Fakta Singkat
Nama Lengkap
Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D.
Lahir
Tanjung Karang (Bandar Lampung),
26 Agustus 1962
Almamater
Universitas Indonesia
University of lllinois Urbana Champaign
Jabatan Terkini
Menteri Keuangan Republik Indonesia Periode 2024-2029
Jika ada seorang ekonom yang mendapat kepercayaan oleh dua presiden di Indonesia untuk menjabat menteri keuangan, dialah Sri Mulyani Indrawati. Kiprahnya yang mampu mengelola dan mengatasi persoalan keuangan negara, membuatnya dipercaya dua periode pemerintahan baik di era Presiden Yudhoyono maupun Presiden Joko Widodo.
Saat ditunjuk menjadi Menteri Keuangan pada periode pertama pemerintahan presiden Yudhoyono (2004-2009), Sri Mulyani menunjukkan kinerjanyanya yang memuaskan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode ini berhasil mencapai angka 6,3 persen pada 2007. Selain itu, rasio utang dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia berhasil diturunkan dalam kurun lima tahun dari angka 57 persen menjadi 28,3 persen (Bappenas, 2013). Pencapaian ini membuat Sri Mulyani dipercaya menjabat lagi pada periode pemerintahan kedua.
Kepercayaan serupa juga diberikan oleh Presiden Joko Widodo. Pada 2014, dia menduduki kembali kursi Menteri Keuangan hingga lima tahun. Investasi Indonesia meningkat, Sri Mulyani mendapat kepercayaan investor asing. Saat terpilih kembali menjadi presiden periode kedua, Joko Widodo akhirnya memilih kembali Sri Mulyani menjabat posisi yang sama pada 2019.
Dari Keluarga Pengajar
Sri Mulyani lahir di Bandar Lampung, Lampung pada 26 Agustus 1962. Dia adalah anak ke-7 dari 10 bersaudara. Kedua orang tuanya adalah guru besar di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Ayahnya, Prof. Satmoko meninggal pada 2006 dan ibunya, Prof. Dr. Retno Sriningsih juga telah meninggal pada 2008.
Seusai lulus SMAN 3 Semarang, Sri Mulyani lalu melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Gelar sarjana ekonomi dia dapatkan pada tahun 1986 dan sempat menajdi asisten pengajar. Dua tahun kemudian dia melanjutkan pascasarjana (S2) dan meraih gelar master pada tahun 1990 di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat. Gelar doktor juga diraih di universitas yang sama pada 1992 dengan judul ”Measuring the labor supply effect of income taxation using a life-cycle labor supply model: A case of Indonesia”.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO (WAK)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memenuhi undangan Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Presiden Joko Widodo hari itu kembali mengudang sejumlah tokoh untuk masuk ke dalam daftar calon menteri di kabinetnya.
Karier
Setelah lulus dari studi doktoral, Sri Mulyani kembali ke almamaternya di Universitas Indonesia untuk mengajar. Dari dunia akademik inilah suaranya muncul di media untuk memberikan pandangan kritis terhadap kondisi perekonomian nasional yang sedang krisis. Dia ikut menandatangani “Deklarasi Penyelamatan Ekonomi Indonesia” bersama para ekonom seperti Anwar Nasution, Sjahrir, Mari Elka Pangestu, Rizal Ramli, Faisal Basri, Thee Kian Wie, dan Didiek J Rachbini pada 6 Agustus 1998 di Jakarta.
Menyikapi kondisi perekonomian yang kian terpuruk waktu itu, sebagai kaum profesional, yang bisa mereka lakukan hanya memberikan moral force. “Jangan sampai kita dipaksa oleh sebuah revolusi sosial,” ujar Sri Mulyani kala itu (Kompas, 7/8/1998).
Oleh karena kiprahnya itu, pada tahun 1999, Sri Mulyani kemudian ditunjuk oleh Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Sekretaris Dewan Ekonomi Nasional yang diketuai Emil Salim. Inilah kiprah jabatan pertama Sri Mulyani memasuki lembaga pemerintahan secara nasional.
Pada tahun 2001, kiprahnya berlanjut ke lembaga internasional. Sri Mulyani bekerja sebagai konsultan untuk US Agency for International Development (USAID) pada tahun 2001. Selain itu dia juga mengajar sebagai professor di Andrew Young School of Policy Studies di Georgia State University. Satu tahun kemudian, ahli Ekonomi Moneter dan Perbankan serta Ekonomi Tenaga Kerja ini terpilih kemudian terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara ASEAN.
Sekembalinya dari dunia internasional, Sri Mulyani melanjutkan kiprahnya sebagai pengajar di almamaternya, Universitas Indonesia. Selanjutnya dipercaya juga sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia.
Saat terpilih menjadi presiden, Yudhoyono lalu memanggil Sri Mulyani untuk masuk jajaran kabinetnya. Pengalaman internasionalnya inilah yang membuatnya ditempatkan pada 22 Oktober 2004 sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Dua bulan kemudian, pada 5 Desember 2004, dipindahkan untuk menjabat menteri keuangan menggantikan Jusuf Anwar.
Sri Mulyani dikenal dengan prestasinya selama menjadi Menteri Keuangan. Dia dianggap mampu menstabilkan ekonomi makro, menurunkan biaya pinjaman dan sanggup mengelola utang serta menaruh kepercayaan pada investor.
Namanya kemudian benar-benar menjadi sorotan pada tahun 2010. Saat itu Bank Dunia memilihnya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Dia kemudian menjabat posisi itu pada 1 Juni 2010. Jabatan ini dia emban selama kurang lebih enam tahun sebelum Presiden Jokowi memanggilnya untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan pada tahun 2016. Saat terpilih kembali menjadi presiden, Joko Widodo lalu memberi kepercayaan melanjutkan jabatannya pada 2019.
- The Best Finance Minister in Asia, Emerging Market Forum (2006)
- The Finance Minister of the Year in The World, Euromoney (2006)
- 100 Perempuan Peling Berpengaruh di dunia, Majalah Forbes (2008 & 2009)
- Menteri Terbaik di Dunia, World Government Summit (2018)
- Menteri Keuangan Terbaik, Majalah Global Market (2018)
Penghargaan
Oleh karena prestasinya, berbagai penghargaan di tingkat nasional maupun internasional berhasil diraihnya. Pada tahun 2006, Sri Mulyani mendapat dua penghargaan, yaitu The Best Finance Minister in Asia dari Emerging Market Forum dan The Finance Minister of the Year in the World dari Euromoney. Jabatan ini diterima ketika menjabat sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu (2005—2009).
Dua tahun berturut-turut pada tahun 2009 dan 2009, majalah Forbes menempatkannya sebagai salah satu dari 100 perempuan paling berpengaruh di dunia. Hal ini menunjukkan adanya pengakuan dari dunia internasional tentang pengaruh Sri Mulyani dalam bidang makroekonomi.
Selain itu, pada 2018 Sri Mulyani meraih dua penghargaan, yaitu Menteri Terbaik di Dunia di World Government Summit (Februari) dan Menteri Keuangan Terbaik 2018 versi majalah Global Markets (Oktober). Keduanya dia peroleh ketika menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja (2014—2019).
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO (WAK)
Direktur Pemasaran Regional Eropa dan Timur Tengah De La Rue Damian Kwiatkowski menyerahkan piala penghargaan Menteri Keuangan Of The Year kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kawasan Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10/2018). Kegiatan yang dilakukan disela acara Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional – Bank Dunia 2018 tersebut diberikan oleh majalan ekonomi Global Markets.
Pada tahun 2018, melalui akun Instagram-nya Sri Mulyani menganalogikan Indonesia seperti sebuah kapal yang sedang berlayar di tengah gelombang. Stabilitas perekonomian ditekan oleh ketidakpastian ekonomi global 2019.
” Pada keadaan seperti ini, berbagai pilihan keputusan harus diambil agar semua penumpang selamat dan kapal tetap berlayar menuju tujuan yang telah ditetapkan. ”
Sri Mulyani (Kompas, 5/1/2019)
Kapal yang dianalogikan Sri Mulyani akhirnya dapat melaju relatif stabil. Kinerja keuangan dinilai positif, dilihat dari realisasi sementara defisit APBN 2018 sebesar 1,76 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit anggaran 2018 menjadi yang terkecil sejak tahun 2012.
Penulis Aktif
Kesibukan Sri Mulyani sebagai akademisi dan sekarang di pemerintahan tidak menyurutkan langkahnya untuk tetap menulis baik artikel di media, jurnal penelitian maupun buku. Artikel opini pertama kali ditulisnya di Kompas pada 9 Maret 1999 mengenai rekapitalisasi bank pascakrisis moneter. Judulnya “Kasus Rekapitalisasi Bank dan Kredibilitas Pemerintah, Jangan Sampai Bagaikan menegakkan Benang Basah”.
Riak gelombang ketidakstabilan ekonomi negara bukan hal baru buat Sri Mulyani. Pengalaman menempanya selama ini. Melalui akun Instagram-nya (2018) Sri Mulyani menganalogikan Indonesia seperti sebuah kapal yang sedang berlayar di tengah gelombang. Stabilitas perekonomian ditekan oleh ketidakpastian ekonomi global 2019.
”Pada keadaan seperti ini, berbagai pilihan keputusan harus diambil agar semua penumpang selamat dan kapal tetap berlayar menuju tujuan yang telah ditetapkan,” tulis Sri Mulyani (Kompas, 5/1/2019).
Kapal yang dianalogikan Sri Mulyani akhirnya dapat melaju relatif stabil. Kinerja positif keuangan negara diulangi lagi sebelumnya. Defisit anggaran 2018 menjadi yang terkecil sejak tahun 2012.
Penulis: Vincentius Gitiyarko
Editor: Ignatius Kristanto
Biodata
Nama
Lahir
Jabatan
: Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D.
: Kota Tanjung Karang (Bandar Lampung), Lampung, 26 Agustus 1962
: Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Maju (2019-2024)
Pendidikan
- SD, Karang Kumpul, Semarang ( 1972 )
- SMP I, Semarang ( 1978 )
- SMA Negeri III, Semarang ( 1981 )
- Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ( 1986 )
- Master of Science Economics University of Illinois, Urbana, AS ( 1990 )
- Ph.D of Economics, University of Illinois, AS ( 1992 )
Disertasi: “Measuring the Labor Supply Effect of Income taxation using life cycle labor supply”
Promotor: Jane H. Leuthold, Jac. Giveckuer, Walter Mc.Mahon
Spesialisasi: Ekonomi Makro , Ekonomi Keuangan
Karier
Pemerintahan
- Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-Bappenas (1994-1995)
- Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan (1998)
- Kerja Bidang Hukum Bisnis, Menteri Kehakiman RI (1999)
- Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional (1999-2000)
- Sekretaris Dewan Ekonomi Nasional (1999–2001)
- Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004–2005)
- Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2005–2009)
- Memimpin delegasi Indonesia dalam menghadiri forum 20 negara yang menempati urutan teratas dalam ekonomi dunia (G-20) di Cape Town, Afrika Selatan (2007)
- Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2008–2009)
- Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2009–2010). Mundur 20 Mei 2010.
- Menteri Keuangan Kabinet Kerja di era Presiden Joko Widodo (2014-2019)
- Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Maju di era Presiden Joko Widodo (2019-2024)
- Menteri Keuangan Kabinet Merah Putih di masa Presiden Prabowo Subianto (2024-2029)
Nonpemerintahan
- Dosen Program S-1 dan Program Extension Fakultas Ekonomi UI (1986)
- Pengurus Associate LPEM UI (1988)
- Asisten Profesor University of Illinois, Urbana, Champaign, USA (1990–1992)
- Research Associate LPEM UI (1992)
- Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI (1993–1995)
- Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI UI (1995–1998)
- Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik UI (1996–1999)
- Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi UI (1998–2001)
- Komisaris PT Astra International Tbk. (2000)
- Komisaris PT Unilever Indonesia Tbk. (2000)
- Konsultan USAid di Atlanta, Amerika Serikat (2001-2002)
- Peneliti dalam Penelitian exchange program dalam program kerja sama antara LPEM FEUI dan Georgia, USA (2001)
- Direktur Eksekutif untuk 12 negara di Asia Tenggara IMF (International Monetary Fund) (2002-2004) Kegiatan Lain
- Direktur Pelaksana Bank Dunia (2010)
Kiprah Organisasi
- Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan Pembangunan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) (1996–2000)
- Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia periode 2019-2023.
Penghargaan
- The Best Finance Minister in Asia dari Emerging Market Forum (2006, 2007, 2008)
- The Finance Minister of The Year in the World dari Euromoney (2006)
- Perempuan paling berpengaruh ke-23 di dunia versi ”Majalah Forbes” (2007)
- Penghargaan dari Institut Singapore untuk Urusan Internasional sebagai seorang pemimpin berpengaruh di Asia (2008)
- Penghargaan menteri terbaik dunia pada kegiatan World Government Summit di Dubai (11 Februari 2018)
- Penghargaan dari Global Markets menjadi “Finance Minister of the Year – East Asia Pacific“. Gelar tersebut diberikan saat berlangsungnya IMF-World Bank Group Annual Meetings di Bali (Oktober 2018)
- Menteri keuangan terbaik di Asia Pasifik tahun 2017, 2018, 2019 versi majalah keuangan FinanceAsia.
Karya
Buku
- Teori Moneter. Penerbit : Lembaga Penerbitan UI (1986)
- Prospek Ekonomi. Penerbit : Gramedia ( 1995 )
- Liberalisasi dan Pemeratan dalam Liberalisasi Ekonomi, Pemerataan dan Kemiskinan. Penerbit : Tiara Wacana ( 1995 )
Artikel Kompas
- Menuju Indonesia Maju melalui SDM Unggul. Oleh Sri Mulyani Indrawati. KOMPAS, Senin, 19 Agustus 2019.
Ada harapan besar bagi kemajuan bangsa ini ketika saya bertatap muka dengan Raeni, seorang mahasiswa S-3 calon doktor dari Universitas Birmingham yang bercita-cita menjadi peneliti profesional. Terlahir sebagai anak dari seorang pengayuh becak, Raeni kuliah S-1 di Universitas Negeri Semarang dengan…
- APBN 2019: Sehat, Adil, Mandiri. Oleh Sri Mulyani Indrawati. KOMPAS, Selasa, 21 Agustus 2018.
Cita-cita pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia tercantum jelas dalam Pembukaan UUD 1945. Sebuah cita-cita yang harus terus diperjuangkan dari generasi ke generasi. Sebagai penerus yang tengah memegang estafet mandat, kita harus menggunakan seluruh sumber daya dan upaya serta pikiran dan tenaga untuk menggerakkan Indonesia maju terus mendekat pada tujuannya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai…
- Efektivitas APBN. Oleh Sri Mulyani Indrawati. KOMPAS, Jumat, 13 Jan 2017
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara merupakan cerminan kesehatan suatu negara. Setiap negara, kaya ataupun miskin, menghadapi tantangan pengelolaan APBN, bahkan banyak negara pernah atau sedang mengalami krisis ekonomi dan krisis kepercayaan akibat kondisi APBN yang tidak kredibel dan tidak berkelanjutan.Negara-negara Amerika Latin pada era 1980-an, negara Timur Tengah dan Rusia pada masa kejatuhan harga minyak, serta negara-negara Eropa, seperti…
Keluarga
- Drs. Satmoko (ayah)
- Dr. Retno Sriningsih Satmoko (ibu)
- Tonny Sumartono, SE, M.Sc. (suami)
- Dewinta Illinia Sumartono (anak)
- Adwin Haryo Indrawan Sumartono (anak)
- Luqman Indra Pambudi Sumartono (anak)
Sumber: Litbang Kompas