KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Dua pemain tim Perancis Sylvain Francisco (kiri) dan Nicolas Batum (tengah) berebut bola dengan pemain tim Lebanon Ali Haidar (kanan) dalam pertandingan penyisihan grup H Piala Dunia FIBA 2023 di Stadion Indonesia Arena, Jakarta, Selasa (29/8/2023). Setelah melewati laga yang alot, tim Perancis mengalahkan tim Lebanon dengan skor 85-79.
Fakta Singkat
Piala Dunia Bola Basket
- Piala Dunia Bola Basket FIBA pertama digelar tahun 1950 dan diselenggarakan 4 tahun sekali.
- Sebagai penghormatan bagi juara dunia, FIBA mengabadikan nama pencipta bola basket, James Naismith, sebagai nama piala kejuaraan.
- Ada tujuh Negara yang pernah juara, yakni Yugoslavia, Amerika Serikat, Rusia, Spanyol, Brasil, Argentina, dan Jerman.
- Amerika Serikat dan Yugoslavia adalah negara terbanyak meraih juara, yakni 5 kali.
- Amerika Serikat adalah tim yang paling banyak lolos ke fase final, yakni 15 kali.
- Piala Dunia Bola Basket FIBA 2023 atau edisi ke-19 menghasilkan juara baru, yakni Jerman.
- Ada 16 negara yang pernah menjadi tuan rumah, lima negara menjadi tuan rumah dua kali, yakni Argentina (1950, 1990), Brasil (1954, 1963), Filipina (1978, 2023), Spanyol (1986, 2014), dan Jepang (2006, 2023).
Kejuaraan Piala Dunia Basket FIBA edisi ke-19 yang digelar pada Agustus–September 2023 menghasilkan juara baru. Jerman keluar sebagai juara baru setelah menuntaskan pertandingan terakhir melawan Serbia dengan skor 83 – 77. Jerman menjadi negara ketujuh dalam sejarah yang sukses memenangkan Piala Dunia Basket FIBA.
Jerman menyamai prestasi Argentina sebagai pemilik satu gelar Piala Dunia Basket FIBA. Negeri Tango menjadi jawara saat Piala Dunia FIBA digelar pertama kalinya di Buinos Aires pada 1950. Yugoslavia menjadi tim paling sukses sepanjang periode 1963–1990 dengan lima kali juara. Amerika Serikat mengoleksi dua trofi pada periode tersebut, sebelum akhirnya menambah tiga gelar pada periode 1994–2014, sehingga total yang diraih Negeri Paman Sam itu menyamai Yugoslavia, yakni 5 kali juara.
Uni Soviet atau Rusia menjadi negara urutan ketiga yang berprestasi di Piala Dunia Basket FIBA dengan tiga kali mengangkat Naismith Trophy. Sementara Brasil dan Spanyol masing-masing meraih dua gelar juara.
Sejak pertama digelar pada 1950, ajang empat tahunan itu diselenggarakan di satu negara yang menjadi tuan rumah, namun mulai ajang ke-19 atau tahun 2023, tuan rumah diselenggarakan di tiga negara, yakni Filipina, Jepang, dan Indonesia.
Ajang bergengsi bola basket empat tahunan itu sudah digelar di 16 negara yang ditunjuk menjadi tuan rumah. Dari jumlah itu ada lima negara yang dua kali menjadi tuan rumah, yakni Argentina (1950, 1990), Brasil (1954, 1963), Filipina (1978, 2023), Spanyol (1986, 2014), dan Jepang (2006, 2023). Ada dua negara, yakni Argentina dan Brasil yang pernah menjuarai kejuaraan dunia saat negaranya menjadi tuan rumah. Argentina menjadi juara saat menjadi tuan rumah pada edisi perdana tahun 1950, sementara Brasil pada edisi ke-4 tahun 1963.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Center tim nasional bola basket Kanada Zach Edey bergelantungan di ring saat mencetak poin secara slam dunk di hadapan para pemain tim nasional bola basket Lebanon pada laga lanjutan penyisihan grup H Piala Dunia FIBA 2023 di Stadion Indonesia Arena, Jakarta, Minggu (27/8/2023). Tim Kanada menang telak atas tim Lebanon dengan skor 128-73.
Sejarah
Piala Dunia Bola Basket FIBA adalah sebuah turnamen bola basket internasional yang diadakan oleh Federasi Bola Basket Internasional atau FIBA (Fédération Internationale de Basketball Amateur) untuk tim nasional pria. Turnamen ini diadakan setiap empat tahun sekali dan merupakan salah satu kejuaraan paling bergengsi dalam olahraga bola basket.
Piala Dunia Bola Basket FIBA, juga dikenal sebagai Piala Dunia FIBA merupakan kompetisi bola basket internasional yang diikuti oleh tim nasional putra senior dari anggota Federasi Bola Basket Internasional (FIBA).
Sejarah penyelenggaraan Piala Dunia Bola Basket FIBA tak bisa lepas dari olahraga bola basket yang diperkenalkan pada 11 Maret 1891 di Springfield, Massachusetts, Amerika Serikat oleh Dr James Naismith. Naismith memperkenalkan olahraga ini sebagai olahraga alternatif kalangan remaja, khususnya untuk mengisi kegiatan mereka pada musim dingin.
Kemudian olahraga basket menyebar ke berbagai penjuru dunia lewat NBL dan NBA. Pada 18 Juni 1932 dibentuklah Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) yang sebelumnya juga di kenal dengan Federasi Internasional Bola Basket Amatir. Setelah pembentukan itu, mulai dipikirkan untuk membuat suatu kejuaraan dunia yang dapat diikuti anggota FIBA.
Kejuaraan dunia FIBA mulai digagas pada Kongres FIBA, yang bertemu di London pada tahun 1948 dalam rangka Olimpiade XIV. Kongres itu juga memutuskan untuk menyelenggarakan kejuaraan dunia setiap empat tahun di antara turnamen Olimpiade. Turnamen yang lebih besar dan lebih inklusif itu kemudian menjadi cikal bakal Piala Dunia Basket FIBA.
Sebelumnya, pada tahun 1936 hingga 1948, FIBA mengadakan kejuaraan internasional untuk tim nasional pria yang disebut Kejuaraan Dunia FIBA (FIBA World Championship). Namun, kejuaraan ini hanya diikuti oleh beberapa tim.
Gagasan kejuaraan basket dunia ini terinspirasi dari FIFA World Cup atau Piala Dunia di cabang sepak bola yang sukses digemari dan menjadi tontonan yang bergengsi bagi Masyarakat dunia. Sama seperti Piala Dunia FIFA, Piala Dunia Bola Basket FIBA adalah turnamen dunia untuk tim nasional putra yang diadakan setiap empat tahun sekali.
Struktur turnamen hampir sama dengan Piala Dunia FIFA di cabang sepak bola. Turnamen ini diadakan pada tahun yang sama dengan Piala Dunia FIFA, yakni dari tahun 1970 hingga 2014, namun mulai tahun 2019, Piala Dunia Bola Basket berpindah ke tahun setelah Piala Dunia FIFA.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Pemain tim Latvia Arturs Zagars (bawah) berebut bola dengan pemain tim Spanyol Alberto Diaz dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2023 di Stadion Indonesia Arena, Jakarta, Jumat (1/9/2023). Tim Latvia memberikan kejutan dengan mampu mengalahkan tim Spanyol, 74-69.
Turnamen pertamanya disebut Piala Dunia Bola Basket FIBA 1950 (FIBA World Championship 1950). Argentina ditunjuk menjadi tuan rumah perdana dan digelar di Buenos Aires dari 22 Oktober hingga 3 November 1950. Tim-tim yang berlaga akan memperebutkan Piala Naismith, yang diberi nama sesuai dengan nama penemu bola basket asal Kanada, yakni James Naismith.
FIBA membatasi jumlah tim yang berpartisipasi menjadi sepuluh tim yang terdiri dari tiga tim terbaik di Olimpiade sebelumnya, dua tim terbaik dari Asia, Eropa dan Amerika Selatan, ditambah negara penyelenggara yang otomatis lolos ke putaran final.
Terdapat 10 negara yang terlibat turnamen perdana, yakni AS, Prancis, dan Brasil sebagai tim terbaik di ajang Basket Olimpiade sebelumnya. Kemudian tim Amerika Selatan yang lolos, yakni Chile, Peru, dan tuan rumah Argentina. Peserta lainya, yakni Amerika Serikat dan Ekuador. Edisi perdana tidak ada wakil dari benua Asia sehingga FIBA menghadirkan dua tim tambahan dari Eropa, yakni Spanyol dan Yugoslavia.
Tuan rumah Argentina yang didukung oleh 25.000 pendukung berhasil merebut gelar juara pertama atau meriah medali emas setelah mengalahkan 5 tim yang lolos di putaran final, kemudian Amerika Serikat di posisi kedua dan peringkat ketiga direbut oleh Chile.
Sejak itu, Piala Dunia Basket FIBA diadakan secara reguler setiap empat tahun sekali, kecuali pada beberapa kesempatan di mana jadwalnya diubah karena alasan tertentu. Turnamen ini terus berkembang seiring berjalannya waktu, menarik partisipasi tim nasional dari berbagai negara di seluruh dunia dan menyajikan aksi bola basket berkualitas tinggi bagi para penggemar olahraga.
Sebagai penghormatan bagi juara dunia, FIBA mengabadikan nama pencipta bola basket, Naismith, sebagai nama piala mulai saat Kejuaraan Dunia FIBA 1967 di Montevideo, Uruguay. Nama resminya adalah Trofi Naismith, yang dikerjakan pada 1965. Tim bola basket Uni Soviet menjadi tim pertama yang meraih Trofi Naismith. Ketika itu, Soviet pertama kali menjadi juara dunia.
Penyelenggara
Federasi Bola Basket Internasional atau biasa disingkat FIBA adalah asosiasi organisasi internasional yang mengatur olahraga bola basket di seluruh dunia. Asosiasi ini yang menggagas dan menyelenggarakan kejuaraan Piala Dunia Bola Basket FIBA.
Gagasan kejuaraan basket dunia ini terinspirasi dari FIFA World Cup atau Piala Dunia di cabang sepak bola yang sukses digemari dan menjadi tontonan yang bergengsi bagi masyarakat dunia.
FIBA telah menyelenggarakan kejuaraan dunia, yang sekarang dikenal sebagai Piala Dunia FIBA, untuk pria sejak tahun 1950 dan Kejuaraan Dunia Wanita, yang sekarang dikenal sebagai Piala Dunia Wanita, sejak tahun 1953. Dari tahun 1986 hingga 2014, kedua acara tersebut diadakan setiap empat tahun sekali, bergantian dengan Olimpiade.
Selain menyelenggarakan Piala Dunia Basket FIBA, federasi ini juga menyelenggarakan Turnamen Kualifikasi Olimpiade Dunia FIBA putra dan putri serta Turnamen Bola Basket Olimpiade Musim Panas, yang disetujui oleh IOC.
Selain itu, FIBA mempunyai tugas utama, yakni mendefinisikan peraturan bola basket, menentukan perlengkapan dan fasilitas yang diperlukan, menyelenggarakan kompetisi internasional, mengatur perpindahan atlet antarnegara, dan mengontrol penunjukan wasit internasional.
Markas besar federasi awalnya di Swiss, kemudian dipindahkan ke Munich pada tahun 1956, dan kembali ke Jenewa, Swiss pada tahun 2002. Pada hari jadinya yang ke-81 pada tahun 2013, FIBA pindah ke kantor pusat barunya, “The House of Basketball”, di Mies, Swiss.
Sebanyak 212 federasi nasional atau suatu negara kini menjadi anggota FIBA. Sejak tahun 1989, federasi ini diorganisir menjadi lima zona: Afrika, Amerika, Asia, Eropa, dan Oseania.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Para pemain tim Latvia menghampiri para suporter yang setia hadir setiap pertandingannya setelah mengalahlan tim Brasil dalam pertandingan babak penyisihan Piala Dunia FIBA 2023 di Stadion Indonesia Arena, Jakarta, Minggu (3/9/2023). Tim Latvia menang atas tim Brasil dengan skor 104-84. Kemenangan ini membawa tim Latvia lolos menuju babak putaran menuju final yang akan digelar di Manila, Filipina.
Format kompetisi
Setelah masing-masing zona melakukan babak kualifikasi dan menghasilkan tim-tim yang lolos ke putaran final, format kompetisi Piala Dunia Basket FIBA selalu menainkan tiga fase, yakni babak penyisihan, babak kedua, dan fase final. Babak penyisihan terbagi dalam grup-grup yang setiap grup berisi empat negara peserta.
Tim-tim yang lolos ke babak kedua kemudian memainkan sistem round robin satu putaran tetapi tak mempertemukan tim yang sudah bersua di fase sebelumnya. Tim yang lolos ke fase final memainkan babak perempat final, kemudian yang lolos ke babak semifinal hingga final dan akhirnya menghasilkan juara.
Sama seperti edisi-edisi sebelumnya, turnamen Piala Dunia Basket FIBA 2019 dan 2023 dimainkan dalam tiga fase, yakni babak penyisihan grup, babak kedua, dan fase final. Total ada 92 pertandingan yang digelar dari babak penyisihan hingga final. Sebelum tahun 2019, jumlah peserta 24 tim dan memainkan total 76 pertandingan.
Di babak penyisihan grup, 32 tim yang lolos akan dibagi ke dalam delapan grup yang masing-masing beranggotakan empat negara peserta (A–H), di mana setiap tim dalam satu grup akan bermain satu sama lain satu kali. Dua tim teratas dari masing-masing grup kemudian akan melaju ke babak kedua. Sementara tim-tim yang tidak lolos ke fase dua kembali memainkan pertandingan untuk menentukan peringkat 17–32.
Pada babak kedua, akan ada empat grup (I–L) yang masing-masing grup terdiri empat tim yang lolos dari babak pertama, dengan grup-grup ini dibentuk dengan menggabungkan pasangan-pasangan grup babak pertama secara bersama-sama (tim yang lolos babak kedua dari A-B bergabung dalam Grup I, selanjutnya grup C-D ke grup J, sementara grup E-F ke K, dan grup G-H ke L).
Pada babak kedua, pertandingan memakai sistem round robin satu putaran tetapi tak mempertemukan tim yang sudah bersua di fase sebelumnya. Dalam satu grup di babak kedua setiap tim akan memainkan dua pertandingan melawan tim yang berbeda grup di babak penyisihan, sementara tiga hasil pertandingan di babak penyisihan masing-masing tim dibawa atau dimasukkan dalam hasil klasmen di babak ke-2.
Dengan format itu, masing-masing tim dalam satu grup bakal tercatat akumulatif memainkan 5 pertandingan untuk menentukan urutan pertama hingga keempat. Tim yang menduduki urutan pertama dan kedua lolos ke fase final atau 8 besar.
Hasil akumulatif itu juga akan digunakan untuk menentukan tim penghuni peringkat 9-16 yang berisi delapan tim yang gagal lolos ke fase final yang dikumpulkan dalam 2 grup. Tim-tim yang kalah itu bakal menjalani dua laga tambahan sehingga memiliki catatan 5 pertandingan untuk menentukan peringkat 9-16.
Format pertandingan yang sama dengan putaran kedua juga bakal diterapkan untuk klasifikasi peringkat 17-32 dengan pembagian grup (M-P). Grup M berisi kontestan dari Grup A dan B; Grup N diisi dua tim dari Grup C dan D; Grup O diikuti eks Grup E dan F; sedangkan Grup P melibatkan tim dari Grup G dan H. Mereka juga akan menjalani dua laga tambahan sehingga nantinya bakal memiliki catatan lima pertandingan yang digunakan untuk pemeringkatan. Hasilnya, dua tim terbaik dari masing-masing grup bakal diklasifikasikan untuk posisi 17-24. Sedangkan dua tim terbawah dari Grup M-P bakal menduduki peringkat 25-32.
Tim-tim yang lolos babak ketiga atau disebut fase final akan memasuki pertandingan perempat final. Laga perempat final 1 mempertemukan Juara Grup I vs Runner Up Grup J; perempat final 3 (Juara Grup K vs Runner Up Grup L); perempat final 2 (Juara Grup J vs Runner Up Grup I); dan perempat final 4 (Juara Grup L vs Runner Up Grup K). Empat tim yang lolos akan melanjutkan ke babak semifinal, sementara 4 tim yang gagal lolos akan bermain kembali untuk menentukan peringkat 5-8.
Pada babak semifinal, pemenang perempat final 1 akan menghadapi pemenang perempat final 3 sedangkan pemenang perempat final 2 bersua pemenang perempat final 4. Dua tim yang lolos akan menuntaskan pertandingan di partai final untuk menentukan tim juara. Sementara tim yang gagal melaju ke babak final akan bertanding untuk menentukan urutan ke-3 dan ke-4 di laga pamungkas.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Para suporter Iran yang menyaksikan laga antara tim Iran melawan tim Spanyol dalam laga penyisihan grup G di Piala Dunia FIBA 2023 di Stadion Indonesia Arena, Jakarta, Rabu (30/8/2023).
Piala
Juara Piala Dunia Bola Basket FIBA akan menerima Trofi Naismith sebagai piala bergilir tanda supremasi bola basket dunia. Piala itu dinamai Naismith untuk menghormati penemu bola basket, James Naismith.
Pada awal turnamen pertama pada tahun 1950, FIBA telah memutuskan untuk menamai trofi tersebut dengan nama Naismith, tetapi tidak memiliki dana untuk membuat trofi tersebut. Akhirnya, pada tahun 1965, FIBA menerima sumbangan 1.000 dollar AS dan memesan piala. Trofi tersebut diperkenalkan pada turnamen tahun 1967, dan dianugerahkan kepada Uni Soviet, yang memenangkan gelar pertama dari tiga gelar Kejuaraan Dunia FIBA di turnamen tersebut.
Hanya tiga negara yang berhasil mengangkat trofi itu, yakni Uni Soviet (1967, 1974, 1982), Yugoslavia (1970, 1978, 1990), dan Amerika Serikat (1986, 1994). Kemudian Trofi asli Naismith disimpan Yayasan Pedro Ferrándiz di Spanyol dan diganti desain baru mulai kejuaraan tahun 1998.
Piala Naismith yang baru itu dibuat oleh master Tukang Emas Günter Schoebel, yang berasal dari Bad Kreuznach, Jerman. Desain piala ini terinspirasi oleh perjalanan Sekretaris Jenderal FIBA Renato William Jones.
Bagian atas Piala Naismith versi 1998 memiliki desain bunga teratai. Bagian tengah yang berputar sepuluh derajat, dengan ukiran peta benua dan bertatahkan batu permata, melambangkan lima benua, yakni Onyx hitam, citrine kuning, chyrsopase hijau, garnet merah, dan topaz biru mewakili seluruh wilayah di dunia. Nama James Naismith terukir di keempat sisinya, dalam aksara Latin, Arab, karakter Cina, dan hieroglif Mesir.
Piala versi baru itu berbahan perak di bagian puncak yang berbentuk teratai dan berlapis emas 14 karet di bagian dalam dan bagian Tengah. Alas piala terbuat dari granit Rosa Porrino, dan berukuran 20 x 20 sentimeter (7,9 inci). Bagian atas trofi berbentuk cangkir memiliki keliling 21 sentimeter (8,3 inci). Dengan tinggi 47 sentimeter (18,5 inci), piala ini memiliki berat sembilan kilogram (20 lb).
Trofi Naismith versi baru itu untuk pertama kalinya dipersembahkan kepada Juara Dunia FIBA 1998, yakni Yugoslavia setelah di final berhasil mengalahkan Rusia dengan skor 64-62 pada tanggal 9 Agustus 1998 di Athena, Yunani.
Desain baru Piala Naismith kembali diluncurkan pada 7 Mei 2017, pada Upacara Pengundian Kualifikasi Piala Dunia Bola Basket FIBA 2019. Trofi tersebut, tingginya sekitar 60 sentimeter (13 cm lebih tinggi dari versi tahun 1998) dan hampir seluruhnya terbuat dari emas, dan menampilkan nama-nama juara piala dunia sebelumnya di dasarnya. Nama asli FIBA (Federation Internationale de Basketball Amateur) juga terukir di “lingkaran” piala tersebut.
Trofi versi terbaru Piala Naismith itu dirancang oleh agensi kreatif Radiant Studios Ltd, dan dibuat dengan tangan oleh perajin perak Thomas Lyte.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Aksi maskot Piala Dunia FIBA 2023 bernama JIP muncul diantara penari menjelang laga antara tim nasional bola basket Kanada melawan tim nasional bola basket Perancis setelah pembukaan Piala Dunia FIBA 2023 di Stadion Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Jumat (25/8/2023). Perhelatan Piala Dunia FIBA 2023 resmi dibuka dan Indonesia menjadi salah satu tuan rumah penyelenggaraan ini selain Jepang dan Filipina.
Tuan Rumah
Sejak pertama kali digelar tahun 1950, sudah ada 16 negara yang pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket FIBA. Dari jumlah itu ada lima negara yang dua kali menjadi tuan rumah, yakni Argentina (1950, 1990), Brasil (1954,1963), Filipina (1978, 2023), Spanyol (1986, 2014), dan Jepang (2006, 2023).
Dari 16 negara yang pernah menjadi tuan rumah, hanya Argentina dan Brasil yang pernah menjuarai kejuaraan dunia bola basket saat negaranya menjadi tuan rumah, Argentina menjadi juara saat menjadi tuan rumah pada edisi perdana tahun 1950, sementara Brasil pada edisi ke-4 tahun 1963.
Pada Edisi ke-19 yang diselenggarakan tahun 2023, Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) resmi menunjuk kolaborasi tiga negara, yakni Indonesia-Jepang-Filipina sebagai tuan rumah Piala Dunia Bola Basket pada 2023. Keputusan tersebut diambil FIBA setelah melakoni rapat di Swiss, Sabtu (9/12/2017). Kolaborasi tiga negara tersebut berhasil mengalahkan duet lainnya yakni Argentina-Uruguay.
Sebagai tuan rumah bersama, Filipina dan Jepang masing-masing mendapat kualifikasi otomatis untuk turnamen tersebut. Namun tuan rumah Indonesia bersifat kondisional, Indonesia harus lolos 8 besar FIBA Asia Cup 2022 sebagai syarat lolos putaran final Piala Dunia Basket FIBA 2023.
Indonesia gagal menembus babak delapan besar FIBA Asia Cup 2022 usai kalah dari China 58-108 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, pada 18 Juli 2022. Akibatnya, Indonesia pun hanya menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket 2023 tanpa menurunkan tim di kejuaraan dunia kali ini.
Kolaborasi tiga negara itu menggelar putaran final yang diikuti 32 negara hingga babak final yang menentukan juara dunia. Filipina menjadi tuan rumah untuk penyisihan Grup A, B, C, dan D, sementara Jepang untuk Grup E dan F. Adapun Indonesia menggelar penyisihan Grup G dan H.
Selanjutnya tim-tim yang lolos babak 16 besar kembali bermain di Jepang, Filipina, dan Indonesia. Sementara fase final hingga menghasilkan tim juara digelar di Filipina.
Infografik: Albertus Erwin Susanto
Tim Juara
Sejak pertama kali digelar pada 1950, kompetisi basket ini telah digelar sebanyak 19 kali hingga 2023. Sepanjang sejarahnya, negara Eropa Timur sempat mendominasi turnamen ini pada medio 1960-an sampai awal 2000-an Ada tujuh negara yang pernah menjuarai kejuaraan tersebut, yakni Amerika Serikat, Yogoslavia, Uni Soviet, Brasil, Spanyol, Argentina, dan Jerman.
Infografik: Albertus Erwin Susanto
Amerika Serikat dan Yugoslavia merupakan negara peraih gelar juara Piala Dunia Basket FIBA terbanyak dengan masing-masing meraih total 5 gelar juara. Posisi berikutnya ditempati oleh Uni Soviet/Rusia dengan total mengantongi 3 gelar juara.
Infografik: Albertus Erwin Susanto
Selanjutnya, ada Brasil dan Spanyol yang sama-sama mengantongi 2 gelar juara. Sementara, Argentina menempati posisi terbawah dengan 1 gelar juara yang diraih pada edisi perdana 1950. Adapun Jerman menjadi negara ketujuh yang menjuarai Piala Dunia Basket FIBA setelah berhasil menyingkirkan Serbia di partai final Piala Dunia Basket FIBA 2023 yang digelar di Filipina.
Hingga edisi ke-19, belum pernah ada negara Asia yang pernah menjadi juara dunia basket. Satu-satunya negara Asia yang berprestasi di Piala Dunia FIBA adalah Filipina sebagai juara ketiga di penyelenggaraan tahun 1954.
Hingga kini, Filipina memang salah satu kekuatan bola basket Asia dan mendominasi bola basket di Kawasan Asia Tenggara. Sementara capaian tim nasional basket putra Indonesia di tingkat dunia memang masih minim prestasi. Tim nasional basket hanya mampu berprestasi di tingkat Asia Tenggara. (LITBANG KOMPAS)
Referensi
- Bola Basket: Trofi Naismith untuk Sang Juara Dunia, Kompas, 30 Agustus 2014, halaman 30
- Basket: Jalan Panjang Menuju Piala Dunia FIBA 2023, Kompas, 23 Januari 2019, halaman 22
- Jerman Menjadi Juara Dunia Sebenarnya * Piala Dunia FIBA 2023, Kompas, 11 September 2023, halaman 13
- https://www.fiba.basketball/
- https://www.fiba.basketball/basketballworldcup/2023
- https://www.kompas.id/baca/olahraga/2023/08/20/menurunkan-derajat-basket-dengan-piala-dunia-fiba
- https://www.kompas.id/baca/adv_post/indonesia-siap-selenggarakan-pertandingan-piala-dunia-bola-basket-2023
- https://www.kompas.id/baca/olahraga/2023/09/03/sampai-jumpa-lagi-piala-dunia
- https://www.kompas.id/baca/olahraga/2023/08/23/serupa-tetapi-tak-sama-piala-dunia-fiba-dan-nba-1
- https://www.kompas.id/baca/kompas_multimedia/piala-dunia-basket-semakin-meriah
- https://www.kompas.id/baca/olahraga/2023/09/10/jerman-juara-dunia-sebenarnya
Artikel terkait