KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Wisatawan asal luar Nusa Tenggara Barat, berfoto bersama di titik berfoto yang disediakan di luar Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (26/3/2022). Meskipun gelaran MotoGP 2022 telah usia, namun antusiasme masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia untuk datang ke kawasan sirkuit tersebut masih sangat tinggi. Hal itu berdampak positif bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menggantungkan usaha dari pariwisata. Oleh karena itu, berbagai kegiatan (olahraga dan pariwisata) yang bisa mendatangkan wisatawan ke Mandalika atau Nusa Tenggara Barat, harus terus didorong oleh pengelola kawasan maupun pemerintah daerah.
Fakta Singkat
KEK Mandalika
- Lokasi: Lombok Tengah, NTB.
- Luas: 1.035, 67 ha.
- Pengelola: PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
- Sektor pariwisata: hotel, resort, MICE and agro-industry and eco-tourism.
- Kesiapan lahan tanah yang telah dibebaskan: 1.035,67 ha.
- Infrastruktur dalam kawasan: jalan, listrik, Instalasi pengolahan air bersih dan air limbah.
- Dukungan infrastruktur wilayah: jalan, listrik, ketenagakerjaan, kelistrikan, sumber daya air baku, Bandara Internasional Lombok.
- Dukungan Pemerintah Daerah: pemberian keringanan pajak daerah dan kemudahan perizinan.
- Target investasi hingga 2025: Rp 40 triliun.
- Target tenaga kerja hingga 2025: 587.000 jiwa.
KEK Mandalika kini menjadi salah satu destinasi super prioritas yang digarap pemerintah. Wilayah yang ditetapkan sebagai KEK sejak tahun 2014 ini terletak di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Jaraknya sekitar 50 kilometer di tenggara Mataram, Ibu Kota NTB.
Pada tahun 2020, Mandalika ditetapkan menjadi satu dari lima destinasi super prioritas yang menjadi fokus pengembangan. Empat destinasi lainnya adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Likupang di Sulawesi Utara.
KEK Mandalika mencakup kawasan seluas 1.035,67 hektare. Kawasan ini menawarkan dua daya tarik alam utama, yaitu keindahan pantai pasir putih dan bukit-bukit hijau di sepanjang garis pantai garis yang terbentang sejauh 7,2 kilometer.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Lansekap pesisir pantai Tanjung Aan di zona tengah kawasan Ekonomi Khusus Mandalika seperti terlihat Senin (25/7/2022) lalu. NTB saat ini fokus mengembangkan sport tourism seiring pengembangan kawasan Mandalika dengan berbagai ajang balap motor kelas dunianya.
Bentang pantai berpasir putih dengan berbagai karakteristik menjadikan keunikan ini sebagai daya tarik pantai-pantai di bagian selatan Pulau Lombok. Pantai Kuta Mandalika, salah satu ikon Lombok yang telah terlebih dahulu terkenal di manca negara memiliki tekstur pasir putih seperti merica memberikan kesan kuat, tegas, dan gagah.
Di sisi lain, Mandalika juga kaya dengan keanekaragaman budaya. Kearifan lokal berpadu dengan keindahan alam menjadikan suatu perpaduan yang sempurna dalam mengangkat suatu kawasan untuk menjadi tujuan wisata bertaraf dunia.
KOMPAS/LASTI KURNIA
Patung diorama kisah Putri Mandalika di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Lombok, NTB, Minggu (8/2/2016). Putri cantik Mandalika yang merengang nyawa di pantai tersebut melahirkan tradisi Nyale, sebuah tradisi tahunan yang berlangsung setiap bulan Febuari.
Legenda Puteri Mandalika
Nama Mandalika tidak terpisahkan dari legenda masyarakat suku Sasak, suku asli Pulau Lombok yang memiliki putri cantik yang bernama Putri Mandalika. Diceritakan, dahulu kala ada seorang raja bernama Raja Tonjang Beru yang memimpin sebuah kawasan tenteram dan makmur. Raja tersebut memiliki anak perempuan cantik yang bernama Mandalika. Ia sangat baik dan suka menolong orang lain. Saat berbicara, dia selalu menggunakan bahasa yang sopan.
Kecantikan dan kebaikan budi pekerti Putri Mandalika itu begitu tersohor. Banyak pangeran dari berbagai kerajaan seperti Kerajaan Johor, Kerajaan Lipur, Kerajaan Pane, Kerajaan Kuripan, Kerajaan Daha, dan Kerajaan Beru ingin melamar dan menjadikan sang putri sebagai istri. Sang raja pun menyerahkan keputusan kepada Mandalika untuk memilih pasangan hidupnya. Sang putri kemudian bertapa untuk mencari petunjuk. Seusai bertapa, ia mengundang semua pangeran dan pemuda yang ingin melamarnya.
Semua pangeran diminta berkumpul di pantai Kuta Lombok pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak (suku asli Lombok) saat pagi buta, sebelum azan Subuh berkumandang. Saat matahari mulai terlihat di ufuk, Putri Mandalika didampingi ratu dan raja datang ke Pantai Seger untuk menemui para pangeran.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Patung diorama kisah Putri Mandalika di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Punjut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (18/10/2021).
Di atas bukit tersebut, sang putri berkata bahwa ia berencana untuk menerima semua lamaran. Ia melakukan hal tersebut untuk menjaga kedamaian pulau. Jika ia hanya menerima satu pinangan, maka akan terjadi perselisihan.
Tiba-tiba sang putri menjatuhkan tubuhnya ke laut. Ia hanyut ditelan ombak. Melihat hal tersebut, para pangeran langsung berusaha menyelamatkan Mandalika. Namun, tak ada satu pun yang menemukan tubuh sang putri.
Belum hilang keheranan para pangeran akan tindakan sang putri, tiba-tiba secara perlahan muncul binatang-binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak dari laut. Binatang tersebut menyerupai cacing, yang kemudian mereka sebut sebagai nyale. Masyarakat lokal percaya bahwa cacing nyale adalah jelmaan dari Putri Mandalika.
Penghormatan terhadap Putri Mandalika itu salah satunya diwujudkan dengan keberadaan diorama patung Putri Mandalika dan digelarnya Festival Bau Nyale yang biasa dilaksanakan pada Februari hingga Maret setiap tahun.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Suasana saat warga dan wisatawan menangkap Nyale atau cacing laut pada kegiatan Bau Nyale di kawasan Pantai Seger, Kuta, Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat Jumat (10/2/2023) pagi lalu.
Setiap tahunnya, masyarakat Lombok Tengah merayakan upacara Bau Nyale, yaitu ritual mencari cacing laut yang dipercaya sebagai jelmaan dari Putri Mandalika. Perayaan ini merupakan budaya yang unik dan menarik wisatawan baik lokal maupun internasional.
Kata “Bau” berasal dari bahasa Sasak yang berarti mencari dan menangkap sedangkan kata “Nyale” berarti hewan laut yang menyerupai/mirip cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang dibawah permukaan laut.
Di sisi lain, perilaku kearifan lokal suku Sasak masih terpelihara dengan baik sampai saat ini, Desa Sade, salah satu desa adat suku Sasak, yang masih satu area kecamatan dengan Mandalika memberikan suguhan budaya yang menarik. Adat, budaya, tradisi, dan kehidupan masyarakat di Desa Sade tanpa terganggu dengan kemajuan zaman di wilayah sekitarnya masih berlangsung.
Rumah penduduk di Desa Sade merupakan bangunan tradisional, tersusun dari dua lantai terbuat dari perpaduan tanah liat, batu, dan dicampur dengan kotoran kerbau sebagai semen alami serta beratapkan daun Nipah. Lantai pertama digunakan untuk menerima tamu dan tempat tidur kaum lelaki, sedangkan lantai ke dua digunakan untuk tidur anak gadis dan memasak.
Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing di Kabupaten Lombok Tengah
Tahun |
Wisatawan Nusantara (orang) |
Wisatawan Asing (orang) |
2017 |
113.959 |
86.524 |
2018 |
83.176 |
70.539 |
2019 |
66.581 |
80.982 |
2020 |
26.710 |
17.849 |
2021 |
3.002 |
38.154 |
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah. Diolah Litbang Kompas/PUR
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Merebaknya Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020, membuat obyek wisata di Nusa Tenggara Barat sepi pengunjung. Hal itu seperti terlihat di Kuta Beach Park the Mandalika di kawasan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, Selasa (7/4/2020). KEK Mandalika merupakan salah satu dari lima destinasi super prioritas yang tengah dikembangkan pemerintah pusat.
Linimasa pengembangan kawasan Mandalika
Dengan segala pesona yang dimiliki, Mandalika mempunyai potensi besar untuk menjadi destinasi wisata populer selayaknya Bali. Kawasan Mandalika menyimpan beragam pesona baik wisata bahari, alam, hingga budaya.
Sejak tahun 1984, PT Pengembangan Pariwisata Lombok (Lombok Tourism Development Corporation) mengelola kawasan wisata seluas 500 hektare, termasuk Pantai Seger, Kuta, Lombok. Pantai Seger merupakan salah satu lokasi wisata andalan Mandalika karena tempat tersebut menjadi lokasi masyarakat melaksanakan tradisi bau nyale atau menangkap cacing di laut.
Setelah mandek beberapa tahun, pada 2008 pengembangan kawasan Mandalika dilanjutkan setelah diambil alih oleh BUMN, yakni Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) atau PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero). Selanjutnya, pada 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan kawasan Pantai Mandalika yang mengawali pengembangan kawasan wisata Mandalika.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC Abdulbar M Mansoer (kiri) menjelaskan maket rencana pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika atau The Mandalika yang akan menjadi lokasi sirkuit MotoGP 2021 kepada Presiden Joko Widodo bersama romobongan di Balawisata Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat (17/5/2019).Terkait persiapan pembangunan street circuit Mandalika, saat ini sudah dilaksanakan sejumlah kegiatan antara lain survey lokasi, topografi, pemasangan pagar, land clearing serta penyusunan design sirkuit/homologasi.
Pengembangan kawasan wisata tersebut ditargetkan berlangsung selama 10 tahun dengan biaya sekitar 3 miliar dollar AS. Kawasan wisata Mandalika didesain memiliki desa budaya, taman bawah laut, resor mewah, dan lapangan golf.
Saat itu, Lombok, termasuk Mandalika di dalamnya, dan Bali direncanakan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Nasional. Selain itu, Mandalika berjajar dengan Tanjung Lesung dan Bangka Belitung juga diprioritaskan dalam program investasi pengembangan tiga kawasan wisata khusus.
Sejumlah infrastruktur dasar pun dibangun demi mempercepat perkembangan kawasan Mandalika. Salah satunya adalah Bandar Udara Internasional Lombok di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Pengembangan kawasan wisata Mandalika semakin masif setelah ditetapkannya KEK Mandalika melalui PP 52/2014 pada tanggal 30 Juni 2014. Penetapan KEK Mandalika juga merupakan wujud pengelolaan 10 destinasi unggulan pariwisata yang dimulai pada 2015. Dengan luas area sebesar 1.035,67 hektare dan menghadap Samudera Hindia, KEK Mandalika diharapkan dapat mengakselerasi sektor pariwisata Provinsi NTB yang sangat potensial.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Menteri Pariwisata Arief Yahya (dua dari kiri) didampingi Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer (tiga dari kiri), mendengar penjelasan Direktur Konstruksi dan Operasi Ngurah Wirawan (paling kanan) terkait pembangunan Sirkuit MotoGP di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (10/10/2019). Menurut ITDC selaku pengelola KEK Mandalika, hingga saat ini pekerjaan tanah (ground work) sirkuit telah mencapai 30 persen yang meliputi landclearing, penggalian lahan, dan pamagaran lahan. Pengaspalan akan dimulai pada Desember mendatang.
KEK Mandalika memiliki konsep pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan dengan pembangunan obyek-obyek wisata dan daya tarik wisata yang selalu berorientasi kepada kelestarian nilai dan kualitas lingkungan hidup yang ada di masyarakat.
KEK Mandalika dibagi menjadi dua kawasan, yaitu umum (mixed area) dan mewah (luxurious area). Di mixed area akan dibangun hotel-hotel berbintang dengan kapasitas total 5.000 kamar, sarana konvensi dan arena pertunjukan berskala internasional, pertokoan, jalur pejalan kaki, infrastruktur olahraga air, dan sarana ibadah.
Di luxurious area bakal dibangun arena golf seluas 150 hektare. Ada pula resor Medclub yang memiliki jaringan wisata elite terluas di dunia. ITDC akan membangun infrastruktur wisata bawah air, dermaga, hingga sandaran kapal pesiar.
Dibangun pula kluster syariah (Islamic friendly cluster) untuk menarik turis Asia dan Timur Tengah. Pembangunan ini akan memperkuat identitas Lombok sebagai World Best Halal Tourism Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination yang ditetapkan dalam World Halal Travel Summit/Exhibition 2015. Demi target itu pula, penerbangan langsung dari Abu Dhabi ke Bandara Internasional Lombok dibuka.
KOMPAS/HERLAMBANG JALUARDI
Pengunjung Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok, NTB berfoto di tepi sirkuit ketika diadakan even pada Senin (23/5/2022). Sirkuit balap ini menjadi daya tarik tersendiri.
Pembangunan, investasi, dan dampak ekonomi KEK Mandalika
Mengacu dalam Laporan Pelaksanaan Pengembangan KEK edisi April 2023, Dewan Nasional KEK mencatat terdapat tujuh KEK yang telah berjalan dengan baik dan salah satunya adalah KEK Mandalika.
Sejak ditetapkan menjadi destinasi super prioritas, kawasan Mandalika terus dibenahi dan dikembangkan. Pemerintah mendukung penuh pembangunan dan peningkatan aksesibilitas ke daerah kawasan MotoGP Mandalika.
Dilansir dari laman kek.go.id, proyek KEK Mandalika meliputi pembangunan hotel bintang lima, jalan dalam kawasan sepanjang 4 kilometer (km), Masjid Mandalika, dan instalasi pengolahan air bersih berteknologi sea water reverse osmosis. Pantai Kuta Mandalika dan laguna di kawasan tersebut juga dioptimalkan.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Pebalap tim Aruba.it Ducati Alvaro Bautista mengacungkan tangan setelah berhasil mengunci gelar juara dunia pada balapan kedua dalam rangkaian Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) 2022 di Sirkuit Jalan Raya Internasional Mandalika, Pujut, Lombok Tengah, NTB, Minggu (13/11/2022). Balapan kedua tersebut dimenangkan oleh Toprak Razgatlioglu. Meski demikian, pebalap Alvaro Bautista dari tim Aruba.it Ducati berhasil mengunci gelar juara dunia WSBK.
Artikel terkait
Sejumlah infrastruktur penunjang pun telah dipersiapkan. Sebut saja, Pelabuhan Lembar berjarak 46 km dari Mandalika, ruas jalan Penunjak-Kuta sepanjang 18,2 km, dan Bandara Internasional Lombok berjarak 18 km, serta Gardu Induk Kuta sebesar 150 kilovolt (kv). Selain infrastruktur, KEK Mandalika juga membangun sirkuit Mandalika yang digunakan untuk MotoGP.
Lewat pembangunan itu, Mandalika ditargetkan menyerap investasi hingga Rp 40 triliun dan tenaga kerja sebanyak 587.000 jiwa hingga 2025.
Dalam rapat, Direksi ITDC serta MGPA seperti dikutip dari laman KEK disampaikan bahwa hingga Desember 2022 realisasi investasi di KEK Mandalika tercatat sebesar Rp 4,5 Triliun. Dari realisasi investasi tersebut, dalam periode yang sama KEK Mandalika telah menyerap pelaku usaha sebesar 1.880 orang dari 14 pelaku usaha.
Selain penyerapan tenaga kerja yang tinggi, keberadaan KEK Mandalika dengan adanya kegiatan-kegiatan internasional juga memberikan multiplier effect kepada masyarakat sekitar dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Pebalap tim Pata Yamaha with BRIXX Toprak Razgatlioglu melakukan selebrasi dengan stoppie setelah berganti wearpack dan helm warna emas pada Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) musim 2021 di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika di Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (21/11/2021). Toprak keluar sebagai juara dunia baru meski hanya meraih finis kedua di belakang Jonathan Rea.
Penyelenggaraan MotoGP 2022 di Mandalika, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (5/3/2023), berdampak pada perputaran uang yang signifikan, yakni hingga Rp 5 triliun. Dampak itu tidak hanya di NTB, tetapi juga hingga Bali.
Dampak gelaran itu pada sejumlah sektor, mulai dari akomodasi, transportasi, kuliner, hingga usaha mikro kecil dan menengah. Survei Kompas menunjukkan bahwa rata-rata tingkat hunian melonjak dari sekitar 50 persen menjadi lebih dari 75 persen, bahkan bisa mencapai angka maksimal 100 persen untuk daerah Lombok Tengah.
Aktivitas pengeluaran penonton selama MotoGP salah satunya tecermin dalam data uang yang keluar dari Bank Indonesia Provinsi NTB. Net uang keluar (outflow) mencapai Rp 326,9 miliar selama 1–18 Maret 2022. Tren net outflow sudah terlihat sejak sebulan sebelum ajang MotoGP, yakni Rp 66,6 miliar pada Februari 2022 (Kompas, 21/3/2022).
KOMPAS/RIZA FATHONI
Presiden RI Joko Widodo (kanan) melambaikan tangan didampingi CEO Dorna Carmelo Ezpeleta (ketiga dari kiri) dan para peraih juara MotoGP setelah penyerahan trofi pemenang Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Minggu (20/3/2022).
Sirkuit Mandalika
Salah satu yang menarik dari KEK Mandalika adalah adanya Sirkuit Mandalika atau dengan nama resminya, yaitu Pertamina Mandalika International Street Circuit yang diresmikan pada tanggal 12 November 2021 oleh Presiden Joko Widodo.
Penamaan tersebut dilakukan melalui Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (Sponsorship) dan juga Peluncuran Nama Resmi Sirkuit Balap Internasional Mandalika yang dilaksanakan di Jakarta, pada Kamis, 7 Oktober 2021.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Warga menikmati panorama Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika dari Bukit Seger di Lombok Tengah, NTB, Rabu (16/3/2022).
Pertamina Mandalika International Street Circuit ini menghadap secara langsung ke Samudera Hindia. Sirkuit ini juga berada di KEK Mandalika yang dikelola secara langsung oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau yang dikenal juga dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). ITDC sendiri adalah bagian dari InJourney, sebuah holding dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pariwisata dan pendukung secara resmi beroperasi dengan terbitnya PP 104/2021 tanggal 6 Oktober 2021.
Sirkuit ini mulai dibangun pada 2019. Pembuatan Sirkuit Mandalika melibatkan arsitek asal Amerika Serikat, Popuolus. Perusahaan itu sudah berpengalaman membuat beberapa arena olahraga lain, seperti Stadion Wembley di London.
Dalam perkembangan selanjutnya, Sirkuit Mandalika kemudian dibangun oleh MRK1 Consulting yang berkantor di Bahrain. Konsultan ini mengerjakan layout sirkuit, pavement sirkuit, dan drainase sirkuit. Konsultan ini juga mengerjakan sirkuit balap kelas dunia seperti Sirkuit Internasional Chang di Thailand yang juga menggelar MotoGP. Sementara untuk struktur tunnel atau terowongan sirkuit dan bangunan race control ditangani oleh konsultan Amsecon.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pebalap WorldSSP dar tim Kawasaki Pucetti Racing, Can Oncu (lima dari kiri), bersama tim berjalan di lintasan saat sesi pengenalan lintasan atau track walk di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika di Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (2/3/2023).
Sirkuit Mandalika yang berlokasi di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah ini membentang di tanah seluas 1.035,67 hektare. Pihak ITDC selaku pemilik dan pengelola sirkuit mengusung konsep “trek jalan raya” dengan tingkat keamanan tinggi.
Dalam rancangan awal, semula Sirkuit Mandalika sempat direncanakan memiliki panjang 4,32 km dengan 19 tikungan. Dengan berbagai pertimbangan, lintasan ini kemudian direvisi dan memiliki panjang 4,31 km yang disertai 17 tikungan. Dari 17 tikungan tersebut, terdapat 11 belokan ke kanan dan 6 belokan ke kiri dengan tipe searah jarum jam atau clockwise. Lokasi trek yang berada di sisi pantai menjadi nilai tambah bagi Sirkuit Mandalika, karena baik pembalap maupun kru secara otomatis mendapatkan pemandangan indah.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pebalap Pata Yamaha Prometeon WorldSBK, Toprak Razgatlioglu, memimpin balapan pada lap-lap awal balapan pertama (race 1) WSBK Mandalika 2023 di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika di Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (4/3/3023). Bautista memenangi race pertama ini. Toprak berada di posisi kedua sedangkan Bassanni ada di posisi empat.
Sirkuit Mandalika dilengkapi dengan 50 garasi di area paddock atau garasi untuk para tim balapan. Garasi tersebut dibangun secara permanen dengan bagian atasnya yang dilengkapi dengan ruang pers dan liputan. Pinggiran sirkuit dibatasi dengan pagar pembatas yang berisi angin, yang didatangkan dari Jerman.
Pertamina Mandalika International Street Circuit bisa menampung hingga ratusan ribu penonton. Grans Stand Seating Street Circuit Mandalika memiliki kapasitas lebih dari 50 ribu tempat duduk. Selain itu, untuk Non-Seated Area atau tribun berdiri bisa memuat hingga 140 ribu penonton. Para penonton juga bisa melihat perhelatan MotoGP di Hospitality Suites yang rencananya akan memiliki kapasitas sampai 7.700 penonton.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Sejumlah barista asal Lombok Tengah, menyiapkan kopi yang akan disajikan untuk penonton MotoGP di gedung VIP Deluxe Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (20/3/2022). Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI) NTB melibatkan sekitar 18 barista dari berbagai kafe di Lombok untuk terlibat dalam kegiatan tersebut.
Setelah pembangunan rampung, Sirkuit Mandalika diresmikan pada 12 November 2021 oleh Presiden Joko Widodo yang kemudian digunakan untuk World Superbike (WSBK). Pada Maret 2022, Sirkuit Mandalika menjadi ajang balapan MotoGP 2022.
Trek Sirkuit Mandalika menggunakan aspal dengan tipe Stone Mastic Ashpalt (SMA) yang diklaim memiliki kualitas tinggi. Aspal tersebut dipercaya dapat menahan daya gelincir sehingga mencegah pembalap jatuh ketika menjalani wet race di tengah hujan. Kemudian, aspal tersebut juga diprediksi tahan suhu tinggi sehingga cocok untuk sirkuit yang berada di iklim tropis.
LITBANG KOMPAS/TOPAN YUNIARTO
Permukaan aspal di lintasan grid pebalap setelah dilakukan pengaspalan ulang, (9/11/2022). Kejuaraan WSBK Mandalika pada 11-13 November 2022 akan menjadi pembuktian kualitas lintasan sirkuit ini.
Pembangunan sirkuit terindah di Indonesia ini diperkirakan menelan biaya hingga mencapai Rp 1,1 triliun. Biaya ini dihabiskan untuk pekerjaan dasar dan pembangunan Sirkuit Mandalika.
Kehadiran Sirkuit Mandalika ini diharapkan tak hanya mendongkrak sektor pariwisata, tetapi juga pengembangan wisata olahraga (sport tourism) di Indonesia. (LITBANG KOMPAS)
Referensi
- “Pariwisata: Mandalika Berikan Sejumlah Insentif”, Kompas, 09 Desember 2015, hlm. 19
- “Pesona Nusantara: Membuat Aman Wisatawan di Mandalika”, Kompas, 22 Januari 2016, hlm. 22
- “Kawasan Ekonomi Khusus: Pembangunan Mandalika Tersendat”, Kompas, 18 Juni 2016, hlm. 21
- “Kawasan Ekonomi Khusus: Karena Mandalika Tak Hendak Seragam * Pesona Wisata Indonesia”, Kompas, 29 Juli 2016, hlm. 22
- “Mandalika: Putri ”Nyale” yang Menggeliat * Pesona Wisata Indonesia”, Kompas, 29 Juli 2016, hlm. 22
- “Investasi: Rp 4,1 Triliun Gerakkan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika”, Kompas, 21 Oktober 2017, hlm. 01, 15
- “Corak Baru Wisata Mandalika dari MotoGP 2022”, Kompas, 20 Maret 2022, hlm. D
- “Berubah Lebih Baik Bersama Mandalika * Inspirasi Merdeka dari Pelosok Negeri”, Kompas, 16 Agustus 2022, hlm. 20
- “Sirkuit Mandalika Mau Dibawa Ke Mana?”, Kompas, 23 Maret 2023, hlm. C
- Zulkarnaen; Sayuti, Muhamad; Fajariah, Faizatul. 2022. Konsep Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Berorientasi Kesejahteraan Masyarakat Lokal. Jurnal Ganec Swara Vol. 16, No.1, Maret 2022
- Heavy, Nala, E., (2019). Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Dalam Implementasi Konsep Pariwisata Berbasis Ecotourism: Peluang Dan Tantangan. Jurnal Hubungan Internasional “Mandala”. Vol.2. No.1. 2019.
- Laporan Tahunan 2021 Resilient in the Face of Challenges. ITDC
- Mengenal Mandalika, Tuan Rumah Balap Kelas Dunia. Laman Kompas.id
- MotoGP Mandalika, Pembuktian “Indonesia Bisa”. Laman Kompas.id
- Komnas HAM: Ada Indikasi Pelanggaran HAM dalam Pembangunan KEK Mandalika. Laman Kompas.id
- Menanti Buah Akselerasi Mandalika. Laman Kompas.id
- Menghitung Dampak Ekonomi MotoGP dan Superbike Mandalika. Laman Kompas.id
- Cerita Putri Mandalika dari Kerajaan Lombok dan Tradisi Bau Nyale. Laman Kompas.com
- UU 10/2009 tentang Kepariwisataan
- PP 50/2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
- PP 52/2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika
- PP 96/2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus
- PP 104/2021 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aviasi Pariwisata Indonesia
- Perpres 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
- Perpres 56/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional