Pemkot Magelang
Fakta Singkat
Nama Lengkap
Dr Muchamad Nur Aziz, Sp.PD.
Lahir
Magelang, 24 November 1971
Almamaterr
Universitas Diponegoro Semarang
Jabatan Terkini
Wali Kota Magelang 2021–2024
Muchamad Nur Aziz membuat kejutan dalam Pilkada Kota Magelang tahun 2020. Ia berhasil mengungguli pasangan calon (paslon) anak wali kota sebelumnya, Aji Setyawan dan Windarti Agustina. Aziz-Mansyur unggul dengan perolehan 41.170 suara atau 60,02 persen. Aziz yang berpasangan dengan KH M Mansyur didukung oleh Partai Demokrat, Golkar, PKB, PKS, dan PPP. Sementara lawannya memperoleh 27.425 suara atau 39,98 persen.
Paslon Aji-Windarti didukung oleh PDIP, Hanura, Gerindra, dan Perindo. Aji adalah anak Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, sedangkan Windarti merupakan petahana yang saat itu menjabat Wakil Wali Kota Magelang.
Menghadapi paslon kuat tidak membuat gentar dokter Aziz, demikian panggilannya. Aziz berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit dalam. Selama ini seluruh hidupnya dicurahkan di dunia kesehatan untuk membantu dan melayani masyarakat yang membutuhkan pertolongan terkait kesehatan. Kepeduliannya yang besar terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat mendorong dokter Aziz sampai pada keputusan untuk terjun ke dalam dunia politik.
Sebenarnya dunia politik bukan hal baru baginya. Sebab sejak lama dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ini acapkali mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Dari sinilah dokter Aziz melihat dari dekat masalah-masalah yang dihadapi masyarakat Kota Magelang. Harapannya, dengan menjadi pemimpin di daerah, ia dapat membawa kebijakan yang lebih baik bagi masyarakat Kota Magelang.
Anak tentara
Muchamad Nur Aziz lahir di Magelang pada 24 November 1970. Nur Aziz adalah anak bungsu dari delapan bersaudara dari pasangan Letkol. Inf. (Purn.) H. Fachrudin Soegiri dan Hj. Siti Wasilah. Ayahnya berlatar belakang militer yang disiplin, dan ibunya seorang guru sekolah dasar. Lewat kedisiplinan yang diajarkan seorang prajurit dan kelembutan seorang guru telah membentuk kepribadian dan karakter Nur Aziz seperti saat ini.
Masa kecil Aziz hingga tumbuh dan besar dijalani di kota kelahiranya Magelang, tepatnya di Tuguran. Aziz kecil mengawali pendidikan dasar di SD A Yani 2B, berlanjut di SMP Negeri 1 dan SMA Negeri 1 Magelang. Usai lulus SMA, keinginannya yang teguh menjadi dokter telah membawanya ke Semarang untuk mengenyam pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip). Gelar dokter diraihnya pada 1999, kemudian melanjutkan studi spesialisasi penyakit dalam hingga lulus tahun 2006.
Ayahnyalah yang telah mendorong semangatnya untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri. Masih terngiang perkataan sang ayah, “Kalau mau sekolah kedokteran, kalau tidak di negeri tidak usah sekolah”. Ini yang memacu semangatnya akhirnya bisa masuk Fakultas Kedokteran Undip. Sementara itu, ibundanya banyak memberi Aziz motivasi untuk selalu belajar. Ibunya juga banyak memberinya motivasi dalam menjalani hidup. Ayah Nur Aziz telah lama meninggal dunia, kini ia hanya memiliki seorang ibu yang saat ini telah berusia 87 tahun.
Saat di bangku kuliah, Nur Aziz dikenal sebagai mahasiswa yang aktif. Di tengah aktivitasnya, ia seringkali melihat kesehatan masyarakat yang belum semuanya tersentuh. Hatinya tergerak untuk berbuat sesuatu yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. Kemudian, Aziz mendirikan Assyifa Medical Team. Suatu tim medis yang khusus memberikan pelayanan sunat dengan biaya yang terjangkau. Tim medis ini berkeliling dari satu daerah ke daerah lain mengadakan sunatan massal masyarakat dengan biaya murah. Mereka berkeliling mulai dari Semarang, Sidoarjo, Pemalang, hingga menjangkau Rembang.
Dr. Muchamad Nur Aziz, Sp.PD-KGH demikian gelar yang telah disandangnya. Setelah menjadi dokter, ia mempunyai program pengobatan masyarakat yang dijalaninya dengan tulus tanpa pamrih. Ia tidak hitung-hitungan soal biaya kesehatan. Baginya yang utama adalah masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Panggilan jiwa yang kuat untuk dapat memberi pelayanan yang lebih luas kepada berbagai lapisan masyarakat mendorongnya terjun ke dunia politik. Atas restu ibundanya pula dokter Aziz yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) maju menjadi calon wali kota Magelang tahun 2020.
Dokter Aziz menikah dengan Niken Ichtiaty dan dikaruniai empat orang anak, dua putra dan dua putri, yaitu Amany Thahira, Hamam Al Farabi, Ahmada Al Faruki, dan Rifda Chalisa.
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Artikel Terkait
Karier
Setelah menyandang gelar dokter pada 1999, dokter Aziz mengawali praktek pelayanan kesehatannya di Kalimantan Barat. Ia menjadi Kepala Puskesmas Balai Sebut, di Jangkang, Kalbar selama dua tahun. Tahun 2002 ia kembali ke Semarang melanjutkan studi kedokterannya untuk mengambil spesialisasi penyakit dalam hingga lulus pada 2006.
Selanjutnya dokter Aziz lebih banyak berkarier di kota Tegal dan Pemalang. Tahun 2007, dokter Aziz tercatat sebagai salah satu dokter spesialis penyakit dalam di RS Harapan Anda di Tegal. Setahun kemudian ayah empat anak ini pindah ke Pemalang dan menjadi dokter spesialis penyakit dalam di bidang ginjal dan hipertensi di RSUD M. Ashari hingga tahun 2020. Usaha dan karya terus ia jalani dengan sepenuh hati, selain menjadi dokter, Nur Aziz juga mendirikan sekaligus sebagai pemilik Apotek & Laboratorium Ken Waras yang didirikannya pada 2008, dan hingga kini terus beroperasi.
Kariernya di bidang pelayanan kesehatan terus melaju. Tahun 2012, dokter Aziz mendirikan sekaligus sebagai pemilik dua rumah sakit di Pemalang, yaitu RS Prima Medika dan RS Islam Al-Ikhlas. Hingga kini kedua rumah sakit tersebut masih terus berjalan. Upaya dokter Aziz memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas terus ia lakukan, bukan hanya di Pemalang tetapi juga di Kota Tegal. Suami dari Niken Ichtiaty ini pada tahun 2018 juga mendirikan sekaligus menjadi pemilik RS Hawari Essa Slawsi di Tegal. Hingga kini rumah sakit tersebut terus memberikan pelayanan bagi masyarakat Kota Tegal dan sekitarnya.
Dokter Aziz sejak mahasiswa sudah aktif berorganisasi, selain organisasi kemasyarakatan, ia aktif pula di organisasi keagamaan. Aktivitasnya itu terus dijalaninya hingga telah menjadi dokter. Ia pernah menjadi Nadhir Masjid Asyi-Syifa RSUP Karyadi Semarang selama delapan tahun (1991–1999). Di Pemalang, dokter Aziz dipercaya sebagai Ketua 2 PMI Kabupaten Pemalang, Ketua Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama Kabupaten Pemalang, juga menjadi Ketua Bidang Pembinaan dan Mutu Profesi Kabupaten Pemalang. Bahkan, ia dipercaya sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Jawa Tengah.
Sementara dalam organisasi keagamaan, Nur Aziz pernah menjadi Ketua Bidang Kerjasama Umat MUI Pemalang, dan menjadi Takmir Masjid Wasilah Taman Pemalang.
Berbagai aktivitasnya di organisasi kemasyarakatan membuatnya dapat mengetahui dari dekat masalah yang dihadapi masyarakat. Kepeduliannya yang begitu besar terhadap masyarakat di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat mendorong dokter Aziz terjun ke dunia politik. Harapannya dengan menjadi pemimpin di daerah, ia dapat membawa perubahan di berbagai bidang ke arah yang lebih baik bagi semua lapisan masyarakat di Kota Magelang.
Setelah malang melintang berkarier di kota Tegal dan Pemalang, akhirnya ia kembali ke kota kelahirannya Magelang untuk mewujudkan cita-citanya membantu dan melayani masyarakat secara lebih luas. Atas dorongan teman-temannya pula, dokter Aziz akhirnya memutuskan dan bertekad sepenuh hati untuk maju dan memenangkan Pilkada Kota Magelang tahun 2020.
Dokter Aziz maju sebagai calon wali kota berpasangan dengan M. Mansyur, M.Ag. sebagai calon wakil wali kota. Keduanya didukung oleh Partai Demokrat, Golkar, PKB, PKS, dan PPP. Keputusannya maju dalam Pilkada Kota Magelang sempat membuat geger publik karena keduanya tidak diperhitungkan sebelumnya. Apalagi lawannya adalah anak wali kota sebelumnya dan petahana wakil wali kota saat itu. Namun, tidak disangka paslon ini akhirnya unggul dengan meraih 60 persen suara.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Magelang, Jawa Tengah menetapkan pasangan Muchamad Nur Aziz-M Mansyur (Aman) dengan perolehan suara 41.170 suara atau 60,02 persen, unggul atas pasangan Aji Setyawan – Windarti Agustina (Aswiner) yang memperoleh 27.425 suara atau 39,98 persen. Keduanya, Muchamad Nur Aziz dan M. Mansyur kemudian resmi dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo secara virtual di Pendopo Pengabdian kompleks rumah jabatan Wali Kota Magelang pada 26 Februari 2021.
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Wali Kota Magelang M Nur Aziz terlihat masih bersalaman dengan tamu undangan yang memberi ucapan selamat atas pelantikannya, Jumat (26/2/2021).
Daftar penghargaan
- Radar Semarang Award 2021 atas program “Jemput Sakit, Antar Sehat” untuk Pemerintah Kota Magelang (2 Desember 2021)
Penghargaan
Penghargaan Radar Semarang Award 2021 untuk Pemerintah Kota Magelang atas program “Jemput Sakit, Antar Sehat” yang merupakan salah satu terobosan kepemimpinan Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz (Dokter Aziz) dan Wakil Wali Kota Magelang M. Mansyur di bidang Kesehatan. Dengan penghargaan itu semakin memacu Pemerintah Kota Magelang berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, terutama terkait kebutuhan dasar di bidang kesehatan (2 Desember 2021).
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Calon wali kota Magelang dari paslon nomor urut 1, dr H Nur Aziz, berfoto bersama massa pendukung seusai mengumumkan klaim kemenangannya, Rabu (9/12/2020).
Menyehatkan Magelang
Tekad ingin memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Kota Magelang dicetuskannya dalam program-program yang telah disusunnya bersama Wakil Wali Kota M. Mansyur. Kesehatan menjadi hal utama yang akan diperbaiki, yaitu kesehatan yang paripurna, yang merata bagi seluruh masyarakat Kota Magelang.
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mendata ulang warga kota Magelang. Bagi yang tidak mendapat Kartu Indonesia Sehat atau BPJS dari pemerintah daerah, akan didata ulang lagi sehingga dipastikan seluruh warga memiliki kartu tersebut. Selain itu, rumah sakit akan dilengkapi dengan SDM yang lebih bnayak, sehingga pelayanan masyarakat akan semakin cepat. Ia juga mengajak rumah sakit swasta untuk bersama-sama menghadapi kondisi kesehatan di Kota Magelang, agar pelayanan kesehatan semakin optimal.
Pemkot Magelang akan mewujudkan program pelayanan kesehatan gratis, yakni dengan menggratiskan kelas 3 rumah sakit untuk penduduk, tanpa memandang miskin ataupun kaya. Setiap kelurahan akan diberikan satu mobil ambulans.
Setelah program “Jemput Sakit Antar Sehat”, Pemkot Magelang juga membuat inovasi baru lainnya, yaitu “Siaga Among Raga” (Siamor). Siamor merupakan upaya mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Siamor memfasilitasi para lansia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan biaya pelayanan itu dijaminkan program JKN. Layanan ini gratis karena Pemkot Magelang telah mendaftarkan penduduknya sebagai peserta JKN KIS yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah (PB Pemda).
Yang menarik adalah “Program Unggulan 30 Juta per RT per Tahun”. Program ini tidak diwujudkan dalam bentuk uang tunai, melainkan dalam bentuk program pembangunan infrastruktur dan noninfrastruktur. Program yang dianggarkan dari APBD ini juga untuk meningkatkan UMKM. Ada rencana akan membuka 1.500 lapangan pekerjaan dengan UMKM dan start up baru.
Program lainnya sudah dititipkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Magelang yang sudah disahkan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan anggaran yang berpihak kepada rakyat.
Kompas.com
Harta kekayaan
Total kekayaan Muchamad Nur Aziz tahun 2020 sebesar Rp4,10 miliar. Jumlah kekayaan yang dilaporkan dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 14 September 2020 terdiri dari harta tanah dan bangunan senilai Rp1,23 miliar yang tersebar pada 2 bidang di Pemalang. Dalam laporan itu, Nur Aziz juga tercatat memiliki alat transportasi dan mesin senilai Rp1,46 miliar yang terdiri dari tiga mobil dan satu motor, kas dan setara kas Rp1,63 miliar. Selain itu, Nur Aziz memilik hutang sebesar Rp232 juta, sehingga total harta kekayaan tahun 2020 tercatat sebesar Rp4,10 miliar.
Ini merupakan pertama kalinya bagi Muchamad Nur Aziz menyampaikan laporan kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Referensi
Biodata
Nama
Dr. Muchamad Nur Aziz, Sp.PD
Lahir
Magelang, 24 November 1971
Jabatan
Wali Kota Magelang 2021–2024
Pendidikan
- SD Negeri A. Yani 2B Magelang (1979–1985)
- SMP Negeri 1 Magelang (1985–1988)
- SMA Negeri 1 Magelang (1988–1991)
- Sarjana (S1) Dokter Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK UNDIP) (1991–1999)
- Sarjana (S2) FK UNDIP (1999–2002)
- Sarjana (S3) Spesialis Penyakit Dalam RS Umum Pusat Dr. Karyadi Konsultan Ginjal Hipertensi RSU Pusat Dr Karyadi – FK UNDIP (2002–2006)
Karier
- Kepala Puskesmas Balai Sebut, Jangkang, Kalimantan Barat (1999–2001)
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Harapan Anda, Tegal (2007)
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ginjal Hipertensi RSUD Dr.M. Ashari, Pemalang (2008–2020)
- Pendiri & pemilik Apotek & Laboratorium Ken Waras (2008–sekarang)
- Pendiri & pemilik RS Prima Medika Pemalang (2012–sekarang)
- Pendiri & pemilik RS Islam Al-Ikhlas Pemalang (2012–sekarang)
- Pendiri & pemilik RS Hawari Essa Slawsi Tegal (2018–sekarang)
- Wali Kota Magelang (2021–2024)
Organisasi
- Ketua 2 Badan Perwakilan Mahasiswa FK UNDIP
- Nadhir Masjid Asyi-Syifa RSUP Karyadi Semarang (1991–1999)
- Ketua 2 PMI Kabupaten Pemalang
- Ketua Bidang Kerjasama Umat MUI Pemalang
- Takmir Masjid Wasilah Taman Pamulang
- Ketua Bidang Pembinaan dan Mutu Profesi Kabupaten Pemalang
- Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Jawa Tengah
- Ketua Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama Kabupaten Pemalang
Penghargaan
- Penghargaan atas program “Jemput Sakit, Antar Sehat” untuk Pemerintah Kota Magelang yang merupakan salah satu terobosan kepemimpinan Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz dari Radar Semarang Award 2021 (2 Desember 2021)
Karya
Buku
–
–
Keluarga
Istri
Niken Ichtiaty, S.Si.
Anak
- Amany Thahira
- Hamam Al Farabi
- Ahmada Al Faruki
- Rifda Chalisa
Sumber
Litbang Kompas