Poster | Hari Ibu

Asal Mula Hari Ibu Nasional

Tidak lama berselang dari Kongres Pemuda II yang mencetuskan Sumpah Pemuda, menyusul Kongres Perempuan I yang menandai mulainya peran perempuan Indonesia untuk kemerdekaan dan kemajuan bangsa.

Perjuangan pergerakan perempuan di Indonesia sudah dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Diawali dengan diadakannya Kongres Perempuan I pada 22 Desember 1928 di Dalem Jayadipuran, Yogyakarta. Kongres tersebut dihadiri oleh 600 orang dari 30 organisasi di Jawa dan Sumatera. Tujuh organisasi pelopor diselenggarakannya kongres tersebut adalah Wanito Utomo, Putri Indonesia, Aisyiyah, Jong Islamieten Bond, Wanita Taman Siswa, Jong Java Meisjeskring, dan Wanito Katholik.

Beberapa bahasan dalam kongres, antara lain, mengenai hak perempuan dalam perkawinan, melawan perkawinan dini, kawin paksa, poligami, dan pendidikan perempuan. Kongres tersebut berhasil membentuk organisasi perempuan Indonesia pertama dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI) yang saat ini berubah nama menjadi Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Pada tanggal 22 sampai 27 Juli 1939, diadakan Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung. Pada kongres inilah Hari Ibu Nasional ditetapkan untuk diperingati setiap tanggal 22 Desember. Penetapan tersebut kemudian diperkuat dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959, oleh Presiden Soekarno.

Hari Ibu tersebut ditetapkan untuk menandai emansipasi dan keterlibatan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain itu juga untuk memperingati momentum kebangkitan perempuan Indonesia dalam menggalang rasa persatuan dan kesatuan, serta upaya memperbaiki kualitas bangsa yang masih dijajah saat itu.

Sumber
Kompas.com

Kontributor
Muhammad Taufik Al Asy’ari
Satria Dhaniswara Rahsa Wijaya