Foto

Wajah Baru Eks Pabrik Gula Menjadi Destinasi Wisata

Manisnya gula tidak semanis dengan era kejayaan dari pabrik yang memproduksinya. Beberapa pabrik gula yang mangkrak karena tutup produksi kemudian mulai dimanfaatkan sebagai destinasi wisata.

KOMPAS/EDDY HASBY

Hyundai Santa Fe Lokasi PG Tasikmadu, Karangayar, Jawa Tengah

Ratusan hingga ribuan orang, mulai dari mekanik mesin, masinis lokomotif tebu, sopir truk, hingga pembabat tebu adalah serpihan faktor produksi sebuah pabrik gula (PG) yang menggantungkan hidupnya di situ. Mengepulnya asap dapur, di samping keberlanjutan ekonomi daerah, turut dipengaruhi sebuah PG.

Manisnya gula tidak semanis dengan era kejayaan dari pabrik yang memproduksinya. Seiring berjalannya waktu, banyak pabrik gula yang menutup usahanya karena berbagai sebab. Kondisi ini menyebabkan bangunan pabrik beserta peralatan yang dipakai menjadi terbengkalai.

Beberapa pabrik gula yang mangkrak karena tutup produksi kemudian mulai berevolusi dimanfaatkan sebagai destinasi wisata. Beberapa pabrik gula yang mangkrak karena tutup produksi kemudian mulai berevolusi dimanfaatkan sebagai destinasi wisata, yakni PG Gondang Baru di Kabupaten Klaten, PG Tasikmadu di Kabupaten Karanganyar, PG Colomadu di Karanganyar, dan PG Pangka di Kabupaten Tegal.

Sejak dua tahun terakhir ini bisnis agrowisata tumbuh subur di tiga PG tersebut. Setiap administratur bersama dengan anak buahnya berusaha membangun konsep agrowisata sejarah PG yang unik, khas, dan berbeda dari agrowisata yang sudah ada di Indonesia.

Pabrik Gula Tasikmadu

Pabrik Gula Tasikmadu, yang pada awalnya sekitar tahun 1870 dibaptis dengan nama Pabrik Gula Sudokoro oleh Mangkoenegara IV juga menggantungkan diri sepenuhnya pada kemurahan hati petani. Sebab, dengan besaran lahan tebu Pabrik Gula Tasikmadu kurang lebih 5000 hektar, dari besaran lahan itu, hanya tujuh persen yang dimiliki Pabrik Gula, sisanya 93 persen dimiliki petani.

Pabrik Gula Tasikmadu mempunyai sekitar 670 pekerja tetap dan kurang lebih 3.000 pekerja musiman PG memulai kembali kerja kerasnya selama tiga bulan musim panen raya tebu 2004, sedangkan mesin-mesin utama PG yang diproduksi Machinefabriek Gebr Stork & Co pada tahun 1926 dengan perkasanya mulai bekerja kembali.

Pabrik Gula Tasikmadu masih menyimpan gerbong kereta eksekutif buatan Perancis yang sering digunakan oleh Mangkunegara IV untuk melihat lahan pertanian tebu. Gerbong bercat hijau dengan bingkai jendela kaca warna keemasan dan di badannya terdapat logo simbol Mangkunegara itu masih terawat. Sayangnya, gerbong itu berada dalam garasi sehingga tak bisa dilihat dengan nyaman di kompleks Pabrik Gula Tasikmadu.

Akar kejayaan Indonesia yang pernah menjadi produsen gula nomor dua di dunia masih tersirat di dalam pabrik gula tua ini, meski pucuk tunasnya tak lagi mampu menahan gelombang modernisasi industri gula berteknologi tinggi.

Pabrik Gula Tasikmadu, Karanganyar, akan meluncurkan layanan barunya, yakni agrowisata yang diberi nama Sondokoro. Acara peresmian agrowisata Sondokoro akan dilakukan 18 Desember 2005 di Pabrik Gula Tasikmadu dan diisi acara, salah satunya, naik spoor teboe.

Agrowisata ini nantinya memungkinkan pengunjung dan masyarakat menikmati sisi lain pabrik gula dalam bentuk benda dan bangunan peninggalan sejarah, seperti stoom walls, bendi, termasuk area pembuatan gula yang dulu tidak bisa dimasuki sembarang orang. Pabrik gula yang biasanya sangat tertutup kini bisa diakses siapa pun yang tertarik mengetahui proses pembuatan gula putih.

Pabrik gula Colomadu dibangun pada 1861 atas perintah KGPAA Mangkunegara IV, penguasa Kadipaten Mangkunegara. Pabrik gula Colomadu berada di Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pada awal beroperasi, PG Colomadu, yang berarti gunung madu, mampu menghasilkan sekitar 3.700 kuintal gula. Pabrik ini memberi keuntungan yang besar bagi Mangkunegaran. PG Colomadu yang pernah mencapai kejayaan tahun 1928 akan menyandang nama baru De Tjolomadoe.

Setelah kemerdekaan Indonesia, PG Colomadu terakhir dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX. Pada 1998, pabrik tersebut ditutup. Kegiatan operasional pabrik dinilai tidak lagi ekonomis. Pabrik gula Colomadu telah beroperasi menghasilkan gula untuk negeri ini selama 136 tahun.

Pada 2015, seorang maestro seni tari Sardono W Kusumo tergugah menggelar perhelatan seni Sardono’s Retrospective: Fabriek Fikr di bekas PG Colomadu. Pada 2016, Sardono kembali lagi ke bekas PG Colomadu untuk menggelar seni pertunjukan bertajuk Expanded Performance. Dua pergelaran seni yang menarik. Sardono dan para seniman yang tampil dalam perhelatan seni itu mengeksplorasi total bagian-bagian bekas PG Colomadu.

Sang maestro tetap setia menggunakan bangunan pabrik gula Colomadu yang sudah merana dan terlantar tersebut. Pada 2017, pemerintah pusat melakukan revitalisasi bekas pabrik gula Colomadu. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Menteri BUMN kala itu yakni, Rini M Soemarno dengan adanya revitalisasi tersebut sebagai salah satu usaha pemerintah dalam pendayagunaan lahan dan bangunan bekas pabrik gula Colomadu.

Revitalisasi bangunan bekas pabrik gula rencana akan disulap menjadi gedung konvensi, museum, restoran, pusat perbelanjaan, toko kerajinan, dan gedung pertunjukan berkelas internasional. Pada 24 Maret 2018, gedung konser dibuka untuk umum dimeriahkan oleh konser musik oleh musisi internasional, seperti David Foster and Friends. Dengan kedatangan musisi ini, sekaligus memperkenalkan De Tjolomadoe ke masyarakat internasional.

Pabrik Gula Banjaratma

PG Banjaratma didirikan pada 1908 oleh perusahaan perkebunan yang berpusat di Amsterdam, Belanda, NV Cultuurmaatschappij. Pada masa itu, Pabrik Gula Banjaratma juga dikenal memiliki fasilitas proefstation atau stasiun pengujian penelitian ilmiah budidaya dan proses produksi gula. Terakhir berproduksi pada tahun 1997, dan resmi tutup sejak 1998.

Selama 20 tahun dibiarkan mati terbengkalai, Pabrik Gula Banjaratma dihidupkan kembali oleh Kementerian BUMN sejak 2018. Bangunan yang didominasi material bata merah tanpa plesteran sehingga menyuguhkan kesan retro diubah menjadi Tempat Istirahat dan Pelayanan atau dikenal rest area. Rest area KM 260 B Banjaratma mulai dioperasikan penuh pada 17 Maret 2019.

Layaknya sebuah rest area, Banjaratma dilengkapi dengan fasilitas utama berupa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang buka 24 jam, kamar mandi, tempat ibadah, dan warung makan. Deretan stan UMKM menjadi penghuni utama rest area Banjaratma. Komoditas utama yang paling banyak dijual adalah telur asin. Hanya ada beberapa stan  yang menjual aneka kerajinan tangan seperti kalung mutiara, batik dan aneka produk penghias rumah.

Pabrik Gula Pangka

Pabrik Gula Pangka didirikan pada zaman pemerintahan Belanda sekitar tahun 1832 silam oleh perusahaan bernama bernama NV Kosy & Sucier. Pada masa keemasan industri gula Hindia-Belanda, Tegal merupakan kawasan perkebunan dengan pelabuhan yang maju. Pada waktu itu, kereta-kereta loko uap dari kawasan pabrik gula di selatan Tegal, bisa langsung menuju pelabuhan.

PG Pangka yang telah dua tahun terakhir ini menawarkan Agrowisata Loko Antik juga memiliki keunggulan yang khas. Salah satu keunggulan khas itu adalah koleksi lokomotif uap penarik kereta lori tebu di PG tersebut yang sama dengan seri lokomotif uap penarik kereta bahan tambang di pertambangan intan di Namibia, Afrika, pada abad ke-19.

Pabrik Gula Gondang Baru

PG Gondang Baru didirikan tahun 1860 dengan nama Gondang Winangoen oleh NV Klatensche Cultur Maattschapij yang berkedudukan di Amsterdam. Pengelolaannya oleh NV Mirandole Veuto&Co di Semarang. Pabrik gula ini mengalami rehabilitasi tahun 1960, pabrik itu berubah namanya menjadi PG Gondang Baru.

PG Gondang Baru pernah mencapai puncaknya pada tahun 1989 dengan produksi hablur mencapai 186.000 kuintal. Sejak 2004, PG Gondang Baru mengembangkan wisata pabrik gula dan museum gula.

PG Gondang Baru, Klaten pada 23 April 2006, melakukan soft launching wisata agro Gondang Winangoen. Wisata agro ini memiliki unggulan, antara lain, Coffee Shop Banaran, Museum Gula Jawa Tengah, loko uap antik, perpustakaan, auditorium, dan home stay. Museum gula di areal PG merupakan satu-satunya museum gula di Asia Tenggara, sedang loko uap yang digunakan dibuat tahun 1902.

Agro Gondang Winangoen merupakan salah satu upaya untuk mendukung revitalisasi dan profitisasi perusahaan. Wisata ini akan dikembangkan dalam tiga tahap, yakni pengembangan museum, perpustakaan, dan restoran menjadi kawasan 3 in 1. Kemudian yang kedua adalah penataan area garden party, welcome gate dari arah Yogyakarta ke Solo. Yang terakhir adalah perbaikan sarana dan prasarana.

Pabrik Gula Gembongan

Pabrik Gula Gembongan didirikan oleh Koloni Belanda pada tahun 1899 di Desa Gembongan, Distrik Kartasura. Pabrik Gula Gembongan juga populer dengan sebutan Pabrik Gula Kartasura karena letaknya. PG Gembongan dahulu merupakan perusahan yang maju. Terlihat dari luasnya lahan dan peninggalan bangunannya. Di bagian barat pabrik, terdapat gedung-gedung yang berfungsi sebagai gudang gula. Di sanalah dulu tempat menaruh berkarung-karung gula sebelum memasarkannya ke penjuru negeri.

Kemudian pada 1920, pemilik pabrik memugarnya dan mendirikan bangunan yang lebih megah seperti istana begaya Eropa. Bisnis PG Gembongan tutup pada 1934. Pasca-kemerdekaan Indonesia, bangunan pabrik ini beralih kepemilikan kepada PTPN.

Pada tahun 1968, PT Karep Bojonegoro mengambil alih dan menjadikan bangunan ini sebagai gudang tembakau, menambahkan babak baru dalam sejarahnya yang beragam. Pada tahun 2018, bangunan ini bahkan sempat digunakan sebagai percetakan.

Pada 9 Juni 2018, tempat wisata The Heritage Palace segera memikat hati wisatawan dari berbagai daerah. Keindahan arsitektur istana, dipadukan dengan suasana sejarah yang kental, menjadikan The Heritage Palace sebagai destinasi wisata berkelas di Solo.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Pekerja melintas di ruang mesin penggiling tebu di Pabrik Gula Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (15/5/2017). Pada musim giling tahun ini PG Tasikmadu ditargetkan menggiling 320.000 ton tebu. Kapasitas produksi pabrik yang didirikan tahun 1871 tersebut akan ditingkatkan dari saat ini 3.050 ton tebu yang digiling pe hari (ton cane per day/TCD) menjadi 4.000 TCD.

KOMPAS/RIZA FATHONI

Aktivitas penggilingan tebu di Pabrik Gula (PG) Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (27/8/2016). Saat ini sebagian wilayah Jawa Tengah memasuki musim giling.

KOMPAS/RIZA FATHONI

Wisata Kereta Uap Agrowisata Sondokoro PG Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah.

KOMPAS/ HERU SRI KUMORO

Wisatawan berkeliling di Pabrik Gula Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah dengan lokomotif uap kuno, Jumat (19/6/2009). Fasilitas lokomotif uap ini menjadi salah satu unggulan Agrowisata Sondokoro untuk menarik wisatawan. Selain loko uap, Sondokoro juga menawarkan wisata pendidikan dengan mengajak pengunjung melihat langsung proses pembuatan gula.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Sejumlah bagian mesin giling tebu buatan tahun 1926 ditata menjadi Monumen Mesin Giling di Agro Wisata Sondokoro di dalam kompleks Pabrik Gula Tasikmadu, Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (10/3). Sejumlah pabrik gula di Pulau Jawa terus mengembangkan potensi yang dimilikinya menjadi obyek wisata sejarah dan edukasi.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Kemegahan Pabrik Gula Colomadu yang saat ini menjadi museum dan ruang komersial di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (2/10/2022). Pabrik gula Colomadu yang berdiri tahun 1861 pada era Mangkunegara IV tersebut menjadi salah satu industri gula terbesar saat itu.

KOMPAS/EDDY HASBY

Pabrik Gula Colomadu yang terletak di Desa Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Jateng. Masa kejayaan pabrik gula yang pernah menghidupi petani, karyawan dan warga sekitar pabrik tebu kurun waktu sekitar seratus tahun lebih itu, kini musnah sudah. Tampak gambar komponen mesin pabrik yang sudah tak terawat.

KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA

Proyek revitalisasi bekas Pabrik Gula Colomadu di Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, terus dikerjakan, Sabtu (9/12/2017). Dalam revitalisasi ini, bekas PG Colomadu dirancang menjadi gedung konvensi, museum, restoran, pusat perbelanjaan, toko kerajinan, dan gedung pertunjukan berkelas internasional.

KOMPAS/EDDY HASBY

De Tjolomadoe destinasi wisata dan dijadikan museum pabrik gula, terletak di Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah, Jumat (21/12/2018). Bekas Pabrik Gula Colomadu yang dirikan tahun 1861 oleh Mangkunegara IV tersebut kini menjadi tempat wisata sejarah yang dilengkapi gedung pertunjukan kaliber internasional.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Sejumlah remaja mendatangi acara penjualan pakaian yang digelar di dalam kompleks bangunan cagar budaya De Tjolomadoe di Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (6/1/2022). Bangunan bekas Pabrik Gula Colomadu yang berdiri tahun 1861 pada masa kepemimpinan KGPAA Mangkunegara IV itu kini dimanfaatkan sebagai destinasi wisata serta tempat menggelar bermacam acara dan pameran.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Pengunjung melihat mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi gula dan bangunannya yang telah direvitalisasi dan diubah menjadi museum di De Tjolomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (8/9/2018). Museum yang dilengkapi dengan ruang pertunjukan, kafe, dan aneka pameran kerajinan ini awalnya merupakan pabrik gula Colomadu yang didirikan pada 1861.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Salah satu sudut ruang produksi pengolah gula yang masih dipertahankan pada museum Pabrik Gula Colomadu di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (2/10/2022). Pabrik gula Colomadu yang berdiri tahun 1861 pada era Mangkunegara IV tersebut menjadi salah satu industri gula terbesar saat itu. Saat ini setelah melewati tahap revitalisasi pabrik gula tersebut diubah menjadi museum dan ruang publik komersial.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Komposer kenamaan David Foster tampil bersama penyanyi Anggun C Sasmi dalam konser Hitman David Foster and Friends di Concert Hall De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (24/3/2018) malam. Konser yang pertama kali digelar di bangunan bekas pabrik gula Colomadu ini juga menampilkan penyanyi Brian McKnight, Dira Sugandi, Sandhy Sondoro, dan Yura Yunita.

KOMPAS/EDDY HASBY

Jendela bangunan pabrik gula Banjaratma direnovasi dan dimanfaatkan menjadi rest area di ruas tol Pejagan-Pemalang KM 260, Jawa Tengah, Senin (17/12/2018).

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Kawasan rest area (tempat istirahat) Jalan Tol Trans-Jawa Kilometer 260B Banjaratma, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat (17/12/2021). Area yang memanfaatkan bekas pabrik gula ini memiliki luas kawasan sekitar 10,6 hektar.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pekerja menyelesaikan perbaikan bekas bangunan Pabrik Gula Banjaratma, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang akan digunakan untuk tempat istirahat dan pelayanan (re s t area) Kilometer 360 Jalan Tol Trans-Jawa ruas Pejagan-Pemalang, Senin (12/11/2018). PT Jasa Marga (Persero) menyiapkan 30 tempat istirahat dan pelayanan yang akan menyediakan lahan khusus bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Jalan Tol Trans-Jawa.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Keindahan bangunan tua bekas pabrik gula yang dibangun tahun 1908 dan dipertahankan keasliannya sebagai bangunan cagar budaya sekaligus tempat istirahat di Jalan Tol Transjawa kilometer 260B di Banjaratma, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat (17/12/2021).

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Pengunjung menikmati suasana di rest area atau tempat istirahat dan pelayanan (TIP) 260B Banjaratma di ruas Tol Pejagan-Pemalang Kilometer 260, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (23/3/2019). TIP tersebut merupakan bangunan bekas Pabrik Gula Banjaratma. Sebagian besar penyewa pada TIP itu ialah UMKM yang menjual produk lokal.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Pedagang membuka stan mereka yang menempati bangunan bekas pabrik gula yang diubah menjadi tempat istirahat di jalur tol Pemalang-Pejagan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (27/5/2019). Bangunan Pabrik Gula Banjaratma yang dibangun 1908 tersebut diubah fingsinya menjadi tempat istirahat dengan berbagai stan kuliner. Kawasan tersebut juga menjadi salah satu tujuan wisata di jalur tol Pemalang-Pejagan.

KOMPAS/EDDY HASBY

Loko uap menjadi monumen disa bangunan pabrik gula Banjaratma yang dimanfaatkan menjadi rest area di ruas tol Pejagan-Pemalang KM 260, Jawa Tengah, Senin (17/12/2018).

KOMPAS/NI KOMANG ARIANTI

Kesepuluh ruang ketel di Pabrik Gula (PG) Pangka Rabu (6/7/2005). mengepulkan asapnya lewat cerobong pada bangunan yang berdiri 1932 itu. Tahun lalu, PG Pangka berhasil memproduksi 165.978 kuintal gula.

KOMPAS/B JOSIE SUSILO HARDIANTO

Banyak pabrik gula di Jawa masih mewarisi dan mengandalkan mesin-mesin buatan akhir tahun 1800-an dan awal tahun 1900-an. Salah satunya adalah mesin tua buatan tahun 1884 dari Perancis ini yang masih dipergunakan di Pabrik Gula Gondang Baru, Klaten, Jawa Tengah.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Pabrik Gula Gondang Baru di Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang telah berhenti beroperasi sejak pengujung 2016 terlihat dari udara, Senin (6/11/2017). Pabrik yang semula bernama Suikerfabriek Gondang Winangoen dan didirikan tahun 1860 oleh NV Klattensche Cultuur Maatschappij tersebut berhenti beroperasi antara lain karena kekurangan pasokan tebu sebagai bahan baku pembuatan gula. Kian berkurangnya pasokan tebu dari petani juga menjadi ancaman keberlangsungan sejumlah pabrik gula lainnya di Pulau Jawa.

KOMPAS/AGNES RITA SULISTYAWATY

Pabrik Gula (PG) Gondang Baru, Klaten, menargetkan produksi gula sebanyak 100.000 kuintal dalam musim giling 2005 yang dimulai 19 Mei lalu. Kapasitas giling per hari mencapai 13.600 kuintal tebu, sejak awal minggu ini. Gambar diambil Selasa (7/6/2005).

KOMPAS/ SRI REJEKI

Pabrik Gula Gondang Baru, Klaten, meluncurkan Wisata Agro Gondang Winangoen yang menawarkan beberapa unggulan, di antaranya wisata kereta. Dengan menaiki gerbong yang ditarik loko uap antik buatan tahun 1902 produksi Jerman, wisatawan dapat berkeliling melihat pemandangan di seputar pabrik gula, antara lain museum gula, rumah dinas administratur yang bergaya kolonial, lori pengangkut tebu.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Warga menikmati suasana senja di depan bangunan rumah administratur (direktur) Pabrik Gula Gondang Baru di Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (17/10/2016). Pabrik tersebut semula bernama Suikerfabriek Gondang Winangoen dan didirikan tahun 1860 oleh NV Klatensche Cultuur Maatschappij yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda. Pemerintah sedang mengkaji rencana penutupan sejumlah pabrik gula dan salah satunya adalah pabrik gula tersebut.

KOMPAS/EDDY HASBY

Mesin pengepres kretek di salah satu ruang gedung sisa bangunan pabrik gula Gembongan yang berdiri tahun 1899, terletak di Pabelan, Kartasuro, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (22/12/2018). Kini bangunan ini menjadi wahana wisata keluarga The Heritage Palace.

KOMPAS/EDDY HASBY

Sisa bangunan pabrik gula Gembongan yang terletak di Pabelan, Kartasuro, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (22/12/2018), berdiri di tahun 1899 dan mengalami renovasi tahun 1920 bergaya arsitektur art deco. Bagian bangunan gedung tersebut di manfaatkan menjadi wahana wisata keluarga The Heritage Palace.