Poster | Kemerdekaan RI

Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Berkat desakan golongan muda, Indonesia berhasil memanfaatkan waktu yang sempit untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.

Setelah 436 tahun bangsa Indonesia dijajah, terhitung mulai dari masuknya Portugis (1509–1595), Spanyol (1521–1692), Belanda (1602–1942), Prancis (1806–1811), Inggris (1811–1816), dan Jepang (1942–1945), akhirnya Indonesia dapat memproklamirkan kemerdekaannya tidak lama setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Hari bersejarah tersebut merupakan buah perjuangan yang sangat lama dinantikan dengan diwarnai berbagai bentuk perlawanan di seluruh tanah air, yang semula bersifat kedaerahan hingga akhirnya bersatu sebagai satu bangsa pada tahun 1928.

Berikut beberapa peristiwa yang mengantarkan kemerdekaan bangsa Indonesia:

Jepang diserang Sekutu

Berkaitan dengan Perang Dunia II, Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Agar Jepang tetap mendapat dukungan rakyat Indonesia, Jepang segera membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus 1945, sebagai upaya lanjutan dari Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang telah dibentuk Jepang sejak 1 Maret 1945. Namun, pada 9 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan bom atom kedua di kota Nagasaki, mengakibatkan kekuatan Jepang melemah sehingga dipaksa menyerah.

Kabar kekalahan Jepang

Akibatnya pada 14 Agustus 1945, radio-radio Sekutu mengabarkan kekalahan Jepang. Selanjutnya pada 15 Agustus 1945, Sekutu mengumumkan jika Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Berita inilah yang kemudian didengar oleh para pemuda. Atas dukungan Sutan Sjahrir, golongan pemuda sepakat untuk menyegerakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh pemuda saat itu, antara lain, Kusnadi Hadibroto, Aboe Bakar Lubis, MH Lukman, Maruto Nitimihardjo, Etty Abdurrachman, Chairul Saleh, Soebandio, Soebianto, Aidit, Djohar Noer, Adam Malik, Armansyah, Sukarni, Wikana, Eri Soedewo, Syarif Wahidin Nasution, Nasrun, Syarif Thayeb, Karimoedin, dan Darwis.

Pengamanan Soekarno–Hatta ke Rengasdengklok

Untuk itu, pada 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, Soekarno dan Hatta segera dijemput oleh golongan pemuda terkait rencana proklamasi. Keduanya diamankan ke Rengasdengklok. Pukul 15.30 WIB di hari yang sama, Achmad Soebardjo dan Jusuf Kunto menemui Soekarno dan Hatta, mengabarkan berita menyerahnya Jepang kepada Sekutu, dan setelahnya Soekarno dan Hatta dibawa kembali ke Jakarta.

Soekarno–Hatta tiba di Jakarta

Soekarno dan Hatta tiba di Jakarta pukul 20.00 WIB, keduanya menuju kediaman Laksamana Muda Maeda. Pukul 22.30 WIB, Maeda dan Shunkichiro Miyosi berangkat mendampingi Soekarno dan Hatta untuk menemui Mayjen Otoshi Nishimura terkait rencana rapat PPKI agar dilaksanakan pada malam itu juga.

Rapat penyusunan dan penetapan naskah proklamasi

Karena Nishimura sudah tidak dapat lagi membantu Indonesia, maka pada 17 Agustus 1945 pukul 00.00 WIB, Soekarno dan Hatta kembali ke rumah Maeda, tempat semua anggota PPKI beserta beberapa pemuda dan tokoh pergerakan sudah hadir. Rapat penyusunan dan penetapan naskah proklamasi segera dilakukan dan pukul 02.00 WIB naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia selesai disusun dan ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia. Soekarno mengumumkan bahwa pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta pada pukul 10.00 WIB.

Proklamasi dikumandangkan

Atas berkah dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya pada 17 Agustus 1945 pukul 10:00 WIB, Soekarno didampingi Hatta membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai tanda bahwa bangsa Indonesia secara resmi merdeka.

“Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia ke-76, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”.

Sumber
Artikel Kompas.id

Kontributor
Muhammad Taufik Al Asy’ari
Satria Dhaniswara Rahsa Wijaya