Geser untuk melihat tampilan peta varian lainnya.
WHO sebagai organisasi kesehatan dunia bekerja sama dengan institusi, peneliti dan pemerintah di beberapa negara untuk terus memantau kesehatan masyarakat dunia terkait dengan kondisi terkini pandemi Covid-19. WHO telah mencatat sedikitnya ada tiga varian baru Covid-19 yang perlu diwaspadai yaitu B.1.17 Inggris, B.1.351 Afrika Selatan, dan P1 (B.1.1.28.1) varian Jepang dan Brasil. Tiga varian baru ini tergolong dalam kategori Varian of Concern (VoC) karena terbukti mempunyai mutasi yang bersifat signifikan artinya dapat berdampak menimbulkan penyakit, meningkatkan penularan, serta menurunkan imunitas, efikasi vaksin, dan kemampuan deteksi alat tes.
Jumlah negara yang melaporkan VoC terus meningkat. Masing-masing varian menyebar ke beberapa negara. Varian yang paling cepat menyebar adalah B.1.1.7 Inggris yang hingga saat ini sudah berada di 116 negara. Peta di atas menunjukkan penyebaran masing-masing varian tersebut.
Varian VOC 202012/01 (B.1.1.7)
Pertama kali dilaporkan Inggris pada 20 September 2020. Varian ini memiliki tingkat peningkatan risiko rawat inap, keparahan, dan kematian yang cukup tinggi. Varian ini juga 75% lebih menular. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa akan ada risiko kematian yang lebih tinggi ketika terinfeksi varian ini. Kesimpulan WHO menyebutkan tidak ada dampak yang signifikan terhadap netralisasi pasca vaksin dari Moderna, Pfizer-BioNTech, Oxford-AstraZeneca, Novavax, dan Bharatvaccines. Tidak ada juga perubahan signifikan dalam pencegahan penyakit dari Oxford-AstraZeneca, Novavax dan Pfizer. Bukti untuk pencegahan infeksi masih terbatas.
Sudah terverifikasi di 116 negara, dan masih ada 9 negara lagi yang belum terverifikasi. Varian ini banyak tersebar di Benua Amerika, Australia, Asia, dan hampir seluruh wilayah Eropa, serta beberapa negara di Afrika. Di Indonesia, kasus pertama dilaporkan terjadi di Karawang, Jawa Barat.
Varian VOC 202012/02 (B.1.351)
Pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada Agustus 2020. Beberapa bukti menyebutkan varian ini meningkatkan kematian hingga 20% dibandingkan yang sebelumnya. Varian ini juga lebih mudah menular dan mengurangi kemampuan netralisasi antibodi serta efikasi vaksin, memiliki pengurangan netralisasi pasca vaksin yang berkisar dari minimal hingga sedang pada Moderna dan Pfizer. Pada studi lain menyebutkan AstraZeneca tidak menunjukan efikasi terhadap kejadian infeksi ini, sementara efikasi untuk kasus infeksi yang lebih parah tidak dapat diperhitungkan sehingga tidak mendapatkan kesimpulan.
Telah terverifikasi menyebar di 60 negara, dan 15 negara lain yang belum terverifikasi. Banyak menyebar di Benua Amerika bagian Utara, Benua Afrika bagian Selatan, Eropa bagian Timur, seluruh wilayah Australia, dan beberapa negara di Asia bagian Tengah. Hingga 23 Maret 2021, tidak ada laporan varian ini masuk ke Indonesia.
Varian P.1 (B.1.1.28.1)
Pertama kali dilaporkan keberadaannya di Jepang dan Brasil pada Desember 2020. Beberapa bukti menyebutkan karakteristiknya hampir sama dengan B.1.351. Namun beberapa studi telah mengonfirmasi bahwa varian ini mampu menghindari antibodi sehingga bisa menyebabkan kasus reinfeksi di antara orang yang pernah terpapar Covid-19.
Varian ini memiliki penyebaran yang lebih sedikit. Hingga 23 Maret 2021, dilaporkan terverifikasi penyebarannya di 32 negara dan belum terferifikasi di 9 negara lain. Penyebaran mendominasi sebagian besar negara di Benua Amerika. Banyak juga ditemukan di Benua Eropa dan sebagian kecil Benua Asia. Dan belum teridentifikasi penyebarannya di Benua Afrika, sedangkan di Benua Australia masih dalam tahap verifikasi.
Sumber:
- Covid-19 Weekly Epidemological Update, 23 March 2021, World Health Organization (WHO)
- Artikel Kompas.id “Respons Cepat Varian Baru Virus Korona” (25 Maret 2021)
Kontributor
Muhammad Fiqi Fadillah
Editor
Slamet JP