Tokoh

Wakil Ketua DPR Periode 2024-2029 Saan Mustopa

Politikus Partai Nasdem Saan Mustopa terpilih dan ditetapkan sebagai Wakil Ketua DPR periode 2024-2029. Penetapan itu dilakukan dalam Sidang Paripurna kedua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Masa Sidang 2024-2025, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2024).

HAS

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Saan Mustopa

Lahir
Karawang, Jawa Barat, 5 Juli 1968

Almamater
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Universitas Indonesia
Universitas Padjadjaran, Bandung

Jabatan Terkini
Wakil Ketua DPR RI 2024-2029

Saan Mustopa adalah politikus kelahiran Karawang yang awalnya merupakan kader Partai Demokrat dan menjadi wakil rakyat dari partai tersebut. Kang Saan, sapaan pria tersebut kemudian bergabung dengan Partai Nasdem sejak 2016 dan menjadi anggota DPR RI dari partai tersebut selama dua periode yakni 2019-2024 dan 2024-2029.

Saan dikenal sebagai ahli dalam berdiplomasi. Kemampuan lobi politik ditempa sejak duduk di bangku kuliah di IKIP Bandung (kini Universitas Pendidikan Indonesia). Pada masa itu ia banyak menempati posisi penting di berbagai organisasi seperti di Senat Mahasiswa, dan HMI Bandung.

Di pengurusan partai, Saan menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Jawa Barat sejak 2016 hingga 2024. Ia kemudian menjabat Wakil Ketua Umum Partai Nasdem mendampingi Ketua Umum Surya Paloh sejak 2024.

Di parlemen, Saan menjabat Wakil Ketua Komisi II pada periode 2019-2024, kemudian di periode 2024-2029 ia didaulat menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI. Jabatan wakil ketua diembannya setelah Nasdem menduduki peringkat kelima, partai yang terbanyak mengirimkan wakilnya di DPR RI.

Asli Karawang

Saan kecil menghabiskan masa mudanya di daerah kelahirannya Karawang. Ia merupakan anak pertama dari pasangan Latip dan Jarimah. Saan menempuh pendidikan dasar di SDN 1 Pisangsambo dan lulus pada 1982, kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Batujaya hingga lulus pada 1985.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya di SMAN 1 Rengasdengklok, setelah tiga tahun belajar di SMA tersebut ia dinyatakan lulus pada 1988 dan lantas melanjutkan pendidikan tingginya di Bandung. Ia mengambil  jurusan Fisika, IKIP Bandung (kini Universitas Pendidikan Indonesia). Ia menyandang gelar sarjana fisika pada 1993.

Berselang beberapa tahun kemudian, Saan belajar ilmu politik untuk pendidikan sarjana dan pascasarjana di Universitas Indonesia. Gelar sarjana ilmu politik disandangnya pada 2004, dan master di bidang ilmu politik pada 2008.

Ia lantas mengambil pendidikan doctoral di Universitas Padjadjaran Bandung. Ia mengambil Program Studi Hubungan Internasional Pemiminatan Ilmu Poitik.  Ia menyandang gelar doktor ilmu politik dari kampus tersebut pada 2020 setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pemikiran Politik Surya Paloh: Studi Tentang Restorasi Indonesia Melalui Nasionalisme Dan Demokrasi Pancasila.” Saan dinyatakan lulus dengan predikat “Sangat Memuaskan” .

Saan Mustopa menikah dengan Ilah Hollilah, seorang Ustadzah dan dosen fakuktas dakwah Institut Agama Islam Negri (IAIN) Sultan Maulana Hasanudin. Dari pernikahannya pasangan ini memiliki satu orang anak yang bernama Zahra Najwa.

Karier

Sebelum bergabung dengan Nasdem, Saan merupakan kader Partai Demokrat. Pada 2007, ia dipercaya menjadi Ketua Departemen Kaderisasi Dewan Pimpinan Pusat Demokrat. Ia dikenal sebagai salah satu sahabat dekat Anas Urbaningrum, mantan ketua umum Partai Demokrat.

Ketika Anas Urbaningrum menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Saan diangkat menjadi Wakil Sekretaris Jenderal DPP Demokrat mendampingi Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.

Ia kemudian menjadi Caleg Partai Demokrat pada Pemilu 2009 untuk daerah pilihan Jawa Barat VII yang wilayahnya Karawang, Bekasi, dan Purwakarta. Saan Mustofa berhasil melenggang ke Senayan dengan mendapar dukungan 60.508 suara dan menjadi salah satu anggota DPR-RI dari partai Demokrat periode 2009 – 2014.

Sebagai anggota dewan, Kang Saan ditugaskan partainya di Komisi III yang menangani permasalahan Hukum, HAM dan Keamanan. Selain menjadi anggota komisi III, Saan juga ditunjuk menjadi anggota badan anggaran DPR.

Pada pemilu 2014, Saan Mustapa terpilih kembali periode 2014-2019 dengan perolehan suara 47.837. Namun, pada 15 Desember 2015 Saan Mustapa berhenti sebagai anggota DPR karena partainya melakukan Pergantian Antar Waktu (PAW), ia digantikan oleh Hari Kartana, kader dari Partai Demokrat yang mewakili Dapil Jawa Barat VII yang wilayahnya Kerawang, Bekasi, dan Purwakarta.

Saan Mustopa lantas maju sebagai calon bupati Karawang, Jawa Barat, dalam pemilu kepala daerah (pilkada) serentak pada Desember 2015. Tanpa dukungan Partai Demokrat, Saan justru mengantongi dukungan dari tiga partai politik lain, yakni Partai Nasdem, Partai Golkar, dan Partai Gerindra.

Dalam pilkada serentak itu, Saan dan pasangan wakilnya gagal terpilih sebagai bupati Karawang, kalah dari bupati petahana Cellica Nurrachadiana yang kembali terpilih. Perolehan Suara pasangan Saan Mustapa dan Imam Sumantri hanya menempati urutan ke-2 dengan perolehan suara 200.509, kalah dari pasangan Cellica Nurrachadiana dan Akhmad Zamakhsyari dengan memperoleh suara 533.240.

Setelah mengalami kekalahan di Pilkada Karawang 2015, Saan keluar dari Partai Demokrat dan bergabung dengan Nasdem. Karier politiknya di partai ini terus meroket, ia diangkat menjadi Ketua DPW Nasdem Provinsi Jawa Barat pada 13 Maret 2016.

Pada Pemilu 2019, Saan kembali mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI dari Partai Nasdem untuk Dapil VII Jabar meliputi Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Purwakarta.  Ia terilih sebagai anggota DPR RI dengan mendapat dukungan 45.423 suara di Pileg 2019. Ia lantas ditugaskan di Komisi II dan menjabat wakil ketua di komisi tersebut.

Pada pemilu 2024, Saan kembali terpilih di dapil yang sama dan ditugaskan partainya menjabat Wakil Ketua DPR RI periode 2024-2029.

Di Partai Nasdem,  Saan menjabat Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Barat sejak 2016. Ia lantas dipercaya  Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menjabat Wakil Ketua Umum pada 2024.  Keputusan pengangkatan Saan,  tertuang dalam Surat Keputusan Ketua Umum Partai NasDem Nomor 001/Tahun 2024 tentang Pengangkatan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem periode 2024-2029.

Posisinya digantikan oleh Mamat Rachmat sebagai ketua DPW Jawa Barat menggantikan Saan Mustopa. Penunjukan Mamat Rachmat dilakukan setelah Saan Mustopa kini disibukkan dengan kegiatannya sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2024-2029.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ketua DPR Terpilih 2024-2029 Puan Maharani (kiri) memegang palu simbol kepemimpinan DPR didampingi empat wakil Ketua DPR RI setelah pelantikan dan penetapan pimpinan DPR dalam Sidang Paripurna dengan agenda Pemilihan Pimpinan DPR 2024-2029 di Ruang Sidang Paripurna DPR, Jakarta, Selasa (1/10/2024).

Daftar Penghargaan

  • Charta Politika Award 3

Penghargaan

Pada Februari 2012, lembaga riset Charta Politika memberikan penghargaan khusus kepada Saan Mustopa dalam Charta Politika Award 3. Alumni Universitas Pendidikan Indonesia ini dianggap sebagai politisi partai pemerintah yang paling berpengaruh di tahun 2011. Saan mendominasi pemberitaan media massa selama satu tahun terakhir. Jumlahnya jauh lebih banyak ketimbang politikus dari partai pendukung pemerintah lain.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia (kiri) dan Wakil Ketua Komisi II DPR Saan Mustopa memimpin rapat dengar pendapat dengan Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/9/2023).

NUT

Menjaga dan meningkatkan kepercayaan publik kepada DPR, menjaga kinerja, dan juga meningkatkan kinerja DPR dengan semangat kebersamaan,” ujar Saan Mustopa di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2024).

Jatah menteri

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasdem Saan Mustopa mengungkapkan, partainya tidak meminta jatah menteri di kabinet presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Nasdem memerhatikan soal etika dan kepantasan. Hal itu diungkapkan Saan Mustopa di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (14/10/2024).

Saan mengatakan Partai Nasdem sejak awal tidak mendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden (pilpres) bulan Februari lalu. Sebab, Nasdem mengusung pasangan calon (paslon) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.  Oleh karenanya, Wakil Ketua DPR RI ini mengutamakan partai koalisi pendukung Prabowo-Gibran untuk mendapatkan jatah menteri terlebih dulu.

“Jadi sekali lagi, ini lebih kepada soal etika dan kepantasan saja karena memang Nasdem bukan partai pendukung, sehingga kalau misalnya Nasdem ribut apa, soal kabinet. Rasanya kurang pas lah minta ini, minta itu. Jadi kita lebih kepada dalam posisi tahu diri lah,” imbuhnya lagi.

Meski tak meminta jatah menteri, Saan memastikan partainya tetap akan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran selama lima tahun ke depan. Selepas pilpres, Nasdem juga telah menyatakan diri bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustopa memimpin jalannya rapat dengar pendapat bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) dan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (5/10/2020). Rapat membahas evaluasi pelaksanaan seleksi CPNS 2019 ditengah pandemi Covid-19.

Harta kekayaan

Saan Mustopa melaporkan total harta kekayaannya sebesar Rp 6,1 miliar, dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 30 Maret 2024. Sebagian besar kekayaan Saan terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 2,4 miliar yang tersebar di dua lokasi, yakni Bekasi dan Karawang.

Selain properti, Saan juga memiliki aset berupa alat transportasi dan mesin senilai Rp1,2 miliar, termasuk mobil Dodge Journey, Toyota Fortuner, dan Toyota Innova Zenix. Selain itu, Saan mencatatkan harta bergerak lainnya sebesar Rp 25 juta, kas dan setara kas Rp 999 juta, serta harta lainnya senilai Rp 1,4 miliar.

Referensi

Biodata

Nama

Saan Mustopa

Lahir

Karawang, Jawa Barat, 5 Juli 1968

Jabatan

Wakil Ketua DPR 2024-2029

Pendidikan

  • SDN Pisangsambo 1 tahun 1982,
  • SMP N 1 Batujaya, 1985
  • SMAN 1 Rengasdengklok, 1988
  • S1 jurusan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 1993
  • S1 Ilmu Politik Universitas Indonesia (2004)
  • S2 Ilmu Politik Universitas Indonesia (2008)
  • S3 Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, Bandung (2020)

Karier

  • Anggota DPR RI dari fraksi Partai Demokrat 2009-2014
  • Anggota Komisi III DPR RI 2009-2014
  • Anggota DPR RI 2014-2019 dari Demokarat
  • Berhenti dari anggota DPR karena mengalami PAW (2015)
  • Calon kepala daerah Kabupaten Karawang (2015)
  • Anggota DPR RI dari Partai Nasdem (2019-2024)
  • Wakil Ketua Komisi II DPR RI 2019-2024
  • Anggota DPR RI dari Partai Nasdem (2024-2029)
  • Wakil Ketua DPR RI Periode 2024-2029

Organisasi

Saat mahasiswa (1988-1994)

  • Ketua HMI, Bandung
  • Ketua HMI Badko Jawa Barat
  • Ketua PB HMI
  • Ketua Umum Hima Fisika IKIP, Bandung
  • Ketua Senat Mahasiswa MIPA
  • Sekretaris Umum Senat Mahasiswa IKIP, Bandung

Politikus (2007-2024)

  • Partai Demokrat (2007-2015)
  • Departemen Kaderisasi Partai Demokrat (2007-2010)
  • Wakil Sekretaris Jenderal II (Wasekjen) (2010-2015)
  • Partai Nasdem (2015-sekarang)
  • Ketua DPW Nasdem Jawa Barat (2016-2021)
  • Wakil Ketua Umum Partai Nasdem (2024-sekarang)

Penghargaan

  • Charta Politika Award 3

Keluarga

Istri      : Ilah Holilah

Anak    : Zahra Najwa

Sumber
Litbang Kompas