AFP/FRANCK FIFE
Striker Spanyol Fernando Torres merayakan kemenangan 1-0 Timnas Spanyol atas Jerman di Final Piala Eropa 2008, setelah penantian 44 tahun Spanyol tanpa Piala Mayor. Vienna (29/6/2008).
Sejarah Piala Eropa
Tak banyak yang mengetahui bahwa Pialanya turnamen Piala Eropa diberi nama Henri Dealunay, Sekretaris Jenderal Federasi Sepak Bola Perancis adalah tokoh utama di balik gagasan ini. Delaunay adalah orang pertama yang mengusulkan ide untuk mengadakan turnamen sepak bola antar negara Eropa. Pada tahun 1927, Delaunay, yang saat itu menjabat sebagai sekretaris jenderal Federasi Sepak Bola Perancis (FFF), mengajukan proposal untuk mengadakan kejuaraan sepak bola Eropa. Meskipun ide ini tidak segera terwujud, Delaunay terus memperjuangkannya selama bertahun-tahun.
Ketika Union of European Football Associations (UEFA) didirikan pada tahun 1954, Henri Delaunay menjadi sekretaris jenderal pertama UEFA. Dalam perannya ini, ia melanjutkan usahanya untuk mengadakan turnamen sepak bola antar negara Eropa. Kepemimpinannya dan pengaruhnya di UEFA sangat berperan dalam mewujudkan turnamen tersebut.
Selama medio 1950-an Delaunay melobi semua pihak untuk menyelenggarakan turnamen sepak bola antarnegara di Eropa yang menyertakan negara Eropa Barat maupun negara Eropa Timur. Setelah kematiannya pada tahun 1955, usulan Delaunay untuk mengadakan turnamen sepak bola Eropa dihidupkan kembali oleh putranya, Pierre Delaunay, yang juga bekerja di UEFA.
Upayanya berhasil pada 1958 UEFA menyetujui untuk mengadakan turnamen sepak bola antar negara Eropa, yang kemudian diberi nama “Piala Negara Eropa” (European Nations’ Cup) walau telah wafat saat piala Eropa pertama dimulai 1960, namun dedikasi Delaunay untuk mengadakan kejuaraan sepak bola antar negara di Eropa telah menghasilkan salah satu turnamen sepak bola terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Warisannya terus hidup melalui trofi yang dinamai menurut namanya dan melalui setiap edisi Euro yang berlangsung.
Henri Delaunay
Catatan Penyelenggaraan tiap Piala Eropa
Euro 1960 (Perancis)
- Juara: Uni Soviet
- Stadion Final: Parc des Princes, Paris, Perancis
- Tuan Rumah: Perancis
- Pemain Terbaik: Viktor Ponedelnik (Uni Soviet)
- Pencetak Gol Terbanyak: François Heutte (Perancis) dan Valentin Ivanov (Uni Soviet) – 2 gol
Fakta Unik: Turnamen pertama ini hanya diikuti oleh 17 negara. Turnamen ini juga menampilkan kemenangan besar 9-0 Uni Soviet atas Finlandia selama kualifikasi, yang masih menjadi salah satu kemenangan terbesar dalam sejarah Euro.
Euro 1964 (Spanyol)
- Juara: Spanyol
- Stadion Final: Santiago Bernabéu, Madrid, Spanyol
- Tuan Rumah: Spanyol
- Pemain Terbaik: Luis Suárez (Spanyol)
- Pencetak Gol Terbanyak: Dezső Novák (Hungaria) – 2 gol
Turnamen kedua diadakan di Spanyol, dengan format yang sama. Spanyol memenangkan kejuaraan dengan mengalahkan Uni Soviet 2-1.
Fakta Unik: Yunani menolak bermain melawan Albania di kualifikasi karena ketegangan politik, sehingga Albania otomatis lolos ke putaran berikutnya.
Euro 1968 (Italia)
- Juara: Italia
- Stadion Final: Stadio Olimpico, Roma, Italia
- Tuan Rumah: Italia
- Pemain Terbaik: Dragan Džajić (Yugoslavia)
- Pencetak Gol Terbanyak: Dragan Džajić (Yugoslavia) – 2 gol
Fakta Unik: Satu-satunya turnamen Euro yang finalnya harus dimainkan ulang. Italia dan Yugoslavia bermain imbang 1-1 di final pertama, dan Italia memenangkan pertandingan ulang 2-0 dua hari kemudian.
UPI
Gerd Muller
Euro 1972 (Belgia)
- Juara: Jerman Barat
- Stadion Final: Heysel Stadium, Brussels, Belgia
- Tuan Rumah: Belgia
- Pemain Terbaik: Gerd Müller (Jerman Barat)
- Pencetak Gol Terbanyak: Gerd Müller (Jerman Barat) – 4 gol
Fakta Unik: Jerman Barat memenangkan turnamen yang diadakan di Belgia, mengalahkan Uni Soviet 3-0 di final dengan gaya menyerang yang mengesankan, mencetak 10 gol dalam 4 pertandingan.
Euro 1976 (Yugoslavia)
- Juara: Cekoslowakia
- Stadion Final: Stadion Crvena Zvezda, Belgrade, Yugoslavia
- Tuan Rumah: Yugoslavia
- Pemain Terbaik: Antonín Panenka (Cekoslowakia)
- Pencetak Gol Terbanyak: Dieter Müller (Jerman Barat) – 4 gol
Fakta Unik: Final ini terkenal dengan tendangan penalti Antonín Panenka yang ikonik, yang menjadi gaya eksekusi penalti unik hingga saat ini.
Euro 1980 (Italia)
- Juara: Jerman Barat
- Stadion Final: Stadio Olimpico, Roma, Italia
- Tuan Rumah: Italia
- Pemain Terbaik: Horst Hrubesch (Jerman Barat)
- Pencetak Gol Terbanyak: Klaus Allofs (Jerman Barat) – 3 gol
Fakta Unik: Format turnamen diubah menjadi delapan tim yang berpartisipasi dalam putaran final, dengan Italia sebagai tuan rumah. Jerman Barat menjadi juara lagi setelah mengalahkan Belgia 2-1.
Euro 1984 (Perancis)
- Juara: Perancis
- Stadion Final: Parc des Princes, Paris, Perancis
- Tuan Rumah: Perancis
- Pemain Terbaik: Michel Platini (Perancis)
- Pencetak Gol Terbanyak: Michel Platini (Perancis) – 9 gol
Fakta Unik: Michel Platini mencetak 9 gol dalam turnamen ini, rekor gol terbanyak yang masih bertahan hingga sekarang dalam satu edisi Euro.
Euro 1988 (Jerman Barat)
- Juara: Belanda
- Stadion Final: Olympiastadion, Munich, Jerman Barat
- Tuan Rumah: Jerman Barat
- Pemain Terbaik: Marco van Basten (Belanda)
- Pencetak Gol Terbanyak: Marco van Basten (Belanda) – 5 gol
Fakta Unik: Gol voli Marco van Basten di final melawan Uni Soviet dianggap salah satu gol terbaik sepanjang sejarah Euro.
Euro 1992 (Swedia)
- Juara: Denmark
- Stadion Final: Ullevi, Gothenburg, Swedia
- Tuan Rumah: Swedia
- Pemain Terbaik: Peter Schmeichel (Denmark)
Pencetak Gol Terbanyak: Henrik Larsen (Denmark), Karl-Heinz Riedle (Jerman), Dennis Bergkamp (Belanda), Tomas Brolin (Swedia) – 3 gol
Fakta Unik: Turnamen diadakan di Swedia dengan Denmark sebagai pemenang mengejutkan, mengalahkan Jerman 2-0 di final. Denmark menggantikan Yugoslavia yang dikeluarkan karena konflik di negaranya. Denmark memenangkan turnamen ini meskipun mereka tidak lolos kualifikasi awalnya.
Euro 1996 (Inggris)
- Juara: Jerman
- Stadion Final: Wembley Stadium, London, Inggris
- Tuan Rumah: Inggris
- Pemain Terbaik: Matthias Sammer (Jerman)
- Pencetak Gol Terbanyak: Alan Shearer (Inggris) – 5 gol
Fakta Unik: Turnamen pertama yang menggunakan aturan golden goal, di mana gol pertama yang dicetak dalam perpanjangan waktu langsung mengakhiri pertandingan. Jerman memenangkan final dengan golden goal oleh Oliver Bierhoff.
Euro 2000 (Belgia dan Belanda)
Juara: Perancis (Dua gelar terhormat yang diraih Perancis, yaitu juara Piala Eropa 1984, dan juara Piala Dunia 1998. Hanya saja, kedua gelar itu diraih tim “Ayam Jantan” Perancis di kandang sendiri. Di Euro 2000 ini, Perancis untuk pertama kali hadir di final sebuah kejuaraan besar di luar kandang)
- Stadion Final: Feijenoord Stadion, Rotterdam, Belanda
- Tuan Rumah: Belgia dan Belanda
- Pemain Terbaik: Zinedine Zidane (Perancis)
- Pencetak Gol Terbanyak: Patrick Kluivert (Belanda) dan Savo Milošević (Yugoslavia) – 5 gol
Fakta Unik: Turnamen pertama yang diselenggarakan oleh dua negara, Belgia dan Belanda. Juga dikenal dengan banyaknya kejutan, seperti Belanda mengalahkan Yugoslavia 6-1 di perempat final.
Euro 2004 (Portugal)
Juara: Yunani (Selain sebagai juara baru edisi Piala Eropa 2004, Yunani juga menggapai pencapaian luar biasa karena inilah Piala Eropa kedua yang mereka ikuti. Pasukan “Hellas” pertama menembus putaran final tahun 1980 di Italia. Namun, mereka gagal di putaran pertama tanpa sekali pun menang. Di kancah Piala Dunia, Yunani menembusnya tahun 1994 di Amerika Serikat, dan pulang juga tanpa satu kemenangan pun)
- Stadion Final: Estádio da Luz, Lisbon, Portugal
- Tuan Rumah: Portugal
- Pemain Terbaik: Theodoros Zagorakis (Yunani)
- Pencetak Gol Terbanyak: Milan Baroš (Republik Ceko) – 5 gol
Fakta Unik: Yunani memenangkan turnamen ini dengan strategi defensif yang sangat kuat, mengalahkan tim-tim besar seperti Portugal (dua kali), Perancis, dan Republik Ceko.
Euro 2008 (Austria dan Swiss)
Juara: Spanyol (Gelar juara Piala Eropa 2008 merupakan gelar kedua Spanyol di turnamen utama setelah tahun 1964 saat mereka juara Eropa dengan memukul Uni Soviet, 2-1, di final. Setelah itu, mereka baru sekali lolos ke final di Piala Eropa 1984, tetapi kemudian ditaklukkan Perancis, 0-2, dan hampir selalu kandas di perempat final. Spanyol memenangi semua laga di Piala Eropa 2008, mengulang rekor Perancis saat menjuarai Piala Eropa 1984)
- Stadion Final: Ernst-Happel-Stadion, Vienna, Austria
- Tuan Rumah: Austria dan Swiss
- Pemain Terbaik: Xavi (Spanyol)
- Pencetak Gol Terbanyak: David Villa (Spanyol) – 4 gol
Fakta Unik: Spanyol mengakhiri kutukan perempat final mereka di turnamen besar dengan memenangkan Euro 2008, memulai era dominasi mereka di sepak bola internasional.
Euro 2012 (Polandia dan Ukraina)
- Juara: Spanyol
- Stadion Final: Olympic Stadium, Kiev, Ukraina
- Tuan Rumah: Polandia dan Ukraina
- Pemain Terbaik: Andrés Iniesta (Spanyol)
Pencetak Gol Terbanyak: Fernando Torres (Spanyol), Mario Mandžukić (Kroasia), Mario Gómez (Jerman), Mario Balotelli (Italia), Cristiano Ronaldo (Portugal), Alan Dzagoev (Rusia) – 3 gol
Fakta Unik: Spanyol menjadi tim pertama yang memenangkan tiga turnamen besar berturut-turut (Euro 2008, Piala Dunia 2010, Euro 2012). Mereka juga memenangkan final dengan margin terbesar dalam sejarah Euro (4-0 melawan Italia).
Euro 2016 (Perancis)
Juara: Portugal (Cederanya Cristiano Ronaldo pada awal laga final Piala Eropa 2016, di Stade de France, Saint-Denis, Perancis, menjadi berkah dalam kesulitan bagi Portugal. Ketiadaan ujung tombak membuat pemain ”Selecao das Quinas” lebih kompak dan menampilkan aksi terbaik untuk menundukkan Perancis)
- Stadion Final: Stade de France, Saint-Denis, Perancis
- Tuan Rumah: Perancis
- Pemain Terbaik: Antoine Griezmann (Perancis)
- Pencetak Gol Terbanyak: Antoine Griezmann (Perancis) – 6 gol
Fakta Unik: Portugal memenangkan Euro 2016 meskipun hanya memenangkan satu pertandingan dalam waktu reguler (90 menit) selama turnamen. Mereka juga memenangkan final tanpa Cristiano Ronaldo yang cedera pada babak pertama.
Euro 2020 (Diselenggarakan pada 2021 karena pandemi COVID-19)
Juara: Italia (Gelar Piala Eropa bermakna melebihi prestasi olahraga bagi Italia. Kejayaan itu adalah momen kebangkitan bagi sepak bola Italia serta kehidupan sosial masyarakat Italia yang sempat menderita akibat pandemi Covid-19. Italia menjadi negara di Eropa yang paling awal menderita akibat infeksi masif Covid-19)
- Stadion Final: Wembley Stadium, London, Inggris
- Tuan Rumah: Diselenggarakan di 11 kota di seluruh Eropa:
- Pemain Terbaik: Gianluigi Donnarumma (Italia)
- Pencetak Gol Terbanyak: Cristiano Ronaldo (Portugal) dan Patrik Schick (Republik Ceko) – 5 gol
Fakta Unik: Karena pandemi COVID-19, turnamen yang awalnya dijadwalkan untuk tahun 2020 diundur menjadi 2021. Turnamen ini unik karena diselenggarakan di 11 kota berbeda di seluruh Eropa Turnamen ini adalah yang pertama diselenggarakan di berbagai negara di seluruh Eropa, sebagai perayaan ulang tahun ke-60 Euro. Italia memenangkan final setelah adu penalti melawan Inggris di Wembley, dan itu adalah pertama kalinya sejak 1968 Italia memenangkan Euro.
Pentingnya Turnamen Euro
Pengaruh Global Piala Eropa adalah salah satu turnamen sepak bola paling bergengsi di dunia, sering dianggap sebagai turnamen sepak bola terbesar kedua setelah Piala Dunia FIFA. Sebagai platform Talenta Turnamen ini sering menjadi ajang bagi pemain-pemain bintang untuk menunjukkan bakat mereka di panggung internasional. Dalam kerjasama Eropa Turnamen ini juga menjadi simbol kerjasama dan persatuan antar negara-negara Eropa, di mana banyak negara bersaing dengan semangat sportivitas tinggi.
Seiring berjalannya waktu, Piala Eropa terus berkembang baik dari segi partisipasi maupun popularitas, memperkokoh posisinya sebagai salah satu acara olahraga terbesar di dunia. (LITBANG KOMPAS)
Referensi
- “Zinedine Zidane, Gelandang Terbaik Dunia”. Kompas, 3 Juli 2000, hal. 19.
- “Yunani Sudah Memulai Pesta Besar Olahraganya?”. Kompas, 6 Juli 2004, hal. 1.
- “Final Euro 2008: Kekompakan Bawa Spanyol Jadi Juara?”. Kompas, 1 Juli 2008, hal. 1.
- “Grafik: Statistik Piala Eropa 2016″. Kompas, 12 Juli 2016, hal. 30.
- “Lara Selalu Bangkitkan Italia”. Kompas, 13 Juli 2021, hal. 13.
- Paparan Sepak Bola Euro 2000, Mei 2000, Jakarta: Harian Kompas
Penulis
Fadhlan Abdul Wadud Imron
Editor:
Topan Yuniarto
Artikel terkait