Paparan Topik | Pemilihan Umum

Debat Capres-Cawapres Sebagai Instrumen Komunikasi Politik

Debat dalam kontestasi Pilpres menjadi instrumen komunikasi politik untuk mendapatkan simpati publik. Strategi debat tak sebatas penyampaian program, gagasan, dan visi, tetapi juga siasat dalam berargumentasi, gestur tubuh, kecerdasan emosi, dan berbagai trik penguasaan panggung lainnya.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Ketiga calon presiden (kanan ke kiri) Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo mengikuti debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di kantor KPU, Jakarta (12/12/2023). Debat pertama dari total lima debat capres-calon wakil presiden selama gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ini mengangkat tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, pelayanan publik, penanganan disinformasi, dan kerukunan warga. Debat menjadi momentum bagi kandidat untuk menyampaikan visi, misi, dan program kerjanya guna meyakinkan pemilih..

Fakta Singkat

Definisi Debat
-Oxford: diskusi formal pada pertemuan publik atau dalam parlemen.
-KBBI: pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberikan alasan-alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.

Jenis Debat
Berdasarkan masalah:

-Politik
-Ekonomi
-Pendidikan
-Perundang-undangan
-Sosial

Berdasarkan Gaya:
-Gaya Inggris
-Gaya Amerika
-Gaya Parlemen Australia

Definisi Komunikasi Politik
-Dennis McQuail: komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi termasuk fakta pendapat-pendapat, keyakinan-keyakinan, dan seterusnya. Pertukaran dan pencarian tentang semua hal tersebut dilakukan oleh partisipan dalam konteks kegiatan politik yang melembaga.

-RB Meadow: komunikasi politik mengacu pada berbagai pertukaran simbol-simbol atau pesan-pesan sehingga pada taraf tertentu telah diberi bentuk oleh, atau memiliki akibat bagi sistem politik.

Definisi Argumen
Ronald Giere: argumen adalah seperangkat pernyataan yang dibagi menjadi dua bagian, yakni premis dan kesimpulan.

Debat merupakan kegiatan bertukar pikiran antara dua orang atau lebih yang saling berusaha memengaruhi untuk menerima gagasan yang disampaikan. Kata debat berasal dari bahasa Inggris debate yang berarti diskusi formal pada pertemuan publik atau dalam parlemen. Menurut Kamus Formal Bahasa Indonesia, debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberikan alasan-alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.

Debat dapat dibedakan dalam dua kelompok. Pertama berdasarkan masalah yang dibahas, seperti debat politik, ekonomi, pendidikan, perundang-undangan, dan sosial. Kedua berdasarkan gaya yang digunakan ,yakni debat Inggris, debat Amerika, dan debat Parlemen Australia.

Ciri debat gaya Inggris terdiri dari dua tim yang mempertemukan tim pro (afirmatif) dan tim kontra (negatif). Mirip dengan debat Inggris, debat gaya Amerika juga menghadirkan dua tim dimulai dengan salah seorang anggota tim (afirmatif atau negatif) mengemukakan pendapat dan argumennya dan ditanggapi oleh orang pertama dari tim lain. Debat gaya parlemen Australia juga menampilkan dua tim yang masing-masing terdiri dari tiga orang. Ciri gaya Australia adalah, kedua tim diundi untuk menentukan tim afirmatif dan tim negatif.

Secara umum debat bertujuan untuk mendapat pembenaran dan dukungan atas usul yang disampaikan. Secara khusus terdapat sejumlah tujuan debat, antara lain, untuk dipilih menjadi pemimpin, mengambil kebijakan, menentukan benar atau salah, dan menolak dakwaan. Debat yang diakukan untuk memilih pemimpin sering disebut sebagai debat politik.

Panggung debat politik yang disiarkan media menjadi momen strategis para calon pemimpin untuk menunjukkan siapa dirinya kepada pemilih. Melalui debat, para pemilih mendapat akses untuk melihat keahlian komunikasi kandidat dalam meyakinkan orang. Keahlian persuasi ini sangat dibutuhkan oleh pemimpin untuk memotivasi dan mengarahkan orang lain dalam mencapai suatu tujuan.

Para pemimpin besar dalam sejarah tercatat memiliki kemampuan persuasi yang hebat, seperti Martin Luther King, George Washington, Winston Churcill, Barack Obama, Soekarno, dan lain-lain. Semua tokoh itu diakui mampu membuat orang lain duduk diam mendengarkan saat mengemukakan gagasannya.

Idealnya dalam debat, para calon pemimpin dapat menunjukkan gaya persuasi yang dimiliki baik verbal maupun nonverbal, tetapi dalam kenyataanya strategi persuasi yang sering digunakan terdiri dari dua komponen pokok, yakni glorifikasi dan manipulasi. Para kandidat cenderung memaparkan gagasannya secara intensif disertai penyamaran aspek-aspek tertentu, dan menonjolkan sisi-sisi buruk dari pesaingnya.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Suasana saat para calon wakil presiden tampil dalam Debat Keempat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat keempat ini mengambil tema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa.

Komunikasi Politik

Indonesia sebelum era reformasi berada di bawah bayang-bayang Orde Baru yang membatasi demokrasi. Pemilu bagaikan rutinitas prosedural tanpa substansi. Dalam konteks komunikasi politik, debat capres merupakan terobosan besar di negara demokrasi.

Secara keilmuan komunikasi politik terdiri dari dua kata, yakni “komunikasi” dan “politik”. Komunikasi tak dapat dijelaskan melalui beberapa kata saja. Menurut Charles H Cooley, komunikasi adalah mekanisme eksistensial manusia untuk berhubungan dengan orang lain dalam waktu dan ruang yang mereka miliki. Sementara politik menurut Aristoteles secara singkat dapat diartikan sebagai upaya atau cara memperoleh sesuatu yang dikehendaki.

Definisi komunikasi politik amat beragam. Menurut pakar komunikasi asal Inggris, Dennis McQuail, komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi termasuk fakta pendapat-pendapat, keyakinan-keyakinan, dan seterusnya. Pertukaran dan pencarian tentang semua hal tersebut dilakukan oleh partisipan dalam konteks kegiatan politik yang melembaga.

Dalam buku Politics as Communication, RB Meadow menjabarkan bila komunikasi politik mengacu pada berbagai pertukaran simbol-simbol atau pesan-pesan sehingga pada taraf tertentu telah diberi bentuk oleh, atau memiliki akibat bagi sistem politik. Dari siapapun pakarnya, proses komunikasi dapat disebut sebagai komunikasi politik bila isi pesan mengandung informasi politik.

Tiga pihak yang terlibat dalam komunikasi politik adalah organisasi politik, media, dan masyarakat. Organisasi politik dapat berbentuk, antara lain, partai, organisasi publik, dan pemerintah. Pihak kedua media berfungsi sebagai penghubung antara organisasi politik dengan masyarakat. Selain menyampaikan pesan organisasi politik, media juga berfungsi sebagai corong mengembalikan aspirasi masyarakat kepada organisasi politik.

Proses pemilihan di negara demokratis cenderung melibatkan aktor politik yang menyebabkan masyarakat dihadapkan dalam banyaknya pilihan. Agar dapat dikenal dan dipilih sesuai asas kedekatan, para kandidat menggunakan berbagai macam sosialisasi seperti iklan, media sosial, pamflet, buku, stiker, kaos, dan sebagainya. Selain bentuk-bentuk media promosi, debat menjadi salah satu bentuk sosialisasi yang dianggap bisa memberikan gambaran nyata para kandidat pemimpin bagi pemilihnya.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Warga menonton debat pertama capres-cawapres melalui tayangan televisi di poskamling warga di kawasan Cengkareng, Jakarta (17/1/2019). Melalui debat capres-cawapres warga berharap akan memperoleh informasi terkait kualifikasi masing-masang pasangan capres-cawapres sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan saat pemilihan presiden nanti.

Argumen

Menurut Arthur N Kruger (1960) dalam buku Modern Debate, Its Logic and Strategy, terdapat dua macam strategi dalam debat, yakni strategi menyerang dan strategi bertahan. Strategi menyerang memiliki sejumlah teknik seperti teknik mengejutkan, teknik bertanya balik, teknik provokasi, teknik memotong, teknik antisipasi, teknik melebih-lebihkan, teknik kontradiksi, dan teknik menyangkal.

Sama dengan strategi menyerang, strategi bertahan juga menggunakan beberapa teknik, antara lain, teknik mengelak, teknik menunda, teknik mengangkat, teknik berterima kasih, teknik menguraikan, teknik bertanya, dan teknik kompromi. Teknik ini masing-masing digunakan menyesuaikan situasi yang terjadi saat debat.

Untuk memenangi debat diperlukan argumen yang kuat dalam meyakinkan pikiran orang. Filsuf asal Amerika Ronald Giere menyatakan bahwa argumen adalah seperangkat pernyataan yang dibagi menjadi dua bagian, yakni premis dan kesimpulan. Definisi argumen sekilas mirip dengan definisi penalaran yang juga terdiri atas premis dan kesimpulan. Pembedanya adalah, argumen memiliki lambang yang lebih konkret seperti bahasa.

Elemen argumen ada enam, yakni dasar (grounds), pendirian (claim), dasar kebenaran (warrant), dukungan (backing), modalitas (modal qualifier), dan sanggahan (rebuttal). Dari enam tersebut terdapat tiga unsur utama, yaitu dasar, pendirian dan dasar kebenaran, sisanya merupakan pelengkap.

Model argumen terdiri dari model tradisional dan model Toulmin. Pola argumen pada model tradisional dibedakan dalam empat jenis meliputi pola sederhana, pola kompleks, pola mata rantai, dan pola majemuk. Sementara model Toulmin membedakan dalam lima pola, yaitu tipe I, tipe II, tipe III, tipe IV, dan tipe V.

Dalam memberikan argumen seseorang bisa melakukan kesalahan yang disebut dengan istilah paralogis dan sofisme. Paralogis adalah kesesatan yang tidak disadari atau tidak disengaja. Kesalahan ini bisa terjadi karena pembicara kurang memahami hukum-hukum penalaran atau faktor lainnya.

Sebaliknya Sofisme adalah kondisi di mana seseorang sengaja menggunakan kesesatan untuk tujuan tertentu. Seorang sofis memiliki dasar-dasar logika dan argumen yang kuat, sehingga bisa menjebak lawan bicara dengan mudah.

Kesalahan dalam argumen dapat terjadi karena bahasa (semantik), dan relevansi antara premis dan kesimpulan. Terdapat berbagai macam kesalahan dalam bahasa. Salah satu contoh adalah kesalahan amfiboli. Kesalahan ini terjadi karena menggunakan kata yang memiliki arti lebih dari satu.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Suasana saat digelar Debat Calon Presiden Pemilu 2024 Putaran Ketiga di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta (7/1/2024). Ketiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, hadir dalam acara ini. Ketiga capres tersebut saling adu mengungkapkan gagasan masing-masing akan tema debat yang diangkat. Tema debat capres putaran ketiga ini membahas isu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.

Debat Capres 2024

Tiga kandidat calon presiden 2024 memiliki gaya berbeda di panggung debat. Sejumlah pakar menilai Prabowo Subianto cenderung memosisikan diri sebagai petahana karena selain berada dari bagian pemerintahan, Prabowo memperoleh elektabilitas paling tinggi dalam berbagai survei. Dua kandidat lain, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo silih berganti menyerang untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga, Suko Widodo, menilai Prabowo memosisikan diri sebagai incumbent karena memang merupakan bagian dari pemerintahan, Anies memosisikan sebagai agen perubahan, sementara Ganjar di antara keduanya. Pada debat pertama, Suko melihat ketiga calon sama-sama berani membongkar konsep calon lainnya.

Senada dengan Suko Widodo, Ahmad Khoirul Umam Pengajar Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, Jakarta, menyebut Prabowo memiliki tingkat elektabilitas relatif lebih solid sehingga tampil bertahan. Umar memaparkan, serangan kepada lawan sangat penting dalam debat untuk menciptakan poin politik guna mendelegitimasi kredibilitas lawan.

Walau serangan dalam debat memiliki poin penting, jika disampaikan berlebihan justru bisa menjadi bumerang. Umar mengingatkan serangan berlebihan berpeluang memunculkan simpati publik terhadap pihak yang dibombardir. Karenanya, kandidat perlu mencari momentum untuk digunakan pada saat yang tepat.

Dari sisi komunikasi politik, Gun Gun Heryanto pakar komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, menilai ada benang merah dalam gaya komunikasi ketiga capres dari pengamatan dua debat. Gaya Anies lebih terstruktur dengan kekuatan retorika yang sistematis dan diksi yang retoris. Prabowo bergaya dinamis cenderung asertif, langsung ke tujuan, dan menyerang. Sementara Ganjar berusaha menjadi sosok tengah yang peka dan berpengaruh bagi dua kandidat.

Terlepas dari penilaian para pakar, keberadaan debat capres sangat membantu dalam komunikasi politik antara kandidat dengan masyarakat. Selain menjadi instrumen sosialisasi program-program, debat capres berperan besar untuk mengenalkan sosok kandidat dan kemampuan komunikasinya.

Dalam proses politik terdapat empat hal yang mendapat perhatian besar dari partai politik dan kandidat presiden, yakni kedekatan dengan pemilih (proximity), program kampanye, kepuasan pemilih, dan loyalitas pemilih. Untuk mewujudkan hal itu, komunikasi politik memiliki peran strategis dan penting untuk merebut suara pemilih terutama pemilih labil (swing voters) dan yang belum menentukan pilihan (undecided voters). (LITBANG KOMPAS)

Referensi

Buku
  • Kartika, Rika. (2014). Debat Capres: Analisis Isi dan Fungsi. Jakarta: DCSC Publishing.
Arsip Kompas
  • “Perdebatan Seru, tapi Konten Masih Normatif”. Kompas, 13 Desember 2023. Hlm. 1.
  • “Diksi Kandidat dan Publik yang Antusias”. Kompas, 13 Desember 2023. Hlm. 2.
  • “Ragam Cerita di Sela Debat Capres”. Kompas, 14 Desember 2023. Hlm. 3.
  • “Adu Strategi Kandidat Meyakinkan Pemilih Bimbang”. Kompas, 15 Desember 2023. Hlm. 4.
  • “Pendekatan Struktural Benahi Penegakan Hukum”. Kompas, 19 Desember 2023. Hlm. 2.
  • “Debat Cawapres, Sederet Isu yang Paling Dinanti”. Kompas, 21 Desember 2023. Hlm. 2.
  • “Kandidat Menjawab Antusiasme Publik”. Kompas, 23 Desember 2023. Hlm. 1.
  • “Cawapres Minim Terobosan Naikkan Penerimaan Negara”. Kompas, 23 Desember 2023. Hlm. 1.
  • “Persaingan Pertajam Diskursus soal Pertahanan”. Kompas, 8 Januari 2024. Hlm. 1.
  • “Persaingan Pertajam Diskursus soal Pertahanan”. Kompas, 8 Januari 2024. Hlm. 1.
  • “Senada dengan Prabowo, Presiden Jokowi Juga Kecewa dengan Debat”. Kompas, 9 Januari 2024. Hlm. 1.
  • “Penilaian Jokowi soal Debat Disanggah”. Kompas, 10 januari 2024. Hlm. 1.
Internet
  • https://ejournal.uinsatu.ac.id/index.php/ls/article/download/2099/pdf/