Melihat luasnya wilayah Indonesia baik daratan maupun lautan, serta posisinya yang sangat strategis dalam perlintasan dunia, maka perlu dilakukan program pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) kekuatan pertahanan Indonesia yang dicanangkan sejak 2007. Sebelum program tersebut berjalan, kekuatan pertahanan Indonesia baru mencapai 41,92% dari semestinya, dengan rincian jumlah alutsista TNI di setiap matra adalah sebagai berikut:
- Matra darat: 92.115 senjata ringan, 962 meriam/roket/rudal, 1.321 kendaraan tempur, 67 pesawat terbang.
- Matra laut: 144 unit KRI, 2 kapal selam, 62 pesawat udara, 413 kendaraan tempur marinir.
- Matra udara: 211 pesawat, 17 radar, belum memiliki peluru kendali, dan 20 penangkis serangan udara.
Kemudian program dilaksanakan secara bertahap melalui pengadaan/pembelian dan optimalisasi produksi industri pertahanan dalam negeri, dengan pemenuhan target pada 2024. Terdapat tiga tahapan pemenuhan MEF, yaitu:
- Tahap I, dilaksanakan dari tahun 2010 hingga 2014, dengan pencapaian 54,97% dari target 57,24%.
- Tahap II, dilaksanakan dari tahun 2015 hingga 2019, dengan pencapaian 63,19% dari target 75,54%.
- Tahap III (target pemenuhan 100%), dilaksanakan dari tahun 2020 hingga 2024.
Target pemenuhan pada masing-masing matra dapat dilihat pada inforgrafik. Dan berdasarkan data Ditjen Kuathan Kemhan tahun 2018, pemenuhan jumlah alutsista di setiap matra pada Tahap I (hingga 2014) adalah:
- Matra darat: 64,89% (613.043 senjata ringan, 1.144 meriam/roket/rudal, 1.641 kendaraan tempur, 104 pesawat terbang),
- Matra laut: 55,55% (146 unit KRI, 2 kapal selam, 72 pesawat udara, 440 kendaraan tempur marinir), dan
- Matra udara: 43,97% (261 pesawat, 20 radar, belum memiliki peluru kendali, 24 penangkis serangan udara).
Sedangkan pemenuhan pada Tahap II (hingga 2019) adalah:
- Matra darat: 74,62% (649.062 senjata ringan, 1.371 meriam/roket/rudal, 2.000 kendaraan tempur, 121 pesawat terbang),
- Matra laut: 68,72 % (161 unit KRI, 4 kapal selam, 85 pesawat udara, 503 kendaraan tempur marinir), dan
- Matra udara: 44,40%. (267 pesawat, 20 radar, belum memiliki peluru kendali, 24 penangkis serangan udara).
Jumlah alutsista pada masing-masing matra yang ditargetkan pada akhir Tahap III (2024) adalah:
- Matra darat: 723.564 senjata ringan, 1.354 meriam/roket/rudal, 3.738 kendaraan tempur, 224 pesawat terbang.
- Matra laut: 182 unit KRI, 8 kapal selam, 100 pesawat udara, 978 kendaraan tempur marinir.
- Matra udara: 344 pesawat, 32 radar, 72 peluru kendali, 64 penangkis serangan udara.
Angka di atas sebenarnya masih jauh untuk mendapatkan postur pertahanan yang ideal. Aspek fisik tiap matra TNI yang harus dipenuhi dalam postur ideal adalah sebagai berikut:
- Matra darat: 783.462 senjata ringan, 2.162 meriam/roket/rudal, 4.858 kendaraan tempur, 1.224 pesawat terbang.
- Matra laut: 262 unit KRI, 12 kapal selam, 160 pesawat udara, 1.481 kendaraan tempur marinir.
- Matra udara: 469 pesawat, 32 radar, 96 rudal, dan 216 penangkis serangan udara.
Harapannya dengan tercapainya pemenuhan MEF atau kekuatan pokok minimum, sistem pertahanan negara dapat lebih menjamin terjaganya kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa Indonesia terhadap Ancaman Gangguan Hambatan Tantangan (AGHT) baik dari dalam maupun luar negeri atau kawasan, serta semakin disegani oleh negara lain.
Sumber
- Buku III Himpunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA K/L) Tahun Anggaran 2021.
- “Analisis Ringkas Cepat, Anggaran Pertahanan Indonesia, Pemenuhan Minimum Essential Force”, Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian Sekretariat Jenderal DPR RI, 2020.
Kontributor
Muhammad Taufik Al Asy’ari
Satria Dhaniswara Rahsa Wijaya