Kronologi

Kronologi Kompetisi Sepak Bola Indonesia: Dualisme Liga Indonesia antara ISL dan IPL (Bagian Kelima)

Merosotnya prestasi timnas Indonesia di kancah internasional menjadi titik awal ketidakpuasan kinerja PSSI pada era Nurdin Halid. Hal ini memicu berkembangnya dualisme liga sepak bola.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Kelompok suporter Pasoepati membawa atribut berbagai kelompok suporter lain dalam konvoi mendukung Kongres PSSI di Kota Solo, Jawa Tengah (6/7/2011). Mereka berharap kongres dijadikan momentum bersatunya insan sepak bola termasuk suporter klub dari berbagai daerah untuk kebangkitan sepak bola Indonesia.

Sejak PSSI dikomandoi oleh Nurdin Halid prestasi sepak bola Indonesia tidak banyak berbicara di gelaran internasional. Setiap tahun peforma timnas Indonesia dianggap menurun. Hal inilah yang memicu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengadakan Kongres Sepak bola Nasional di tahun 2010 sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja PSSI.

Masalah ini semakin rumit dengan hadirnya kompetisi Liga Primer Indonesia pada tahun 2011 yang diinisiasi oleh Arifin Panigoro. Liga ini merupakan bentuk kritikan terhadap Liga Super Indonesia yang klub pesertanya masih bergantung pada APBD. Desakan terhadap Nurdin Halid untuk segera mundur pun muncul dari kursi PSSI.

Kongres PSSI untuk memilih ketua umum yang baru tidaklah berjalan dengan mulus. Ada banyak masalah datang bertubi-tubi seperti penolakan calon ketua umum PSSI oleh FIFA dan perpecahan di antara peserta kongres. Masalah yang berlarut-larut membuat FIFA turun tangan dengan membentuk Komite Normalisasi yang diketuai oleh Agum Gumelar.

Terpilihnya Djohar Arifin sebagai ketua umum PSSI yang baru masih belum menyelesaikan konflik di dalam tubuh sepak bola nasional. Dualisme kompetisi sepak bola Indonesia muncul kembali antara Liga Primer Indonesia (IPL) sebagai liga sepak bola tertinggi yang diakui PSSI, dan Liga Super Indonesia (ISL) sebagai kompetisi yang tidak puas dengan kebijakan Djohar Arifin.

Pada tahun 2013 berbagai macam langkah dilakukan untuk mempertemukan antara kubu PSSI yang dipimpin oleh Djohar Arifin dengan kubu ISL yang dipimpin oleh La Nyalla Mattalitti. Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga menjadi mediator untuk mendamaikan keduanya. Puncaknya pada Maret 2013 kedua kubu sepakat untuk berdamai dan meleburkan dua kompetisi tersebut. Hasilnya pada 2014 menjadi musim perdana bergabungnya dua kompetisi sepak bola Indonesia dalam Liga Super Indonesia yang baru.

27 Januari 2010


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuannya dengan panitia Hari Pers Nasional 2010 menyinggung tentang prestasi sepak bola Indonesia yang dianggapnya menurun. Hal ini membuat Presiden SBY meminta pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk memfasilitasi diadakannya kongres sepak bola nasional. Permintaan itu dibaca sebagai sebuah ketidakpercayaan Presiden SBY kepada pengurus PSSI.

1 Februari 2010


Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mengakui PSSI di bawah kepemimpinannya telah gagal menghadirkan prestasi bagi tim nasional sepak bola Indonesia. Namun, ia tak mau berkomentar soal permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait kongres sepak bola nasional.

6 Februari 2010


Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng menyatakan, hajatan pertemuan sepak bola nasional bukanlah bentuk intervensi pemerintah kepada PSSI. Rencananya acara tersebut digelar di Malang pada Maret 2010. Presiden SBY dijadwalkan bakal hadir dalam acara kongres sepak bola nasional yang kemudian namanya berubah menjadi “sarasehan nasional”.

25 Februari 2010


Kementerian Pemuda dan Olahraga mengundang PWI, KONI, dan PSSI dalam pertemuan untuk mematangkan rencana kongres yang akan digelar di Malang pada 30-31 Maret 2010. Ketua Tim Pengarah Kongres Sepak Bola Sumohadi Marsis memastikan bahwa forum tersebut bernama kongres, bukan sarasehan. Hal ini dikatakannya sesuai dengan mandat dan amanat dari Presiden SBY kepada PWI.

24 Maret 2010


Pelaksanaan Kongres Sepak Bola Nasional telah mendapat restu dari Presiden FIFA Sepp Blatter. Menurut Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Rita Subowo, ia telah menginformasikan rencana kongres itu saat bertemu Blatter di Vancouver, Kanada.

30-31 Maret 2010


Kongres Sepak bola Nasional resmi dibuka oleh Presiden SBY di Gelanggang Olahraga Ken Arok, Malang. Kongres ini diikuti semua pemangku kepentingan persepakbolaan nasional, mulai dari pejabat pemerintah, KONI, PSSI, pengurus klub, media, dan lain-lain. Kongres ini melahirkan tujuh butir rekomendasi yang pada intinya meningkatkan prestasi sepak bola nasional, salah satunya adalah desakan reformasi dan restrukturisasi PSSI. Tujuh rekomendasi tersebut kemudian dilaporkan kepada Presiden FIFA Sepp Blatter.

KOMPAS/1 April 2010

15 Agustus 2010


KONI menegaskan bahwa bekas narapidana tidak bisa lagi menjadi anggota pengurus besar ataupun pusat organisasi olahraga nasional sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KONI. Aturan ini tidak memungkinkan bagi Ketua Umum PSSI saat itu, Nurdin Halid untuk mencalonkan diri lagi pada periode berikutnya. Masa kepengurusan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid berakhir pada 2011.

18 September 2010


Sebanyak 15 klub Liga Super dan Divisi Utama diumumkan bersedia tampil di Liga Primer Indonesia, yang bakal digulirkan pada Oktober 2010. Liga Primer Indonesia (IPL) merupakan bentukan konsorsium yang dikomandani Arifin Panigoro. Selain itu, lahirnya IPL buah dari ketidakpuasan klub-klub pada kompetisi PSSI. Berbeda dengan Liga Indonesia yang 95 persen sahamnya dikuasai PSSI, saham IPL bakal menjadi milik klub-klub peserta. Pada sisi yang lain Presiden Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam Tabusalla, mengatakan bahwa klub yang ikut dalam IPL akan dicoret keanggotaannya dalam PSSI.

26 September 2010


Liga Super Indonesia (ISL) musim 2010/2011 resmi dimulai dengan diikuti oleh 18 tim peserta yang terdiri dari 14 tim peserta musim lalu, tiga tim promosi dari Divisi Utama Liga Indonesia 2008/2009, dan satu tim pemenang babak play off promosi degradasi.

24 Oktober 2010


LPI dideklarasikan oleh 17 klub di Semarang, Jawa Tengah. Kompetisi yang ditujukan untuk memperbaiki profesionalitas dan kemandirian klub ini mulai bergulir pada 8 Januari 2011 hingga awal Oktober 2011. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menegaskan akan menjatuhi hukuman kepada klub-klub yang mengikuti LPI.

24 Desember 2010


Persema Malang, Persibo Bojonegoro, dan PSM Makassar yang juga merupakan peserta ISL 2010/2011 memutuskan untuk mengundurkan diri dan pindah ke IPL.

Pemain Persisam Putra Samarinda melakukan selebrasi menyusul keberhasilan Ahmad Sembiring mencetak gol ke gawang Persija Jakarta pada laga Djarum Liga Super Indonesia di GOR Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur (13/2/2011). Persisam menang 1- 0. KOMPAS/HARRY SUSILO

8 Januari 2011


Solo FC dan Persema Malang mengawali gelaran Liga Primer Indonesia 2011 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah. Pada musim perdana ini IPL diikuti oleh 19 klub yang bermain dalam satu grup dengan sistem kompetisi secara penuh baik kandang dan tandang.

21-24 Januari 2011


Kongres tahunan PSSI di Tabanan, Bali. Kongres tidak membahas wacana pemilihan Ketua Umum PSSI 2011-2015, namun pemilihan baru digelar pada 19 Maret 2011. Hal inilah yang memunculkan banyak prasangka di dalam peserta kongres. Salah satunya adalah kesaksian Ketua Umum Persija Jakarta Toni Tobias Mahali mengakui, dalam kongres tahunan PSSI, klub-klub peserta kongres diminta menyerahkan formulir pernyataan dukungan terhadap kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI.

25 Februari 2011


Komite Banding PSSI membatalkan keputusan Komite Pemilihan yang meloloskan Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie sebagai calon ketua umum dan calon wakil ketua umum PSSI. Pada saat bersamaan, Komite Banding juga menolak permohonan banding dua bakal calon, George Toisutta dan Arifin Panigoro. Keputusan ini diambil sesuai dengan Statuta FIFA, FIFA Standard Electoral Code, Statuta PSSI, dan peraturan PSSI tahun 2011.

5 Maret 2011


Sebanyak 87 dari 100 anggota PSSI pemegang suara mencabut dukungan terhadap Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dan jajaran pengurusnya. Mereka membentuk Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN).

8 Maret 2011


Presiden FIFA Sepp Blatter menegaskan, Nurdin Halid tidak bisa dipilih lagi menjadi ketua umum PSSI karena sesuai dengan Kode Etik FIFA, individu dengan catatan kriminal tidak memenuhi syarat untuk dipilih. Blatter juga menginstruksikan supaya ISL dan IPL harus bersatu dan diberi tenggat waktu hingga akhir Mei 2011, apabila tidak FIFA akan menjatuhkan sanksi tegas kepada Indonesia.

25-26 Maret 2011


Kongres PSSI dengan agenda memilih Komite Pemilihan dan Komite Banding sebagai persiapan pemilihan ketua umum di Pekanbaru, Riau. Sebelumnya KPPN telah menyetujui untuk ikut dalam Kongres PSSI dengan syarat agar dilibatkan dalam panitia pemilihan. Namun, dalam pelaksanaanya KPPN tidak dilibatkan sehingga kongres berlangsung kacau. Beberapa klub juga dicoret dalam kongres karena PSSI mengacu pada klasemen sementara per 18 Maret 2011 sebagai peserta.

4 April 2011


FIFA melalui Komite Darurat, membentuk Komite Normalisasi untuk menyelesaikan masalah di PSSI. Komite Normalisasi itu diketuai oleh Agum Gumelar. Tiga misi komite itu, pertama menggelar kongres pemilihan sesuai Kode Pemilihan FIFA dan Statuta PSSI. Kedua, merangkul LPI di bawah kontrol PSSI atau menghentikan liga tersebut secepat mungkin. Ketiga, menjalankan aktivitas keseharian PSSI dalam semangat rekonsiliasi demi kebaikan sepak bola Indonesia. FIFA juga menegaskan, empat calon ketua umum PSSI yakni Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, George Toisutta, dan Arifin Panigoro tidak bisa dicalonkan sebagai Ketua Umum PSSI 2011-2015.

14 April 2011


Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar bertemu dengan para pemilik suara dalam Kongres PSSI di Jakarta. Awalnya agenda tersebut hanya dianggap sebagai pertemuan biasa, tetapi sebagian besar pemilik suara menghendaki pertemuan itu ditingkatkan statusnya menjadi kongres. Pertemuan itu membatalkan Komite Pemilihan dan Komite Banding hasil kongres di Pekanbaru Maret 2011. Mereka kemudian membentuk Komite Pemilihan dan Komite Banding yang baru.

21 April 2011


Badan sepak bola dunia, FIFA, mengancam akan menjatuhkan sanksi tegas, termasuk pembekuan kepada PSSI jika keputusan mereka untuk menormalkan sepak bola Indonesia tidak dipatuhi. FIFA juga menegaskan kembali fungsi Komite Normalisasi sebagai Komite Pemilihan. Ini berarti, FIFA menolak hasil pemilihan komite yang terbentuk dalam kongres anggota PSSI pemilik suara di Jakarta, 14 April 2011.

20 Mei 2011


Kongres PSSI dengan agenda memilih Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI 2011-2015 di Jakarta tidak menghasilkan satu keputusan apapun. Hal ini disebabkan karena tak ada titik temu soal pemungutan suara terkait agenda kongres. Selain itu masuknya nama George Toisutta dan Arifin Panigoro dalam bursa pencalonan oleh Komite Banding dianggap bermasalah. Komite Normalisasi bersikukuh tidak memasukkan nama kedua calon tersebut sesuai dengan keputusan FIFA sebelumnya. Selain itu LPI musim 2011 berhenti hanya sampai putaran pertama.

19 Juni 2011


ISL musim 2010/2011 telah berakhir dengan Persipura Jayapura keluar sebagai juara setelah menempati posisi pertama dalam klasemen akhir.

9 Juli 2011


Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Solo, Jawa Tengah menetapkan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI periode 2011-2015, Djohar Arifin Husin dan Farid Rahman. Keduanya dituntut untuk untuk mengakhiri perpecahan antarpemangku kepentingan persepakbolaan nasional.

Djohar Arifin Husin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI 2011-2015 setelah meraih 61 suara pada putaran kedua melawan Agusman Effendi yang meraih 38 suara pada Kongres Luar Biasa PSSI di Solo, Jawa Tengah (9/7/2011). Pada putaran pertama, Djohar meraih 53 suara dan Agusman mendapat 39 suara. KOMPAS/AGUNG SETYAHADI

12 Juli 2011


PSSI menandatangani surat kesepahaman atau memorandum of understanding (MOU) tentang pelaksanaan LPI di bawah PSSI. Komitmen ini tetap diawasi oleh FIFA, AFC, dan AFF, termasuk juga kinerja dan pelaksanaan program dari pengurus PSSI yang baru. Sebelumnya, Djohar Arifin memastikan kompetisi LPI akan digabung dengan kompetisi Liga Super Indonesia. PSSI juga menegaskan, kompetisi ke depan tanpa bantuan dari APBD.

3 Agustus 2011


PSSI menetapkan bahwa klub yang dapat berkompetisi pada musim depan harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Lima kriteria AFC yang harus dipenuhi oleh klub adalah aspek legal, finansial, infrastruktur, personel, dan sporting. Klub akan dirangking sesuai dengan kriteria tersebut. Klub yang berpartisipasi merupakan mereka yang berlaga di Liga Super, Divisi Utama, dan Liga Primer Indonesia pada musim lalu. Beberapa klub yang merasa keberatan dengan syarat tersebut membuka opsi untuk merger.

25 Agustus 2011


Hasil verifikasi calon klub peserta Liga Profesional PSSI menunjukkan bahwa tiada satu klub pun yang memenuhi persyaratan klub profesional sesuai dengan standar AFC. PSSI merancang kompetisi profesional dibagi dua level. Level 1 merupakan liga tertinggi akan diikuti oleh 32 tim yang dibagi menjadi wilayah timur dan barat. Kompetisi Level 2 akan diikuti oleh 48 klub yang dibagi menjadi empat grup.

27 September 2011


PSSI memutuskan mengubah format kompetisi tertinggi sepak bola tanah air musim 2011/2012 menjadi 24 klub dalam format satu wilayah. 24 klub peserta Liga Primer Indonesia (IPL) 2011/2012 meliputi 14 klub peserta Liga Super Indonesia, empat klub promosi dari Divisi Utama, dan enam klub tambahan yang ditunjuk dan diputuskan dalam rapat Komite Eksekutif PSSI.

13 Oktober 2011


Beberapa klub terpecah menjelang diselenggarakannya IPL 2011/2012. Sejumlah klub mengancam akan menggelar kompetisi sendiri jika pengelolaan Liga Indonesia tidak diserahkan kembali ke PT Liga Indonesia mengacu pada Kongres PSSI di Bali Januari 2011. Rencana ini diklaim telah didukung oleh 14 klub. Namun, PSSI telah menunjuk PT Liga Prima Indonesia untuk mengelola kompetisi profesional. Sebanyak 10 klub tetap mendukung diselenggarakannya kompetisi di bawah PT Liga Prima Indonesia.

15 Oktober 2011


PSSI secara resmi menggulirkan kompetisi tertinggi sepak bola tanah air bernama Liga Prima Indonesia musim 2011/2012.

Pemain Persebaya, Feri Ariawan (kanan) dan Taufiq (tengah), berebut bola dengan Pemain Persema, Naum Sevolovski (kiri), dalam laga Liga Primer Indonesia di Stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya (12/2/2012). Persebaya ditahan 0-0. KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

29 November 2011


Wacana beberapa klub yang memilih untuk keluar dari IPL dan bergabung dengan Liga Super Indonesia semakin terang. Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) bahkan memberikan izin tidak hanya kepada PT Liga Prima Indonesia Sportindo, namun juga pada PT Liga Indonesia untuk menggelar liga sepak bola secara bersamaan. Munculnya Liga Super Indonesia membuat beberapa klub terpecah di antara dua liga yang berjalan secara bersamaan.

1 Desember 2011


ISL secara resmi dimulai dengan pertandingan antara Persija melawan Deltras Sidoarjo. Liga ini digulirkan PT Liga Indonesia, pengelola liga yang dibentuk PSSI era Nurdin Halid, dan diikuti 18 klub. Klub-klub bergabung ke ISL karena tidak puas atas berbagai kebijakan pengurus PSSI baru di bawah Djohar Arifin Husin.

13 Desember 2011


PSSI memberikan hukuman kepada delapan klub yang bermain di Liga Super Indonesia, kompetisi yang tidak mereka akui. Selain didiskualifikasi dari divisi teratas Liga Indonesia, degradasi ke divisi di bawahnya (Divisi Utama) musim 2012/2013 dan larangan transfer melalui Transfer Matching System FIFA, klub-klub itu dijatuhi denda Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar.

21 Desember 2011


FIFA memberi waktu pendek kepada PSSI agar merangkul klub-klub ISL. Apabila klub menolak maka FIFA meminta PSSI memberi sanksi kepada mereka dan pemain klub tersebut tidak bisa membela tim nasional. Selain itu, para pemain yang tampil di ISL tak bisa ditransfer ke luar karena transfer matching system akan ditutup bagi klub-klub ISL.

27 Desember 2011


PSSI secara resmi memberhentikan empat anggota Komite Eksekutif hasil pemilihan KLB Solo, yaitu La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw, Toni Apriliani, dan Erwin Dwi Budiawan, karena dinilai melanggar kode etik. Nama-nama tersebut juga terkait dengan dukungannya terhadap ISL.

18 Maret 2012


Terjadi dua kongres terkait pengelolaan sepak bola Indonesia yang digelar bersamaan. Kongres Tahunan PSSI diselenggarakan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, satu lagi oleh kelompok yang menamakan diri Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) di Jakarta. Kedua kongres itu sama-sama mengklaim diikuti anggota PSSI pemilik suara sah. PSSI di dalam kongres memberikan satu solusi yakni mengakui ISL dan kompetisi itu berada di bawah kontrol PSSI. Namun pada sisi yang lain KPSI menggelar KLB menandingi PSSI dan membentuk kepengurusan yang diketuai oleh La Nyalla Mattalitti.

7 Juni 2012


AFC mempertemukan pihak yang bertikai di tubuh sepak bola Indonesia. Mereka sepakat berdamai dan mengakhiri polemik lewat MOU yang ditandatangani PSSI, ISL, dan KPSI di bawah pengawasan Satuan Tugas (Task Force) AFC yang dipimpin Wakil Presiden AFC Pangeran Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah dan anggota Komite Eksekutif FIFA, Dato Worawi Makudi. Beberapa butir isi MOU tersebut adalah dibentuk komite gabungan yang bertugas menciptakan liga profesional baru.

24 September 2012


FIFA memerintahkan PSSI menggelar KLB sebelum 10 Desember 2012. Perintah itu diputuskan dalam sidang Komite Asosiasi FIFA di Zurich, Swiss.

5 Desember 2012


Menpora Andi Alifian Mallarangeng memfasilitasi pertemuan antara PSSI dan KPSI sekaligus menyepakati diadakannya Kongres PSSI paling lambat pada 10 Desember 2012. Adapun peserta kongres tetap mengacu pada peserta KLB PSSI di Solo, Jawa Tengah, 9 Juli 2011.

10 Desember 2012


PSSI menggelar KLB di Palangkaraya, Kalimantan Tengah meskipun pemerintah tidak memberikan restu. Namun, PSSI mengklaim, utusan FIFA dan AFC bakal hadir. Plt Menpora Agung Laksono menyatakan belum mengeluarkan rekomendasi pelaksanaan kongres karena PSSI belum memverifikasi 101 pemilik suara KLB PSSI di Solo pada 9 Juli 2011 sebagai peserta KLB. Situasi ini memicu KPSI untuk menyelenggarakan kongres sendiri di Jakarta pada hari yang sama.

5 Januari 2013


Pemerintah melalui Plt Menpora Agung Laksono merekomendasi penyelenggaraan IPL dan ISL. Namun, pemerintah memberikan syarat bahwa kedua liga tersebut harus berkomitmen untuk menghilangkan dualisme sepak bola dan menuju penyatuan kompetisi. Hari ini ditetapkan sebagai hari pertama bergulirnya ISL musim 2013 yang diikuti oleh 18 tim peserta.

13 Februari 2013


BOPI belum menandatangani surat rekomendasi penyelenggaraan IPL karena operator liga, PT Liga Prima Indonesia Sportindo, dinilai belum melengkapi persyaratan. LPIS baru memenuhi dua syarat yakni komitmen menyelesaikan pembayaran tunggakan pemain dan ofisial yang berkompetisi di IPL serta pernyataan mendukung penyatuan liga dan pembentukan tim nasional. Namun, syarat penyerahan bukti pembayaran atau transfer dari penyelesaian tunggakan gaji pemain belum diterima BOPI.

16 Februari 2013


IPL musim 2013 dimulai dengan laga pembuka Pro Duta melawan Semen Padang di Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pada musim ini terdapat 16 tim peserta yang mengikuti IPL.

Dari kiri ke kanan, perwakilan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), La Nyalla Mattalitti, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Djohar Arifin Husin, Ketua Komite Olimpiade Indonesia Rita Subowo, dan Menpora Roy Suryo menunjukkan surat hasil perundingan antara PSSI dan KPSI, di Kemenpora, Senayan, Jakarta (18/2/2013). Kedua organisasi tersebut bersepakat untuk mengakhiri konflik dan akan melaksanakan Kongres PSSI pada 17 Maret 2013 di Jakarta. KOMPAS/LASTI KURNIA

18 Februari 2013


Menpora Roy Suryo memfasilitasi pertemuan antara Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin, perwakilan KPSI La Nyalla Mattalitti, dan Ketua Komite Olimpiade Indonesia Rita Subowo. Pertemuan ini menyepakati diselenggarakannya Kongres PSSI, 17 Maret 2013, di Jakarta. Kongres mengusung empat agenda sesuai surat FIFA, yaitu penyatuan kompetisi, revisi statuta, pengembalian empat komite eksekutif PSSI yang dipecat (La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw, Erwin Dwibudiawan, dan Toni Apriliani), serta mengakomodasi pemilih pada KLB PSSI di Solo pada Juli 2011.

5 Maret 2013


FIFA menegaskan bahwa kongres PSSI, 17 Maret 2013, di Jakarta harus dipertimbangkan sebagai kongres luar biasa. Selain itu FIFA juga mengirim dua delegasi sebagai pemantau KLB yaitu Ketua Umum Asosiasi Sepak Bola Belanda dan anggota Komite Asosiasi FIFA, Michael van Praag, serta Manajer Departemen Asosiasi Anggota Marco Leal.

17 Maret 2013


KLB PSSI mengakhiri dualisme sepak bola Indonesia yang berlangsung sejak pembentukan KPSI pada 2011. Kongres dinilai melaksanakan empat agenda sesuai dengan MOU yang dirujuk FIFA pada Februari 2013. Selain itu, La Nyalla Mattalitti membubarkan KPSI.

20 Maret 2013


PSSI dan PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi mulai menyusun regulasi penyatuan IPL dan ISL. Regulasi yang diutamakan adalah tentang adanya klub yang mempunyai “kembaran” antara di IPL dan ISL. Operator liga akan melihat klub yang bukan anggota PSSI dan bermasalah akan dicoret.

28 September 2013


IPL dihentikan karena PSSI menilai jalannya kompetisi tidak sah. Kendati demikian, PSSI menggulirkan opsi digelarnya turnamen play off bagi 11 klub peserta LPI guna menyeleksi tujuh tim yang berhak tampil di liga unifikasi. Sebelumnya PSSI telah mendiskualifikasi tiga tim peserta IPL, yaitu Persibo Bojonegoro, Persema Malang, dan Persija, lantaran sering kalah walkout. Sementara tim yang tidak diakui PSSI ialah Persebaya 1927 dan Arema IPL karena dualisme tim di IPL dan ISL.

17-25 Oktober 2013


PSSI menyelenggarakan play off klub IPL yang akan menjadi peserta kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia pada 2014. Sepuluh tim peserta dibagi menjadi dua grup yang memainkan pertandingan dengan sistem setengah kompetisi. Tiga tim teratas di setiap grup ditambah Semen Padang (yang mendapat wildcard karena pertimbangan prestasi sebagai juara bertahan IPL dan kontestan Piala AFC) akan memasuki tahapan verifikasi.

10 Desember 2013


Pengurus PSSI melakukan verifikasi 25 klub ISL dan IPL untuk kompetisi musim depan. Namun, dengan menggunakan standar parameter klub profesional versi AFC, tidak ada satupun klub Indonesia yang lolos. PSSI hanya fokus pada dua aspek untuk verifikasi yakni infrastruktur dan pendanaan klub. Hasilnya 22 klub yang lolos sementara terdiri atas 18 klub ISL musim kompetisi 2013, dan 4 klub IPL. Keempat klub IPL adalah Semen Padang, PSM Makassar, Persijap Jepara, dan Persiba Bantul. Klub yang dinyatakan tidak lolos berhak banding dalam waktu satu minggu.

3 Januari 2014


PT Liga Indonesia menetapkan kompetisi Liga Super Indonesia musim 2014 dimulai 1 Februari 2014. Untuk format kompetisi, PT LI membagi 22 tim dalam dua wilayah, yakni Barat dan Timur. Pertandingan berlangsung dalam sistem home and away. Empat tim terbaik dari masing-masing wilayah akan diadu dalam format delapan besar. Empat tim terbaik melaju ke babak semifinal dan para pemenanganya akan melaju ke partai puncak.

1 Februari-7 November 2014


ISL musim 2014 secara resmi terselengara. Musim ini merupakan kompetisi yang perdana dalam menyatukan klub-klub dari IPL dan ISL. Pada musim ini Persib Bandung berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Persipura Jayapura, 7-5 (2-2), lewat adu penalti di final ISL 2014.

Daftar Juara Liga Super Indonesia 2010-2014

Tahun

Tim

2010/2011 Persipura (Jayapura)
2011/2012 Sriwijaya FC (Palembang)
2013 Persipura (Jayapura)
2014 Persib (Bandung)

Sumber: Pemberitaan KOMPAS.

Daftar Juara Liga Prima Indonesia 2010-2013

Tahun

Tim

2011 Berhenti sampai putaran pertama
2011/2012 Semen Padang
2013 Berhenti dan digantikan dengan babak play off ke ISL

Sumber: Pemberitaan KOMPAS.

Baca Juga Seri Kronologi Kompetisi Sepak Bola Indonesia:

Bagian Pertama: Lahirnya PSSI dan Liga Pertama Bumiputera

Bagian Kedua: Pembentukan Liga Perserikatan Indonesia

Bagian Ketiga: Liga Semi Profesional Galatama

Bagian Keempat: Bergabungnya Perserikatan dan Galatama Menjadi Liga Indonesia

Bagian Keenam: Sanksi Fifa dan Upaya Kebangkitan Liga Indonesia

Referensi

Arsip Kompas
  • “Kongres Segera Digelar * Permintaan Presiden Bukti Pengurus PSSI Tidak Lagi Dipercaya”, KOMPAS 30 Januari 2010, hal. 30.
  • “Nurdin Halid Mengaku Gagal: Menolak Berkomentar soal Permintaan Presiden”, KOMPAS 2 Februari 2010, hal. 30.
  • “Pernyataan Presiden: PWI-KONI Lakukan Kongres Sepak Bola”, KOMPAS 4 Februari 2010, hal. 30.
  • “Forum di Malang Bukan Intervensi * Tidak Ada Restu Pemerintah soal PD 2022”, KOMPAS 6 Februari 2010, hal. 30.
  • “Forum Wartawan Sepak Bola Sibuat *Menpora Penanggung Jawab Sarasehan di Malang”, KOMPAS 16 Februari 2010, hal. 31.
  • “Kongres Pasti Digelar: Menpora Undang PWI, KONI, dan PSSI untuk Bertemu”, KOMPAS 24 Februari 2010, hal. 30.
  • “Blatter Restui Kongres: Mantan Pemain Timnas Inginkan Perombakan PSSI”, KOMPAS 25 Maret 2010, hal. 30.
  • “Hari Ini Presiden Buka Kongres Sepak Bola”, KOMPAS 30 Maret 2010, hal. 30.
  • “Kongres Sepak Bola Nasional: PSSI Didesak Lakukan Reformasi dan Restrukturisasi”, KOMPAS 1 April 2010, hal. 1.
  • “Momentum Bagus Itu Tak Dimanfaatkan”, KOMPAS 1 April 2010, hal. 1.
  • “Hasil KSN Menuju FIFA: Menpora dan KONI Intensif Bahas Rekomendasi”, KOMPAS 7 April 2010, hal. 30.
  • “Bekas Narapidana Dilarang Aturan * PSSI Harus Mematuhi Aturan Komite Olimpiade”, KOMPAS 16 Agustus 2010, hal. 30.
  • “LPI Bakal Bergulir Oktober * PT LI Ancam Coret Klub Peserta”, KOMPAS 18 September 2010, hal. 30.
  • “PSM dan Pelita Awali Liga dengan Manis *Persipura Jayapura dan Persiba Balikpapan Tertahan”, KOMPAS 27 September 2010, hal. 30.
  • “Liga Primer Indonesia: Tonggak Kemerdekaan Sepak Bola Indonesia”, KOMPAS 25 Oktober 2010, hal. 31.
  • “PSM Makassar Bergabung ke LPI”, KOMPAS 15 Desember 2010, hal. 30.
  • “PSSI Intimidasi Irfan * Pemain Tim Nasional Seharusnya Bisa dari Semua Kompetisi”, KOMPAS 31 Desember 2010, hal. 30.
  • “Awal Perubahan di Solo”, KOMPAS 8 Januari 2011, hal. 29.
  • “Kongres PSSI: Wacana Pemilihan Ketua PSSI Tak Dibahas”, KOMPAS 22 Januari 2011, hal. 1.
  • “Kongres PSSI: Peserta Ungkap Penggalangan Dukungan Ketua PSSI”, KOMPAS 23 Januari 2011, hal. 1.
  • “Kongres PSSI: Upaya Melanggengkan Kekuasaan”, KOMPAS 24 Januari 2011, hal. 30.
  • “Kisruh Sepak Bola: Batal, Pencalonan Nurdin-Nirwan”, KOMPAS 26 Februari 2011, hal. 1.
  • “Kisruh PSSI: Mosi Tidak Percaya 83 Anggota atas Nurdin”, KOMPAS 1 Maret 2011, hal. 1.
  • “KPPN Pegang Otoritas * Pemilik Suara Diimbau Menolak Pencalonan Nurdin Halid”, KOMPAS 6 Maret 2011, hal. 6.
  • “Blatter Cekal Nurdin *FIFA Memantau dan Tahu Persis Situasi di Indonesia”, KOMPAS 9 Maret 2011, hal. 29.
  • “Kongres PSSI: Ada Indikasi KPPN Terpecah”, KOMPAS 15 Maret 2011, hal. 29.
  • “Sepak Bola: Kongres PSSI di Riau Diwarnai Unjuk Rasa”, KOMPAS 26 Maret 2011, hal. 29.
  • “Sepak Bola: 78 Pemilik Suara Ambil Alih Kongres PSSI”, KOMPAS 27 Maret 2011, hal. 1.
  • “Kongres PSSI Kacau *Ada 39 Cacat dalam PO, FIFA Sesalkan Langkah PSSI”, KOMPAS 27 Maret 2011, hal. 7.
  • “Sepak Bola: Ketua Baru PSSI Dipilih 29 April di Surabaya”, KOMPAS 30 Maret 2011, hal. 1.
  • “FIFA Bentuk Komite Normalisasi untuk Kasus PSSI”, KOMPAS 5 April 2011, hal. 1.
  • “Spirit Kongres pada 14 April * Perwakilan Pemilik Suara Ngotot Pra-Kongres”, KOMPAS 13 April 2011, hal. 29.
  • “Kongres Pekanbaru Diadopsi: Lima Wakil Pemilik Suara Ikut Membahas Kode Pemilihan”, KOMPAS 15 April 2011, hal. 29.
  • “Sepak Bola Indonesia: FIFA Ancam Bekukan PSSI”, KOMPAS 23 April 2011, hal. 29.
  • “Sepak Bola: Kongres PSSI Buntu, Tak Jelas Lanjutannya”, KOMPAS 21 Mei 2011, hal. 1.
  • “Persipura Juara Musim Kompetisi 2010/2011”, KOMPAS 9 Juni 2011, hal. 31.
  • “Kisruh PSSI: KN Tunda Kongres Jadi 9 Juli”, KOMPAS 11 Juni 2011, hal. 31.
  • “Kongres PSSI: Djohar-Farid Harus Revolusioner”, KOMPAS 10 Juli 2011, hal. 8.
  • “FIFA dan AFC Tetap Memonitor PSSI”, KOMPAS 13 Juli 2011, hal. 31.
  • “Klub-klub Profesional Diranking”, KOMPAS 4 Agustus 2011, hal. 31.
  • “PSSI Tidak Akan Berkompromi * Penggabungan Klub untuk Memenuhi Kriteria AFC”, KOMPAS 5 Agustus 2011, hal. 31.
  • “Infrastruktur dan Keuangan Kendala Utama”, KOMPAS 7 Agustus 2011, hal. 8.
  • “Klub Berbenah Menuju Profesional”, KOMPAS 9 Agustus 2011, hal. 31.
  • “Klub Tak Penuhi Syarat”, KOMPAS 26 Agustus 2011, hal. 31.
  • “FIFA dan AFC Bahas Kompetisi Pro”, KOMPAS 5 September 2011, hal. 31.
  • “Musim 2011/2012 Bergulir Setahun Penuh”, KOMPAS 28 September 2011, hal. 31.
  • “BOPI Izinkan Dua Liga Digelar Bersamaan”, KOMPAS 30 November 2011, hal. 31.
  • “Liga Indonesia: Semen Padang Pesta Gol di Kandang”, KOMPAS 2 Desember 2011, hal. 31.
  • “PSSI Beri Sanksi, LSI Jalan Terus”, KOMPAS 14 Desember 2011, hal. 30.
  • “FIFA Kirim Pesan Tegas”, KOMPAS 23 Desember 2011, hal. 29.
  • “Seusai Dua Kongres, Harap-harap Cemas”, KOMPAS 19 Maret 2012, hal. 31.
  • “Perdamaian Diupayakan”, KOMPAS 8 Juni 2012, hal. 29.
  • “FIFA Minta Kongres PSSI Sebelum 10 Desember”, KOMPAS 10 Oktober 2012, hal. 28.
  • “Gagal, Pemerintah Ambil Alih”, KOMPAS 6 Desember 2012, hal. 20.
  • “PSSI Tetap Gelar KLB Palangkaraya *KPSI Gelar Kongres Sendiri di Jakarta”, KOMPAS 10 Desember 2012, hal. 31.
  • “Dualisme Sepak Bola Harus Selesai dalam 56 Hari”, KOMPAS 20 Desember 2012, hal. 31.
  • “Pemerintah Berubah Sikap * Kompetisi ISL dan IPL Mendapat Rekomendasi dari Pemerintah”, KOMPAS 6 Januari 2013, hal. 7.
  • “Fase Paling Kritis IPL”, KOMPAS 13 Februari 2013, hal. 30.
  • “BOPI Belum Teken Surat Rekomendasi IPL”, KOMPAS 14 Februari 2013, hal. 30.
  • “PSSI dan KPSI Akhiri Konflik”, KOMPAS 19 Februari 2013, hal. 30.
  • “FIFA Tegaskan Status KLB”, KOMPAS 6 Maret 2013, hal. 30.
  • “Dualisme PSSI Berakhir Sudah”, KOMPAS 18 Maret 2013, hal. 1.
  • “Verifikasi Klub Harus Pastikan Finansial”, KOMPAS 21 Maret 2013, hal. 30.
  • “IPL Dihentikan, PSSI Gelar ”Play Off””, KOMPAS 3 Oktober 2013, hal. 30.
  • “Pilihannya Hanya Menyatu atau Terbelah”, KOMPAS 3 Oktober 2013, hal. 30.
  • “Unifikasi: Peserta Kompetisi Harus Tetap Diselamatkan”, KOMPAS 3 Oktober 2013, hal. 30.
  • “Grup Sudah Pasti, Tanggal Masih Menanti”, KOMPAS 5 Oktober 2013, hal. 28.
  • “PSSI Tetapkan Standar Rendah untuk Liga”, KOMPAS 11 Desember 2013, hal. 28.
  • “Final ISL 15 November 2014: Sebanyak 22 Tim Dibagi dalam Wilayah Barat dan Timur”, KOMPAS 4 Januari 2014, hal. 22.
  • “Antirasial di ISL Dipertegas”, KOMPAS 1 Februari 2014, hal. 30.
  • “Final Liga Indonesia: Akhir Penantian “Maung Bandung””, KOMPAS 8 November 2014, hal. 1.

Penulis
Martinus Danang
Editor
Inggra Parandaru