Sufistik, 2019
  • Allah tujuan kita, 2019
  • Geliat Islam di Negeri Non-Muslim Dunia, 2019
  • Geliat Islam di Amerika, 2019
  • Jihad Melawan Religious Hate Speech, 2019
  • Ketika Fikih Membela Perempuan, 2014
  • Islam Fungsional, 2014
  • Argumen Kesetaraan Jender, 2017

Penghargaan

  • Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI tahun 2014
  • Piagam Penghargaan sebagai Sarjana Teladan IAIN Alauddin (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar) Ujung Pandang, 1984.
  • Piagam Penghargaan Sebagai Doktor terbaik IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1999.
  • Piagam Penghargaan dari Media Executive Jakarta sebagai PROFIL EKSEKUTIF DAN PENGUSAHA INDONESIA 2000-2001, 23 Maret 2001.
  • Bintang Karya Satya dari Presiden RI, 2001.
  • Piagam Penghargaan dari International Human Resources Develeopment Program (IHRDP) sebagai International best Leadership Award (IBLA), 2002, 31 Maret 2002.
  • Piagam Penghargaan dari International Human Resaorces Develeopment Program (IHRDP) sebagai Asean Bset Executive Award (IBLA) 2002, 23 Juni 2002.
  • Penghargaan Peniti Emas Hari Keluarga Nasional (Harganas) IX dari TP PKK Pusat, 29 Juni 2002.

Keluarga

Istri       : Helmi Halimatul Udhmah

Anak    : 3 orang

Sumber
Litbang Kompas