Paparan Topik | Pariwisata

KEK Likupang dan Denyut Pariwisata Sulawesi Utara

Sejak ditetapkan sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas pada 2019, KEK Likupang di Sulawesi Utara terus berbenah untuk mengembangkan resor kelas premium dan menengah, pariwisata budaya, dan pengembangan Wallace Conservation. Sebagai "the rising star" pariwisata di Indonesia, Sulawesi Utara kini menjadi salah satu pusat perhatian di tingkat lokal maupun dunia.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Pengunjung mengabadikan keindahan alam dari Bukit Tetetana, Kelurahan Kemelembuai, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Rabu (7/8/2019). Dari atas bukit ini wisatawan dapat melihat hamparan lanskap Kota Manado, Gunung Klabat hingga Teluk Bunaken.

Fakta Singkat

Kilas balik pariwisata Sulut:

  • Pariwisata di Sulut dimulai sekitar tahun 1970-an
  • Sulut ditetapkan sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) 1978
  • Dibentuk KEK Pariwisata Likupang 2019

KEK Pariwisata Likupang:

  • Dewan Nasional KEK terima pembentukan KEK oleh PT Minahasa Permai Resort Development
  • Diundangkan PP 84/2019 tentang KEK Likupang
  • Terbit Keppres 16/2020
  • Pembangunan KEK Likupang dilaksanakan secara bertahap hingga 2045

Wisatawan dan akomodasi:

  • Wisman 2022 sebanyak 15.388 orang
  • Wisman didominasi asal China
  • Hotel bintang: 56 hotel; hotel nonbintang: 238 hotel (2022)
  • TPK hotel bintang mencapai 42,74 persen (2022)

Membahas destinasi wisata di Sulawesi Utara seolah tidak akan ada habisnya. Salah satunya, wisata hutan aren dengan spot instagramable, Tuur Ma’asering. Berlokasi di Kumelembuai, Kota Tomohon, destinasi wisata ini berjarak sekitar 50 km dari Manado dan dapat ditempuh dengan berkendara sekitar 1 jam.

Di Kota Tomohon menuju Kumelembuai, mata akan dimanjakan dengan pemandangan hijau di sepanjang perjalanan. Tak ketinggalan pemandangan Gunung Lokon yang indah dari kejauhan.

Setiba di Tuur Ma’asering, pengunjung akan melewati pos penjagaan di gerbang utama untuk membayar tiket masuk sebesar Rp 15.000 per wisatawan. Tiket masuk ini nantinya dapat ditukar dengan minuman khas kearifan lokal Minahasa, yaitu Saguer dan Cap Tikus yang terkenal.

Sejak dibuka tahun 2020, menurut pemilik Tuur Ma’asering, Jeffri Hanni Polii, rata-rata pengunjung berada di kisaran 400 orang pada hari biasa dan akan berlipat ganda pada libur akhir pekan.

ARITA NUGRAHENI

Pengunjung berfoto dan bersantai di kawasan wisata Tuur Ma’asering, Tomohon, Sulawesi Utara, Sabtu (29/1/2022). Destinasi wisata yang berada di kawasan lereng perbukitan ini menawarkan panorama alam yang indah dengan landskap bertema pedesaan dengan pondok-pondok yang dapat digunakan untuk bersantai sambil menikmati sageur dan sopi cap tikus.

Mengacu pada konsep ekonomi kerakyatan, destinasi yang berada di tengah hutan pohon aren atau seho ini merupakan tempat penyulingan air nira atau saguer. Kemudian, dijadikan sebuah bangunan kafe yang berkonsep alam serta mengusung tema kearifan lokal dan semakin unik dengan ciri khas bangunan rumah kayu dan bambu.

Tuur Ma’asering adalah salah satu destinasi wisata dari ratusan destinasi wisata yang ada di Sulawesi Utara. Selain Taman Laut Bunaken sebagai marine tourism kelas dunia dan menjadi ikon pariwisata, di Provinsi Sulawesi Utara juga terdapat 1 museum, 82 situs purbakala, 49 bangunan bersejarah, dan 34 makam bersejarah.

Tak hanya destinasi wisata berbasis ekonomi kerakyatan seperti Tuur Ma’asering, pemerintah telah menetapkan, sebuah kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata yang sedang dibangun di Likupang. KEK pariwisata Likupang bahkan telah ditetapkan sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas pada tahun 2019. Ada berbagai jenis destinasi wisata alam yang bisa dikunjungi di Likupang di antaranya pantai, pemandangan bawah laut, bukit savana, hutan bakau, dan berbagai pilihan wisata lainnya.

Setelah dihantam pandemi Covid-19 selama 2020–2022, kini sektor pariwisata kembali bergairah. Selain pergerakan wisatawan domestik yang makin masif, angka kunjungan wisatawan mancanegara juga mulai menunjukkan sinyal positif.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Wisatawan mengunjungi Bukit Doa di Kecamatan Kakaskasen, Kota Tomohon Sulawesi Utara, Selasa (6/8/2019). Dalam beberapa tahun ini industri pariwisata Kota Tomohon terus tumbuh. Sejumlah tempat wisata baru di lereng Gunung Lokon mulai banyak dibangun.

Kilas balik pengembangan pariwisata di Sulawesi Utara

Minat daerah Sulawesi Utara terhadap kegiatan kepariwisataan baru dimulai pada sekitar tahun 1970-an, ketika pemerintah provinsi membentuk Dinas Pariwisata di Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan SK. Gubernur No.43/KPTS/1970. Dinas ini bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Pariwisata selaku penanggungjawab pariwisata secara nasional.

Selanjutnya, pemerintah daerah Sulawesi Utara membentuk Badan Pengembangan Pariwisata Daerah (BAPPARDA) berdasarkan SK Gub. No. 56/KPTS/1970. Organisasi kepariwisataan ini bekerjasama dengan instansi pemerintah yang ada kaitannya dengan kegiatan kepariwisataan dan unsur swasta, seperti para pengusaha industri pariwisata, para seniman daerah, dan orang-orang yang memiliki keahlian serta peduli pada pariwisata.

Sulawesi Utara sebagai suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) baru ditetapkan pada tahun 1978, berdasarkan SK Menteri Perhubungan No. KM-121/OT/Phb-78. Pada tahun tersebut, ditindaklanjuti dengan dibentuknya Kantor Wilayah Direktur Jenderal Pariwisata di Sulawesi Utara.

Sejak itu, kegiatan kepariwisataan di Sulawesi Utara mulai mendapat perhatian, dan selanjutnya, pada tahun 1985, mulai dibentuk pula dinas-dinas Pariwisata di daerah Tingkat II (kabupaten-kota) termasuk Dinas Pariwisata di Manado.

KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (depan kanan) berjalan di pasir Pantai Pulisan ketika mengunjungi Desa Marinsow yang masuk area Kawasan Ekonomi Khusus Likupang, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Sabtu (6/3/2021). Pemerintah akan mendorong wisatawan domestik meramaikan obyek wisata dalam negeri.

Kegiatan kepariwisataan di daerah Manado secara efektif dimulai pada akhir tahun 1980-an atau pada awal tahun 1990-an, dengan adanya kewenangan penuh yang diberikan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

Kewenangan itu menjadi dasar pembangunan kepariwisataan mulai digalakkan tetapi fokus utamanya baru pada pembangunan fisik, baik infrastruktur maupun suprastruktur. Objek wisata yang dilirik masih pada objek wisata alam, yakni daya tarik wisata pantai, danau, gunung, dan keadaan geografis lainnya.

Dalam perkembangannya, pemerintah kemudian mendorong kawasan strategis dalam balut Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang. Pembentukan KEK Likupang itu diusulkan oleh PT Minahasa Permai Resort Development (MPRD), anak perusahaan Sintesa Group.

Usulan penetapan diterima dalam Sidang Dewan Nasional KEK pada 15 Agustus 2019. Tak berselang lama, pemerintah mengundangkan PP 84/2019 tentang KEK Likupang pada 10 Desember 2019. Payung hukum ini meneguhkan langkah pengembangan ekonomi dengan kegiatan utama di bidang pariwisata di kawasan Likupang.

SATYA WINNIE

Keindahan hamparan terumbu karang dan ikan-ikan, Kamis (28/11/2019) di lepas pantai Pulau Lihaga, Likupang Barat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Presiden Joko Widodo kemudian menetapkan Keppres 16/2020 tentang perubahan Keppres Nomor 34 Tahun 2014 tentang Dewan Kawasan KEK Sulawesi Utara pada 30 Juli 2020. Dengan perubahan ini, Bupati Minahasa Utara ditetapkan sebagai wakil ketua II Dewan Kawasan KEK.

Peraturan tersebut sebelumnya dibuat untuk memayungi pengesahan Dewan Kawasan KEK Sulawesi Utara untuk KEK Bitung. Berbeda dengan KEK Likupang, KEK Bitung fokus pada industri pengolahan kelapa dan perikanan serta logistik. KEK Bitung disahkan pada Mei 2014 dan mulai beroperasi pada April 2019.

Selanjutnya, Bupati Minahasa Utara menerbitkan Keputusan Bupati No. 167 Tahun 2020 untuk menetapkan PT MPRD sebagai pengembang dan pengelola KEK Likupang. PT MPRD pun menguatkan langkah kerja dengan PT Pengembang Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

Pada 6 Maret 2021, keduanya menandatangani Kerangka Kerja Sama Pembentukan Badan Usaha Pengembangan dan Pengelolaan (BUPP) dalam jangka waktu dua tahun.

KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Suasana Pulau Lihaga yang masuk Likupang Barat, Minahasa Utara, Sulawesi utara. pada Kamis (28/11/2019). Pulau ini spesial karena memiliki pasir putih yang lembut seperti tepung serta hutan ketapang di hampir seluruh area pulau.

KEK Pariwisata Likupang

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) didefinisikan sebagai kawasan dengan batasan tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi dengan manfaat perekonomian tertentu.

KEK tersebut dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi serta berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.

Hingga tahun 2022, terdapat 18 KEK yang tersebar di Indonesia. Salah satunya terletak di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu KEK Likupang. Wilayah Likupang Timur di Kabupaten Minahasa Utara ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus melalui PP 84/2019 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Likupang.

Dalam jajaran KEK dengan kegiatan utama pariwisata, Likupang menjadi KEK keempat yang memiliki kegiatan tunggal di sektor pariwisata. Tiga KEK lainnya adalah KEK Tanjung Lesung (Banten), KEK Mandalika (Nusa Tenggara Barat), dan KEK Tanjung Kelayang.

KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Suasana pesisir Pulau Lihaga yang masuk Likupang Barat, Minahasa Utara, Sulawesi utara, Kamis (28/11/2019). Pulau ini spesial karena memiliki pasir putih yang lembut seperti tepung serta hutan ketapang di hampir seluruh area pulau.

Berbeda dengan kebanyakan KEK di Indonesia, keunggulan geostrategis wilayah yang dimiliki Likupang Timur, yaitu sektor pariwisata dengan tema resor dan wisata budaya. Tema tersebut didukung oleh kawasan sekitar yang memiliki pantai dan dekat dengan Wallace Conservation Center. Konsep KEK Likupang akan mengembangkan resor kelas premium dan kelas menengah (mid-range resort), budaya, dan pengembangan Wallace Conservation.

Terkait dengan Wallace Conservation, salah satu catatan yang sudah eksis adalah catatan naturalis asal Inggris, Alfred Russel Wallace, dalam bukunya, The Malay Archipelago, yang terbit pada 1869.

Wallace memulai perjalanan di Sulut pada 10 Juni 1859, ketika ia merapat di pesisir Likupang. Dalam perjalanannya ke arah Selat Lembeh, ia melihat banyak sekali satwa endemik yang hanya ada di Sulawesi, seperti maleo, anoa, dan babi rusa. Kini, satwa-satwa endemik itu masih dapat dijumpai di sepanjang pesisir utara Sulut.

KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Suasana Pulau Lihaga yang masuk Likupang Barat, Minahasa Utara, Sulawesi utara. pada Kamis (28/11/2019). Pulau ini spesial karena memiliki pasir putih yang lembut seperti tepung serta hutan ketapang di hampir seluruh area pulau.

Pariwisata di Likupang nantinya akan menonjolkan keindahan alam, seperti taman laut, pantai pasir putih, dan perbukitan savana. Komposisi ketiga panorama itu diharapkan dapat berpadu dengan kearifan lokal, salah satunya terjembatani melalui pembangunan homestay bernuansa ciri budaya lokal.

KEK Likupang berkomitmen untuk mendahulukan pengembangan masyarakat dan komunitas. Layanan, infrastruktur, dan dukungan bisnis lainnya didesain dengan bertumpu pada ekonomi ramah lingkungan. KEK Likupang diharapkan menjadi model percontohan kawasan wisata dengan energi bersih di semua lini.

KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Pemandangan Laut Sulawesi dan perbukitan dilihat dari puncak Bukit Pulisan, Sabtu (9/11/2019). Bukit itu terletak di timur Pantai Pulisan, Likupang Timur, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Pengembangan dan investasi KEK Likupang

KEK Likupang saat ini telah berusia tiga tahun sejak ditetapkan 2019. Di kawasan ini, akan dikembangkan resort, akomodasi, entertainment dan MICE. Sedangkan, di luar area KEK akan dikembangkan pula Wallace Conservation Center dan Yacht Marina. Tenaga kerja yang akan terserap ditargetkan sebanyak 65.300 orang.

Nilai investasi yang akan ditanamkan di KEK Pariwisata Likupang diperkirakan mencapai Rp 9,1 triliun. Nilai investasi di bidang infrastruktur diperhitungkan sekitar Rp 2,1 triliun, sementara untuk tenant (penyewa) sekitar Rp 7 triliun.

Pembangunan berbagai fasilitas di KEK Pariwisata Likupang dilaksanakan secara bertahap hingga tahun 2045. Pembangunan tahap pertama direncanakan pada 2020-2023 pada area seluas 92,89 hektar dengan investasi Rp 914 miliar. Luas tersebut berarti 47,1 persen dari total luas lahan yang dikuasai sebesar 197,4 hektare. Rinciannya, 155 hektar berstatus sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan 42,4 hektar berstatus sertifikat hak milik (SHM).

Selain PT Minahasa Permai Resort Development (PT MPRD) yang menanamkan investasi di kawasan ini, ada juga investor lainnya, seperti investor Maestro & Partners akan membangun Luxury Resort senilai Rp 357 miliar, Sejuta Rasa Carpedia akan membangun Beach Club senilai Rp 307 miliar, Dune World akan membangun Luxury Dive Resort senilai Rp 50 miliar, dan Artha Prakarana akan membangun Nomadic Resort senilai Rp 36 miliar.

KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Pengunjung Desa Bahoi di Likupang Barat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, berjalan di jembatan gantung yang dibuat Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Sulut, Senin (5/10/2020). Desa Bahoi dikembangkan menjadi desa wisata demi meningkatkan perekonomian warga di desa pesisir di dekat lokasi rencana Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Likupang.

Sementara itu, dukungan dari pemerintah tecermin salah satunya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kementerian PUPR telah merealisasikan Paket Pembangunan Jalan Akses menuju Kawasan KEK Likupang tahun anggaran 2019-2020 dengan total anggaran mencapai Rp 163,7 miliar.

Rilis Kementerian PUPR pada Oktober 2021 menyebut ruas jalan di DPSP Manado-Bitung–Likupang telah rampung dikerjakan. Rinciannya, preservasi Jalan Girian (Bitung)–Likupang sepanjang 46,67 km, jembatan sepanjang 152,2 km, peningkatan Jalan Pantai Pulisan sepanjang 2,8 km, dan penggantian Jembatan Marinsow.

Kementerian PUPR juga telah melaksanakan program Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di Manado-Likupang dengan renovasi dan rehabilitasi 263 unit rumah Desa Marinsow, Pulisan, Kinunang dan Kelurahan di Pulau Bunaken. Rumah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai usaha rumah tinggal atau homestay.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Taman bunga menghiasi sebagian hamparan rumput di Bukit Tetetana yang menjadi tempat melihat keindaha bumi Minahasa di Kelurahan Kemelembuai, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Rabu (7/8/2019). Dari atas bukit ini wisatawan dapat melihat hamparan lanskap Kota Manado, Gunung Klabat hingga Teluk Bunaken.

Kunjungan wisatawan dan akomodasi di Sulawesi Utara

Pengayaan jenis destinasi tersebut diharapkan dapat berdampak pada animo wisatawan dan durasi waktu tinggal. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Sulawesi Utara pada 2022 tercatat 15.338 orang. Angka ini tidak dapat dimungkiri terpengaruh oleh situasi pandemi Covid-19.

Dengan merebaknya pandemi Covid-19 membuat kunjungan wisman di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2020 mengalami kontraksi hingga 82,23 persen dan belum menunjukkan arah perbaikan hingga tahun 2022.

Jumlah kunjungan wisman pada tahun 2022 tercatat mulai meningkat walaupun jumlahnya tidak sebesar sebelum adanya pandemi Covid-19. Di masa normal, dalam rentang tahun 2016 hingga 2020, jumlah wisman dapat mencapai 129.587 orang pada 2019.

Kedatangan Wisatawan Mancanegara di Sulawesi Utara

Tahun Kedatangan Wisatawan Mancanegara
2018 122.100
2019 129.587
2020 23.301
2021 15.239
2022 15.338
Sp Maret 2023 7.446

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Sejak 2016, Sulut bergantung pada kedatangan wisatawan dari China. Jumlahnya setiap tahun mendominasi total pelancong asing. Pada 2019, sebanyak 115.293 wisman, atau 88,96 persen dari total kunjungan ke ”Bumi Nyiur Melambai”, berasal dari China.

Wisman dari Jerman berada di urutan kedua dengan 2.249 orang, disusul Amerika Serikat dengan 1.649 orang. Jumlah wisman dari negara-negara tetangga China di kawasan pasifik justru jauh lebih rendah, seperti Jepang (570 orang), Hong Kong (451 orang), Korsel (263 orang), Taiwan (133 orang), dan India (104 orang).

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Permukaan air Danau Linow yang berwarna hijau di Lahendong, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Rabu (7/8/2019). Danau yang terbentuk dari aktivitas vulkanik tersebut juga dikenal dengan sebutan danau tiga warna. Kawasan sekitar Danau Linow menyimpan potensi energi panas bumi.

Terkait akomodasi, di Sulawesi Utara terdapat 56 hotel bintang dengan 5.077 kamar pada tahun 2022. Sementara hotel nonbintang dan akomodasi tercatat sebanyk 238 hotel dengan kamar sejumlah 4.337 kamar.

Adapun rata-rata menginap tamu asing di hotel nonbintang di Sulawesi Utara masih lebih rendah dibanding rata-rata nasional. Selama tahun 2022, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Provinsi Sulawesi Utara mencapai 42,74 persen.

Ini berarti bahwa rata- rata jumlah kamar yang dipakai setiap malam pada seluruh hotel bintang di Sulawesi Utara selama 2022 sebesar 42,74 persen dari jumlah kamar tersedia. (LITBANG KOMPAS)

Referensi

Arsip Kompas
  • “Pariwisata: Proyek Pariwisata Sulut Terintegrasi”, Kompas, 05 Juli 2019, hlm. 13
  • “Likupang Siap Sambut Lebih Banyak Wisatawan”, Kompas, 24 September 2019, hlm. A
  • “Jejak Awal KEK Pariwisata Likupang”, Kompas, 27 Januari 2022, hlm. E
  • “KEK Likupang Menyongsong Harapan”, Kompas, 08 Februari 2022, hlm. E
  • “Riset: Memoles Wisata Budaya Sulawesi Utara”, Kompas, 19 Februari 2022, hlm. A
  • “Merangkai Cerita di Surga Tersembunyi”, Kompas, 09 Maret 2022, hlm. 13
  • “Mesin Baru Ungkit Kawasan Timur”, Kompas, 28 Juni 2022, hlm. 19
Regulasi
  • UU 39/2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
  • PP 32/2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Bitung
  • PP 84/2019 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Likupang
  • PP 1/2020 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
  • Keppres 34/2014 tentang Dewan Kawasan KEK Sulawesi Utara pada 30 Juli 2020
  • Keppres 16/2020 tentang perubahan Keppres No 34 Tahun 2014 tentang Dewan Kawasan KEK Sulawesi Utara pada 30 Juli 2020.