Bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitasnya memberi dampak pada lingkungan laut. Laut menjadi rentan terhadap ancaman pencemaran yang berasal dari aktivitas manusia, seperti limbah, baik limbah industri atau rumah tangga, tumpahan minyak, maupun perilaku buruk membuang sampah. Saat ini dunia dihadapi dengan masalah pencemaran sampah plastik di laut. Indonesia termasuk salah satu negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah Cina. Sampah-sampah plastik tersebut 80 persen masuk melalui aliran sungai dan sisanya 20 persen dari perilaku pembuangan sampah langsung ke laut. Bila tidak ada penangan secara serius maka pencemaran laut akan semakin berdampak pada sektor ekonomi dan pariwisata, mengganggu kehidupan biota laut, ekosistem dan kesehatan manusia.
KOMPAS/Ismail Zakaria
Para nelayan membersihkan sampah yang tersangkut pada jala mereka di Pantai Muara Lasak, Kawasan Pantai Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (14/3/2017) pagi. Sampah itu tidak hanya mengotori laut, tetapi juga mengotori kawasan pantai.
KOMPAS/M Zaid Wahyudi
Para petugas dari Pertamina Terminal Transit Wayame, Ambon, (21/8/2005) membersihkan cairan berminyak yang tumpah dari kapal MV Fu Yuan Yu F66 di Perairan Kate-kate. Kapal berbendera China yang sedang dalam proses pengadilan atas kasus ekspor ikan langsung dari Laut Arafura tersebut meledak dua kali pada 15 Agustus lalu. Hal itu mengakibatkan dinding kamar mesin berlubang sebesar 4 x 2 meter dan kapal mengeluarkan cairan minyak. Dengan menggunakan bahan khusus, minyak yang telah dilokalisasi diserap dan dipindahkan ke dalam drum.
KOMPAS/Heru Sri Kumoro
Busa dari limbah cair di sekitar Gedung Pompa Sunter Utara, Jakarta, (7/6/2012). Limbah yang diduga dari rumah tangga dan pabrik ini mengalir ke laut dan berpotensi merusak lingkungan sungai maupun laut.
KOMPAS/Melati Mewangi
Minyak mentah yang terbawa ombak mencemari tepi pantai utara Karawang, Jawa Barat, Sabtu (24/4/2021). Kemunculan ceceran minyak mentah (oil spill) ini dikhawatirkan berdampak buruk pada ekosistem dan biota laut.
KOMPAS/Adhitya Ramadhan
Endapan batu bara halus yang terbawa arus ke permukaan mengotori Pantai Pasar Bengkulu, Kota Bengkulu, Rabu (21/3/2012). Batu bara tersebut merupakan limbah dari penambangan batu bara di sekitar hulu sungai di Kabupaten Bengkulu Tengah yang terbawa aliran sungai hingga ke laut. Warga mengumpulkan batu bara itu untuk dijual.
KOMPAS/Tri Harijono
Limbah minyak mentah yang berupa kerak (sludge) dan berwarna hitam mirip aspal, mengotori pantai Balikpapan, Kalimantan Timur (25/6/2004). Pertamina menyelidiki asal limbah minyak ini, namun dampaknya langsung terasa berupa matinya sejumlah biota laut.
KOMPAS/Vina Oktavia
Nelayan menarik jaring payang di tengah timbunan sampah plastik yang terbawa air laut di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung, (5/12/2017). Banyaknya sampah di pesisir Teluk Lampung membuat nelayan kesulitan mencari ikan.
KOMPAS/Saiful Rijal Yunus
Latif (7) dan Moja (8) mencari mainan di atas tumpukan sampah plastik yang mengotori Pantai Huuntete di Desa Kulati, Tomia Timur, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, (28/2/2020). Wilayah yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Wakatobi sekaligus cagar biosfer dunia ini rutin kedatangan berton-ton sampah dari lautan, baik dari wilayah lain maupun dari luar negeri. Sampah, khususnya plastik, membuat wilayah laut di kawasan ini tidak lagi bersih.
KOMPAS/Fransiskus Pati Herin
Sampah plastik berukuran 18 sentimeter ditemukan dalam usus cakalang kecil yang ditangkap nelayan di Laut Banda, Maluku. Sampah plastik itu ditemukan dari ikan yang dibeli di Pasar Mardika, Ambon (27/3/2021).