Pembela Tanah Air (PETA) adalah tentara sukarelawan yang dibentuk oleh Jepang pada masa pendudukannya di Indonesia (periode 1942 hingga 1945). Saat itu R Gatot Mangkupraja mengirimkan pesan tertulis kepada pemimpin tertinggi Tentara Jepang (Gunseikan) yang berisi permohonan pembentukan tentara sukarela yang beranggotakan pemuda-pemuda Indonesia untuk menjaga tanah air dari ancaman sekutu dalam perang Asia Timur Raya.
Permohonan disetujui dengan terbitnya Osamu Seirei Nomor 44 oleh Kekaisaran Jepang yang menjadi dasar pembentukan PETA. Garis besar isi dari Osamu Seirei tersebut diantaranya yaitu:
- Kesetujuan Dai Nippon membentuk Tentara PETA untuk membantu Jepang mempertahankan Tanah Jawa di perang Asia Timur Raya melawan sekutu.
- Struktur kenggotaan Tentara PETA berasal dari penduduk asli Indonesia dari tingkatan atas hingga bawah.
- Perekrutan PETA dilaksanakan secara sukarela.
- Tentara PETA akan dididik dan dilatih oleh militer Jepang.
- Pasukan PETA wajib mengikuti perintah Saiko Sikikan sebagai pemimpin.
- Tentara PETA adalah tentara teritorial dengan kewajiban mempertahankan daerah masing-masing.
Ternyata perbedaan motivasi pembentukan PETA antara Jepang dan Indonesia terjadi sejak awal. Jepang bermotivasi untuk membantunya dalam perang Asia Timur Raya, sedangkan Indonesia bermotivasi untuk mendapatkan bantuan pelatihan militer dari Jepang dalam rangka perjuangannya mencapai kemerdekaan. Dan pada Maret 1944, Pemerintah Jepang melihat gelagat bahwa PETA lebih melayani kepentingan Indonesia daripada Jepang. Puncaknya, terjadi pemberontakan terhadap Pemerintah Jepang di Blitar pada 14 Februari 1945 oleh pasukan yang dipimpin Shodancho Supriyadi.
Akhirnya setelah Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu (15 Agustus 1945) dan Indonesia pun memproklamasikan kemerdekaannya (17 Agustus 1945), kekaisaran Jepang membubarkan PETA pada18 Agustus 1945. Dan 19 Agustus 1945, secara resmi Jendral Nagano Yuichiro selaku Panglima Tentara ke-16 di Jawa menyampaikan pidato perpisahan kepada anggota kesatuan PETA sebagai tanda dibubarkannya PETA.
Setelah dibubarkan, mantan anggota PETA sangat berperan dalam perang mempertahankan kemerdekaan saat Belanda mencoba menguasai Indonesia kembali. Dan PETA merupakan salah satu bagian dari cikal bakal berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI), termasuk Heiho, Kaigun, dan Kompeiho.
Sumber
-
Laman muspen.kominfo.go.id dan kompas.com
-
Roeslan Abdulgani. 1996. “Fungsi Sejarah PETA”. Dalam Buku Purbo S. Suwondo (ed.). PETA: Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa dan Sumatera 1942-1945. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Kontributor
Muhammad Taufik Al Asy’ari
Satria Dhaniswara Rahsa Wijaya